Anda di halaman 1dari 21

DINAS PENDIDIKAN

PROVINSI JAWA TIMUR

Edisi revisi :

CATATAN SINGKAT TENTANG MODEL


DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
(SEBAGAI BAHAN PEMBINAAN)
Drs. ABDUL HAMID, MT
Pengawas SMK Provinsi Jawa Timur

01-11-2012
A. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
 Belajar merupakan proses untuk merubah tingkah laku yang dilakukan secara sadar,
terencana, dan terus-menerus yang hasilnya dapat diukur, dan diamati pada sikap, tingkah
laku dan pengetahuannya.
 Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan
guru dalam memilih dan menggunakan pendekatan, strategi, metode dan teknik
pembelajaran.
 Iklim pembelajaran guru memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan
kegairahan belajar (Wahab, 1986).

B. PENGERTIAN PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, TEKNIK, TAKTIK DAN MODEL


PEMBELAJARAN
1. Pendekatan Pembelajaran :
Dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran,
yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum,
di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu.
Menurut T.Raka Joni (1991), Pendekatan Pembelajaran merupakan cara umum dalam
memandang permasalahan atau obyek kajian, sehingga berdampak ibarat seseorang memakai
kacamata dengan warna tertentu dalam melihat alam sekitarnya, jika kacamatanya berwarna
hijau, maka alam sekitarnya akan tampak hijau semua, dan sebagainya. Aplikasinya, jika guru
memandang proses belajar adalah hal yang harus menyenangkan, maka peserta didik akan
merasakan hal yang sama, mereka tidak akan merasa belajar yang dibatasi dinding kelas sehingga
membosankan.

Jenis pendekatan :
a). Direktif (teacher centered approach) :
Guru memberi contoh, instruksi, atau hal-hal lain secara langsung, rinci dan jelas kepada
peserta didik, sehingga mereka dapat melakukan sebagaimana kehendak guru
b). Nondirektif (student centered approach) :
Guru cukup memberi instruksi pengantar (umum), peserta didik melaksanakan intruksi
tersebut dengan mencari sendiri (eksplor) cara, strategi atau apapun sehubungan dengan
pelaksanaan tugas tersebut.
c). Kolaboratif : merupakan gabungan dari dua jenis pendekatan diatas

2. Strategi Pembelajaran
 Merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien
 Dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan, artinya bahwa strategi pada
dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil
dalam suatu pelaksanaan pembelajaran
 Beberapa pengertian Strategi Pembelajaran menurut pakar pendidikan :
1) Ahmad Kosasih Dzakiri (1982:8), secara umum Strategi berarti pola perencanaan dan
pola pelaksanaan dari suatu program pembelajaran, dengan maksud agar tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai.
2) Romiszowski dalam Rianto (2002:2), Strategi Pembelajaran adalah seperangkat metode
dipilih dalam melaksanakan suatu program pembelajaran.

abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 2
3) Taba (1965:48), Strategi mengajar adalah sebagai pola dan tata urutan perilaku guru
yang direncanakan untuk mengakomodasikan semua variable yang dianggap penting,
dilakukan secara sadar dan sistematis.
Klasifikasi Stretegi pembelajaran terdiri atas :
a). Strategi pengorganisasian isi pembelajaran
o Bagaimana memilih materi
o Bagaimana menata/membuat urutan materi
o Bagaimana menata keterkaitan antar materi
b). Strategi penyampaian pembelajaran
o Bagaimana cara/teknik menyampaikan materi
o Bagaimana menyediakan bahan dan sumber belajar/sumber informasi
c). Strategi pengelolaan pembelajaran
o Bagaimana menentukan alokasi waktu
o Bagaimana membuat catatan kemajuan peserta didik
o Bagaimana memotivasi peserta didik untuk mencapai kompetensi
Dilihat dari strateginya (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008), pembelajaran dapat
dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu:
(1) exposition-discovery learning dan
(2) group-individual learning

3. Metode Pembelajaran
Dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran
Contoh : ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, laboratorium, brainstorming, debat, seminar,
bermain peran (role play), studi kasus.
4. Teknik Pembelajaran
Cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik.
Contoh : penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif
banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas

5. Taktik Pembelajaran
Merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran
tertentu yang sifatnya individual
Contoh : terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan
sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung
banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi,
sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan
alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu.

