Anda di halaman 1dari 5

Determinants of Capital Structure across Selected Manufacturing Sectors of Pakistan

Studi ini dilakukan untuk mengetahui atribut spesifik industri dari perusahaan yang
bergerak di bidang transportasi, engineering, dan kabel serta barang elektrik yang
mempengaruhi determinan dari struktur modal. Studi ini menggunakan data sekunder dan
sampel yang diambil adalah 22 industri transportasi, 7 industri kabel dan barang elektronik,
dan 8 industri ke-teknik-an. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah leverage dengan
menggunakan Debt to Total Assets Ratio sebagai proksi. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, tangibility, biaya hutang, pajak, likuiditas, dan pajak
bukan hutang.

Berikut adalah hipotesis yang diteliti:

H01 = Perusahaan dengan persentase aktiva tetap tidak akan mengutamakan struktur
modal.

Ha1 = Perusahaan dengan persentase aktiva tetap akan mengutamakan struktur


modal.

H02 = Ukuran perusahaan tidak memiliki hubungan negatif dengan struktur modal.

Ha2 = Ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif dengan struktur modal.

H03 = Profitabilitas perusahaan tidak memiliki hubungan negatif dengan struktur


modal.

Ha3 = Profitabilitas perusahaan memiliki hubungan negatif dengan struktur modal.

H04 = Tingkat pajak yang tinggi tidak memiliki hubungan positif dengan struktur
modal.

Ha4 = Tingkat pajak yang tinggi memiliki hubungan positif dengan struktur modal.

H05 = Biaya hutang yang tinggi tidak memiliki hubungan negatif dengan struktur
modal.

Ha5 = Biaya hutang yang tinggi memiliki hubungan negatif dengan struktur modal.

H06 = Perusahaan yang memiliki banyak aktiva lancar tidak memiliki struktur modal
lebih kecil.
Ha6 = Perusahaan yang memiliki banyak aktiva lancar memiliki struktur modal lebih
kecil.

H07 = Perusahaan yang memiliki depresiasi tinggi tidak memiliki struktur modal
lebih kecil.

Ha7 = Perusahaan yang memiliki depresiasi tinggi memiliki struktur modal lebih
kecil.

Studi ini menggunakan metode korelasi Spearman dan teknik regresi untuk menganalisis
data sampel dan variabel yang digunakan untuk menginvestigasi dan mengenalkan determinan
dari struktur modal dari perusahaan transportasi, kabel dan barang elektronik, serta perusahaan
ke-teknik-an di Pakistan.

Berikut adalah persamaan yang didapatkan oleh peneliti:

LG = β0 + β1 (TG) + β2 (SZ) + β3 (PF) + β4 (TX) + β5 (LQ) + β6 (CD) + β7 (NDTS)


Dimana

LG = Leverage

TG = Tangibilitas

SZ = Ukuran perusahaan

PF = Profitabilitas

TX = Pajak

LQ = Likuiditas

CD = Biaya hutang

NDTS = Pajak bukan hutang

Untuk perusahaan yang bergerak di bidang transportasi peneliti mendapatkan persamaan


sebagai berikut:

LG = 0,083 TG - 0,609 PF + 0,025 TX

Hal ini menjelaskan bahwa tangibilitas berpengaruh positif sebesar 0,083. Perusahaan
transportasi di Pakistan yang memiliki struktur aktiva yang besar lebih mengutamakan
pendanaan dengan hutang untuk mengambil untung dari pajak. Profitabilitas berhubungan
negatif dengan leverage. Hal ini dikarenakan perusahaan lebih memilih memakai dana laba
ditahan untuk mendanai proyek lalu baru memakai hutang jika membutuhkan lebih banyak
dana. Pajak memiliki hubungan positif dengan leverage. Hal ini menunjukan jika pajak
meningkat, perusahaan lebih memilih pendanaan dengan hutang untuk mendapat untung dari
pajak. Pajak bukan hutang memiliki hubungan negatif dengan leverage. Hal ini menunjukan
perusahaan yang memiliki depresiasi yang tinggi tidak memilih pendanaan melalui hutang
karena depresiasi tersebut sudah melindungi perusahaan dari pajak. Likuiditas memiliki
hubungan negatif dengan leverage. Hal ini menunjukan perusahaan yang tingkat likuiditasnya
tinggi lebih memilih sumber internal untuk pendanaan.

