Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...........................................................................................................i

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

BAB II. DEFINISI .............................................................................................. 1

BAB III. RUANG LINGKUP............................................................................. 3

BAB IV. TUJUAN ................................................................................................ 3

BAB V. TATA LAKSANA .................................................................................... 8

BAB VI. PENUTUP ............................................................................................. 9

i
PANDUAN

PEMBERLAKUAN KLASIFIKASI KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN

INTERNATIONAL STATISTICAL CLASSIFICATION OF

DISEASES AND HEALTH PROBLEMS (ICD 10) TENTH

REVISION

BAB I. PENDAHULUAN

Dalam mengkode diagnosis pasien, petugas koding menggunakan

buku ICD-10. untuk pedoman klasifikasi penyakit berdasarkan Keputusan

Menteri Kesehatan RI No.50/MENKES/SK/I/1998 tentang Pemberlakuan

Klasifikasi Statistik Internasional Mengenai Penyakit Revisi ke-Sepuluh.

BAB II. DEFINISI

Coding adalah salah satu kegiatan pengolahan data rekam medis

untuk memberikan koden dengan huruf atau dengan angka atau

kombinasi huruf dan angka yang mewakili komponen data. Kegiatan dan

tindakan serta diagnosis yang ada dalam rekam medis harus diberi kode

dan selanjutnya di indeks agar memudahkan pelayanan pada penyajian

informasi untuk menunjang fungsi perencanaan, managemen, dan riset

bidang kesehatan.

1
ICD 10 merupakan singkatan dari international statistical

classification of diseases and related health problems dimana memuat

klasifikasi diagnostic penyakit dengan standar international yang disusun

berdasarkan system kategori dan dikelompokan dalam satuan penyakit

menurut kriteria yang telah disepakati pakar internasional. Klasifikasi

penyakit bias didefinisikan sebagai sebuah system kategori tempat jenis

penyakit dimasukkan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. WHO

(2005).

Sedangkan pengertian koding ICD adalah penetapan kode ICD dari

suatu diagnosis, prosedur, jasa maupun pelayanan ke dalam kode

numerik dan atau alfanumerik untuk tujuan pelaporan statistik dan

pembayaran klaim asuransi yang menggunakan kode ICD sebagai dasar

penetapan tarif klaimnya. Kegiatan koding ICD ini membutuhkan

pengetahuan tentang terminologi medis, diagnosis, prosedur medis, dan

bahasa inggris untuk dapat mengalokasikan kode ICD secara akurat.

Alat bantu dalam melakukan koding ICD yaitu harus ada Buku ICD-

10 Volume 1 dan 3, kamus kedokteran dan kamus bahasa inggris.Dapat

juga dibantu melalui website ICD online, kamus online dan juga search

engine untuk pencarian informasi yang terkait dalam koding ICD.

2
BAB III. RUANG LINGKUP

A. Penanggung jawab

1. Unit Rekam Medis

2. Petugas Koding

B. Unit terkait

Unit-unit terkait yang berhubungan dengan pelaksanaan pencatatan

rekam medis yang diberikan ke komunitas Rumah Sakit, meliputi :

1. Instalasi Rawat Jalan

2. Instalasi Rawat Inap

3. Instalasi Gawat Darurat

BAB IV. TUJUAN

ICD digunakan untuk menterjemahkan diagnosa penyakit dan

masalah kesehatan dari kata-kata menjadi kode alfanumerik yang akan

memudahkan penyimpanan, mendapatkan data kembali dan analisa

data. Penetapan kode ICD dari suatu diagnosis, prosedur, jasa maupun

pelayanan ke dalam kode numerik dan atau alfanumerik

untuk tujuan pelaporan statistik dan pembayaran klaim asuransi yang

menggunakan kode ICD sebagai dasar penetapan tarif klaimnya.

3
Fungsi lCD sebagai sistem klasifikasi penyakit dan masalah terkait

kesehatan digunakan untuk kepentingan informasi statistik morbiditas

dan mortalitas. Penerapan Pengodean sistem lCD Digunakan untuk :

1) Mengindeks pencatatan penyakit dan tindakan di sarana pelayanan

kesehatan.

2) Masukan bagi sistem pelaporan diagnosis medis untuk

mengklasifikasikan penyakit.

3) Memudahkan proses penyimpanan dan pengambilan data terkait

diagnosis karakteristik pasien dan penyedia layanan.

4) Untuk mempermudah sistem penagihan pembayaran biaya

pelayanan kesehatan.

5) Pelaporan nasional dan internasional morbiditas dan mortalitas.

6) Menentukan bentuk pelayanan yang harus direncanakan dan

dikembangkan sesuai kebutuhan zaman.

1. Struktur dasar dan Prinsip Klasifikasi ICD

Buku pedoman yang disebut International Classification of

Diseases and Related Health Problems,Tenth Revision (ICD-10)

terbitan WHO terdiri dari 3 volume.