6. Model Pembelajaran
Diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar, atau dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Jadi, didalam model pembelajaran terdapat pendekatan, strategi atau
metode pembelajaran.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bentuk penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran. Dengan demikian model pembelajaran merupakan gambaran

abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 3
bentuk pembelajaran yang dilaksanakan dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru, dengan urutan proses (sintak) tertentu.

BEBERAPA METODE MENGAJAR


1. Metode Ceramah (Preaching Method)
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang
paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan
literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
a. Membuat siswa pasif
b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
c. Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985)
d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih
tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
e. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
g. Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :


a. Guru mudah menguasai kelas.
b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
d. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

2. Metode diskusi ( Discussion method )


Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang
sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga
disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ).
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
a. Mendorong siswa berpikir kritis.
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama.
d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan
masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.

Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :


a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
b. Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat
secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda
dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :


a. tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.

abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 4
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

3. Metode demontrasi ( Demonstration method )


Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian,
aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan
media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan, atau
metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau
cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Daradjat,
1985)

Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :


a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu
benda.
b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan .
c. Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui pengamatan
dan contoh konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah,
2000).

Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :


a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

4. Metode ceramah plus


Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu
metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya. Dalam hal ini penulis akan
menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu :
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT).
Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan
pemberian tugas.
Metode campuran ini idealnya dilakukan secara tertib, yaitu :
1). Penyampaian materi oleh guru.
2). Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.
3). Pemberian tugas kepada siswa.
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)
Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu
pertama guru menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya
memberi tugas.
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran
dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill)
5. Metode resitasi ( Recitation method )

abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 5
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat
resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan metode resitasi sebagai berikut :
a. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih
lama.
b. Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif,
bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Kelemahan metode resitasi sebagai berikut :


a. Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan
temannya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b. Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri Djamarah,
2000)

6. Metode percobaan ( Experimental method )


Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan
atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah,
(2000) atau Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan
dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.
Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :
a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
b. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi)
tentang ilmu dan teknologi.
c. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru
dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
kesejahteraan hidup manusia.

Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :


a. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan
mengadakan ekperimen.
b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk
melanjutkan pelajaran.
c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.

Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri
berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan
sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa
menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.

Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut : (a) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah
alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa. (b) Agar eksperimen itu tidak
gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak

abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 6
membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan
bersih. (c) dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses
percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan
pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu. (d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang
belajar dan berlatih , maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh
pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu
diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu. (e) Tidak semua masalah bisa
dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan
keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu
tidak bias diadakan percobaan karena alatnya belum ada.

Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) adalah : (a) Perlu dijelaskan kepada siswa
tentang tujuan eksprimen,mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui
eksprimen. (b) memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan
dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen,
hal-hal yang perlu dicatat. (c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan
siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya
eksperimen. (d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.

Metode eksperimen menurut Djamarah (2002:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar
mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses
sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya
itu.
Kelebihan metode eksperimen :
(a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.
(b) Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari
hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
(c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat
manusia.

Kekurangan metode eksperimen :


(a) Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi.
(b) metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah
diperoleh dan kadangkala mahal.
(c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
(d) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada
factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi tahap-tahap


sebagai berikut : (1) percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang
didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan
masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari. (2) pengamatan,
merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati
dan mencatat peristiwa tersebut. (3) hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara

abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 7
berdasarkan hasil pengamatannya. (4) verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari
dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan
merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.
(5) aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan
dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari. (6)
evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.

7. Metode Karya Wisata


Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh
pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik
yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :
a. Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata
dalam pengajaran.
b. Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan
kebutuhan yang ada di masyarakat.
c. Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.

Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :


a. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
b. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
c. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama,
sedangkan unsur studinya terabaikan.
d. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di
lapangan.
e. Biayanya cukup mahal.
f. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan
keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.

Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai
berikut: Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman
langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang
serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan
persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa
melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat
mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata
pelajaran. Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu
memeperhatikan langkah-langkah yang sudah dipersiapkan secara matang.
Kelebihan Metode karya wisata yaitu:
(a) Karya wisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata
dalam pengajaran,
(b) Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di
masyarakat,
(c) Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa,
(d) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
Kekurangan metode karya wisata adalah:
(a) Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang diperlukan sulit untuk disediakan oleh siswa atau
sekolah,

abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 8
(b) Sangat memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang,
(c) memerlukan koordinasi dengan guru-guru bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang
tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata,
(d) dalam karya wisata sering unsure rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama,
sedang unsure studinya menjadi terabaikan,
(e) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada
kegiatan studi yang menjadi permasalahan.

