Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH

HUKUM LINGKUNGAN
“Kasus Lingkungan yang pernah Dikawal Oleh WALHI dan LBH
Lampung”

Dosen Pengampu : Natalina, S.T, M.Si

OLEH:

DEVI YULI KERINA (17140006)


WELLY ALZABEN (17140019)
WAGIONO (17140022)

PROGRM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2019
1
2
KATA PENGANTAR

‫بســم هللا الرحمن الرحـيم‬


َ‫ َم ْن َي ْه ِد ِه هللاُ فَال‬،‫ت أَ ْع َما ِلنَا‬ َ ‫ش ُر ْو ِر أَ ْنفُ ِسنَا َومِ ْن‬
ِ ‫س ِيئَا‬ ُ ‫هلل مِ ْن‬ ِ َّ ِ َ‫ِإ َّن ْال َح ْمد‬
ِ ‫ّلِل نَ ْح َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َو َن ْست َ ْغف ُِرهُ َو َنعُ ْوذُ ِبا‬
‫س ِل ْم‬
َ ‫ص ِل َو‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.ُ‫س ْولُه‬ َ ‫ أَ ْش َهدُ أ َ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللا َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا‬.ُ‫ِي لَه‬
ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫ضل ِْل فَالَ هَاد‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫ُم‬
‫ص ْحبِ ِه َو َم ِن ا ْهتَدَى بِ ُهدَاهُ إِلَى يَ ْو ِم ْال ِقيَا َم ِة‬
َ ‫علَى آ ِل ِه َو‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫ار ْك‬ ِ َ‫َوب‬
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
taufiq dan hidayah-Nya berupa kekuatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah HUKUM LINGKUNGAN tentang “Kasus Lingkungan
Yang Pernah Dikawal Oleh Walhi dan LBH.”
Shalawat dan Salam kepada junjungan Nabiullah Muhammad SAW
sebagai pembawa misi kebenaran dalam menapaki jalan kemuliaan, sehingga
menuju kepada kehidupan yang terang benderang di bawah Nur Ilahi.
Tiada kesempurnaan di muka bumi ini kecuali kesempurnaan yang
dimiliki oleh Allah SWT. Demikian pula dengan penulisan makalah ini tentunya
tidak lepas dari kekurangan dan kekeliruan, saran dan kritik yang membangun,
saya harap demi penyempurnaan makalah selanjutnya.

Bandarlampung, 04 Desember 2019

Penyusun

3
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Hukum Lingkungan ...................................................................... 4

2. 1. 1 Hukum Lingkungan Klasik ................................................ 5

2. 1. 2. Hukum Lingkungan Modern ............................................. 6

2. 2. Pencemaran Dan Pengerusakan Lingkungan ............................... 7

2.2.1. Kerusakan lingkungan ........................................................ 7

2.2.2. Pencemaran Lingkungan ..................................................... 8

2. 3 Lembaga Bantuan Hukum ............................................................ 9

2. 4 WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) ................... 10

III. PEMBAHASAN

3.1 Kasus Lingkungan yang pernah dilaporkan WALHI..................... 13

3.2 Laporan Investigasi kasus yang pernah dilaporkan WALHI ......... 15


3.2.1 Laporan Hasil Investigasi Tambak Illegal Di Way Haru .... 15

3.3 Putusan persidangan kasus lingkungan yang dilaporkan oleh


4
WALHI Provinsi Lampung ............................................................ 21
3.3.1 Putusan Hasil Persidangan Tambak Illegal Di Way Haru ..... 22

3.3.2 Putusan peridangan Pertambangan pasir di gunung anak


krakatau tahun 2014 oleh pt energy vulcano alam lampung (eval)
........................................................................................................ 23

3. 4 Kasus Lingkungan yang dikawal LBH Bandar Lampung............ 27


3.4. 1 Isi tuntutan Pembalakan liar kayu sonokeling di kawasan

Hutan Lindung Register 21 ................................................ 27

3.4.2 Putusan Persidangan Pembalakan liar kayu sonokeling di kawasan

Hutan Lindung Register 21 (Penantian Batu,Pesawaran) ........ 28

3. 5 Lembaga Bantuan Hukum ........................................................... 30

3.5. 1. Tambak ilegal di Way Haru Kecamatan Bengkunat Pesisir

Barat..................................................................................... 30

3.5.2 Pertambangan Pasir di Kawasan Gunung Anak Krakatau Tahun

(2014)............................................................................................. 31

3.5.3 Pembalakan liar kayu sonokeling di kawasan Hutan


Lindung Register 21 ............................................................... 32

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4. 1 Kesimpulan. ................................................................................... 34

4.2 Saran ............................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

5
BAB I

6
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan sumberdaya alam,

yang berupa tanah, air dan udara dan sumberdaya alam yang lain yang termasuk

ke dalam sumberdaya alam yang terbarukan maupun yang tak terbarukan. Namun

demikian harus disadari bahwa sumberdaya alam yang kita perlukan mempunyai

keterbatasan di dalam banyak hal, yaitu keterbatasan tentang ketersediaan

menurut kuantitas dan kualitasnya. Sumber daya alam tertentu juga mempunyai

keterbatasan menurut ruang dan waktu. Oleh sebab itu diperlukan pengelolaan

sumberdaya alam yang baik dan bijaksana. Antara lingkungan dan manusia saling

mempunyai kaitan yang erat. Ada kalanya manusia sangat ditentukan oleh

keadaan lingkungan di sekitarnya, sehingga aktivitasnya banyak ditentukan oleh

keadaan lingkungan di sekitarnya.

Keberadaan sumberdaya alam, air, tanah dan sumberdaya yang lain menentukan

aktivitas manusia sehari-hari. Kita tidak dapat hidup tanpa udara dan air.

Sebaliknya ada pula aktivitas manusia yang sangat mempengaruhi keberadaan

sumberdaya dan lingkungan di sekitarnya. Kerusakan sumberdaya alam banyak

ditentukan oleh aktivitas manusia. Banyak contoh kasus-kasus pencemaran dan

kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti

pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah serta kerusakan hutan yang

7
kesemuanya tidak terlepas dari aktivitas manusia, yang pada akhirnya akan

merugikan manusia itu sendiri.

Pembangunan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat tidak dapat terhindarkan dari penggunaan sumberdaya alam; namun

eksploitasi sumberdaya alam yang tidak mengindahkan kemampuan dan daya

dukung lingkungan mengakibatkan merosotnya kualitas lingkungan. Banyak

faktor yang menyebabkan kemerosotan kualitas lingkungan serta kerusakan

lingkungan yang dapat diidentifikasi dari pengamatan di lapangan, oleh sebab itu

dalam makalah ini dicoba diungkap secara umum sebagai gambaran potret

lingkungan hidup.

Pembangunan merupakan upaya sadar dan terencana dalam rangka mengelola dan

memanfaatkan sumber daya alam, guna mencapai tujuan pembangunan yaitu

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa indonesia.