4
1. Volume 1 (Tubular List) berisi tentang hal-hal yang

mendukung klasifikasi utama

2. Volume 2 (Instruction Manual) berisi tentang pedoman

penggunaan

3. Volume 3 (Alphabetic Index) berisi tentang klasifikasi penyakit

yang disusun berdasarkan indeks abjad atau secara alphabet,

terdiri dari 3 seksi yaitu:

a. Seksi 1 merupakan klasifikasi diagnosis yang tertera dalam

volume 1

b. b. Seksi 2 untuk mencari penyebab luar morbiditas,

mortalitas dan membuat istilah dari bab 20

c. Seksi 3 merupakan table obat-obatan dan zat kimia sebagai

sambungan dari bab 19, 20 dan menjelaskan indikasi

kejadiannya. Struktur dari volume 3 ini berisikan daftar lead

term, modifiers dan perkiraan kode ( yang harus di cross-

check dengan volume 1).

Perubahan yang nyata dalam ICD10 adalah penggunaan

kode abjad,dimulai dengan huruf A,yang disebut dengan

Tiga Kategori Karakter. Dimana huruf-huruf berdasarkan

abjad diikuti dengan 2 digit angka kode yangkemudian

diikuti dengan satu angka tunggal.

5
2. Sistem Klasifikasi Penyakit

ICD, WHO menata beberapa sebutan penyakit dan masalah terkait

kesehatan dengan mengelompokkan dalam satu kategori bernomor kode

3 (tiga) karakter yang dalam ICD-10 ditulis dalam bentuk alfanumerik.

Kode dimulai dengan huruf alfabet A sampai Z, contoh : A00 Cholera.

Z99 Other postsurgical states (status, atau kondisi pasien

setelah operasi lain, yang tidak terke- lompok ke nomor kode sebelum

Z99) Kategori ini masih dibagi: Z99.0, Z99.1 Z99.2, Z99.3, Z99.8 dan

Z99.9

Berikut ini klasifikasi penyakit yang digunakan di Indonesia dan

pengkodean dalam ICD 10 menurut WHO

Bab Kode Penyakit

I A00-B99 Penyakit Infeksi dan parasit

II C00-D48 Neoplasma

III D50-D89 Penyakit darah dan organ pembentuk darah

termasuk ganguan sistem imun

IV E00-E90 Endokrin, nutrisi dan ganguan metabolik

V F00-F99 Ganguan jiwa dan prilaku

VI G00-G99 Penyakit yg mengenai sistem syaraf

VII H00-H59 Penyakit mata dan adnexa

6
VIII H60-H95 Penyakit telinga dan mastoid

IX I00-I99 Penyakit pada sistem sirkulasi

X J00-J99 Penyakit pada sistem pernafasan

XI K00-K93 Penyakit pada sistem pencernaan

XII L00-L99 Penyakit pada kulit dan jaringan subcutaneous

XIII M00-M99 Penyakit pada sistem musculoskletal

XIV N00-N99 Penyakit pada sistem saluran kemih dan genital

XV O00-O99 Kehamilan dan kelahiran

XVI P00-P96 Keadaan yg berasal dari periode perinatal

XVII Q00-Q99 Malformasi kongenital, deformasi dan kelainan

chromosom

XVIII R00-R99 Gejala, tanda, kelainan klinik dan kelainan lab yg tidak

ditemukan pada klasifikasi lain

XIX S00-T98 Keracunan, cedera dan beberapa penyebab yg dari luar

XX V01-Y98 Penyebab morbiditas dan kematian eksternal

XXI Z00-Z99 Faktor faktor yg memengaruhi status kesehatan

dan hubungannya dengan jasa kesehatan

XXII U00-U99 Kode kegunaan khusus

7
BAB V. TATA LAKSANA

Dasar dalam menentukan kode berdasarkan ICD 10 adalah sebagai

berikut:

 Identifikasi tipe pernnyataan yang akan dikode dan lihat di buku icd

volume 3 (alphabetical index). Jika pernyataannya adalah penyakit

atau cedera atau lainnya diklasifikasikan dalam bab 1-19 dan 21

(section I volume 3). Jika pernyataanya adalah penyebab luar atau

cedera diklasifikasikan pada bab 20 (section II volume 3)

 Tentukan lead term. Untuk penyakit dan cedera biasanya adalah

kata benda untuk kondisi patologis. Namum, beberapa kondisi

dijelaskan dalam kata sifat atau xxx dimasukkan dalam index

sebagai Lead Term.

 Baca dan ikuti semua catatan atau petunjuk dibawah kata kunci.

 Baca setiap catatan dalam tanda kurung setelah kata kunci

(penjelasan ini tidak mempengaruhi kode) dan penjelasan indentasi

dibawah lead term (penjelasan ini mempengaruhi kode) sampai

semua kata dalam diagnosis tercantum.

 Ikuti setiap petunjuk rujukan silang (“see” dan “see also”) yang

ditemukan dalam index

 Cek ketepatan kode yang telah dipilih pada volume 1. Untuk

Kategori 3 karakter dengan.- (point dash) berarti ada karakter ke 4

8
yang harus ditentukan pada Volume 1 karena tidak terdapat dalam

Index

 Baca setiap inclusion atau exclusion dibawah kode yang dipilih atau

dibawah bab atau dibawah blok atau dibawah judul kategori.

 Tentukan Kode

BAB VI. PENUTUP

Dengan ditetapkan keputusan ini maka setiap rumah sakit agar

melaksanakan ketentuan tentang pemberlakuan klasifikasi kode diagnosis

berdasarkan ICD 10.

Anda mungkin juga menyukai