Untuk perusahaan yang bergerak dibidang kabel dan barang elektronik peneliti mendapat
persamaan sebagai berikut:

LG = -0,268 TG + 0,213 PF + 0,005 TX – 0,012 SZ

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa tangibilitas memiliki hubungan negatif
dengan leverage. Hal ini berarti perusahaan dengan aktiva tetap yang tinggi tetap memakai
pendanaan dari ekuitasnya sendiri. Profitabilitas memiliki hubungan positif dengan leverage,
yang berarti sesuai dengan teori signaling dari struktur modal. Pajak memiliki hubungan positif
dengan leverage. Hal ini menunjukan jika pajak naik, maka perusahaan akan memilih hutang
sebagai sumber pendanaan. Pajak bukan hutang memiliki hubungan negatif dengan leverage
yang berarti perusahaan dengan depresiasi yang tinggi lebih memilih pendanaan melalui
ekuitas. Likuiditas memiliki hubungan negatif dengan leverage yang berarti perusahaan
mengutamakan sumber internal sebagai pendanaan. Biaya hutang memiliki hubungan positif
yang berarti perusahaan tetap memilih sumber pendanaan melalui hutang meskipun biaya
untuk mendapat hutang juga naik.

Untuk perusahaan yang bergerak di bidang ke-teknik-an, peneliti mendapat persamaan


sebagai berikut:

LG = -0,631 TG - 0,044 TX - 0,166 LQ – 1,129 CD + 0,089 SZ

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa pajak berpengaruh negatif terhadap
leverage karena perusahaan tidak mendapat laba yang cukup untuk menghasilkan tabungan
pajak mereka karena pendanaan hutang. Pajak bukan hutang memiliki hubungan negatif yang
berarti peningkatan tunjangan depresiasi menurunkan kebutuhan untuk pendanaan melalui
hutang karena terdapat perlindungan pajak bukan hutang karena biaya depresiasi. Likuiditas
juga memiliki hubungan negatif dengan leverage. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan tidak
mengutamakan pendanaan melalui hutang, mereka memakai sumber internal terlebih dahulu.
Biaya hutang memiliki hubungan negatif dengan leverage yang berarti perusahaan
menghindari pendanaan dengan hutang ketika biaya untuk mendapatkan hutang meningkat.
Ukuran perusahaan memiliki hubungan positif dengan leverage. Hal ini menjelaskan
perusahaan besar lebih memilih pendanaan melalui hutang karena kemudahan akses dan
kemungkinan bangkrut lebih kecil

Kesimpulannya adalah kebiasaan pendanaan dari perusahaan trasnsportasi, kabel dan


barang elektronik, dan ke-teknik-an tergantung dari provisi pajak, struktur aktiva, likuiditas,
ukutan, dan profitabilitas perusahaan. Perusahaan transportasi yang besar memiliki struktur
aset yang baik sebaiknya mendanai pertumbuhan dan operasi dari hutang, dan perusahaan
yang memiliki peningkatan biaya hutang sebaiknya menggunakan laba ditahan, dan
pendanaan ekuitas jika dibutuhkan pendanaan lebih jauh. Perusahaan kabel dan barang
elektronik boleh menggunakan pendanaan melalui hutang walaupun biaya hutangnya
meningkat dengan catatan mereka tidak memiliki pilihan lain untuk melanjutkan
kelangsungan perusahaan karena keadaan ekonomi.
Hussain, A. (2011). Determinants of Capital Structure across Selected Manufacturing Sectors of
Pakistan. International Journal of Humanities and Social Science.

Anda mungkin juga menyukai