Anda di halaman 1dari 38

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA NYAMAN


NYERI PADA NY. S DENGAN POST SECTIO CAESAREA
ATAS INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI BANGSAL
CATLEYA RUMAH SAKIT PANTI
WALUYO SURAKARTA

DISUSUN OLEH :

YUNIAR NUR VITRIANA


NIM. P.08047

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA NYAMAN
NYERI PADA NY. S DENGAN POST SECTIO CAESAREA
ATAS INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI BANGSAL
CATLEYA RUMAH SAKIT PANTI
WALUYO SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah


Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

YUNIAR NUR VITRIANA


NIM. P.08047

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Yuniar Nur Vitriana

NIM : P. 08047

Program Studi : D III Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA

NYAMAN NYERI PADA NY. S DENGAN POST

SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI KETUBAN

PECAH DINI DI BANGSAL CATLEYA RUMAH

SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, Maret 2012


Yang Membuat Pernyataan

YUNIAR NUR VITRIANA


P.08047
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah diajukan oleh :

Nama : Yuniar Nur Vitriana


NIM : P. 08047
Program Studi : D III Keperawatan
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA NYAMAN
NYERI PADA NY. S DENGAN POST SECTIO CAESAREA
ATAS INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI BANGSAL
CATLEYA RUMAH SAKIT PANTI WALUYO
SURAKARTA

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi D III Keperawatan Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/ tanggal : Sabtu / 28 April 2012

Pembimbing : Tyas Ardi Suminarsis, S.Kep., Ns ( )


NIK. 201185077
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Yuniar Nur Vitriana


NIM : P. 08047
Program Studi : D III Keperawatan
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA NYAMAN
NYERI PADA NY. S DENGAN POST SECTIO CAESAREA
ATAS INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI BANGSAL
CATLEYA RUMAH SAKIT PANTI WALUYO
SURAKARTA

Telah diujikan dan dipertahankan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/ tanggal : Jum’at / 11 Mei 2012

DEWAN PENGUJI

Penguji I : Tyas Ardi Suminarsis, S.Kep., Ns (…………………..)


NIK. 201185077

Penguji II : Diyah Ekarini, S.Kep., Ns (…………………..)


NIK. 200179001

Penguji III : Amalia Senja, S.Kep., Ns (…………………..)


NIK. 201189090

Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta

Setiyawan. S.Kep., Ns
NIK. 201084050
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA

NYAMAN NYERI PADA NY. S DENGAN POST SECTIO CAESAREA ATAS

INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI BANGSAL CATLEYA RUMAH

SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA.”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Setiyawan ,S.Kep., Ns, selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

Keperawatan di STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memotivasi dan

mendukung demi kesempurnaan studi kasus ini.

3. Tyas Ardi Suminarsis, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus

sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan

masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta

menfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.


4. Diyah Ekarini, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-

masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi

demi kesempurnanya studi kasus ini.

5. Amalia Senja, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-

masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi

demi sempurnanya studi kasus ini.

6. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

7. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan pendidikan.

8. Teman-teman Mahasiswa Program studi D III Keperawatan STIkes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, April 2012

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ................................................................. 3

C. Manfaat Penulisan ............................................................... 4

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien. .................................................................... 5

B. Pengkajian ........................................................................... 5

C. Perumusan Masalah Keperawatan ...................................... 10

D. Perencanaan Keperawatan .................................................. 10

E. Implementasi Keperawatan ................................................. 11

F. Evaluasi Keperawatan ......................................................... 12


BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ......................................................................... 14

B. Simpulan dan Saran ............................................................ 23

Daftar Pustaka

Lampiran
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Genogram .......................................................................... 6


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 3 Log Book

Lampiran 4 Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 5 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 6 Asuhan Keperawatan


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ketuban pecah dini didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum

melahirkan (Sujiyatini, 2009 : 13). Menurut Yulaikhah, 2008: 116 Ketuban

pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan, dan

setelah di tunggu 2 jam, belum ada tanda persalinan.

Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin

dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim

dengan syaraf rahim dalam keadaan utuh serta berat diatas 500 gram

(Mitayani, 2009 : 111).

Indikasi sectio caesarea menurut Mitayani (2002 : 161) antara lain,

Indikasi dari ibu dan janin. Adapun indikasi dari ibu antara lain : Panggul

sempit, presentasi bokong, stenosis vagina, disproporsi sefalopelvis, plasenta

previa, ruptur uterus, diabetes (kadang-kadang), riwayat obstetri yang buruk,

riwayat sectio caesarea yang klasik. Adapun indikasi dari janin antara lain :

letak janin yang tidak stabil, tidak bisa elikoreksi, presentasi bokong, penyakit

atau kelainan berat pada janin seperti eritiblastosis atau retardasi pertumbuhan

nyata, gawat janin adalah disproporsi sevalo pelvik, indikasi gawat janin,

plasenta previa, pernah sectio caesarea sebelumnya, kelainan letak,

incoordinate urine action, eklamsi, dan hipertensi (Mansjoer, 2003 : 344).

Ketuban pecah dini bisa sampai dilakukan sectio cesarea karena induksi yang

1
2

gagal dan lamanya peregangan pada pembukaan uterus yang menyebabkan

klien harus sectio caesarea.

