biodegradable plastik adalah film plastik yang amilopektin menyebabkan sifat lengket, tidak
dapat terurai oleh mikroorganisme. Film plastik larut dalam air dingin, dan mempunyai berat
ini, biasanya digunakan untuk pengemasan. molekul 60.000-100.000 (Zulfa, 2011).
Kelebihan film plastik antara lain tidak mudah Amilopektin terdiri dari satuan glukosa yang
ditembus uap air sehingga dapat dimanfaatkan bergabung melalui ikatan _-(1,4)-D-glukosa dan
sebagai bahan pengemas (Mahalik, 2009 dalam _-(1,6)-D-glukosa (Ben & Z., 2007).
Agustina Putri Serly, 2014). Plasticizer gliserol berfungsi untuk
(Griffin, 1994 dalam Aryani Riski, 2014), meningkatkan elastisitas dengan mengurangi
Berat molekul ( BM ) atau molekul relative ( derajat ikatan hydrogen dan meningkatkan jarak
Mr ) adalah berat suatu molekul dalam satuan antara molekul dari polimer. Semakin banyak
massa atom. Berat molekul dapat dihitung penggunaan plasticizer maka akan
dengan cara menjumlahkan berat seluruh atom meningkatkan kelarutan terutama yang bersifat
yang menyusunnya. Berat molekul juga dapat hidrofilik akan meningkatkan kelarutan dalam air.
disebut massa molekul relatif dan berat molekul Gliserol memberikan kelarutan yang tinggi
senyawa yang mudah menguap berdasarkan dibandingkan sorbitol pada bioplastik berbasis
pengukuran massa jenis yang diperoleh. pati (Bourtoom, 2007).
Menurut (Seal, 1994 dalam Aryani Putri, 2014), Interaksi antara polimer dengan pemlastis
kemasan plastik biodegradable adalah suatu dipengaruhi oleh sifat afinitas kedua komponen,
material polimer yang merubah pada senyawa apabila afinitas polimer pemlastis tidak kuat maka
yang berat molekul rendah dimana paling sedikit akan terjadi plastisasi antara struktur (Molekul
satu tahap pada proses degradasinya melalui pemlastis hanya terdistribusi diantara struktur).
metabolisme organisme secara alami. Plastisasi ini hanya mempengaruhi gerakan dan
Plastik biodegradable berbahan dasar mobilitas struktur. Jika terjadi interaksi polimer–
pati/amilum dapat didegradasi oleh bakteri polimer cukup kuat, maka molekul pemlastis akan
pseudomonas dan bacillus memutus rantai terdifusi kedalam rantai polimer.
polimer menjadi monomer – monomernya. Gelatinisasi adalah perubahan yang terjadi
Senyawa-senyawa hasil degradasi polimer pada granula pada waktu terjadi kenaikan yang
selain menghasilkan karbon dioksida dan air, luar biasa dan tidak dapat kembali kebentuk
juga menghasilkan senyawa organik lain yaitu semula. (Winarno, 2002). Suhu gelatinisai
asam organik dan aldehid yang tidak berbahaya adalah suhu pada saat granula pati pecah dan
bagi lingkungan. Sebagai perbandingan, plastik berbeda-beda bagi setiap pati serta merupakan
tradisional membutuhkan waktu sekitar 50 tahun suatu kisaran. Viskometer suhu gelatinisasi
agar dapat terdekomposisi alam, sementara dapat ditentukan, misalnya pada jagung 62-70
plastik biodegradable dapat terdekomposisi 10 ºC, kentang 58-66ºC dan Ubi jalar 80-90ºC
hingga 20 kali lebih cepat. Plastik biodegradable (Winarno, 2002).
yang terbakar tidak menghasilkan senyawa kimia
berbahaya. Kualitas tanah akan meningkat 3. METODE PENELITIAN
dengan adanya plastik biodegradable, karena
hasil penguraian mikroorganisme meningkatkan 3.1 Bahan Penelitian
unsur hara dalam tanah.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
Tabel 1. Hasil pengujian komposisi kandungan adalah: Pati ubi jalar, kitosan, plasticizer gliserol,
dari Pati Ubi Jalar (Zulfa, 2011) asam asetat 1%, aquades.
Parameter Hasil (%)
3.2 Alat Penelitian
Air 11.4
Abu 0.48
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Protein 0.50
Lemak 0.07 magnetic stirrer, ayakan mesh, oven, neraca
Karbohidrat 87.5 analitik, gelas beker, cawan, spatula,
Amilosa 11.6 termometer, cetakan ukuran 20x20 cm.
Amilopektin 76.2
3.3 Prosedur Penelitian
Pati (amilum) mempunyai rumus molekul
(C6H10O5)n, banyak terdapat dalam biji, umbi, a. Pembuatan Bahan Baku
akar dan jaringan batang tanaman (Pasaribu, Pembuatan bahan baku dimulai dari memisahkan
2009). Komponen-komponen yang menyusun pati pati ubi jalar dengan ampasnya yaitu dengan cara
adalah amilosa dan amilopektin. Amilosa mengekstraksi pati. Pengambilan kandungan pati
merupakan komponen pati yang mempunyai rantai dari pati ubi jalar dapat dilakukan dengan
lurus dan larut dalam air. Amilosa terdiri dari satuan mengupas ubi jalar, kemudian mencuci bagian ubi
glukosa yang bergabung melalui ikatan α-(1,4)-D- jalarnya kemudian memarut daging ubi jalar hingga
halus. Setelah halus menambahkan air
pada bahan yang sudah diparut dengan menghindari adanya gelembung-gelembung pada
perbandingan 1 kg bahan: 2 liter air. Melakukan plastik, lalu menuangkan campuran yang telah
penyaringan menggunakan kain saring sampai diaduk pada cetakan ukuran 20x20 cm. tahap
diperoleh ampas dan cairan (suspensi pati), selanjutnya mengeringkan campuran dalam oven
setelah itu mengekstraksi kembali ampas yang dengan suhu 40-50º C selama 5 jam, tahap terakhir
diperoleh dari proses penyaringan dengan yaitu mengeluarkan campuran dari oven, kemudian
penambahan air (1 kg ampas: 2 liter air), membiarkan pada suhu kamar hingga campuran
kemudian menyaring kembali untuk dapat dilepas dari cetakan.
mendapatkan pati. Mencampurkan cairan pati
yang diperoleh dari penyaringan pertama dan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
kedua dan mengendapkannya selama 1 jam,
kemudian air hasil pengendapan dibuang Pada pembahasan ini meliputi hasil analisa yang
sehingga diperoleh pati basah, tahap terakhir dilakukan dalam penelitian pembuatan
yaitu mengeringkan pati. bioplastik. Analisa tersebut meliputi uji mekanik
yang terdiri dari kuat tarik dan elongasi, serta
b. Pembuatan Bioplastik analisa uji biodegradability.
Pembuatan bioplastik menggunakan metode 45
pembuatan film plastik biodegradable yaitu melt 40 KUAT TARIK
intercalation yaitu teknik inversi fasa dengan 35 ELONGASI (%)
penguapan pelarut setelah proses pencetakkan 30
yang dilakukan pada plat kaca. Metode 25
pembuatan film plastik biodegradable ini 20
didasarkan pada prinsip termodinamika larutan 15
dimana keadaan awal larutan stabil kemudian 10
mengalami ketidakstabilan pada proses 5
perubahan fase (demixing), dari air menjadi 0
A B C
padat. Proses pemadatannya (solidifikasi)
diawali transisi fase cair satu ke fase dua cairan
(liquid-liquid demixing) sehingga pada tahap
tertentu fase (polimer konsentrasi tinggi) akan
membentuk padatan.
Proses pembuatan bioplastik dengan variasi
konsentrasi gliserol dilakukan dengan
mencampurkan 2% kitosan dengan gliserol yang
massanya divariasikan 0,5, 1, dan 1,5 (%v/v)) dan
100 ml aquadest, menambahkan Asama setat 1
% kedalam campuran tersebut agar kitosan larut
sempurna. Kemudian menambahkan pati ubi
jalar 5 gram, lalu memanaskan pada suhu 80-
90ºC, dan melakukan pengadukan dengan stirrer Gambar 2. Pengaruh konsentrasi Gliserol
selama 40 menit. Sebelum campuran dilakukan sebagai Plasticizer terhadap Kuat Tarik
pencetakan didiamkan terlebih dahulu selama 5 dan Elongasi Bioplastik
menit untuk menghindari adanya gelembung-
gelembung pada plastic. Menuangkan campuran Dari Gambar 2, pengaruh penambahan
yang telah diaduk pada cetakan ukuran 20x20 konsentrasi plasticizer gliserol terhadap sifat
cm, lalu mengeringkan campuran dalam oven mekanik bioplastik yang dihasilkan menunjukan
dengan suhu 40-50º C selama 5 jam. Tahap sifat yang berkebalikan antara kuat tarik dan
terakhir adalah mengeluarkan campuran dari elongasi. Hal ini ditunjukan dengan peningkatan
oven, kemudian membiarkan pada suhu kamar nilai elongasi seiring dengan penambahan
hingga campuran dapat dilepas dari cetakan. konsentrasi gliserol, yaitu gliserol 0,5 % tidak
Proses pembuatan bioplastik dengan variasi mempunyai nilai elongasi, diikuti dengan gliserol
kitosan dilakukan dengan mencampurkan gliserol 1% dengan nilai elongasi 21,66% dan terakhir
2% dengan kitosan yang massanya divariasikan 1, gliserol 1,5% dengan nilai elongasi 39,16%.
2, dan 3 (%w/v) dan 100 ml aquades. Setelah itu Sedangkan nilai kuat tarik bioplastik
menambahkan Asam asetat 1% kedalam campuran menunjukan hal yang berlawanan dengan nilai
tersebut agar kitosan larut sempurna, lalu elongasi bioplastik. Hasil kuat tarik bioplastik
menambahkan pati ubi jalar 5 gram kemudian mengalami penurunan seiring bertambahnya
memanaskan pada suhu 80-90ºC, dan melakukan konsentrasi gliserol. Bioplastik dengan plasticizer
pengadukan dengan stirrer selama 40 menit. 0,5% gliserol mempunyai kuat tarik sebesar 19,23
Sebelum campuran dilakukan pencetakan MPa. Penambahan konsentrasi gliserol selanjutnya
didiamkan terlebih dahulu selama 5 menit untuk menyebabkan penuruan nilai kuat
tarik menjadi 11,58 Mpa pada bioplastik dengan Sedangkan nilai elongasi bioplastik menunjukan
konsentrasi 1% gliserol dan terakhir penambahan hal yang berlawanan dengan niali kuat tarik
konsentrasi bioplastik menjadi 1,5% gliserol nilai bioplastik. Nilai elongasi mengalami penurunan
kuat tariknya menjadi 8,83 MPa. seiring penambahan konsentrasi kitosan sebagai
penguat. Nilai elongasi bioplastik pada saat
35
konsentrasi 1% adalah 32,62 %, diikuti dengan
30 penurunan nilai elongasi pada saat konsentrasi
25
kitosan 2% menjadi 16,60 % dan terakhir nilai
elongasi menjadi 8,35 % pada saat konsentrasi
20
KUAT TARIK kitosan 3%.
