Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A.LANDASAN TEORI

Pengertian Jaringan Pengangkut


Jaringan pengangkut merupakan jaringan yang berperan dalam
pengangkutan senyawa kimia di dalam tubuh tumbuhan. Di dalam tubuh
tumbuhan, akan mengangkut senyawa hasil fotosintesis yang
berlangsung di daun dan mengangkut air serta hara mineral dari dalam
tanah. Melalui jaringan pengangkut, semua sel di dalam tubuh tumbuhan
mendapat semua nutrisi yang dibutuhkan tersebut.

Jaringan pengangkut berkembang dari meristem primer yang


membentuk jaringan pengangkut primer. Pada tumbuhan dikotil,
terbentuk jaringan pengangkut sekunder yang berkembang dari aktivitas
meristem sekunder.

Macam-macam jaringan pengangkut pada tumbuhan

1. Jaringan xilem (pembuluh kayu)

Jaringan xilem adalah jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut


air dan hara mineral dari dalam tanah. Air dan hara mineral akan masuk
melalui jaringan akar, mulai dari epidermis kemudian sampai di
pembuluh kayu yang akan mengangkut air dan hara mineral naik ke organ
tumbuhan lainnya (batang dan daun). Dengan demikian, jaringan xilem
mengangkut senyawa yang berlawanan dengan gravitasi bumi. Beberapa
hal menyebabkan air dan hara mineral tersebut naik, yaitu daya isap daun
serta tekanan akar.

Jaringan xilem disusun oleh sel – sel mati (sel yang tidak aktif melakukan
metabolisme dan reproduksi) dan juga didukung oleh sel – sel yang masih
hidup yang menyuplai (mendukung) sel – sel yang mati. Penyusun xilem
antara lain:

a. Trakea

Trakea merupakan bagian yang tersusun atas sel – sel berbentuk silinder.
Sel – sel ini akan mati saat dewasa, yang mengalami penebalan dinding sel
oleh senyawa lignin. Sel – sel nya akan saling berhubungan membentuk
saluran air. Dinding – dinding selnya berlubang sebagai tempat melintasi
air antar sel trakea sepanjang pembuluh xilem.

b. Trakeid

Penyusun trakeid sel – selny lebih sempit, penebalan dinding selnya lebih
tebal dibanding trakea. Lumen sel tidak mengandung protoplasma. Selain
berperan sebagai pengangkutan air dan hara mineral, trakeid juga
berperan sebagai penopang.

c. Parenkim xilem

Parenkim xilem tersusun atas sel – sel hidup yang berperan sebagai
penyimpan cadangan makanan serta bagian pendukung dari sel – sel
penyusun xilem yang mati (trakea dan trakeid).

2. Jaringan floem (pembuluh tapis)

Jaringan floem atau pembuluh tapis merupakan jaringan pengangkut


yang berfungsi mengangkut hasil fotosintesis yang berlangsung di daun.
Jaringan ini akan mengangkut glukosa dari daun ke seluruh sel di dalam
tubuh tumbuhan. Jaringan floem tersusun atas sel – sel tapis, sel
pendukung sel tapis (parenkim tapis) serta serat floem yang merupakan
sel – sel mati berperan sebagai pendukung pembuluh tapis.

Fungsi Jaringan Pengangkut


Penangkutan senyawa kimia pada tubuh tumbuhan diangkut melalui
jaringan pengangkut xilem dan floem. Pengangkutan senyawa ini terkait
dengan pengangkutan air, unsur hara, serta hasil fotosintesis sebagai
senyawa penting yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan. Adapun detail fungsi jaringan pengangkut pada
tumbuhan ialah sebagai berikut:

1. Mengangkut air dan unsur hara

Jaringan xilem merupakan jaringan pengangkut yang berperan


mengangkut air dan hara mineral dari tanah sampai ke seluruh tubuh
tumbuhan. Air merupakan komponen penting bagi semua organisme
termasuk tumbuhan. Air berperan sebagai pelarut untuk menjalankan
berbagai reaksi kimia di dalam tubuh. Air juga dibutuhkan oleh tumbuhan
untuk menjaga tekanan turgor agar bentuk sel – selnya tetap turgid.
Proses penguapan merupakan salah satu penyebab hilangnya air dari
dalam tubuh tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan akan senantiasa
mencari dan menyerap air dari sumber air yang terdapat di dalam tanah.
Akar tumbuhan akan terus tumbuh mendekati sumber air.

Sementara itu, di dalam tanah juga terdapat berbagai senyawa anorganik


(mineral) yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai penyusun struktur
dan fungsional bagian tubuh tumbuhan. Hara mineral tersebut
merupakan hasil penguraian organisme yang mati oleh pengurai. Unsur
hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan antara lain nitrogen, phosphor,
kalium, magnesium, dan lainnya. Berbagai penyakit dan kelainan pada
tumbuhan dapat ditemukan dikarenakan adanya defisiensi (kekurangan)
unsur hara tertentu. Unsur hara dibutuhkan untuk menjalankan
metabolisme pada tumbuhan, serta sangat dibutuhkan untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Berbagai organel, senyawa
kimia di dalam tubuh, serta enzim dan perangkat lainnya (seperti klorofil)
membutuhkan unsur hara sebagai penyusunnya.