Menurut WHO (World Health Organication) dari 10.000.000 ibu

melahirkan 80% diantaranya dilakukan secara sectio caesarea indikasi

ketuban pecah dini. Sedangkan di Indonesia 70% dari 1.400 ibu melahirkan

dilakukan dengan cara sectio caesarea indikasi ketuban pecah dini (World

Health Organisation, 2012). Di daerah kota Surakarta 40% dari 580 ibu

melahirkan dengan sectio caesarea indikasi ketuban pecah dini, di Rumah

Sakit Panti Waluyo tercatat dari bulan Januari 2012 sampai April 2012 dari

150 ibu melahirkan 40% diantaranya melahirkan dengan cara dengan sectio

caesarea indikasi ketuban pecah dini (Rekam medik, Panti Waluyo : 2012).

Menurut Aristoteles, 2005 : 124 gangguan rasa nyaman nyeri adalah

kelaianan dari kenyamanan dan hal lain yang tidak menyenangkan. Gangguan

rasa nyaman nyeri adalah sistem rangsangan yang tidak nyaman / kerusakan

jaringan. Nyeri merupakan data subjektif yang tertinggi dan merupakan

sesuatu mekanisme pertahanan tubuh dan indikasi timbulnya masalah (Grach,

2003: 243). Bisa terjadinya nyeri pada klien karena adanya insisi pembedahan

dan uterus yang menyebabkan terputusnya jaringan saraf dinding rahim dan

dinding perut maka klien mengalami nyeri (Mitayani, 2009: 133). Pada saat

dilakukan pengkajian klien tampak meringis kesakitan.

Terdapat kesenjangan antara lahan dan teori dalam melakukan

tindakan keperawatan untuk menangani nyeri. Dalam teori tindakan

keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi gangguan rasa nyaman nyeri


3

sebagai berikut : kaji klien, observasi ekspresi wajah, berikan posisi yang

nyaman, kaji kualitas nyeri, ajarkan tehnik relaksasi, kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian analgesik. Sedangkan dilahan hanya di lakukan

tindakan yaitu mengkaji tanda-tanda vital, dan kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian analgesik. Berdasarkan data tersebut penulis tertarik untuk

mengangkat kasus Asuhan keperawatan gangguan rasa nyaman nyeri pada

Ny. S post sectio caesarea atas indikasi ketuban pecah dini di bangsal Catleya

Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta.

B. Tujuan Penelitian

Terdiri atas dua (2) hal yaitu Tujuan Umum dan Tujuan Khusus.

1. Tujuan umum
Melaporkan kasus nyeri pada Ny.S dengan post sectio caesarea indikasi

ketuban pecah dini di ruang Catleya ibu di rumah sakit Panti Waluyo

Surakarta.

2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. S dengan nyeri post

sectio caesarea indikasi ketuban pecah dini.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S

dengan nyeri post sectio caesarea indikasi ketuban pecah dini.

c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada Ny. S

dengan nyeri post sectio caesarea indikasi ketuban pecah dini.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. S dengan nyeri

post sectio caesarea indikasi ketuban pecah dini.


4

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. S dengan nyeri post

sectio caesarea indikasi ketuban pecah dini.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri yang terjadi pada Ny. S

post sectio caesarea dengan indikasi ketuban pecah dini.

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi :

1. Penulis

Bisa meningkatkan dan menambah wawasan mengenai sectio cesarea

beserta dengan indikasi, tanda dan gejala, serta penanggulangan masalah

nyeri yang di hadapi pasien.

2. Instansi

a. Pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan referensi mengenai Asuhan keperawatan

nyeri pada pasien post partum sectio caesarea indikasi ketuban pecah

dini (KPD).

b. Rumah sakit

Menjadi bahan masukan program kerja dan menjadi referensi serta

bacaan.

3. Profesi keperawatan

Dapat dijadikan sebagai dasar mengembangkan ilmu pengetahuan

terutama dalam memberikan informasi mengenai penanganan masalah

nyeri yang di hadapi pasien post sectio caesarea indikasi ketuban pecah

dini.
BAB II

LAPORAN KASUS

A. Identitas klien

Dari pengkajian tanggal 02 April 2012, pada kasus ini diperoleh dengan

cara auto anamnese dan allo anamnese didapatkan data, inisial klien Ny. S,

alamat Kabangan, Laweyan, Surakarta, umur 26 tahun, jenis kelamin

perempuan, pekerjaan wiraswasta, tingkat pendidikan Sekolah Menengah

Atas (SMA), diagnosa post partum sectio caesarea atas indikasi ketuban

pecah dini, klien masuk ke Rumah sakit pada tanggal 02 April 2012 pukul

19.00 WIB diantar oleh suami dan keluarganya, dan nama penanggung jawab

klien Tn. I, umur 31 tahun adalah suami klien.