Pembangunan tersebut dari masa kemasa terus berlanjut secara berkesinambungan

dan selalu ditingkatkan pelaksanaanya guna memenuhi kebutuhan penduduk yang

semakin meningkat.

Kekhususan masing-masing dalam memilih kasus yang akan ditanganinya sesuai

dengan visi-misinya.

8
1.2 Rumusan Masalah

1. Mengetahui kasus lingkungan yang pernah WALHI dan LBH Provinsi

lampung laporkan.

2. Mengetahui Investigasi dan Tuntutan kasus lingkungan yang dilaporkan

oleh WALHI dan LBH Provinsi Lampung.

3. Mengetahui putusan persidangan kasus lingkungan yang dilaporkan oleh

WALHI dan LBH Provinsi Lampung.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Hukum Lingkungan

Hukum lingkungan dalam bidang ilmu hukum, merupakan salah satu bidang ilmu

hukum yang paling strategis karena hukum lingkungan mempunyai banyak segi

yaitu segi hukum administrasi, segi hukum pidana, dan segi hukum perdata.

Dengan demikian, tentu saja hukum lingkungan memiliki aspek yang lebih

kompleks. Sehingga untuk mendalami hukum lingkungan itu sangat mustahil

apabila dilakukan seorang diri, karena kaitannya yang sangat erat dengan segi

hukum yang lain yang mencakup pula hukum lingkungan di dalamnya.

Dalam pengertian sederhana, hukum lingkungan diartikan sebagai hukum yang

mengatur tatanan lingkungan (lingkungan hidup), di mana lingkungan mencakup

semua benda dan kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah

perbuatannya yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan

memengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia serta jasad-jasad

hidup lainnya. Dalam pengertian secara modern, hukum lingkungan lebih

berorientasi pada lingkungan atau Environment-Oriented Law, sedang hukum

lingkungan yang secara klasik lebih menekankan pada orientasi penggunaan

lingkungan atau Use-Oriented Law.

10
2. 1. 1 Hukum Lingkungan Klasik

Sebaliknya Hukum Lingkungan Klasik menetapkan ketentuan dan norma-norma

dengan tujuan terutama sekali untuk menjamin penggunaan

dan eksploitasi sumber-sumber daya lingkungan dengan berbagai akal dan

kepandaian manusia guna mencapai hasil semaksimal mungkin, dan dalam jangka

waktu yang sesingkat-singkatnya. Hukum Lingkungan Klasik bersifat sektoral,

serta kaku dan sukar berubah. Mochtar Kusumaatmadja mengemukakan, bahwa

sistem pendekatan terpadu atau utuh harus diterapkan oleh hukum untuk mampu

mengatur lingkungan hidup manusia secara tepat dan baik, sistem pendekatan ini

telah melandasi perkembangan Hukum Lingkungan di

Indonesia. Drupsteen mengemukakan, bahwa Hukum Lingkungan (Millieu recht)

adalah hukum yang berhubungan dengan lingkungan alam (Naturalijk milleu)

dalam arti seluas-luasnya. Ruang lingkupnya berkaitan dengan dan ditentukan

oleh ruang lingkup pengelolaan lingkungan. Mengingat pengelolaan lingkungan

dilakukan terutama oleh Pemerintah, maka Hukum Lingkungan sebagian besar

terdiri atas Hukum Pemerintahan (bestuursrecht).

Hukum Lingkungan merupakan instrumentarium yuridis bagi pengelolaan

lingkungan hidup, dengan demikian hukum lingkungan pada hakekatnya

merupakan suatu bidang hukum yang terutama sekali dikuasai oleh kaidah-

kaidah hukum tata usaha negara atau hukum pemerintahan. Untuk itu dalam

pelaksanaannya aparat pemerintah perlu memperhatikan “Asas-asas Umum

Pemerintahan yang Baik” (Algemene Beginselen van Behoorlijk Bestuur/General

11
Principles of Good Administration). Hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan

kebijaksanaannya tidak menyimpang dari tujuan pengelolaan lingkungan hidup.

2. 1. 2. Hukum Lingkungan Modern

Dalam hukum lingkungan modern, ditetapkan ketentuan dan norma-norma guna

mengatur tindak perbuatan manusia dengan tujuan untuk melindungi lingkungan

dari kerusakan dan kemerosotan mutunya untuk menjamin kelestariannya agar

dapat secara langsung terus-menerus digunakan oleh generasi sekarang maupun

generasi-generasi mendatang. Hukum Lingkungan modern berorientasi pada

lingkungan, sehingga sifat dan waktunya juga mengikuti sifat dan watak dari

lingkungan itu sendiri dan dengan demikian lebih banyak berguru kepada ekologi.

Dengan orientasi kepada lingkungan ini, maka Hukum Lingkungan Modern

memiliki sifat utuh menyeluruh atau komprehensif integral, selalu berada dalam

dinamika dengan sifat dan wataknya yang luwes.

12
2. .2. Pencemaran Dan Pengerusakan Lingkungan

2.2.1. Kerusakan lingkungan

Kerusakan lingkungan adalah deteriorasi lingkungan dengan hilangnya sumber

daya air, udara, dan tanah; kerusakan ekosistem dan punahnya fauna liar.

Kerusakan lingkungan adalah salah satu dari sepuluh ancaman yang secara resmi

diperingatkan oleh High Level Threat Panel dari PBB. The World Resources

Institute (WRI), UNEP (United Nations Environment

Programme), UNDP (United Nations Development Programme), dan Bank

Dunia telah melaporkan tentang pentingnya lingkungan dan kaitannya

dengan kesehatan manusia, pada tanggal 1 Mei 1998.

Kerusakan lngkungan terdiri dari berbagai tipe. Ketika alam rusak dihancurkan

dan sumber daya menghilang, maka lingkungan sedang mengalami

kerusakan. Environmental Change and Human Health, bagian khusus dari

laporan World Resources 1998-99 menjelaskan bahwa penyakit yang dapat

dicegah dan kematian dini masih terdapat pada jumlah yang sangat tinggi. Jika

perubahan besar dilakukan demi kesehatan manusia, jutaan warga dunia akan

hidup lebih lama. Di negara termiskin, satu dari lima anak tidak bisa bertahan

hidup hingga usia lima tahun, terutama disebabkan oleh penyakit yang hadir

karena keadaan lingkungan yang tidak baik. Sebelas juta anak-anak meninggal

setiap tahunnya, terutama disebabkan oleh malaria, diare, dan penyakit

pernapasan akut, penyakit yang sesungguhnya sangat mungkin untuk dicegah.

13
2.2.2. Pencemaran Lingkungan

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya

makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau

berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam

sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai

dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup

No. 4 Tahun 1982).

Peristiwa pencemaran lingkungan disebut polusi. Zat atau bahan yang dapat

mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut

polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk

hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi

tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.