8. Metode latihan keterampilan ( Drill method )


Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke
tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara
menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan
keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.
Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
a. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat
dan menggunakan alat-alat.
b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan,
pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.

Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut :


a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada
penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c. Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang
monoton dan mudah membosankan.
d. Dapat menimbulkan verbalisme.

9. Metode mengajar beregu ( Team teaching method )


Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari
satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk
sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika
ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik
tersebut.

10. Metode pemecahan masalah ( Problem solving method )


Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, lalu
diminta pemecahannya.

11. Metode perancangan ( projeck method )


yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yang akan
diteliti sebagai obyek kajian.
Kelebihan metode perancangan sebagai berikut :
a. Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyuluruh
dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
b. Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam
kehidupan sehari-hari.

abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 9
Kekurangan metode perancangan sebagai berikut :
a. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal,
belum menunjang pelaksanaan metode ini.
b. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan
memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini.
c. Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan
memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.
d. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.

12. Metode Bagian ( Teileren method )


yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya ayat per
ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.

13. Metode Global (Ganze method )


yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi,
kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut.

14. Metode Discovery


Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah
maju adalah metode discovery, hal itu disebabkan karena metode discovery ini:
(a) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif,
(b) Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan
tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa,
(c) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan
mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain,
(d) Dengan menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai salah satu metode
ilmiah yang akan dapat dikembangkannya sendiri,
(e) Dengan metode penemuan ini juga, anak belajar berfikir analisis dan mencoba
memecahkan probela yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan
bermasyarakat.

15. Simulasi
Metode pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menirukan suatu
kegiatan atau pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari.
 Kekuatan : bersifat menyenangkan, dapat mengembangkan kreativitas siswa, kegiatan
dilakukan tanpa memerlukan lingkungan sebenarnya, menimbulkan interaksi antar siswa,
serta menumbuhkan cara berpikir kritis.
 Kelemahan : siswa harus siap mental, lebih mementingkan proses pengertian, tidak
memberi kesempatan untuk berpikir kreatif.

16. Brainstorming
Metode ini digunakan dalam pemecahan masalah, setiap anggota kelompok mengusulkan
dengan cepat kemungkinan pemecahan yang terpikirkan.
 Kekuatan : dapat memunculkan pendapat baru, merangsang semua anggota mengambil
bagian, tidak menyita waktu, hanya sedikit pengalaman yang diperlukan.
 Kelemahan : mudah lepas dari kontrol, harus ada evaluasi, dan anggota cenderung
mengadakan evaluasi setelah satu pendapat diajukan.

abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 10
17. Debat
Merupakan metode pembelajaran yang memilih dan menyusun materi ajar menjadi suatu
paket pro dan kontra.
 Kekuatan : dapat mengembangkan kemampuan akademik siswa dan merangsang
kemampuan siswa untuk mengeluarkan pendapat sesuai dengan posisinya dalam
kelompok debat.
 Kelemahan : tidak semua siswa dapat terlibat langsung, kurang efektif.

18. Bermain Peran (Role Play)


Merupakan metode yang menetapkan seseorang pada situasi tertentu, seolah-olah
menggambarkan situasi sebenarnya melalui penokohan, pengekspresian sikap, dan tindakan-
tindakan.
 Kekuatan : dapat mendorong keterlibatan lebih mendalam dan memusatkan perhatian
pada aspek yang dikehendaki.
 Kelemahan : keengganan melakukan peran, tidak menghayati, kurang realistis, dianggap
dialog biasa.

19. Studi Kasus


Metode ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan konsep dan teknik analisis dalam
proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
 Kekuatan : dapat memberikan wawasan yang luas, pertukaran pendapat, membuka
kesiapan mental serta menemukan beberapa alternatif.
 Kelemahan : sulit mengukur sikap dan perilaku, hambatan waktu, dapat menimbulkan
frustasi bagi siswa yang tidak punya ide pemecahan masalah.