B. Pengkajian

1. Riwayat Kesehatan Klien

Keluhan utama klien mengatakan saat ini, klien mengatakan nyeri

bekas luka post sectio cesarea, nyeri seperti di tusuk-tusuk jarum, di

bawah umbilicus, skala nyeri 7, nyeri setiap saat dan panjang luka sekitar

12 cm. Riwayat kesehatan sekarang, pada tanggal 02 April 2012 pukul

01.00 pagi, klien mulai merasakan kenceng-kenceng, jam 05.00 pagi

mulai keluar air dari jalan lahir, lalu pukul 19.00 WIB klien dibawa

keluarga ke Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta, tinggi fundus uteri 3

jari diatas umbilicus lalu klien dilakukan operasi sectio caesarea atas

5
6

indikasi ketuban pecah dini 20 jam. Pukul 21.00 WIB dan keluar dari

kamar operasi pukul 22.35 WIB dan dipindahkan ke bangsal catleya ibu,

klien mendapat injeksi broadced, kaltropen dan alinamin dengan tekanan

darah 120/90 mmHg, suhu 370 C, nadi 80 x/menit, respirasi 20 x/menit

dengan tinggi fundus uteri 2 jari dibawah umbilicus. Terpasang kateter,

urine +/- 200cc dan perdarahan +/- 5cc. Riwayat kesehatan keluarga, klien

mengatakan tidak ada penyakit menurun didalam keluarganya, seperti

hipertensi dan diabetes melitus. Klien mengatakan anak kedua dari dua

bersaudara dan suami klien anak pertama dari tiga bersaudara, selama

hamil klien mengatakan tinggal serumah dengan suami.

Gambar 2.1
Genogram

Keterangan :

: Perempuan

: Laki laki

: Pasien / Klien

: Tinggal serumah

: Garis pernikahan

: Garis keturunan
7

2. Pola Fungsi Kesehatan Fungsional

Pada pengkajian pola eliminasi klien mengatakan selama hamil,

buang air besar 1 kali per hari, konsistensi padat, berwarna kuning, dan

bau khas. Buang air kecil, 6-7 kali per hari, warna kuning jernih, dan bau

khas. Setelah melahirkan, klien mengatakan belum buang air besar, buang

air kecil terpasang kateter sejak tanggal 02 April 2012 jam 19.00 WIB,

sekitar 200cc selama 3 jam, warna kuning jernih, dan bau khas.

Pada pengkajian pola latihan dan aktivitas klien mengatakan

dapat melakukan aktivitas secara mandiri seperti makan, minum, dan

personal hygiene. Setelah melahirkan, klien mengatakan semua

aktivitasnya dibantu oleh keluarga seperti mandi, makan, minum,

berpindah dan personal hygiene dan klien hanya dibantu keluarga saja

tanpa memakai alat bantuan. Pengkajian pola istirahat tidur didapatkan

data selama hamil, klien mengatakan tidur seperti biasanya, sekitar 7 jam,

dan tidak mengalami gangguan tidur. Setelah melahirkan, pasien tidur

seperti biasanya sekitar 6-7 jam dan kadang terbangun karena nyeri post

sectio caesarea.

Pada pengkajian pola kognitif perseptual klien mengatakan selama

hamil, klien tidak mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran dan

tidak ada sensor nyeri. Pengambilan keputusan didasarkan pada

musyawarah keluarga. Setelah melahirkan, klien mengatakan

tidakmengalami gangguan penglihatan dan pendengaran, terdapat reaksi

nyeri, pencetus nyeri karena luka post sectio caesarea, nyeri dirasakan
8

setiap saat dan seperti ditusuk-tusuk jarum, nyeri terasa di bawah

umbilicus, dengan skala nyeri 7, dan terdapat bekas jahitan luka post

sectio caesarea sepanjang kurang lebih 12 cm dan luka masih tertutup

kassa.

Pola seksualitas dan reproduksi klien menarche pada usia 12

tahun, lama haid 5 hari, klien mengatakan ganti pembalut 3 x/hari,

masalah yang dialami klien pada saat menstruasi adalah disminorea.

3. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penilaian

Keadaan umum klien composmentis (sadar penuh). Mata simetris,

konjungtiva tidak anemis, tidak terdapat lingkaran hitam di sekitar mata.

Hidung simetris kanan dan kiri, tidak ada polip. Mulut simetris, tidak

terdapat stomatitis, mukosa bibir lembab. Telinga simetris kanan dan kiri,

tidak ada serumen, pendengaran normal. Leher tidak ada pembesaran

kalenjar tyrhoid, Tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan darah

120/90 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 370 C, respirasi 20x/ menit.

Pemeriksaan fisik dada, paru-paru didapatkan hasil inspeksi

pengembangan dada kanan dan kiri simetris, palpasi vocal premitus kanan

dan kiri sama, perkusi sonor, auskultasi terdengar bunyi vesikuler.

Pengkajian pada jantung dengan cara inspeksi didapat hasil ictus cordis

tidak tampak, palpasi ictus cordis teraba spesifik di SIC 5 di dada sebelah

kiri, teratur, dan kuat, perkusi pekak, auskultasi bunyi jantung satu dan

bunyi jantung 2 murni, tidak ada suara tambahan. Payudara membesar,

puting susu menonjol, areola mammae menghitam, tidak ada benjolan,


9

payudara keras. Pada abdomen ditemukan luka post sectio caesarea,

panjang sekitar 12cm dan masih tertutup kassa, nyeri dirasakan seperti

ditusuk-tusuk jarum, dibawah umbilicus, dengan skala nyeri 7, nyeri

dirasakan setiap saat. Perineum klien tidak ada luka episiotomi. Lokhea

sekitar 5cc, berwarna merah segar. Ekstremitas turgor kulit baik, tidak ada

oedema di tangan maupun dikaki klien, tangan kiri terpasang infus RL

(Ringer Laktat) 30 tetes per menit.

4. Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan laboratorium didapat hasil Hemoglobin, 11.9

g/dl (18,0-15,6), hematrokit 33.7 % (33-45), eritrosit 3.78 juta/mm3 (4,5-

14,5), leukosit 15500/mm3 (4,5-14,5), trombosit 265000 U/L (150-450),

basofil 0.1% (0-2), eosinofil 0.7% (0-4), Neutrofil 69.9 % (55-80),

limfosit 21.1 % (22-44), Monosit 8.2 % (0-7), MCV 89 Fl (80-96), MCH

32 pg (28-33), MCHC 35% (32-36), golongan darah B dan HbSAg

negatif.

5. Terapi medis

Selama di Rumah Sakit klien mendapat terapi broadced, dosis 3ml,

cara pemberian melalui intra vena, fungsi untuk antibiotik, waktu

pemberian 2x/hari (jam 12.00 dan 23.00 WIB). Kaltropen dosis 3ml, cara

pemberian melalui intra vena, fungsi untuk anti nyeri, waktu pemberian

2x/hari (12.00 dan 23.00 WIB). Alinamin dosis 3ml, cara pemberian

melalui intra vena, fungsi untuk daya tahn tubuh, waktu pemberian 1x/hari
10

jam 12.00 WIB. Mendapat terapi infus RL (Ringer Laktat) 30 tetes per

menit.

C. Daftar Perumusan Masalah

Tanggal 02 April 2012, pukul 23.15 WIB, didapatkan data subjektif

klien mengatakan nyeri pada luka post sectio caesarea, nyeri dirasakan

seperti ditusuk-tusuk jarum, di bawah umbilicus, dengan skala nyeri 7, nyeri

dirasakan setiap saat. Pada pengkajian didapatkan data objektif : terdapat luka

post sectio caesarea di bawah umbilicus, sepanjang kurang lebih 12cm

tertutup kassa, klien tampak meringis kesakitan, tekanan darah 120/90

mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 20 x/ menit, suhu 370 C. Dari data di atas

dapat diambil diagnosa utama nyeri akut berhubungan dengan agen injury

fisik (post sectio caesarea).

D. Perencanaan

Pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik (post

sectio caesarea), tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan

tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang atau

hilang, dengan kriteria hasil : skala nyeri berkurang dengan skala 1-3, klien

tampak rileks, tanda-tanda vital dalam rentan normal tekanan darah

120/90mmHg, nadi 80-100 x/menit, suhu 36,50-37,50 C, respirasi 20-24

x/menit, intervensi yang dilakukan untuk diagnosa nyeri akut adalah kaji

karakteristik nyeri klien, observasi ekspresi wajah klien, observasi tanda-

tanda vital, berikan posisi yang nyaman pada klien dengan posisi fowler,
11

ajarkan tehnik relaksasi, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian

analgesik.

E. Implementasi

Tindakan keperawatan pada tanggal 02 April 2012, jam 23.15 WIB,

mengkaji skala nyeri klien, klien mengatakan nyeri pada bekas luka post

sectio caesarea, nyeri seperti ditusuk-tusuk jarum, di bawah umbilicus,

dengan skala nyeri 7, nyeri dirasakan setiap saat. Terdapat luka post sectio

caesarea, klien tampak meringis kesakitan. Pada jam 23.15 WIB, melakukan

pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 120/90 mmHg,

nadi 80 x/menit, respirasi 20 x/ menit, suhu 370 C. Pada jam 23.20 WIB,

memberi posisi yang nyaman untuk klien, klien merasa nyaman dengan posisi

terlentang dan memakai dua (2) bantal dengan posisi semi fowler.

Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam pada jam 23.20 WIB.

Pada hari kedua tanggal 03 April 2012, jam 08.30 melakukan

tindakan mengkaji skala nyeri klien, klien mengatakan luka bekas operasi

sectio caesarea masih nyeri, nyeri seperti ditusuk-tusuk, luka di bawah

umbilicus, dengan skala nyeri 7, dan nyeri timbul nyeri setiap saat, klien

meringis kesakitan. Jam 08.15 WIB, melakukan pemeriksaan tanda-tanda

vital didapatkan hasil tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi

20 x/ menit, suhu 37,20 C. Jam 08.40 WIB, mengajarkan tehnik relaksasi

nafas dalam, klien bersedia melakukan tehnik relaksasi nafas dalam dan klien

tampak kooperatif dalam melakukannya. Klien diberikan terapi kaltropen


12

pada jam 12.00 WIB, respon klien bersedia dilakukan pemberian obat melalui

intra vena.

Pada tanggal 04 April 2012, jam 07.30 WIB, mengkaji skala nyeri

klien, subjektif : klien mengatakan nyeri bekas post sectio caesarea sudah

berkurang, nyeri dirasakan seperti tersayat, di bawah umbilicus, dengan skala

nyeri 5, dan timbul nyeri saat bergerak, klien masih tampak kesakitan. Pada

jam 07.35 WIB, mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam, klien bersedia

melakukan tehnik relaksasi, dan klien sangat kooperatif. Jam 08.15 WIB,

melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan darah

120/90 mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 24 x/ menit, suhu 360 C. Pada jam

10.00 WIB. Klien mendapat terapi kaltropen pada jam 12.00 WIB, respon

klien bersedia dilakukan pemberian obat melalui intra vena dan klien sangat

kooperatif. Pada jam 13.00 WIB, memberikan posisi yang nyaman pada

klien, klien mengatakan merasa nyaman dengan posisi tidur terlentang dan

memakai dua bantal.

