PROVI]IISI SULAWESI
UTARA INFORMED CONSENT TINDAKAN MEDIS
Ditetapkan
Oirektur Rumah Sakit Mata
TANGGAL TERBIT Provinsi Sulawesi Utara
STANDAR
\
PROSEDUR ) q
OPERASIONAL l5 fuoyeslo1 Zotg
\ Dr. Vonnv T. N!. Duminqan. M.Kes. DK
NIP. 196t0126 r99r03 2 001
a. Diagnosis penyakihya
b, Sifdt dan luasnya tindakan medis yang akan
dilakukan
c. Manfaat dan urgensinya dilakukan Undakan medis
tersebut.
d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
o>
,1.
TIIIN
w. z. JoHAI{ES.
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
314
WA EA o. I
O98 /Psy.- tror^rr-rt
(lebih dari 21 tahun)
d. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak
mempunyai orang tua/wali atau orang fua/wali
berhalangan hadir, maka persetujuan diberikan
oleh keluarga terdekat atau induk semang dengan
menandatangani format yang disediakan.
4. Persetujuan tindakan medis ini diperlukan untuk
tindakan medis bedah yang menggunakan narkose
umum, tindakan medis yang beresiko tinggi,
tindakan medis pada pasien gawat darurat yang
Udak sadar.
5. Bila pasien menolak dilakukan tindakan medis
terhadapnya setelah diberi penjelasan yang cukup,
maka pasien harus menandatangani surat penolakan
Undakan medis
6. Pada tindakan beresiko tlnggi dan tindakan medis
bedah, Informed Consent harus ditandatangani oleh
pasien itu sendiri, doKer yang bertangggung jawab
dan dua orang saksi.
7. Dalam hal pasien tidak sadar serta tidak didampingi
oleh keluarga terdekat dan secara medis berada
dalam keadaan gawat darurat yang perlu tindakan
medis segera untuk kepenungannya, amak lembar
persetujuan dapat ditandatangani oleh dua orang
RUMAH SAKIT ]IIATA
PROVINSI SULAWESI
UTARA
INFORMED CONSENT TINDAKAN MEDIS
o>
rUfE
JI. W. Z. JOHAilES.
NO. DOKUMEN NO. REVISI HAI.AMAN
414
09$/RSu-s?o/xr /^orq
WAi{EA o. I
doKer yang menangani pasien tersebut atas
sepengetahuan RS.
8. Perluasan tindakan medis/operasi selain tindakan
medis yang telah disetujui, tidak dibenarkan
dilakukan dengan alasan apapun juga kecuali apabila
perluasan tindakan medis tersebut terpaksa dilakukan
untuk menyelamatkan jiwa pasien.
9. Setelah perluasan tindakan medis/operasi
sebagaimana tersebut diatas dilakukan, doKer harus
memberikn informasi kepada pasien atau
keluarganya.
10.Dokter yang akan melakukan tindakan medis
mempunyai tanggung jawab untuk memberikan
informasi dan penjelasan yang diperlukan, apabila
berhalangan maka informasi dan penjelasan yang
harus diberikan dapat diwakilkan kepada doKer lain
dengan sepengetahuan doKer yang bersangkutan.
11.Dalam hal tindakan medis yang bukan bedah
(operasi) dan tindakan non invasif lainnya, maka
informasi dapat diberikan oleh doKer lain atau
perawat dengan sepengetahuan atau petunjuk doKer
yang bertanggung jawab.
UNIT TERKAIT
1. DoKer
2, Perawat