Konsep Pembelajaran PDF
Konsep Pembelajaran PDF
Edisi revisi :
01-11-2012
A. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
Belajar merupakan proses untuk merubah tingkah laku yang dilakukan secara sadar,
terencana, dan terus-menerus yang hasilnya dapat diukur, dan diamati pada sikap, tingkah
laku dan pengetahuannya.
Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan
guru dalam memilih dan menggunakan pendekatan, strategi, metode dan teknik
pembelajaran.
Iklim pembelajaran guru memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan
kegairahan belajar (Wahab, 1986).
Jenis pendekatan :
a). Direktif (teacher centered approach) :
Guru memberi contoh, instruksi, atau hal-hal lain secara langsung, rinci dan jelas kepada
peserta didik, sehingga mereka dapat melakukan sebagaimana kehendak guru
b). Nondirektif (student centered approach) :
Guru cukup memberi instruksi pengantar (umum), peserta didik melaksanakan intruksi
tersebut dengan mencari sendiri (eksplor) cara, strategi atau apapun sehubungan dengan
pelaksanaan tugas tersebut.
c). Kolaboratif : merupakan gabungan dari dua jenis pendekatan diatas
2. Strategi Pembelajaran
Merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien
Dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan, artinya bahwa strategi pada
dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil
dalam suatu pelaksanaan pembelajaran
Beberapa pengertian Strategi Pembelajaran menurut pakar pendidikan :
1) Ahmad Kosasih Dzakiri (1982:8), secara umum Strategi berarti pola perencanaan dan
pola pelaksanaan dari suatu program pembelajaran, dengan maksud agar tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai.
2) Romiszowski dalam Rianto (2002:2), Strategi Pembelajaran adalah seperangkat metode
dipilih dalam melaksanakan suatu program pembelajaran.
abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 2
3) Taba (1965:48), Strategi mengajar adalah sebagai pola dan tata urutan perilaku guru
yang direncanakan untuk mengakomodasikan semua variable yang dianggap penting,
dilakukan secara sadar dan sistematis.
Klasifikasi Stretegi pembelajaran terdiri atas :
a). Strategi pengorganisasian isi pembelajaran
o Bagaimana memilih materi
o Bagaimana menata/membuat urutan materi
o Bagaimana menata keterkaitan antar materi
b). Strategi penyampaian pembelajaran
o Bagaimana cara/teknik menyampaikan materi
o Bagaimana menyediakan bahan dan sumber belajar/sumber informasi
c). Strategi pengelolaan pembelajaran
o Bagaimana menentukan alokasi waktu
o Bagaimana membuat catatan kemajuan peserta didik
o Bagaimana memotivasi peserta didik untuk mencapai kompetensi
Dilihat dari strateginya (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008), pembelajaran dapat
dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu:
(1) exposition-discovery learning dan
(2) group-individual learning
3. Metode Pembelajaran
Dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran
Contoh : ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, laboratorium, brainstorming, debat, seminar,
bermain peran (role play), studi kasus.
4. Teknik Pembelajaran
Cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik.
Contoh : penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif
banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas
5. Taktik Pembelajaran
Merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran
tertentu yang sifatnya individual
Contoh : terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan
sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung
banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi,
sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan
alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu.
6. Model Pembelajaran
Diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar, atau dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Jadi, didalam model pembelajaran terdapat pendekatan, strategi atau
metode pembelajaran.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bentuk penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran. Dengan demikian model pembelajaran merupakan gambaran
abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 3
bentuk pembelajaran yang dilaksanakan dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru, dengan urutan proses (sintak) tertentu.
abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 4
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 5
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat
resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan metode resitasi sebagai berikut :
a. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih
lama.
b. Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif,
bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri
berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan
sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa
menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut : (a) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah
alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa. (b) Agar eksperimen itu tidak
gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak
abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 6
membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan
bersih. (c) dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses
percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan
pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu. (d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang
belajar dan berlatih , maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh
pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu
diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu. (e) Tidak semua masalah bisa
dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan
keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu
tidak bias diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) adalah : (a) Perlu dijelaskan kepada siswa
tentang tujuan eksprimen,mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui
eksprimen. (b) memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan
dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen,
hal-hal yang perlu dicatat. (c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan
siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya
eksperimen. (d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.
Metode eksperimen menurut Djamarah (2002:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar
mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses
sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya
itu.
Kelebihan metode eksperimen :
(a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.
(b) Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari
hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
(c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat
manusia.
abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 7
berdasarkan hasil pengamatannya. (4) verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari
dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan
merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.
(5) aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan
dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari. (6)
evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai
berikut: Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman
langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang
serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan
persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa
melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat
mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata
pelajaran. Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu
memeperhatikan langkah-langkah yang sudah dipersiapkan secara matang.
Kelebihan Metode karya wisata yaitu:
(a) Karya wisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata
dalam pengajaran,
(b) Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di
masyarakat,
(c) Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa,
(d) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
Kekurangan metode karya wisata adalah:
(a) Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang diperlukan sulit untuk disediakan oleh siswa atau
sekolah,
abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 8
(b) Sangat memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang,
(c) memerlukan koordinasi dengan guru-guru bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang
tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata,
(d) dalam karya wisata sering unsure rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama,
sedang unsure studinya menjadi terabaikan,
(e) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada
kegiatan studi yang menjadi permasalahan.
abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 9
Kekurangan metode perancangan sebagai berikut :
a. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal,
belum menunjang pelaksanaan metode ini.
b. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan
memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini.
c. Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan
memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.
d. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.
15. Simulasi
Metode pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menirukan suatu
kegiatan atau pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari.