F. Evaluasi

Pada tanggal 02 April 2012, jam 23.15 WIB, evaluasi dilakukan

dengan metode SOAP. Data subjektif menunjukkan : klien mengatakan nyeri

pada luka bekas operasi sectio caesarea, nyeri seperti ditusuk-tusuk, di bawah

umbilicus, dengan skala nyeri 7, dan nyeri timbul setiap saat, data objektif

terdapat luka post sectio caesarea sepanjang kurang lebih 12 cm masih

tertutup kassa, klien tampak meringis kesakitan. Masalah nyeri akut belum

teratasi, maka intervensi dilanjutkan antara lain, kaji skala nyeri klien,
13

observasi tanda-tanda vital, berikan posisi yang nyaman pada klien,

mengajarkan tehnik relaksasi, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian

obat analgesik.

Pada tanggal 03 April 2012, jam 08.30 WIB, data subjektif klien

mengatakan nyeri post sectio caesarea, nyeri seperti ditusuk-tusuk jarum, di

bawah umbilicus, dengan skala 7, nyeri timbul setiap saat. Data objektif

terdapat luka post sectio caesarea sepanjang kurang lebih 12 cm dan masih

tertutup kassa, klien tampak meringis kesakitan. Masalah nyeri akut belum

teratasi, maka intervensi harus dilanjutkan dengan : kaji skala nyeri klien, beri

posisi yang nyaman, ajarkan tehnik relaksasi, kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian obat analgesik kaltropen.

Pada tanggal 04 April 2012, jam 07.30 WIB, data subjektif

menunjukkan : klien mengatakan nyeri bekas operasi sudah berkurang, nyeri

terasa seperti tersayat, di bawah umbilicus, dengan skala nyeri 5, dan nyeri

timbul saat untuk bergerak. Data objektif terdapat luka post sectio caesarea

panjang sekitar kurang lebih 12 cm, klien tampak lebih rileks. Masalah nyeri

akut belum teratasi, maka intervensi yang dilanjutkan adalah kaji skala nyeri

klien, observasi tanda-tanda vital, berikan posisi yang nyaman, ajarkan tehnik

relaksasi, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesik.




BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Dalam bab ini penulis akan menguraikan pembahasan tentang

Asuhan keperawatan gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny. S post sectio

caesarea atas indikasi ketuban pecah dini di bangsal catleya Rumah Sakit

Panti Waluyo Surakarta. Pengkajian ini dilakukan pada hari senin tanggal 02

April 2012. Hasil pembahasan ini, sesuai dengan hasil laporan kasus pada

BAB II dan melihat kasus yang nyata, meliputi : pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Terdapat kesenjangan

antara lahan dan teori dalam melakukan tindakan keperawatan untuk

menangani nyeri. Dalam teori tindakan keperawatan yang dilakukan untuk

mengurangi gangguan rasa nyaman nyeri sebagai berikut : kaji klien,

observasi ekspresi wajah, berikan posisi yang nyaman, kaji kualitas nyeri,

ajarkan tehnik relaksasi, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian

analgesik. Sedangkan dilahan hanya di lakukan tindakan yaitu mengkaji

tanda-tanda vital, dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik.

Berdasarkan data tersebut penulis tertarik untuk mengangkat kasus Asuhan

keperawatan gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny. S post sectio caesarea

atas indikasi ketuban pecah dini di bangsal Catleya Rumah Sakit Panti

Waluyo Surakarta.

14
15

1. Pengkajian

Pengkajian adalah pengumpulan data yang sistematis untuk

menentukan status kesehatan pasien/klien, dan untuk mengidentifikasikan

semua masalah kesehatan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddart,

2002 : 122).

Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin

dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim

dengan syaraf rahim dalam keadaan utuh serta berat diatas 500 gram

(Mitayani, 2009 : 111). Sectio caesarea adalah melahirkan janin yang

sudah mampu hidup (beserta plasenta dan selaput ketuban) secara

trans abdominal melalui insisi uterus (Benson, 2008 : 456). Sectio

caesarea merupakan pembedahan obstetrik untuk melahirkan janin yang

viabel melalui abdomen (Farrer, 2003 : 161).

Indikasi sectio caesarea menurut Mitayani, 2002 : 161 antara lain,

Indikasi dari ibu dan janin. Adapun indikasi dari ibu antara lain : Panggul

sempit, presentasi bokong, stenosis vagina, disproporsi sefalopelvis,

plasenta previa, ruptur uterus, diabetes (kadang-kadang), riwayat obstetri

yang buruk, riwayat sectio caesarea yang klasik. Adapun indikasi dari

janin antara lain : letak janin yang tidak stabil, tidak bisa elikoreksi,

presentasi bokong, penyakit atau kelainan berat pada janin seperti

eritiblastosis atau retardasi pertumbuhan nyata, gawat janin adalah

disproporsi sevalo pelvik, indikasi gawat janin, plasenta previa, pernah


16

sectio caesarea sebelumnya, kelainan letak, incoordinate urine action,

eklamsi, dan hipertensi (Mansjoer, 2003 : 344).

