LABORATORIUM LINGKUNGAN
PERCOBAAN 1
ANALISA SAMPAH
NILAI PARAF
2019
PERCOBAAN 1
ANALISA SAMPAH
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui
komposisi sampah dan densitas sampah.
Perhitungan 1
Perhitungan komposisi sampah
Diketahui : Berat sampah domestik = 9,53 kg
Berat sampah organik = 4,78 kg
Berat sampah anorganik = 4,75 kg
Ditanya : a. % organik =?
b. % anorganik = ?
Jawab :
berat komponen organik
a. % organik = ×100%
berat sampel
4,78
= ×100% = 50,16%
9,53
berat komponen anorganik
b. % anorganik = ×100%
berat sampel
4,75
= ×100% = 49,84%
9,53
Perhitungan 2
Perhitungan densitas sampah
Diketahui : Berat sampah organik = 4,78 kg
Berat sampah anorganik = 4,75 kg
Volume sampah organik = 11,4 L
Volume sampah anorganik = 36,1 L
Ditanya : a. Densitas sampah organik =?
b. Densitas sampah anorganik = ?
Jawab :
berat sampah organik (kg)
a. Densitas sampah organik =
volume sampah organik (L)
4,78 kg
= = 0,42 kg/L
11,4 L
berat sampah anorganik (kg)
b. Densitas sampah anorganik =
volume sampah anorganik (L)
4,75 kg
= = 0,13 kg/L
36,1 L
B. PEMBAHASAN
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber
hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai
ekonomis. Pengukuran komposisi sampah sangat diperlukan karena sangat
membantu dalam pemilihan alternatif pengolahan sampah yang sesuai dan
didasarkan pada komposisi dan karakteristik fisik, kimia, dan biologi
sampah. Perbedaan karakteristik sampah disebabkan oleh sumber dimana
sampah tersebut diambil. Dalam percobaan analisa sampah ini menggunakan
beberapa metode pengukuran sampah yaitu komposisi sampah dan densitas
sampah. Sampah yang digunakan pada percobaan ini ialah sampah rumah
tangga atau sampah domestik. Sampah rumah tangga adalah sampah yang
sebagian besar berasal dari dapur, dan sampah dapur biasanya padat dengan
sedikit atau tanpa kandungan cairan di dalamnya. Sampah rumah tangga
didefinisikan sebagai jenis limbah padat yang dihasilkan dari bangunan
tempat tinggal. Hakami dan Seif (2015) dalam Umeh, dkk (2019)
mendefinisikan sampah rumah tangga sebagai jenis limbah padat kota dan
sebagian besar terdiri dari plastik, kertas, gelas, logam, organik, kayu dan
lainnya. Sampah rumah tangga terdiri atas sampah organik/dapat terurai
(degradable), jenis sampah ini merupakan jenis sampah yang dapat dengan
mudah membusuk seperti sisa makanan dan sayuran, daun-daun kering
karena jenis sampah ini dapat diolah kembali menjadi pupuk kompos dan
sampah anorganik/tidak dapat terurai (undegradable), jenis sampah ini
biasanya dapat diolah kembali menjadi kerajinan, uang seperti sampah
plastik, kaca, sisa garmen, kayu, kaleng dan sebagainya.
Pengukuran komposisi sampah bertujuan untuk mengetahui komposisi
sampah yaitu seperti sampah organik dan sampah anorganik. Sampah yang
digunakan pada percobaan ini memiliki berat keseluruhan sebesar 9,53 kg.
Sampah tersebut kemudian dipilah-pilah berdasarkan jenisnya, yaitu
menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Setelah dipilah, keranjang
kosong yang digunakan sebagai tempat sampah organik ditimbang. Dari
hasil pengukuran didapat berat keranjang kosong sebesar 1,87 kg.
Kemudian, masukkan sampah organik ke dalam keranjang dan didapat berat
sampah organik dari hasil pengukuran sebesar 4,78 kg. Begitu juga untuk
sampah anorganik, keranjang kosong yang digunakan sebagai tempat
sampah anorganik ditimbang. Dari hasil pengukuran didapat berat keranjang
kosong sebesar 1,9 kg. Kemudian, masukkan sampah organik ke dalam
keranjang dan didapat berat sampah organik dari hasil pengukuran sebesar
4,75 kg. Setelah didapat berat sampah organik dan anorganik, kita
menghitung persen dari sampah organik dan sampah anorganik. Dari hasil
perhitungan didapat sampah rumah tangga yang digunakan sebagai bahan
percobaan memiliki komposisi sampah organik sebesar 50,16% dan
komposisi sampah anorganik sebesar 49,84%.
Setelah menghitung komposisi sampah, selanjutnya dihitung densitas
sampah. Pengukuran densitas sampah sangat membantu dalam pengelolaan
sampah terutama pada perencanaan kapasitas pengangkutan sampah
misalnya pada gerobak truk pengangkut sampah atau juga pada
penampungan sampah yang akan dibakar dalam insinerator. Pengukuran
densitas sampah dilakukan untuk sampah organik dan sampah anorganik.
Pengukuran densitas sampah organik dilakukan dengan menimbang berat
sampah organik terlebih dahulu, dari hasil pengukuran didapat berat sampah
sebesar 4,78 kg. Setelah itu diukur lebar keranjang, panjang keranjang, dan
tinggi sampah organik. Dari hasil pengukuran didapat lebar keranjang
selebar 20 cm, panjang keranjang sepanjang 19 cm, dan tinggi sampah
organik setinggi 30 cm. Setelah itu dihitung volume sampah organik dengan
rumus lebar dikali panjang dikali tinggi, didapat volume sampah organik
sebesar 11.400 cm3 atau setara dengan 11,4 L. Kemudian dihitung densitas
sampah organik dengan cara membagi berat sampah organik dengan volume
sampah organik, didapat densitas sampah organik sebesar 0,42 kg/L. Begitu
juga untuk sampah anorganik, pengukuran densitas sampah anorganik
dilakukan dengan menimbang berat sampah anorganik terlebih dahulu, dari
hasil pengukuran didapat berat sampah sebesar 4,75 kg. Setelah itu diukur
lebar keranjang, panjang keranjang, dan tinggi sampah anorganik. Dari hasil
pengukuran didapat lebar keranjang selebar 20 cm, panjang keranjang
sepanjang 19 cm, dan tinggi sampah organik setinggi 95 cm. Setelah itu
dihitung volume sampah anorganik dengan rumus lebar dikali panjang dikali
tinggi, didapat volume sampah anorganik sebesar 36.100 cm3 atau setara
dengan 36,1 L. Kemudian dihitung densitas sampah anorganik dengan cara
membagi berat sampah organik dengan volume sampah anorganik, didapat
densitas sampah anorganik sebesar 0,13 kg/L.
V. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat diperoleh kesimpulan untuk komposisi
sampah pada percobaan ini adalah sampah organik sebesar 50,16% dan
sampah anorganik sebesar 49,84%. Densitas sampah organik sebesar 0,42
kg/L dan densitas sampah anorganik sebesar 0,13 kg/L.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudi, Jatmiko. 2019. Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari Pembakaran
Terbuka Sampah Rumah Tangga Menggunakan Model IPCC. Jurnal
Litbang. 15(1): 65-76.