Alasan memilih metode pembelajaran :


 Metode dapat disesuaikan dengan pokok bahasan, dalam makna lebih menjadi alat

mencapai sasaran dan tujuan instruksional


 Metode dapat menjadi kegiatan siswa dalam belajar (kbs, kemandirian) dan
meningkatkan motivasi atau semangat belajar
 Metode dapat memperjelas dasar, kerangka, isi dan tujuan dari pokok bahasan,
sehingga pemahaman siswa makin jelas
 Metode yang dipilih guru harus berdasarkan pertimbangan praktis, dan rasional yang

dikuatkan oleh kiat dan pengalaman seorang guru dalam mengajar


 Metode yang berdayaguna belum tentu tunggal, jadi suatu metode dapat digunakan
secara kombinasi (sintesis terpadu) dan dilengkapi dengan media tertentu, bahkan multi-
media. Dasar pertimbangan ialah sasaran dan tujuan pendidikan pengajaran

MODEL PEMBELAJARAN :
adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas, yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan
belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung
(Joice&Wells)
Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu:
a. Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. Model
pembelajaran mempunyai teori berfikir yang masuk akal. Maksudnya para pencipta atau
pengembang membuat teori dengan mempertimbangkan teorinya dengan kenyataan
sebenarnya serta tidak secara fiktif dalam menciptakan dan mengembangankannya.

abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 11
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan
dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan yang jelas tentang apa yang akan dicapai,
termasuk di dalamnya apa dan bagaimana siswa belajar dengan baik serta cara memecahkan
suatu masalah pembelajaran.
c. Tingkahlaku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkahlaku mengajar yang diperlukan sehingga apa
yang menjadi cita-cita mengajar selama ini dapat berhasil dalam pelaksanaannya.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Model
pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif serta nyaman, sehingga suasana
belajar dapat menjadi salah satu aspek penunjang apa yang selama ini menjadi tujuan
pembelajaran. (Trianto, 2010).

MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN


1) Mencari pasangan
Langkah-langkah :
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang sekiranya cocok/sesuai untuk dipasangkan
2. Setelah menerima kartu, setiap siswa dikondisikan untuk aktif mencari teman
pasangannya
3. Siswa diminta untuk mencari jawaban dari kartu yang dipegang pasangannya
4. Hasil dari masing-masing siswa didiskusikan dalam pasangannya
5. Setiap pasangan yang sudah menyelesaikan tugasnya, membuat laporan hasil diskusi
dengan pasangan

2) Berpikir berpasangan (Think Pair and Share)


Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa
6. Guru memberi kesimpulan
7. Penutup

3) Jigsaw
Langkah-langkah :
1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan materi tsb.
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan
tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Guru memberi evaluasi
8. Penutup

abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 12
4) Tim siswa kelompok prestasi (Studen Teams Achievmen Divisions)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut
prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2. Guru menyajikan pelajaran
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak
boleh saling membantu
5. Memberi evaluasi
6. Kesimpulan

5) Kepala bernomor (Numbered Head Together)


Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok
dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil
kerjasama mereka
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6. Kesimpulan

6) Picture and picture


Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-
gambar menjadi urutan yang logis
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman

7) Mind and Mapping


Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan
sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru
mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi
perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru

abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 13
8) Examples Non Examples
Langkah-langkah :
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat
pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang
ingin dicapai
7. Kesimpulan

9) Coopertive Script
Langkah-langkah :
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa
yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide
pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :
a. Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
b. Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya
1. Siswa bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
5. Membuat kesimpulan ( Siswa bersama-sama dengan Guru)
6. Penutup

10) Kepala Bernomor Struktur (modifikasi dari Numbered Head Together)


Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang
berangkai
Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal
dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
1. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari
kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain.
Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau
mencocokkan hasil kerja sama mereka
3. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
4. Kesimpulan

11) Problem Based Introduction (Pembelajaran Berdasarkan Masalah)


Langkah-langkah :

abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 14
1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat
pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan
masalah.
4. Guru membantu siswa dalam menyiapkan laporan dan membantu mereka berbagi
tugas dengan temannya
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen
mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

12) Artikulasi
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima
dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian
berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan
teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
7. Kesimpulan/penutup

13) Debate
Langkah-langkah :
1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra
2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua
kelompok diatas
3. Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk
berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya
sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap
pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide diharapkan.
5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
6. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat
kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.