Ketuban pecah dini didefinisikan sebagai pecahnya ketuban

sebelum melahirkan (Sujiyatini, 2009 : 13). Menurut Yulaikhah, 2008:

116 Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda

persalinan, dan setelah di tunggu 2 jam, belum ada tanda persalinan.

Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum adanya

tanda-tanda persalinan (Mansjoer, 2003 : 309). Ketuban dinyatakan pecah

dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung (Prawirohardjo,

2002 : 218).

Menurut Aristoteles, 2005 : 124 gangguan rasa nyaman nyeri

adalah kelainan dari kenyamanan dan hal lain yang tidak menyenangkan.

Gangguan rasa nyaman nyeri adalah sistem rangsangan yang tidak

nyaman/kerusakan jaringan. Nyeri merupakan data subjektif yang tertinggi

dan merupakan sesuatu mekanisme pertahanan tubuh dan indikasi

timbulnya masalah (Grach, 2003 : 243).

Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan dengan mengacu pada

teori Gordon antara lain : Pada pola aktivitas dan latihan setelah

melahirkan semua aktivitas klien dibantu oleh keluarga karena menurut

penulis semakin banyak aktivitas atau gerakan yang dilakukan oleh klien

akan semakin memperparah nyeri itu sendiri.

Pada tanggal 02 April 2012, klien mengatakan nyeri post sectio

caesarea, nyeri seperti ditusuk-tusuk jarum, nyeri terasa di bawah


17

umbilicus, dengan skala nyeri 7, nyeri terasa setiap saat. Kemudian klien

mendapat terapi kaltopren yang berfungsi untuk anti nyeri. Saat dilakukan

pemeriksaan tanda-tanda vital, didapatkan hasil : tekanan darah 120/90

mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 37o C. Pada

pemeriksaan abdomen ditemukan luka post sectio caesarea, panjang

sekitar 12 cm dan masih tertutup kassa, di bawah umbilicus, dengan skala

nyeri 7, nyeri dirasakan setiap saat.

Batasan karakteristik dari nyeri akut, yang ada dalam teori

diantaranya: perubahan tekanan darah, perubahan frekuensi pernafasan,

perubahan frekuensi jantung, meringis, gelisah, perilaku melindungi area

nyeri dan gangguan tidur (NANDA, 2009). Akan tetapi pada

kenyataannya, klien hanya tampak gelisah, meringis, perilaku melindungi

area nyeri dan klien tidak mengalami peningkatan frekuensi pernafasan

maupun peningkatan frekuensi jantung serta peningkatan tekanan darah,

klien tidak mengalami gangguan tidur, karena klien berusaha membuat

pikirannya tenang dan ingin cepat sembuh.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah bagaimana diagnosa keperawatan

digunakan dalam proses pemecahan masalah karena melalui identitas

masalah dapat digambarkan berbagai masalah keperawatan yang

membutuhkan asuhan keperawatan. Disamping itu, dengan menentukan

atau mencari penyebab masalah keperawatan, dapat dijumpai faktor yang


18

menjadi kendala atau penyebabnya. Tanda dan gejala tersebut dapat

digunakan untuk memperjelas kata yang ada (Hidayat, 2009 : 92).

Pembahasan dari diagnosa keperawatan : nyeri akut berhubungan

dengan agen injury fisik (luka post sectio caesarea), pada Ny. S adalah

sebagai berikut :

Nyeri akut adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak

menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang

aktual atau potensial, berupa awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari

intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau

dapat diramalkan dan durasinya kurang dari 6 bulan (Wilkinson, 2006).

Diagnosa ini penulis tegakkan pada Ny. S karena didapatkan data

subjektif: klien mengatakan nyeri pada luka post sectio caesarea, nyeri

dirasakan seperti ditusuk-tusuk jarum, di bawah umbilicus, dengan skala

nyeri 7, nyeri dirasakan setiap saat. Data objektif : terdapat luka post sectio

caesarea dibawah umbilicus, sepanjang kurang lebih 12 cm, dan luka

tertutup kassa, klien tampak meringis kesakitan, tekanan darah 120/90

mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 37 C.

Berdasarkan data klien tersebut, maka penulis mengangkat sebagai

diagnosa aktual. Menurut teori, bahwa diagnosa aktual adalah respon

manusia saat ini terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan yang di

dukung oleh tanda dan gejala dan faktor-faktor yang berhubungan, yang

mempunyai kontribusi terhadap perkembangan diagnosa (Doengoes, 2002:

122).
19

Penulis memprioritaskan diagnosa ini, karena kebutuhan rasa

nyaman atau terbebas dari nyeri merupakan kebutuhan dasar manusia

secara fisiologis. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang harus

dipenuhi, karena jika tidak terpenuhi dapat berpengaruh terhadap

kebutuhan yang lain (Asmadi, 2008 :134).

3. Perencanaan

Intervensi keperawatan merupakan petunjuk penanganan tindakan.

Perencanaan merupakan tahap ketiga dari proses keperawatan dimana

tujuan hasil ditentukan dan dipilih. Rencana keperawatan adalah bukti

tertulis dari tahap kedua dan ketiga dari proses keperawatan yang

mengidentifikasikan masalah atau kebutuhan pasien. Tujuan hasil

keperawatan dan intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan dan

menangani masalah atau kebutuhan pasien (Doengoes, 2002 : 126).

Penulis merencanakan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

dengan alasan, diharapkan selama 1 hari skala nyeri klien akan kurang

menjadi 3, klien tampak rileks dan tanda-tanda vital dalam rentan normal.