2. Mengangkut zat hasil fotosintesis

Tumbuhan merupakan organisme autotrof yaitu organisme yang mampu


mensintesis makanannya sendiri melalui fotosintesis. Senyawa
karbohidrat (glukosa) yang dihasilkan dari proses fotosintesis
merupakan senyawa utama dalam pembentukan energi melalui reaksi
respirasi seluler. Energi ini dibutuhkan tumbuhan untuk melakukan
semua aktivitas di dalam tubuh mulai dari pertumbuhan dan
perkembangan, reproduksi, transfer zat, dan lainnya. oleh karena itu,
senyawa glukosa hasil fotosintesis ini akan diedarkan ke seluruh sel di
dalam tubuh melalui jaringan floem yang mengangkut mulai dari daun
sampai ke sel di ujung akar.

Reaksi fotosintesis yang berlangsung di dalam daun menghasilkan


senyawa yang dibutuhkan oleh semua organisme sebagai bahan
pembentukan energi. Begitu juga dengan sel – sel penyusun tubuh
tumbuhan yang memerlukan senyawa tersebut untuk melangsungkan
proses metabolisme di dalam tubuh. Senyawa glukosa tersebut juga akan
diangkut ke bagian penyimpanan cadangan makanan (akar atau batang)
yang dapat digunakan dikala kondisi lingkungan tidak memungkinkan
untuk melangsungkan fotosintesis.
B.TUJUAN

Mengamati macam-macam jaringan penyusun berkas pengangkut pada


tumbuh-tumbuhan
BAB II

METODE

A.ALAT DAN BAHAN

-Alat

 Mikroskop

 Buku gambar A3

 Pensil

 Aquades

 Kaca preparat

 Cutter/alat pemotong

 Silet

-Bahan

 Batang Zea mays

 Batang Cucurbita sp

 Daun Zea mays

 Akar Zea mays

B.PROSEDUR KERJA

1. Disediakan bahan-bahan praktikum

2. Dibuatlah sayatan pada bahan yang sudah disediakan

3. Diamatilah di bawah mikroskop

4. Digambarlah hasil pengamatannya


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.HASIL
B.PEMBAHASAN

Batang jagung (Zea mays)

Pada pengamatan sayatan tipis batang jagung (Zea mays) dengan perbesaran 10 x
10, dapat terlihat epidermis, korteks, floem, dan xylem. Batang jagung (Zea
mays) ini termasuk batang monokotil dan mempunyai berkas pembuluh tipe
kolateral tertutup dan berkas pengangkutnya terletak tersebar.

Kekhususan yang utama pada kolateral tertutup ialah diantara pembuluh kayu dan
pembuluh tapis tidak tedapat kambium. Dalam hal ini parenkim berfungsi sebagai
penghubung diantara keduanya. Tiada jarang pula berkas pengangkut ini terletak
dikelilingi oleh jaringan sklerenkim oleh karenanya disebut seludang sklerenkim
(Sutrian, 1992).

Tipe kolateral yaitu letak xylem dan floem berdampingan, umumnya floem di
sebelah luar xylem. Sedangkan bila antara xylem dan floem berdampingan
langsung tanpa adanya kambium disebut koleteral terbuka (Hidayat, 1995).

Pada tipe ini, floem dan xylem berdampingan. Ada dua tipe, yaitu kolateral
tertutup yang biasa terdapat pada ikatan pembuluh batang monokotil dan kolateral
terbuka yang biasa terdapat pada ikatan pembuluh batang dikotil (Iserep, 1993)

Batang Cucurbita sp
Pada preparat batang Cucurbita sp(batang waluh) yang diamati di bawah mikroskop
dengan perbesaran 10x tampak jaringan yang menyusun batang yaitu epidermis,
korteks, empulur dan sisitem pembuluh atau berkas pengangkut. Susunan berkas
pengangkut (xylem dan fleom) susunannya beraturan mengelilingi kambium. Pada
batang Cucurbita sp (batang labu siam) xylem diapit oleh floem yaitu dengan xylem
di tengah dan terdapat dua floem yaitu floem luar dan floem dalam. Tipe ini disebut
dengan tipe bikollateral. Menurut teori tipe bikollateral ini memiliki 2 strands floem,
diantara kedua floem ini terdapat satu xylem. Selanjutnya kambium hanya terdapat
diantara floem luar dan xylem. Sedangkan diantara xylem dan floem dalam tidak
terdapat kambium atau mungkin terdapat tetapi kurang jelas atau hanya merupakan
parenkim penghubung. empulurnya berbentuk bulat tidak beraturan dan memiliki
ukuran yang lebih besar dari sel disekelilingnya. Didalam empulur biasanya terdapat
ruang antarsel yang mencolok besarnya dan dinamakan perimedula. Sel-sel
dibagian tepi empulur berukuran kecil, tersusun kompak dan rapat empulur juga
disebut medula. Korteks pada batang biasanya terdiri dari parenkim yang dapat
berisi kloroplas. Ditepi luar sering terdapat kolenkim dan sklerenkim.