14) Role playing


Langkah-langkah :
1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari
sebelum KBM
3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai

abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 15
5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah
dipersiapkan
6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang
diperagakan
7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas
penampilan masing-masing kelompok.
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9. Guru memberikan kesimpulan secara umum
10. Evaluasi
11. Penutup

15) Group Investigation


Langkah-langkah :
1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas
yang berbeda dari kelompok lain
4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang
bersifat penemuan
5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok
6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7. Evaluasi
8. Penutup

16) Talking Stick


Langkah-langkah :
1. Guru menyiapkan sebuah tongkat
2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi.
3. Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup
bukunya.
4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan
pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, kemudian
siswa tersebut memberikan tongkatnya kepada teman yang lain, demikian seterusnya
sampai sebagian besar siswa mendapat giliran
5. Guru memberikan kesimpulan
6. Evaluasi
7. Penutup

17) Course Review Horay


Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan
kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa

abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 16
5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang
nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar ()
dan salah diisi tanda silang (x)
6. Siswa yang sudah mendapat tanda  vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak
horay … atau yel-yel lainnya
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
8. Penutup

18) Demonstration
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan gambaran sekilas tentang materi yang akan disampaikan
3. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
4. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah
disiapkan.
5. Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisanya.
6. Tiap siswa mengemukakan hasil analisa dan pengalamannya dari materi yang siswa
demontrasikan.
7. Guru membuat kesimpulan

19) Concept Sentence


Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai.
2. Guru menyajikan materi secukupnya.
3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang secara heterogen.
4. Guru Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan.
5. Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal
4 (empat) kata kunci untuk setiap kalimat.
6. Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu oleh Guru.
7. Kesimpulan.

20) Complette Sentence


Media : Siapkan blangko isian berupa paragraph yang kalimatnya belum lengkap
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru Menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh membacakan buku atau
modul dengan waktu secukupnya
3. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen
4. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap
5. Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia.
6. Siswa berdiskusi secara berkelompok
7. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta membaca
sampai mengerti atau hapal
8. Kesimpulan

21) Time Token


Teknik ini dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan social kepada siswa, untuk
menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa tidak bicara sama sekali

abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 17
Langkah-langkah :
a). Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL)
b). Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap siswa diberi sejumlah nilai
sesuai waktu yang digunakan.
c). Bila telah selesai bicara kopon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap bebicara satu
kupon.
d). Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih pegang kupon harus
bicara sampai kuponnya habis.
e). Dan seterusnya

22) Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)


Adalah untuk memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya
sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43)
Langkah-langkah :
1. Pemberian rangsangan(Stimulation);
2. Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
3. Pengumpulan data (Data Collection);
4. Pembuktian (Verification), dan
5. Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).

23) Inquiry Learning (Terbimbing dan Sains)


Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian melalui
penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat
Langkah-langkah :
1. Orientasi masalah;
2. Pengumpulan data dan verifikasi;
3. Pengumpulan data melalui eksperimen;
4. Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
5. Analisis proses inkuiri.

24) Problem Based Learning (PBL)


Merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta
didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata (autentik) untuk mengatasi
permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual.
Langkah-langkah (1) :
1. Mengidentifikasi masalah;
2. Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-informasi
yang relevan;
3. Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan
mengecek perbedaan pandang;
4. Melakukan tindakan strategis, dan
5. Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.

Langkah-langkah (2) : Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting


1. Merumuskan uraian masalah;
2. Mengembangkan kemungkinan penyebab;
3. Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan
4. Mengevaluasi.

25) Project Based Learning (PjBL).


Model pembelajaran PjBL merupakan pembelajaran dengan menggunakan proyek nyata
dalam kehidupan yang didasarkan pada motivasi tinggi, pertanyaan menantang, tugas-tugas
abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 18
atau permasalahan untuk membentuk penguasaan kompetensi yang dilakukan secara kerja
sama dalam upaya memecahkan masalah
Langkah-langkah :
1. Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question);
2. Mendesain perencanaan proyek;
3. Menyusun jadwal (Create a Schedule);
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of
the Project);
5. Menguji hasil (Assess the Outcome), dan
6. Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).

26) Production Based Training/ Production Based Education Training


Model ini merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses produksi,
dimana peserta didik diberikan pengalaman belajar pada situasi yang kontekstual mengikuti
aliran kerja industri mulai dari perencanaan berdasarkan pesanan, pelaksanaan dan evaluasi
produk/kendali mutu produk, hingga langkah pelayanan pasca produksi.
Langkah-langkah :
1. Merencanakan produk;
2. Melaksanakan proses produksi;
3. Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu), dan
4. Mengembangkan rencana pemasaran

27) Teaching Factory


Pembelajaran teaching factory adalah model pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa
yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam
suasana seperti yang terjadi di industry
Tujuan Pembelajaran Teaching Factory
a) Mempersiapkan lulusan SMK menjadi pekerja, dan wirausaha;
b) Membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai dengan kompetensinya.
c) Menumbuhkankreatifitas siswa melalui learning by doing.
d) Memberikan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
e) Memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan SMK
f) Membantu siswa SMK dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja, serta membantu
menjalinkerjasama dengan dunia kerja yang aktual, dan lain lain.
g) Memberi kesempatan kepada siswa SMK untuk melatih keterampilannya sehingga dapat
membuat keputusan tentang karier yang akan dipilih

Pelaksanaan teaching factory sesuai Panduan TEFA Direktorat PMK terbagi atas 4 model, dan
dapat digunakan sebagai alat pemetaan SMK yang telah melaksanakan TEFA. Adapun model
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Model Dual Sistem


yaitu praktik kerja industri yaitu pola pembelajaran kejuruan di tempat kerja yang dikenal
sebagai experience based training atau enterprise based training.

2. Model Competency Based Training (CBT)


merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan
dan peningkatan keterampilan dan pengetahuan peserta didik sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan. Pada metode ini, penilaian peserta didik dirancang sehingga dapat memastikan
bahwa setiap peserta didik telah mencapai keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan pada setiap unit kompetensi yang ditempuh.

abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 19
3. Model Production Based Education and Training (PBET)
merupakan pendekatan pembelajaran berbasis produksi. Kompetensi yang telah dimliki
oleh peserta didik perlu diperkuat dan dipastikan keterampilannya dengan memberikan
pengetahuan pembuatan produk nyata yang dibutuhkan dunia kerja (industri dan
masyarakat).

4. Model Teaching Factory


adalah konsep pembelajaran berbasis industri (produk dan jasa) melalui sinergi sekolah
dan industri untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dengan kebutuhan pasar.
Tujuan Pembelajaran Teaching Factory
a) Mempersiapkan lulusan SMK menjadi pekerja, dan wirausaha;
b) Membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai dengan kompetensinya.
c) Menumbuhkan kreatifitas siswa melalui learning by doing.
d) Memberikan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
e) Memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan SMK
f) Membantu siswa SMK dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja, serta
membantu menjalin kerjasama dengan dunia kerja yang aktual, dll
g) memberi kesempatan kepada siswa SMK untuk melatih keterampilannya sehingga
dapat membuat keputusan tentang karier yang akan dipilih.

Sintaksis (langkah-langkah) Teaching Factory


Pembelajaran teaching factory dapat menggunakan sintaksis PBET/PBT dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
a) Merancang produk
b) Membuat prototype
c) Memvalidasi dan memverifikasi prototype
d) Membuat produk masal

Atau mengembangkan langkah-langkah pembelajaran Teaching Factory sebagai berikut:


 Menerima Order
 Menganalisis order
 Menyatakan Kesiapan mengerjakan order
 Mengerjakan order
 Mengevaluasi produk
 Menyerahkan order

Catatan :
Hal diatas sekedar contoh, guru dapat membuat atau memodifikasi sendiri alur permainan, sesuai
dengan kondisi, pengalaman, materi ajar dan selera masing-masing.
Sebab semua teknik/model pembelajaran tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu tujuan
pembelajaran tercapai dengan kondisi proses pembelajaran yang menyenangkan.

abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 20
GAMBARAN HUBUNGAN ANTARA MODEL
PENDEKATAN - STRATEGI - METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN

MODEL TAKTIK TEKNIK METODE STRATEGI PENDEKATAN


PENDEKAT
AN

Info Tambahan :
Kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:
 Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni
yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan
pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
 Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai
suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin
ilmu, hal ini menggambarkan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke
bagian demi bagian.
 Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai
dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.

(disarikan dari berbagai sumber)


SEMOGA BERMANFAAT

abdulhamid.pengawas@yahoo.co.id/abdulhamid.wasdikprop@gmail.com Page 21

Anda mungkin juga menyukai