Intervensi disesuaikan dengan kondisi klien dan fasilitas yaitu spesifik

(jelas), mearsurable (dapat diukur), acceptance, rasional dan timing.

Intervensi tidak ada masalah, karena sudah sesuai teori. Intervensi

menurut Doengoes 2002 adalah : 1) Monitor tanda-tanda vital . Alasan

dilakukan intervensi ini, karena kecepatan jantung biasanya meningkat

karena nyeri, tekanan darah mungkin meningkat karena ketidaknyamanan

pengaruh nyeri terhadap peningkatan tekanan darah. Meningkat karena


20

peningkatan aktivitas simpatis menimbulkan vasokontraksi arteriol,

vasokontraksi yang diinduksi secara reflek mengurangi aliran darah ke sel-

sel jaringan perifer sehingga kompensasinya adalah peningkatan tekanan

arteri . 2) Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan. Intervensi ini

dilakukan karena, petunjuk non verbal dapat mengidentifikasikan adanya

derajat nyeri yang dirasakan. 3) Lakukan pengkajian karakteristik nyeri

(P,Q,R,S,T) secara komprehensif. Intervensi ini dilakukan karena nyeri

dirasakan, dimanisfestikan, dan ditoleransi secara individual. 4) Ajarkan

tentang teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri dengan

mengajarkan: teknik relaksasi nafas dalam. Alasan dilakukan intervensi ini

dengan tujuan, dapat menurunkan rangsang yang menimbulkan stress,

membuat efek tenang, sehingga akan menurunkan skala nyeri. Pengaruh

nyeri terhadap efek tenang karena tidak mengalami stress atau cemas yang

berpengaruh terhadap saraf hippocampus/phyramidal, sehingga

menjadikan klien tampak tenang (Konsep Nyeri : 2009). 5) Kolaborasi

dengan dokter dalam pemberian obat analgesik. Tujuan dari intervensi ini

adalah menurunkan atau mengontrol nyeri, dan menurunkan rangsang

sistem saraf simpatis. Sistem analgesik ini memiliki kemampuan menekan

input nyeri di kornu posterior dan proses desendern yang dikontol oleh

otak seseorang, kornu posterior diibaratkan sebagai pintu gerbang yang

dapat tertutup adalah terbuka dalam menyalurkan input nyeri, proses

modulasi ini dipengaruhi oleh kepribadian, motivasi dan status emosional.

(Doengoes, 2002 ; 122).


21

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan proses keperawatan dengan melaksanakan

berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah

direncanakan. Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal,

diantaranya bahaya fisik dan perlindungan kepada pasien, tehnik

komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang

hak-hak pasien tingkat perkembangan pasien. Dalam tahap pelaksanaan

terdapat dua tindakan yaitu tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi

(Hidayat, 2009 : 111).

Sesuai teori intervensi disusun mulai dari : monitor tanda-tanda

vital, observasi reaksi non verbal ketidaknyamanan, melakukan pengkajian

karakteristik nyeri dengan P,Q,R,S,T, mengajarkan tentang teknik non

farmakologi untuk mengurangi nyeri (tehnik relaksasi), dan kolaborasi

dengan dokter dalam pemberian obat analgesik. (Doengoes, 2002 : 223).

Sedangkan dilahan hanya dilakukan sebagian saja yaitu memonitor tanda-

tanda vital dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik.

Hambatan dalam melakukan implementasi tidak sesuai intervensi ONEC

karena minimnya tenaga keperawatan dibandingkan kebutuhan asuhan

keperawatan untuk pasien.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap terakhir dalam proses keperawatan

dengan cara menilai sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai

atau tidak. Dalam mengevaluasi perawat harus memiliki pengetahuan dan


22

kemampuan untuk memahami respon terhadap intervensi keperawatan,

kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai,

serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan pada

kriteria hasil. Tahap evaluasi ini terdiri dari atas dua kegiatan, yaitu

evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dilakukan selam proses

perawatan berlangsung atau menilai respon klien, sedangkan evaluasi hasil

dilakukan atas target tujuan yang diharapkan (Hidayat, 2009 : 111-112).

Sesuai teori kriteria hasil pada diagnosa nyeri akut berhubungan

dengan agen injury fisik (luka post sectio caesarea) antara lain tujuan

yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

3x24 jam diharapkan nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria hasil

skala nyeri dalam rentan normal 1-3, klien tampak rileks, dan tanda-tanda

vital dalam batas normal. Kriteria hasil tidak tercapai pada hari pertama

karena nyeri dirasakan masih sering timbul setiap saat, dan sifat nyeri itu

berbeda pada setiap orang. Pada kasus ini post sectio caesarea pada hari

pertama, jadi nyeri dirasakan klien sangat berat. Sedangkan dilahan

penatalaksaan nyeri yakni monitoring tanda-tanda vital dan pemberian

analgesik. Sedangkan obat analgesik hanya bereaksi beberapa jam saja,

jadi setelah reaksi obat analgesik tidak bereaksi lagi maka nyeri akan

timbul kembali.
23

B. Simpulan dan Saran

1. Simpulan

a. Hasil pengkajian didapatkan hasil nyeri bekas luka post sectio

caesarea, nyeri seperti ditusuk-tusuk jarum, di bawah umbilicus,

dengan skala nyeri 7, nyeri dirasakan setiap saat, luka sepanjang

kurang lebih 12 cm dan masih tertutup kassa. pada klien dengan

gangguan rasa nyaman nyeri akut, klien mengalami kerusakan jaringan

akibat luka post sectio caesarea.