15 ELONGASI(%) Terjadinya perubahan sifat mekanik
10
bioplastik dengan penguat kitosan tersebut
disebabkan oleh pengaruh banyaknya penguat
5 yang digunakan. Konsentrasi penguat yang
0 semakin meningkat mengakibatkan kuat tarik
D E F yang semakin meningkat sebaliknya niali
elongasi menjadi menurun.
terdiri dari amilosa dan amilopektin serta gliserol Mpa menjadi 5,60 Mpa tetapi pada saat
sama sama mempunya gugus hidroksil OH yang konsentrasi kitosan 3% nilai kuat tarik menurun
menginisiasi reaksi hidrolisis setelah menjadi 4,22 Mpa.
mengabsorbsi air dari tanah. Pati yang Dari hasil uji biodegradabilitas, tingkat
merupakan gugus hidroksil OH akan biodegradabilitas bioplastik Pada variasi kitosan
terdekomposisi menjadi potongan-potongan kecil lebih optimal jika dibandingkan dengan bioplastik
hingga menghilang dalam tanah. Polimer akan pada variasi gliserol. Biodegradabilitas bioplastik
terdegradasi karena proses kerusakan atau dengan variasi plasticizer gliserol mencapai 2,50
penurunan mutu karena putusnya ikatan rantai % dalam waktu 8 hari. Sedangkan bioplastik pada
pada polimer (Marhamah, 2008). Sedangkan variasi konsentrasi kitosan mempunyai
kitosan sebagai penguat dalam bioplastik akan biodegradabilitas 1,63% dalam waktu 8 hari.
lebih lama terdegradasi dibanding dengan pati
dan gliserol. Proses dekomposisi tidak 4.2 Saran
membutuhkan waktu yang cukup lama karena
selain matrik pati ubi jalar, dan penguat kitosan, Pengujian bioplastik yang baik sebaiknya
terdapat gliserol sebagai plasticizer yang menggunakan waktu lama pengeringan sampel
menyumbangkan gugus OH karena sifatnya bioplastik yang sama. Misalnya, jika lama
hidrofilik dengan pati (Ardiansyah, 2001). pengeringan bioplastik selama 5 hari maka semua
Gambar 5 adalah gambar dari bioplastik sampel bioplastik setelah 5 hari pengeringan
setelah terdegradasi didalam tanah setelah segera diuji sifat mekaniknya. Karena jika tidak
beberapa hari. Bioplastik mengalami langsung diuji dan didiamkan dulu selama
pengurangan masa dan secara visual mengalami beberapa hari akan berpengaruh terhadap nilai
perubahan warna dan bentuk. mekaniknya, kemudian untuk penelitian
selanjutnya sebaiknya mengganti penguat kitosan
dengan bahan yang lain untuk menghasilkan
bioplastik yang mempunyai nilai mekanik yang
optimal. Sebaiknya juga dicari cara untuk
menjernihkan warna bioplastik yang dihasilkan,
dari berwarna kecoklatan menjadi transparan.
DAFTAR PUSTAKA
[8]. Rinaldi, B & Gita, M. (2014). Pengaruh dan Hidrofobisitas Bioplastik dari Pati Sorgum.
Penambahan Gliserol Terhadap Sifat Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, 7(4):
Kekuatan Tarik dan Pemanjangan Saat Putus 88-93.
[9]. Bioplastik dari Pati Umbi Talas. Jurnal Teknik [12]. Sanjaya, I Gede M.H. dan Tyas Puspita, 2009.
Kimia US, Vol.3, No 2. Pengaruh penambahan Kitosan dan
[10]. Darni, Y., Utami, H., & Asriah, S. N. (2009). Plasticizer gliserol pada Karakterisasi Plastik
Peningkatan Hidrofobisitas dan Sifat Fisik Biodegradable Dari Pati Limbah Kulit
Platik Biodegradabel Pati Tapioka dengan Singkong. Jurnal FTII-ITS.
Penambahan Selulosa Residu Rumput Laut [13]. Seigel, Emma and Lisa Barrow. 2007.
Euchema spinossum. Universitas Lampung, Biodegradable Plastics. Online. Artikel diunduh
Teknik Kimia. Bandar Lampung: Universitas tanggal 8 Agustus 2016.
Lampung. [14]. Seigel, Emma and Lisa Barrow. 2007.
[11]. Darni Y. dan Herti Utami. 2010. Studi Biodegradable Plastics. Online. Artikel diunduh
Pembuatan dan Karakterisitik Sifat Mekanik tanggal 8 Agustus 2016.