Suatu zat dapat disebut polutan apabila :

1. Jumlahnya melebihi jumlah normal.

2. Berada pada waktu yang tidak tepat

3. Berada pada tempat yang tidak tepat

Sifat polutan adalah :

1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat

lingkungan tidak merusak lagi

2. Merusak dalam jangka waktu lama.

Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi

14
dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh

sampai tingkat yang merusak.

2.3. Lembaga Bantuan Hukum

LBH merupakan sebuah lembaga yang non profit, lembaga bantuan hukum ini

didirikan dengan tujuan memberikan pelayanan bantuan hukum secara gratis

(cuma-cuma) kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan hukum, namun

tidak mampu, buta hukum dan tertindas, arti cuma-cuma yaitu tidak perlu

membayar biaya (fee) untuk pengacara, tapi untuk biaya operasional seperti biaya

perkara di pengadilan (apabila kasus sampai ke pengadilan) itu ditanggung oleh si

klien, itupun kalau klien mampu. Tetapi biasanya LBH-LBH memiliki

kekhususan masing-masing dalam memilih kasus yang akan ditanganinya sesuai

dengan visi-misinya.

Lembaga bantuan hukum berperan besar dalam access to justice bagi masyarakat

yang tidak mampu karena berperan besar dalam memberikan solusi dari tingkat

konsultasi, tingkat pendampingan bagi masyarakat di luar pengadilan (non-

litigasi) hingga tingkat pendampingan bagi masyarakat di tingkat pengadilan

(litigasi). Dengan adanya peranan lembaga bantuan hukum ini diharapkan dapat

berperan serta dalam tercapainya fungsi bantuan hukum, pemerataan dana bantuan

hukum, pemerataan siapa saja yang berhak mendapatkan dana bantuan hukum dan

turut serta dalam mewujudkan lembaga hukum sebagai access to justice.

15
2.4. WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia)

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau biasa dikenal sebagai WALHI

merupakan sebuah organisasi lingkungan hidup independen non-profit terkemuka

di Indonesia. Saat ini WALHI telah tersebar di 28 propinsi di Indonesia dengan

keanggotaan sebanyak 479 organisasi anggota dan 156 anggota individu pada

tahun 2011 lalu. Organisasi WALHI juga berkampanye secara internasional

melalui Friends of the Earth Internasional yang telah menjaring setidaknya 71

anggota di 70 negara, 15 organisasi afiliasi, dan lebih dari 2 juta anggota individu

dan pendukung di seluruh dunia. Tujuan utama WALHI adalah mengawasi

pembangunan yang berjalan saat ini dengan mempromosikan solusi untuk

menciptakan lingkungan yang berkelanjutan serta menjunjung tinggi keadilan

sosial masyarakat. Dengan visi "terwujudnya suatu tatanan sosial, ekonomi, dan

politik yang adil dan demokratis yang dapat menjamin hak-hak rakyat atas

sumber-sumber kehidupan dan lingkungan hidup yang sehat" WALHI tumbuh

dengan rencana strategis guna menjadi organisasi yang mandiri dan profesional

dalam advokasi lingkungan berbasis pada rakyat, mampu menjamin adanya

kebijakan negara terhadap perlindungan Kawasan Ekologi Genting sebagai

Sumber-sumber Kehidupan Rakyat melalui pemerintahan yang baik dan bersih

serta memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber-sumber kehidupan rakyat.

Berawal dari pertemuan yang diselenggarakan oleh Emil Salim yang menjabat

sebagai Menteri Lingkungan Hidup kala itu bersama dengan beberapa tokoh yang

antaranya Bedjo Rahardjo, Erna Witoelar, Ir. Rio Rahwartono dan Tjokropranolo.

Dalam pertemuan tersebut mereka membahas tentang lingkungan yang menjadi

16
sebuah gerakan dalam masyarakat. Bersama dengan kelompok NGO atau

kelompok-kelompok non pemerintahan serta kelompok pecinta alam berkumpul

dengan lebih dari 350 lembaga lain yang terbagi dalam lembaga profesi, hobi,

lingkungan, pecinta alam, agama, riset, kampus, jurnalis, dan lembaga-lembaga

lainnya untuk mewujudkan lingkungan yang baik dengan berbagai program-

program pendukung. Sejak saat itulah terpilih 10 NGO yang kemudian

menetapkan program-program pendukung tersebut. Dari sinilah terbentuk

Kelompok 10 yang merupakan tonggak sejarah berdirinya WALHI. Kelompok ini

kemudian secara resmi dideklarasikan pada tanggal 23 Mei 1978 sebagai

"Kelompok Sepuluh Pengembangan Lingkungan Hidup" yang merupakan wadah

untuk tukar informasi, tukar pikiran, dan penyusunan program bersama mengenai

masalah lingkungan hidup di Indonesia maupun di dunia.

Setelah melalui serangkaian pertemuan yang cukup lama, akhirnya pada tanggal

15 Oktober 1980 didirikanlah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI)

secara resmi. Kehadiran WALHI sebagai sebuah forum lingkungan sangat

signifikan. Program pertama WALHI yakni "public relation" yang merupakan

pengenalan organisasi kepada pemerintah, perusahaan, pers, mahasiswa, para

artis, dan seluruh elemen lainnya. WALHI juga terus mengkampanyekan isu-isu

terkait dengan lingkungan hidup kepada masyarakat. Dengan ini sedikit demi

sedikit WALHI mendapat peran di masyarakat dan ikut serta dalam pembahasan

Rancangan Undang-Undang Lingkungan Hidup di DPR. Pada tahun 1982

bersama dengan beberapa lembaga swadaya masyarakat lainnya membahas

17
Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup/Undang-undang No.4

Tahun 1982 yang kemudian diadopsi dalam pasal 6. Selanjutnya pada tanggal 27

Oktober 1983 didirikan lembaga pendanaan program lingkungan hidup dengan

nama Yayasan Dana Mitra Lingkungan (DML).

Sejak tahun 1988 WALHI mulai mengkampanyekan Reformasi Lingkungan

Hidup melalui Badan Eksekutif-nya yang dilandasi rasa keadilan, melindungi

lingkungan, dan bisa dinikmati oleh masyarakat. Pada era ini WALHI mulai

berani mengugat elit pemerintah terkait dengan pembangunan pabrik pulp dan

rayon, PT Inti Indorayon Utama di Porsea yang menyeret 6 nama menteri. Dalam

perkembangannya WALHI terus bersentuhan dengan berbagai masalah yang

terjadi di Indonesia yang tidak hanya terbatas pada isu lingkungan hidup saya,

melainkan politik dan sosial. Pada dasarnya kegiatan utama WALHI antara lain

solusi dalam penyelamatan lingkungan hidup serta menjadi sebuah gerakan publik

yang bertanggung jawab, transparan, selalu menggalang dukungan dari berbagai

elemen masyarakat, dan fokus dalam kampanye dalam isu air, pangan dan

keberlanjutan, hutan dan perkebunan, energi dan tambang, keadilan iklim, pesisir

dan laut serta isu-isu perkotaan lainnya.