b. Hasil pengkajian pada klien dengan gangguan rasa nyaman nyeri akut

pada post sectio caesarea didapatkan diagnosa keperawatan yaitu nyeri

akut berhubungan dengan agen injury fisik (luka post sectio caesarea).

c. Rencana Asuhan Keperawatan yang akan dilakukan pada klien dengan

gangguan rasa nyaman nyeri akut pada post sectio caesarea yaitu kaji

karakteristik nyeri untuk mengetahui penyebab nyeri, kualitas nyeri,

letak nyeri, skala nyeri dan waktu terjadinya nyeri. Observasi tanda-

tanda vital mencakup tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu. Ajarkan

tehnik relaksasi dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. Berikan posisi

nyaman kepada klien untuk meningkatkan relaksasi. Kolaborasi

dengan dokter dalam pemberian analgesik untuk mengatasi masalah

nyeri.

d. Tindakan yang dilakukan pada klien dengan gangguan rasa nyaman

nyeri akut pada post sectio caesarea yaitu kaji karakteristik nyeri

untuk mengetahui penyebab nyeri, kualitas nyeri, letak nyeri, skala


24

nyeri dan waktu terjadinya nyeri. Observasi tanda-tanda vital

mencakup tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu. Ajarkan tehnik

relaksasi dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. Berikan posisi

nyaman kepada klien untuk meningkatkan relaksasi. Kolaborasi

dengan dokter dalam pemberian analgesik untuk mengatasi masalah

nyeri.

e. Evaluasi yang dilakukan pada klien dengan gangguan rasa nyaman

nyeri akut post sectio caesarea nyeri dibawah umbilicus karena luka

post sectio caesarea, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk jarum,

dengan skala nyeri 7 dan nyeri dirasakan setiap saat. Klien juga

tampak meringis kesakitan. Kriteria hasil selama 3 (tiga) hari tidak

tercapai karena klien masih merasakan nyeri post sectio caesarea saat

melakukan aktivitas.

f. Analisa nyeri

Bisa terjadinya nyeri pada klien karena adanya insisi pembedahan dan

uterus yang menyebabkan terputusnya jaringan maka klien mengalami

nyeri.

2. Saran

Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, penulis memberi saran

sebagai berikut:

a. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat memberikan waktu pengelolaan klien lebih banyak karena

dengan waktu 3 hari tidak dapat melakukan pengelolaan secara

maksimal.
25

b. Bagi Rumah Sakit

Dapat lebih diperhatikan dalam melakukan asuhan keperawatan

khususnya pada klien dengan gangguan rasa nyaman nyeri akut post

sectio caesarea atas indikasi ketuban pecah dini (KPD).

c. Bagi Penulis

Penulis berharap bisa memberikan tindakan pengelolaan yang lebih

maksimal pada klien post sectio caesarea atas indikasi ketuban pecah

dini (KPD).

d. Bagi Profesi Keperawatan

Diharapkan selalu berkoordinasi dengan kesehatan lainnya dan

meningkatkan kualitas pelayanan semaksimal mungkin khususnya

pada pasien post sectio caesarea. Perawat juga diharapkan dalam

melakukan asuhan keperawatan dengan pelayana secara profesional.




DAFTAR PUSTAKA

Benson, Ralph C, (2008), Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC

Doengoes, M.G, (2002), Rencana Keperawatan Maternal Bayi : Pedoman Untuk


Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Pasien (terjemahan) Edisi 2.
Jakarta : EGC

Farrer, Helen, (2003), Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif dkk, (2003), Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC

Mitayani, (2009), Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika

Mochtar, Rustam, (2002), Sinopsis Obstetri Fisiologi, Obstetri Patofisiologi.


Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono, (2002), Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Sutiyatini, (2009), Asuhan Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika

Varney, Helen, (2002), Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC

Yulaikhah, Lily, (2008), Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : EGC

M, Wilkinson, Judith, (2007), Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan


Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC

Panduan Diagnosis Keperawatan NANDA, (2005-2006)

Saifuddin, (2009), Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Brunner, Suddart, (2002), Buku Acuan Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Aristoteles, Simon, (2005), Buku Kebutuhan Rasa Nyaman Manusia, Jakarta :


EGC, hal 124

Grach, L,J (2003), Buku Kebutuhan Gangguan Rasa Nyaman. Jakarta : EGC, hal
234
Potter, Perry, (2006), Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta EGC,
hal 152-153

Hidayat, A,Aziz, (2009), Buku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC, hal 111-
113

Asmadi, Alul, (2008), Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas dan Ginekologi.


Jakarta : EGC. Hal 134-135

Carpenito, Jane. (2011), The World Wide Maternity Journal Medscape : Konsep
Nyeri . http://maternity journal medscape.com

Chapman, (2011), The World Maternity Journal Medscape : Pengaruh Nyeri


Terhadap Rangsang Syaraf. http:/maternity journal medscape.com

Coad, Jane, (2011), The World Maternity Journal Medscape : Pengaruh


Analgesik Terhadap Rangsang nyeri. http:/maternity journal
medscape.com

Anda mungkin juga menyukai