Kekuatan : bersifat menyenangkan, dapat mengembangkan kreativitas siswa, kegiatan
dilakukan tanpa memerlukan lingkungan sebenarnya, menimbulkan interaksi antar siswa,
serta menumbuhkan cara berpikir kritis.
Kelemahan : siswa harus siap mental, lebih mementingkan proses pengertian, tidak
memberi kesempatan untuk berpikir kreatif.
16. Brainstorming
Metode ini digunakan dalam pemecahan masalah, setiap anggota kelompok mengusulkan
dengan cepat kemungkinan pemecahan yang terpikirkan.
Kekuatan : dapat memunculkan pendapat baru, merangsang semua anggota mengambil
bagian, tidak menyita waktu, hanya sedikit pengalaman yang diperlukan.
Kelemahan : mudah lepas dari kontrol, harus ada evaluasi, dan anggota cenderung
mengadakan evaluasi setelah satu pendapat diajukan.
abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 10
17. Debat
Merupakan metode pembelajaran yang memilih dan menyusun materi ajar menjadi suatu
paket pro dan kontra.
Kekuatan : dapat mengembangkan kemampuan akademik siswa dan merangsang
kemampuan siswa untuk mengeluarkan pendapat sesuai dengan posisinya dalam
kelompok debat.
Kelemahan : tidak semua siswa dapat terlibat langsung, kurang efektif.
MODEL PEMBELAJARAN :
adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas, yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan
belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung
(Joice&Wells)
Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu:
a. Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. Model
pembelajaran mempunyai teori berfikir yang masuk akal. Maksudnya para pencipta atau
pengembang membuat teori dengan mempertimbangkan teorinya dengan kenyataan
sebenarnya serta tidak secara fiktif dalam menciptakan dan mengembangankannya.
abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 11
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan
dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan yang jelas tentang apa yang akan dicapai,
termasuk di dalamnya apa dan bagaimana siswa belajar dengan baik serta cara memecahkan
suatu masalah pembelajaran.
c. Tingkahlaku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkahlaku mengajar yang diperlukan sehingga apa
yang menjadi cita-cita mengajar selama ini dapat berhasil dalam pelaksanaannya.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Model
pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif serta nyaman, sehingga suasana
belajar dapat menjadi salah satu aspek penunjang apa yang selama ini menjadi tujuan
pembelajaran. (Trianto, 2010).
3) Jigsaw
Langkah-langkah :
1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan materi tsb.
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan
tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Guru memberi evaluasi
8. Penutup
abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 12
4) Tim siswa kelompok prestasi (Studen Teams Achievmen Divisions)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut
prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2. Guru menyajikan pelajaran
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak
boleh saling membantu
5. Memberi evaluasi
6. Kesimpulan
abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 13
8) Examples Non Examples
Langkah-langkah :
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat
pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang
ingin dicapai
7. Kesimpulan
9) Coopertive Script
Langkah-langkah :
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa
yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide
pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :
a. Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
b. Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya
1. Siswa bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
5. Membuat kesimpulan ( Siswa bersama-sama dengan Guru)
6. Penutup
abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 14
1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat
pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan
masalah.
4. Guru membantu siswa dalam menyiapkan laporan dan membantu mereka berbagi
tugas dengan temannya
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen
mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
12) Artikulasi
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima
dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian
berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan
teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
7. Kesimpulan/penutup
13) Debate
Langkah-langkah :
1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra
2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua
kelompok diatas
3. Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk
berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya
sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap
pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide diharapkan.
5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
6. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat
kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 15
5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah
dipersiapkan
6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang
diperagakan
7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas
penampilan masing-masing kelompok.
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9. Guru memberikan kesimpulan secara umum
10. Evaluasi
11. Penutup
abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 16
5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang
nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar ()
dan salah diisi tanda silang (x)
6. Siswa yang sudah mendapat tanda vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak
horay … atau yel-yel lainnya
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
8. Penutup
18) Demonstration
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan gambaran sekilas tentang materi yang akan disampaikan
3. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
4. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah
disiapkan.
5. Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisanya.
6. Tiap siswa mengemukakan hasil analisa dan pengalamannya dari materi yang siswa
demontrasikan.
7. Guru membuat kesimpulan
abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 17
Langkah-langkah :
a). Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL)
b). Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap siswa diberi sejumlah nilai
sesuai waktu yang digunakan.
c). Bila telah selesai bicara kopon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap bebicara satu
kupon.
d). Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih pegang kupon harus
bicara sampai kuponnya habis.
e). Dan seterusnya
Pelaksanaan teaching factory sesuai Panduan TEFA Direktorat PMK terbagi atas 4 model, dan
dapat digunakan sebagai alat pemetaan SMK yang telah melaksanakan TEFA. Adapun model
tersebut adalah sebagai berikut:
abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 19
3. Model Production Based Education and Training (PBET)
merupakan pendekatan pembelajaran berbasis produksi. Kompetensi yang telah dimliki
oleh peserta didik perlu diperkuat dan dipastikan keterampilannya dengan memberikan
pengetahuan pembuatan produk nyata yang dibutuhkan dunia kerja (industri dan
masyarakat).
Catatan :
Hal diatas sekedar contoh, guru dapat membuat atau memodifikasi sendiri alur permainan, sesuai
dengan kondisi, pengalaman, materi ajar dan selera masing-masing.
Sebab semua teknik/model pembelajaran tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu tujuan
pembelajaran tercapai dengan kondisi proses pembelajaran yang menyenangkan.
abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 20
GAMBARAN HUBUNGAN ANTARA MODEL
PENDEKATAN - STRATEGI - METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN
Info Tambahan :
Kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:
Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni
yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan
pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai
suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin
ilmu, hal ini menggambarkan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke
bagian demi bagian.
Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai
dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.
abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 21