18
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kasus Lingkungan yang pernah dilaporkan WALHI

1. Tambak ilegal di way haru kecamatan bengkunat pesisir barat

ada daerah Enclave Way Haru kecamatan bengkunat Belimbing

Kabupaten Pesisir Barat terdapat penduduk dengan jumlah lebih kurang

5.000 Jiwa. Pekon/Desa di daerah enclave Way Haru tersebut masih

termasuk kategori pekon tertinggal dan terisolir sebagai akibat belum

adanya akses jalan yang memadai untuk masyarakat melakukan aktivitas

sehari hari

dan/atau untuk berkunjung ke daerah lainnya. Dalam upaya membuka

keterisoliran tersebut, Pemerintah Kabupaten pesisir Barattelah

menggalang kerjasama dengan Balai besar Taman Nasional Bukit barisan

Selatan (BB TNBBS) bersama-sama berkomitmen untuk melakukan

optimalisasi pengelolaan Kawasan Taman nasional bukit Barisan Selatan

(TNBBS) di wilayah Way heni – Way haruKecamatan Bengkunat

belimbing kabuupaten pesisir Barat.

Perjanjian kerjasama tersebut dituangkan dalam dokumen Perjanjian

Kerjasama antara Balai Besar Taman nasional bukit Barisan Selatan (BB

TNBBS) dengan Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat tentang Optimalisasi

Pengelolaan Kawasan TNBBS di wilayah Way Heni – Way haru

kecamatan bengkunat Belimbing dengan Nomor : PKS.03/BBTNBBS-

19
1/2016 dan Nomor : 139/06/II.02/HK-PSB/2016 dengan periode

kerjasama selama 2 (dua) tahun yaitu periode 2016 – 2017.

Rencana Kerja Tahunan dari perjanjian Kerjasama (PKS) tersebut

disebutkan bahwa akan diadakan pembangunan fisik jalan sepanjang 10

Kilometer yang terbagi dalam 2 tahun yaitu masing-masing tahun

sepanjang 5 Kilometer. Pembangunan jalan patroli tersebut diduga juga

akan dimanfaatkan oleh Bupati Pesisir Barat untuk memfasilitasi

pengusaha tambak yang berada di Way haru karena disana sedang

dilakukan aktivitas pembangunan Tambak di dalam tanah Enclave Marga

Belimbing Desa Way Haru yang berbatasan langsung dengan Taman

Nasional Bukit Barisan Selatan.

2. Pertambangan pasir di gunung anak krakatau tahun 2014 oleh pt energy

vulcano alam lampung (eval)

Menyedot pasir di perairan sekitar Gunung Anak Krakatau sembarangan

akan dipidana. Hal tersebut bukan bualan semata, lantaran sudah ada

perusahaan yang menjadi tersangka bahkan menjalani persidangan.

Informasi yang dihimpun Lampost.co, Polda Lampung menetapkan

tersangka Suharsono selaku Direktur PT Energi Vulkanologi Alam Lestari

(PT Eval), pada tahun 2015 yang sebelumnya juga pernah ingin mengeruk

pasir anak Krakatau dengan bendera perusahaan PT Ascho Unggul

Perkasa (AUP).

Suharsono (Direktur)mengeruk pasir gunung anak Krakatau, dengan dalih

Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2014 tentang Mitigasi Regional

20
Bencana Geologi di Wilayah Kabupaten Lampung Selatan. Direktur

Eksekutif Walhi Lampung Irfan tri Musti membenarkan hal tersebut.

3.2 Laporan Investigasi kasus yang pernah dilaporkan WALHI

3.2.1 Laporan Hasil Investigasi Tambak Illegal Di Way Haru Kecamatan

Bengkunat Pesisir Barat ,3 – 4 November 2017

Berdasarkan investigasi yang dilakukan tim selama 2 hari dilapangan

bahwa telah ditemukan aktivitas pembangunan Tambak di Tanah Enclave

Marga Belimbing Desa Way Haru yang berbatasan dengan Taman Nasional

Bukit Barisan Selatan dan Samudera Hindia. Aktivitas pembuatan tambak

tersebut telah menghasilkan lebih kurang sebanyak 15 kolam tambak di

wilayah tersebut dan lokasi tambak tersebut sudah Dipasang garis Polisi

(Police Line) dan telah dihentikan aktivitas perusahaan sejak 11 Oktober

2017 oleh Ditreskrimsus Polda Lampung. Pada saat tim turun ke lapangan

memang tidak ditemui adanya aktivitas pekerjaan perusahaan, yang ada

hanya beberapa ornag yang bekerja sebagai penjaga alat berat di basecamp

tambak.

21
Berdasarkan Hasil Overlay Peta Oleh WALHI didapatkan luasan tambak

tersebut seluas 30 Hektare , di dalam lokasi pebangunan tambak terdapat satu

buah basecamp berupa rumah papan 2 Lantai yang berada pada koordinat 48M

: 0436267 – UTM : 9367540. Disamping Basecamp tambak tersebut juga

terdapat 1 Unit Bulldoser Pemadat, 2 Unit

Bulldoser Land Clearing, 7 Unit Eksavator, 4 Unit Dump Truck, 1 Unit Mobil

Pick Up serta Beberapa Tower Tanki dan Drump dan juga disana dijumpai ada

4 orang yang sedang berada di basecamp tambak tersebut.

Secara akses jalan memang sangat tidak masuk akal jika di lokasi tambak

tersebut ada kendaraan besar, karena untuk akses sepeda motor saja cukup sulit

ditempuh dari way heni ke way haru. Ternyata pihak perusahaan memasukkan

kendaraan dan alat berat pada bulan agustus lalu, dimana pada saat itu air laut

cukup surut. Adapun cara yang dilakukan ialah kendaraan tersebut

menyeberangi Dua Sungai yang berada di way heni melalui jalan dan bukan

jembatan. Sedangkan selanjutnya mereka memanfaatkan jalan patroli yang


22
telah dibangun serta melalui jalur pantai dan ditarik dengan alat berat

(eksavator) pada saat kondisi pantai tidak dapat dilewati oleh truk.

Berdasarkan hasil obrolan dengan warga dan tokoh adat bahwa lokasi tanah

tersebut merupakan Tanah Milik marga Belimbing seluas lebih kurang 700

hektare yang sebagian diberikan kepada warga yang tidak memiliki lahan

perkebunan. Dan lokasi tambak tersebut merupakan tanah hasil pembelian oleh

Pemilik tambak kepada warga dengan harga Rp. 25.000.000 (Dua Puluh lima

Juta Rupiah).

Seluruh warga masyarakat way haru sangat senang apabila ada akses

jalan yang layak menuju Perkampungan mereka karena selama ini mereka sangat

kesuliatan dalam melakukan aktivitas akibat dari tiadanya akses jalan, namun warga

pekon way haru juga banyak yang menolak adanya aktivitas pertambakan di lokasi

23
tersebut dan mereka juga menyayangkan adanya oknum warga Way Haru yang

menjual Tanah Enclave tersebut kepada pemilik tambak.

Selain melihat aktivitas pembangunan tambak,tim juga menemukan aktivitas

pembangunan jalan yang masih berlanjut dengan menggunakan 2 Unit Eksavator

untuk membuka akses jalan di dekat Way Pelimpahan. Adapun jalan yang sudah

dibuka sepanjang lebih kurang 6 Kilometer dan untuk jalan yang sudah dibuat

Talud/Pondasi pinggir sepanjang lebih kurang 2 Kilometer. Disana juga terdapat 2

Buah sedap manatapJembatan yang abru dibangun, dan dijembatan pertama terdapat

sebuah Base Camp berupa rumah Papan dengan ukutan lebih kurang 20 Meter

Persegi yang dilengkapi dengan 1 Buah Tanki Putih bertuliskan AKR serta di dekat

jembatan tersebut juga ditemui satu buah Mini Eksavator yang sedang Bekerja

Meratakan Pinggiran Jembatan.

24
Di bagian jalan lainnya juga terdapat satu buah mini Bulldoser dan terdapat

beberapa orang sedang melakukan pekerjaan menurunkan material koral dan

pasir di dua titik pada lokasi pembangunan jalan.

KRONOLOGIS PEMBANGUNAN TAMBAK DAN JALAN

Kronologis Penghentian Pembangunan Jalan Ruas Way Heni – Way Haru

Kecamatan

Bengkunat Belimbing Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung

1. Surat Bupati Lampung Barat Nomor : 050/665/III.01/2005 tanggal 29 Juni

2005 dan Nomor : 050/304/III.02/2008 tanggal 7 Juli 2008 yang

mengajukan Permohonan Ijin

Pembukaan 4 Ruas Jalan Sukabumi-Suoh, Sekincau-Suoh, Way Heni-Way

Haru dan Melesom-Lombok di Kabupaten Lampung Barat Provinsi

Lampung yang melintasi kawasan TNBBS.

2. Surat Menteri Kehutanan nomor : S.369/Menhut-IV/2010 tanggal 19 Juli

2010 menyatakan bahwa tim yang dibentuk berdasarkan SK Menhut Nomor

: 36/MenhutII/2007 tanggal 30 Januari 2007 dan SPT Dirjen PHKA Nomor :

PT.156/IV/KK-2/2008 tanggal 12 Desember 2008 merekomendasikan :

a. Ruas jalan Sukabumi-Suoh dapat dipertimbangkan untuk ditingkatkan

pembangunan jalannya karena sudah ada persetujuan prinsip dari Menteri

Kehutanan nomor :

380/Menhut-VII/1987

b. Ruas jalan Sekincau-Suoh tidak dapat dipertimbangkan/ditolak

25
c. Ruas jalan Way Heni-Way Haru dapat dipertimbangkan karena berfungsi

sebagai jalan patroli dan jalan akses ke stasiun penelitian Way Canguk,

dan satu-satunya akses darat bagi masyarakat enclave Way Haru (Desa

Banjar Dalam dan Way Haru), akses pembinaan terhadap masyarakat

enclave Way Haru dan akses pemantauan masyarakat daerah penyangga

d. Rusa jalan Melesom-Lombok ditutup dan direhabilitasi karena akan

mendorong semakin banyaknya perambah masuk dalam kawasan

3.2.2 Isi tuntutan Pertambangan pasir di gunung anak krakatau tahun 2014 oleh pt

energy vulcano alam lampung (eval)

Isi Tuntutan :

1. Menyatakan terdakwa SUHARSONO BIN MARTO WAGIMAN telah

terbukti secara sah dan menyakinkan melakukan Tindak Pidana

MELAKUKAN USAHA PENAMBANGAN TANPA IUP, IPR ATAU

IUPK”, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 158 Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan

Mineral dan Batubara sebagaimana dalam Dakwaan Pertama.

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa SUHARSONO BIN MARTO

WAGIMAN, dengan pidana penjara selama 8 (delapan) bulan dikurangi

selama terdakwa berada dalam tahanan sementara dengan perintah

terdakwa tetap ditahan dan denda sebesar Rp.5.000.000,- ( lima juta

rupiah) subsidair 2 (dua) bulan penjara.

26
3.3 Putusan persidangan kasus lingkungan yang dilaporkan oleh WALHI

Provinsi Lampung.

3.3.1 Putusan Hasil Persidangan Tambak Illegal Di Way Haru Kecamatan

Bengkunat Pesisir Barat ,3 – 4 November 2017

dinyatakan bahwa ruas jalan Sukabumi-Suoh dan Way Heni-Way Haru

dapat digunakan masyarakat secara terbatas dan jalan tersebut milik

TNBBS, dibuat MoU antara TNBBS dan Pemda Lampung Barat dalam

kegiatan pengamanan bersama disekitar jalan tersebut, dibuat pos jaga dan

portal sebagai sarana pengamanan dan untuk ruas jalan Way Heni-Way

Haru, beberapa KK yang telah merambah kawasan didaerah (desa) Bambu

Kuning/ Sumberrejo dikeluarkan terlebih dahulu dari kawasan tersebut.

Surat Bupati Lampung Barat Nomor : 522/342/II.14/2012 tanggal 21 April

2012 direspon Dirjen PHKA nomor : S.251/IV-KKBHL/2012 tanggal 18

Juni 2012 dinyatakan bahwa pembangunan tahap awal ruas jalan Way Heni-

Way Haru di TNBBS dapat dilanjutkan sesuai surat Menhut nomor :

S.369/Menhut-IV/2010 tanggal 19 Juli 2010 dengan meminta Pemda

Lampung Barat berkomitmen membantu TNBBS dalam upaya penyelesaian

perambahan, rehabilitasi dan pelestarian kawasan dimana komitmen

tersebut dituangkan dalam naskah kerjasama / kolaborasi Optimalisasi

Pengelolaan TNBBS antara Balai Besar TNBBS dengan Pemda Lampung

Barat dengan berpedoman pada keputusan Menhut nomor : S.390/Kpts-

II/2004 dan peraturan Menhut nomor : P.19/Menhut-II/2004

27
MoU antara Balai Besar TNBBS dengan Pemerintah Kabupaten Lampung

Barat tanggal 8 Agustus 2012 tentang Optimalisasi Pengelolaan Kawasan

TNBBS Di Wilayah Way Heni – Way Haru Kecamatan Bengkunat

Belimbiong Kabupaten Lampung Barat antara Balai Besar TNBBS dengan

Pemda Lampung Barat yang ditandatangani oleh Kepala Balai Besar

TNBBS (Ir. Jhon Kenedie, MM) dan Bupati Lampung Barat (Drs. Hi.

Mukhlis Basri, MM.)

Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Balai Besar TNBBS dengan Pemda

Kabupaten Lampung Barat nomor : PKS.882/BBTNBBS-1/2012 dan nomor

: 522/09/II.14/2012 tanggal 8 Agustus 2012 tentang Optimalisasi

Pengelolaan Kawasan TNBBS Di Wilayah Way Heni-Way Haru

Kecamatan Bengkunat Belimbing Kabupaten Pesisir Barat (selama 5 tahun)

dengan ruang lingkup kerjasama :

1. Pembangunan sarana dan prasarana pengamanan kawasan hutan, berupa

jalan patroli Way Heni-Way Haru, dan pendukung sarana jalan patroli

berupa pos pengamanan hutan, portal dan papan larangan

2. Rehabilitasi di kawasan TNBBS

3. Penyelesaian perambahan di kawasan TNBBS

4. Pemberdayaan Masyarakat disekitar kawasan

5. Pengembangan potensi ekowisata dan jasa lingkungan

Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Kepala Balai Besar TNBBS (Ir.

Timbul Batubara, M.Si) dan Pejabat Bupati Lampung Barat (Drs. Qudrotul
28
Ikhwan, MM). Berdasarkan laporan petugas dan ditindaklanjuti dengan

pengecekan oleh petugas

TNBBS, telah dilakukan pembukaan jalan ± 4,4 Km yang berada di zona

khusus TNBBS dan diduga dilakukan oleh PT. Delivra Sinar Sentosa.

Selain itu, perusahaan ini juga membangun gudang penampungan logistik

yang diduga berada didalam kawasan TNBBS. Untuk aktifitas illegal yang

dilakukan oleh perusahaan tersebut, Balai TNBBS telah melaporkan kepada

Kepolisian Daerah (Polda) Lampung. Polda Lampung (Ditreskimsus)

bersama TNBBS menghentikan aktifitas perusahaan tersebut dan memasang

police line pada tanggal 11 Oktober 2017. Untuk memastikan bahwa, lokasi

dimaksud masuk dalam kawasan TNBBS atau tidak, Polda Lampung akan

melakukan pengecekan lokasi tersebut bersama BPKH Wilayah XX

Lampung.

Menurut informasi dari masyarakat, perusahaan PT. Delivra Sinar Sentosa

akan membuka lokasi tambak pada areal enclave Way Haru sedangkan ijin

prinsip yang diterbitkan BKPM untuk lokasi dimaksud telah diterbitkan

untuk PMA atas nama PT. Indomarine Aquaculture Farm.

3.3.2 Putusan persidangan Pertambangan pasir di gunung anak krakatau tahun

2014 oleh pt energy vulcano alam lampung (eval)

Klasifikasi Perkara : Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

29
Nomor Perkara : 739/Pid.B/2015/PN Tjk

Penuntut Umum

1 M. SYARIF, SH

Terdakwa

1 SUHARSONO bin MARTO WAGIMAN

Dakwaan

PERTAMA : Pasal 109 UU RI No.32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup

KEDUA : Pasal 158 UU No.4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan

Batubara

Tanggal Penetapan Nama Hakim/Majelis Hakim Posisi

Kamis, 18 Jun. 2015 PASTRA JOSEPH ZIRALUO Hakim Ketua

Kamis, 18 Jun. 2015 SYAHRI ADAMY Hakim Anggota

Kamis, 18 Jun. 2015 SUTIYONO Hakim Anggota

PENETAPAN PANITERA PENGGANTI

Tanggal Penetapan Nama Panitera Pengganti Aktif

Jumat, 19 Jun. 2015 PALAM PATAH Ya

PENETAPAN SIDANG PERTAMA

Tanggal Penetapan Tanggal Sidang Pertama

Senin, 22 Jun. 2015 Senin, 29 Jun. 2015

Tanggal Putusan Senin, 02 Nov. 2015

30
Status Putusan :

No Nama Tanggal Putusan,Putusan sidang

1 SUHARSONO bin MARTO WAGIMAN Senin, 02 Nov. 2015 Pidana

Penjara Waktu Tertentu (6 Bulan 20 Hari) Pidana Denda Rp.5.000.000,00

Subsider Kurungan (1 Bulan )

AMAR PUTUSAN :

1. Menyatakan Terdakwa SUHARSONO Bin MARTO WAGIMAN tersebut

diatas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana ??MELAKUKAN USAHA PENAMBANGAN TANPA IZIN ?

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa SUHARSONO Bin MARTO

WAGIMAN oleh karena itu dengan pidana penjara selama : 6 (enam)

bulan dan 20 (dua puluh) hari dan Denda sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta

rupiah) dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar maka diganti dengan

pidana kurungan selama 1 (satu) bulan;

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani

Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

4. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan;

5. Menetapkan barang bukti berupa:

a. 1 (satu) bundel Dokumen Akte Pendirian PT EVAL.

b. 1 (satu) buah NPWP An. PT EVAL.

c. 1 (satu) lembar Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor :

AHU-38758.AH.01.01 tahun 2013 tentang Pengesahan Badan Hukum

Perseroan tentang PT EVAL.

31
d. 1 (satu) lembar Surat Keterangan Domisili PT EVAL

e. 1 (satu) lembar SITU Nomor : 506/03676/IX/SITU/BTPM/2013, An.

PT EVAL.

f. 1 (satu) lembar SIUP Nomor : 30007/0367/IX/SITU/BTPM/2013 An.

PT EVAL.

g. 1 (satu) bundel PKS, Pelaksananaan Nitigasi Regional Bencana Geologi

antara PT EVAL dan PT MERINDO.

3.4 Kasus Lingkungan yang pernah dikawal LBH Bandar Lampung

• Pembalakan liar kayu sonokeling di kawasan Hutan Lindung Register 21

(Penantian Batu,Pesawaran)

Dinas Kehutanan Provinsi Lampung kembali menangkap pelaku illegal

logging (pembalakan liar) di kawasan hutan lindung Lampung, Jumat

(26/1/2018), Dishut mengamankan dua orang tersangka dan satu unit truk

pengangkut 21 batang kayu sonokeling di Pardasuka, Pringsewu.

Kayu sonokeling itu disinyalir berasal dari aktivitas pembalakan liar di

Register 21 Perintian Batu, Pekon Selapan.

Penangkapan dilakukan setelah tim KPH melakukan pengintaian setelah

mendapat informasi masyarakat akan adanya aktivitas illegal logging.

Enam pelaku penebangan liar kayu di kawasan hutan lindung Register 21

berhasil disergap.

kejahatan illegal logging menjadi musuh utama dalam upaya pelestarian

sumberdaya alam dan hutan. Oleh karenanya fokus perlindungan hutan

32
diarahkan pada kawasan hutan lindung di blok perlindungan dengan

tegakan pohon yang masih baik. Sedangkan pelaku illegal logging

ditindak tegas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dishut juga terus berupaya melakukan sinkronisasi dan sinergitas

perlindungan dan pengamanan hutan, terutama akan ancaman gangguan

hutan berupa illegal logging yang saat ini marak, khususnya jenis tanaman

sonokeling.

3.4. 1 Isi tuntutan Pembalakan liar kayu sonokeling di kawasan Hutan Lindung

Register 21 (Penantian Batu,Pesawaran)

1. Menyatakan terdakwa MUHAMMAT NAHIT Bin MUHAMMAT

NUH bersalah melakukan tindak pidana yang melakukan, yang

menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan dengan sengaja

menerima, membeli, menjual, menerima tukar, menerima titipan,

dan/atau memiliki hasil hutan yang diketahui berasal dari pembalakan

liar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf k sebagaimana diatur

dan diancam pidana dalam Pasal 87 ayat (1) huruf a Jo. Pasal 12 huruf k

Undang Undang RI Nomor 18 tahun 2013 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Perusakan Hutan jo Pasal 55 ayat (1) KUHP dalam

dakwaan Kedua Penuntut Umum.

2. Menjatuhkan Pidana terhadap terdakwa MUHAMMAT NAHIT Bin

MUHAMMAT NUH dengan pidana penjara selama 4 (empat) Tahun

dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dengan perintah


33
terdakwa tetap di tahan dan denda Rp.500.000.000,- (lima ratus juta

rupiah) subsidiair 6 (enam) bulan bulan kurungan.

3. Menyatakan Barang bukti telah dipergunakan di perkara an. HENDRA

TONI (inkracht) dan an. LUKMAN HAKIM (inkracht).

4. Menetapkan agar terdakwa jika dipersalahkan dan dijatuhkan pidana,

supaya ia di bebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu

rupiah).

Barang Bukti :

1. 114 potong kayu olahan jenis sonokeling ukuran papan spanel

2. 13 potong kayu olahan balok

3. Mobil pick up mitsubishi L-300 No. Polisi 9322 AA

3.4.2 Putusan Persidangan Pembalakan liar kayu sonokeling di kawasan Hutan

Lindung Register 21 (Penantian Batu,Pesawaran)

MENGADILI :

1. Menyatakan Terdakwa Muhammat Nahit bin Muhammat Nuh terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan perbuatan pidana “dengan

sengaja mengangkut hasil penebangan di kawasan hutan tanpa izin

dilakukan secara bersama-sama”;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Muhammat Nahit bin Muhammat

Nuholeh karena itu dengan pidana penjara selama : 2 ( dua ) tahun 8

34
(delapan ) bulan dan hukuman denda sebesar Rp 500.000.000,-(lima ratus

juta rupiah), dengan ketentuan apabila tidak dibayar diganti dengan

hukuman penjara selama -2 ( dua ) bulan;

3. Menyatakan masa penangkapan dan masa penahanan yang telah dijalani

terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

4. Menyatakan terdakwa tetap ditahan di dalam Rumah Tahanan Negara;

5. Membebankan biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp 7.500,-(tujuh

ribu lima ratus rupiah);

Diputuskan dalam sidang musyawarah Majelis Hakim : Hari Rabu, Tanggal 19

Juni 2019 Oleh Yus Enidar,S.H.,M.H Sebagai Hakim Ketua Sidang, Nopian

Saputra,S.H.,M.Hum dan Hasmy,S.H masing - masing sebagai Hakim

Anggota,Putusan diucapkan pada hari Rabu, Tanggal 26 Juni 2019 oleh Majelis

Hakim tersebut dalam sidang yang dinyatakan terbuka untuk umum yang dibantu

oleh Zarkasi,S.H.,M.H Panitera pengganti Pengadilan Negeri Tanjung Karang,

dihadiri oleh Maratina,S.H Penuntut Umum pada Kejaksaan Tinggi Lampung dan

terdakwa.

35
3.5 Analisis Kasus Yang Dikawal Oleh Walhhi Dan LBH

3.5. 1. Tambak ilegal di Way Haru Kecamatan Bengkunat Pesisir Barat

Pekon/Desa di daerah enclave Way Haru tersebut masih termasuk kategori


pekon tertinggal dan terisolir sebagai akibat belum adanya akses jalan
yang memadai untuk masyarakat melakukan aktivitas sehari hari untuk
berkunjung ke daerah lainnya. Dalam upaya membuka keterisoliran
tersebut, Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat telah menggalang kerjasama
dengan Balai besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BB TNBBS)
bersama-sama berkomitmen untuk melakukan optimalisasi pengelolaan
Kawasan Taman Nasional bukit Barisan Selatan (TNBBS) di wilayah Way
Heni – Way Haru Kecamatan Bengkunat Belimbing Kabupaten Pesisir
Barat. Namun, pembangunan jalan patroli tersebut diduga juga akan
dimanfaatkan oleh Bupati Pesisir Barat untuk memfasilitasi pengusaha
tambak yang berada di Way haru karena disana sedang dilakukan aktivitas
pembangunan Tambak di dalam tanah Enclave Marga Belimbing Desa
Way Haru yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Bukit
Barisan Selatan.

Hasil putusan pengadilan juga dinilai masih belum sesuai dengan tuntutan
atau terlalu rendah dibanding tuntutan jaksa yang menuntu pasal 109 UU
NO. 32 Tahun 2009 dengan bunyi “ Setiap orang yang melakukan usaha
dan/atau kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 36 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1
(satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp.
1.000.000.000 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp. 3.000.000.000
(tiga miliar rupiah). “ tetapi terdakwa hanya di beri hukuman berupa
penjara , 13 bulan dan dendan 1,5 Milyar subsider 4 bulan, padahal dilihat
dari dampak kerusakan yang ditimbulkan hukuman tersebut terlalu ringan.

36
3.5.2 Pertambangan Pasir di Gunung Anak Krakatau Tahun 2014 oleh PT Energy

Vulcano Alam Lampung (EVAL)

Menyedot pasir di perairan sekitar Gunung Anak Krakatau sembarangan

merupakan kejahatan. Namun, hal ini tetap dilakukan oleh oknum yang

tidak bertanggung jawab Penambangan pasir di laut merupakan salah satu

aktivitas yang dilarang. Aktivitas ini melanggar Undang-Undang Nomor

1 Tahun 2014 (revisi atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007)

tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Atas dasar perkara Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup PT.

Energy Vulcano Alam Lampung (EVAL) didakwa dengan pasal:

• Pasal 109 UU RI No.32 Tahun 2009

tentangPengelolaanLingkunganHidup

• Pasal 158 UU No.4 tahun 2009 tentangPertambangan Mineral dan

Batubara

Dengan dalih riset tentang Mitgasi bencana terdakwa SUHARSONO BIN

MARTO WAGIMAN melakukan penambangan pasir hitam Ilegal di

kawasan cagar alam GAK (Gunung Anak Krakatau), dengan adanya

modus seperti ini pemerintah diharapkan harus lebih berhati-hati dan teliti

terhadap izin kegitan di kawasan tersebut mauput di kawasan cagar alam

lainnya. Kawasan cagar alam yang seharusnya hanya boleh dimanfaatkan

37
untuk kepentingan riset dan ilmu pengetahuan. Tidak untuk kegiatan

komersil.

3.5.3 Pembalakan liar kayu sonokeling di kawasan Hutan Lindung Register 21

(Penantian Batu,Pesawaran)

Kasus – kasus pengerusakan serupa pembalakan kayu seperti ini masih Marak

terjadi di Indonesia, dan masih banyak pelaku yang di tindak hanya padal level

permukaannya saja, tidak di usut sampai tuntas hingga ke aktor utama atau

pemilik modal. Seperti pada kasus Pembalakan liar kayu sonokeling di kawasan

Hutan Lindung Register 21 (Penantian Batu,Pesawaran). Pelaku yang di tindak

hanya pelaku pembalakan dan supir angkutnya saja, sedangkan pemilik modal di

biarkan begitu saja dan tidak diusut siapa yang telah memerintahkan mereka.

Hasil dari putusan persidangan juga masih dianggap terlalu ringan yang

seharusnya terdakwa di tuntut 4 tahun penjara dan denda sebesar dengan pidana

penjara selama 4 (empat) Tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam

tahanan dengan perintah terdakwa tetap di tahan dan denda Rp.500.000.000,-

(lima ratus juta rupiah) subsider 6 (enam) bulan bulan kurunga tetapi putusan

persidangan hanya memutuskan pidana penjara selama : 2 ( dua ) tahun 8

(delapan ) bulan dan hukuman denda sebesar Rp 500.000.000,-(lima ratus juta

rupiah), dengan ketentuan apabila tidak dibayar diganti dengan hukuman penjara

selama -2 ( dua ) bulan;

38
Masih banyaknya putusan yang tidak sesuai dengan tuntutan Jaksa disinyalir

karena masih banyaknnya Hakim di Indonesia yang belum paham atau sangat

mengerti dengan dampak dari kegiatan pengurusakan dan pencemaran

lingkungan. Karena jika kerugian dari kegiatan pengerusakan dan pencemaran

lingkungan di hitung dengan menggunakan ilmu Ekonomi Lingkungan kerugian

yang dialami oleh suatu daerah dan masyarakat sangatlah besar.

39
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Penganan kasus yang berkaitan dengan pengerusakan dan pencemaran

lingkungan di indonesia khususunya di Provinsi lampung masih jauh dari kata

ideal, dapat ditinjau dari :

1. Putusan pengadilan yang kurang sesuai dengan tuntutan Jaksa Penuntut

umum.

2. Kurangnya hakim yang mengerti tentang betapa besarnya kerugian yang

dialami negari dari kasus tersebut.

3. Orientasi hukum di Indonesia yang masih terkesan tajam kebawah tumpul

keatas, dapat dilihat dari hanya pelaku-pelaku kecil yang ditindak dan

tidak sampai menindak otak dari kasus-kasus tersebut.

4. Kurangnya pemahaman masyarakat dari dampak yang ditimbulkan dari

kasus-kasus tersebut.

4.2 Saran

1. Penegak hukum harus lebih tegas tanpa pandang bulu dalam arti tidak

tajam kebawah tumpul keatas.

2. Kasus pengerusakan dan pencemaran lingkungan lebih baiknya ditangani

oleh Hakim khusus yang berorientasi lingkungan sama halnya dengan

kasus tindak pidana korupsi.


40
3. Lebih banyak dilakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang dampak

dari pencemaran dan pengerusakan lingkungan yang sangat merugikan

masyarakat. Agar masyarakat dapat turut andil dalam penolakan

pencemaran dan pengerusakan lingkungan.

41
LAMPIRAN

Gambar : lokasi pembukaan jalan dan lahan tambah ilegal di way haru

Kecamatan Bengkunat Pesisir Barat.

42
Gambar : Foto bersama Direktur WALHI Lampung.

Gambar : Foto bersama Direktur LBH Bandar Lampung

43
No Tanggal Jam Agenda Ruangan Alasan Ditunda
Sidang
1 Senin, 29 09:00:00 Pembacaan YUSTITIA Eksepsi Penasehat
Jun. 2015 s/d Selesai dakwaan () Hukum
2 Senin, 06 09:00:00 Eksepsi YUSTITIA Tanggapan JPu
Jul. 2015 s/d Selesai Penasehat Hukum ()
3 Senin, 13 09:00:00 Tanggapan Jpu YUSTITIA Penasehat Hukum
Jul. 2015 s/d Selesai () Terdakwa tidak
hadir;
4 Senin, 27 09:00:00 Tanggapan JPU YUSTITIA Putusan Sela
Jul. 2015 s/d Selesai dan tanggapan ()
PH
5 Senin, 03 09:00:00 Putusan Sela YUSTITIA Pemeriksaan Saksi
Agu. 2015 s/d Selesai ()
6 Senin, 10 09:00:00 Pemeriksaan YUSTITIA Pemeriksaan Saksi
Agu. 2015 s/d Selesai Saksi ()
7 Kamis, 20 09:00:00 Pemeriksaan YUSTITIA Saksi Tidak hadir
Agu. 2015 s/d Selesai Saksi ()
8 Kamis, 27 09:00:00 Pemeriksaan YUSTITIA Pemeriksaan saksi
Agu. 2015 s/d Selesai saksi ()
9 Kamis, 03 09:00:00 Pemeriksaan YUSTITIA Saksi tidak hadir
Sep. 2015 s/d Selesai Saksi ()
10 Kamis, 10 09:00:00 Pemeriksaan YUSTITIA Saksi Ade charge
Sep. 2015 s/d Selesai saksi Ahli ()
11 Kamis, 17 09:00:00 Saksi Adrcharge YUSTITIA Saksi tidak hadir
Sep. 2015 s/d Selesai ()
12 Selasa, 22 09:00:00 Saksi Adecharge YUSTITIA Saksi Ade Charge
Sep. 2015 s/d Selesai ()
13 Kamis, 01 09:00:00 Pemeriksaan YUSTITIA Tuntutan
Okt. 2015 s/d Selesai Terdakwa ()
14 Kamis, 08 09:00:00 Tuntutan YUSTITIA Tuntutan Penuntut
Okt. 2015 s/d Selesai () Umum belum siap
15 Kamis, 15 09:00:00 Tuntutan YUSTITIA Pembelaan
Okt. 2015 s/d Selesai ()
16 Kamis, 22 09:00:00 Pembelaan dari YUSTITIA Pembelaan dari
Okt. 2015 s/d Selesai terdakwa () Penasehat Hukum
17 Senin, 26 09:00:00 Pembelaan YUSTITIA Jawaban dari
Okt. 2015 s/d Selesai penasehat hukum () penuntut umum
18 Selasa, 27 09:00:00 Jawaban YUSTITIA Putusan
Okt. 2015 s/d Selesai Penuntut Umum ()
19 Senin, 02 09:00:00 Putusan YUSTITIA
Nov. 2015 s/d Selesai

Tabel : Agenda persidangan kasus pertambangan pasir di gunung anak

krakatau tahun 2015 oleh PT. Energy Vulcano Alam Lampung

(EVAL)

44

Anda mungkin juga menyukai