6. Preparat Daun Zea mays

Daun Zea mays memiliki tulang daun yang melengkung dan sejajar. Jaringan
paling luar disebut epidermis yang terdiri dari satu lapis sel (unilateral) yang
berbentuk batang dan memiliki kutikula sehingga bersifat kasar dan tahan air.
Jaringan epidermis atas berbeda dengan epidermis bawah. Permukaan atas daun
disebut permukaan adaksial dan permukaan bawah daun disebut dengan
permukaan abaksial.

Pada permukaan adaksial terdapat derivat epidermis seperti sel kipas (bulliform
cell) dan stomata Sel kipas pada daun Zea mays terletak pada epidermis sebelah
atas, dan memiliki ukuran yang lebih besar daripada ukuran sel epidermis
sekitarnya, sedikit bahkan hampir tidak memiliki klorofil, dan memiliki fungsi
dalam proses pembukaan gulungan daun dalam tunas dan untuk mengurangi
penguapan yang berlebihan.

Di bawah jaringan epidermis, terdapat jaringan mesofil yang memenuhi bagian


tengah daun.Pada tanaman monokotil seperti jagung, daun tidak memiliki jaringan
palisade. Di dalam jaringan mesofil terdapat berkas pengangkut tipe kolateral
tertutup. Setiap berkas pengangkut terletak berjajar, dan dikelilingi oleh jaringan
parenkim yang keras namun tipis. Jaringan pengangkut diselubungi oleh sebuah
selubunga yang terdiri dari sel-sel parenkim yang di dalamnya terdapat klorofil
sehingga dapat melakukan fotosintesis.

Termasuk dalam golongan monokotil. Terdapat sel kipas atau buliform yang
fungsinya untuk perlekukan pada saat musim kemarau. Selain itu juga terdapat
seludang pembuluh. Jaringan mesofilnya tersusun atas sel-sel yang seragam dan
tidak terdiferensiasi menjadi palisade dan spons. Daun ini tergolong dalam daun
unifasial.

5. Preparat Akar Zea mays

Struktur akar Zea mays dari lapisan paling luar ke lapisan terdalam adalah:
epidermis, korteks, endodermis, floem, xilem, dan empulur. Struktur anatomi
akar Zea mays adalah dikotil, karena susunan jaringannya teratur.

Endodermis pada akar Zea mays terdiri dari satu lapis sel, yang tersusun secara
padat. Pada jaringan epidermis dapat ditemukan derivat epidermis berupa rambut
akar, yang terutama terdapat pada zona diferensiasi. Fungsi dari epidermis yaitu
melindungi kerusakan mekanis pada jaringan lunak yang berada di sebelah dalam
jaringan epidermis dan mencegah penguapan air yang berlebihan pada jaringan
dalam.

Di bawah epidermis terdapat jaringan yang terdiri dari beberapa lapis sel yang
disebut jaringan korteks. Sel-sel yang menyusun jaringan korteks memiliki ruang
antar sel. Di dalam korteks akar Zea mays membentuk serabut sklerenkim dari
berbagai sel yang berdinding tebal sebagai penguat.

Di sebelah dalam korteks terdapat endodermis yang terdiri atas satu lapis sel
dengan dinding tebal yang mengandung suberin dan lignin. Endodermis berfungsi
untuk mengatur pemasukan air ke dalam jaringan angkut (xilem).
Jaringan pengangkut:

Xylem dan floem akar tersusun secara radial, dan ujuran sel xilem lebih besar
daripada sel floem.
BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berfungsi untuk mengangkut zat-zat


mineral ( zat hara dan air ) yang diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat makan yang telah
dihasilkan pada daun untuk disalurkan kebagian-bagian lain untuk kelangsungan hidup
tumbuhan.

a. Xilem (pembuluh kayu) adalah bagian dari jaringan pengangkut yang berfungsi untuk
melangsungkan pengangkutan air dari dan zat-zat mineral (unsur hara) dari dalam
tanah (melalui akar) ke daun.

b. Floem (pembuluh tapis) adalah bagian dari jaringan pengangkut yang berfungsi untuk
mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan dari daun yang merupakan hasil
fotosintesis ke seluruh bagian-bagian tumbuhan.

Tipe jaringan pengangkut pada jaringan ini terbagi menjadi tiga (3) tipe yaitu
kollateral , konsentris, dan radial.

Cara terbentuknya jaringan pengangkut dimulai dari titik primer, dimana titik
tumbuh primer tersusun oleh sel-sel yang berbentuk sama yang disebut prokambium,
selanjutnya prokambium ini nantinya akan membentuk jaringan-jaringan pengangkut.

B.Saran

Untuk mengatahui lebih jelas mengenai model dan bentuk jaringan pengangkut ini
sebaiknya diamati dengan menggunakan mikroskop.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai