Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Sma Negeri 1 Uepai
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Sma Negeri 1 Uepai
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tidaknya rokok. Oleh karena itu, proses pengambilan keputusan untuk merokok
dari 5 juta orang per tahun dan diproyeksikan akan membunuh 10 juta orang
sampai tahun 2020, dari jumlah itu 70% korban berasal dari negara
berkembang yang didominasi oleh kaum laki-laki sebesar 700 juta terutama di
Asia. WHO memperkirakan 1,1 miliar perokok dunia berumur 15 tahun ke atas
posisi tertinggi di dunia yaitu sebesar 1.634 triliun batang. Negara-negara maju
memiliki jumlah yang lebih rendah misalnya China sebanyak 451 milyar
batang, Amerika Serikat sebanyak 328 milyar batang dan Rusia sebanyak 215
1
Menurut Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2015, laki-laki
dengan usia penduduk diatas > 15 (usia remaja) tahun sebesar 21,2%.
diatas 10 tahun secara nasional sebesar 24,3%. Prevalensi perokok saat ini
30,7% dengan rerata jumlah rokok yang dihisap 8,9 batang perhari. Usia mulai
merokok tiap hari yaitu rentan usia 15-19 tahun. Penduduk yang merokok
83,8% juga merokok di dalam rumah ketika bersama anggota rumah tangga
bahwa 18% remaja yang duduk dibangku SMP diketahui mulai merokok dan
yaitu masa ketika mereka sedang mencari jati dirinya. Untuk mecari jati diri,
dari kematangan, kekuatan, kepemimpinan, dan daya tarik kepada lawan jenis
(Syair, 2009).
informan berasal dari keluarga perokok, memiliki teman yang juga perokok,
pernah melihat iklan tentang rokok dan guru yang merokok di sekolah. Selain
2
itu, semua informan mengaku mengetahui adanya tata tertib larangan merokok
bagi siswa. Namun menurut salah satu informan yang pernah ketahuan
merokok ia tidak diberi sanksi atau peringatan dari pihak sekolah pada saat
kejadian. Dilihat dari semua sikap informan mempunya sikap yang pro
SMA yang berada di wilayah Kabupaten Konawe dengan total jumlah peserta
didik keseluruhan adalah sebanyak 303 orang yang terdiri dari 160 orang laki-
laki dan 143 orang perempuan. Untuk kelas X keseluruhan berjumlah 114
orang yang terdiri dari 55 orang laki-laki dan 59 orang perempuan. Kelas XI
orang perempuan. Kelas XII jumlah keseluruhan adalah 75 orang yang terdiri
Uepai, 2017).
Tahun 2014, jumlah siswa yang diberikan sanksi karena perbuatan merokok di
dalam kelas saat guru tidak masuk kelas, belakang kelas) dan Tahun 2016,
3
Sementara untuk Tahun 2017, sampai bulan Maret siswa yang diberikan
sanksi baru 4 orang karena merokok. Dari siswa yang dihukum tersebut
ternyata kebanyakan adalah siswa kelas 2 jurusan IPS (Data Kesiswaan SMA
N 1 Uepai, 2017).
dari keluarga perokok. Saat ditanya tentang dampak dari merokok, sebanyak 6
Tahun 2017.
4
B. Rumusan Masalah
dalam penelitian ini adalah “Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan
Tahun 2017?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
siswa-siswinya
5
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil kebijakan dalam
2. Manfaat Teoritis
pengetahuan
peneliti selanjutnya.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Perilaku
maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan:
(Sarwono, 2010).
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung,
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2010).
perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan
7
Menurut WHO, yang dikutip oleh Notoatmodjo (2010), perubahan
change), ialah perubahan yang terjadi apabila terdapat suatu inovasi atau
berbeda-beda.
yang optimal juga. Perilaku yang optimal adalah seluruh pola kekuatan,
kebiasaan pribadi atau masyarakat, baik secara sadar ataupun tidak yang
situasi di luar objek tersebut. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa
tindakan).
8
Bentuk operasional dari perilaku dapat dikelompokkan menjadi 3
a. Pengetahuan (Knowledge)
dari informasi yang disampaikan orang lain, didapat dari buku, atau
tingkatan, yaitu:
1) Tahu (Know)
9
mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh
kerja untuk mengukur bahwa orang tabu tentang apa yang dipelajari
2) Pemahaman (Comprehension)
3) Aplikasi (Aplication)
4) Analisis (Analysis)
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti: dapat
10
menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan
dan sebagainya.
5) Sintesis (Synthesis)
6) Evaluasi (Evaluation)
b. Sikap (Attitude)
atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi
yang bersangkutan.
orang atau kelompok. Kalau yang timbul terhadap sesuatu itu adalah
11
perasaan tidak senang, sikap negative. Kalau tidak timbul perasaan
Sarwono, 2010)
masih tertutup terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap tidak dapat
12
Sikap ini terdiri dari 4(empat) tingkatan yaitu (Notoatmodjo,
2010) :
1) Menerima (Receiving)
2) Merespon (Responding)
3) Menghargai (Valuing)
gizi anak.
13
Ciri-ciri sikap adalah:
karena itu pula sikap dapat berubah-ubah pada orang, bila terdapat
tertentu terhadap suatu objek, dengan kata lain sikap itu terbentuk,
4) Objek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu tetapi dapat juga
14
Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktifitas dari
2010).
dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku dari pandangan biologis
2. Jenis Perilaku
a. Bentuk pasif adalah respons internal yaitu yang terjadi didalam diri
manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain,
Misalnya seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu dapat mencegah suatu
ikut keluarga berencana. Dari kedua contoh tersebut terlihat bahwa ibu
telah tahu gunanya imunisasi dan contoh kedua orang tersebut telah
15
mempunyai sikap yang positif untuk mendukung keluarga berencana
kedua hal tersebut. Oleh sebab itu perilaku mereka ini masih
b. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara
dan orang pada kasus kedua sudah ikut keluarga berencana dalam arti
sudah menjadi akseptor KB. Oleh karena perilaku mereka ini sudah
tampak dalam bentuk tindakan nyata maka disebut overt behaviour. Dari
2010).
beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat
16
B. Tinjauan Tentang Rokok
1. Pengertian Rokok
atau bentuk lainnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa
bahan tembakau. Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila
2. Kandungan Rokok
Dengan ini setiap sedotan itu menyerupai satu sedotan maut. Diantara
bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), racun tikus (arsenic), gas
a. Tar adalah kumpulan dari ratusan bahan, bahkan ribun bahan kimia
dalam komponen asap rokok setelah dikuragi nikotin dan air. Tar ini
yang dihasilkan dari asap rokok akan terakumulasi dan menempel pada
17
b. Secara umum, nikotin bersifat depresan, meskipun awalnya bersifat
tekanan darah dan kadar kolesterol dalam darah. Inilah yang biasa
(Badriah, 2010).
zat yang bisa membentuk plak kuning pada permukaan lidah, serta
permukaan lidah
organik yang mudah terbakar dan cairan tidak berwarna zat ini
pigmen).
18
f. Cadnium sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif yang
ditemukan pada baterai (digunakan untuk aki mobil) zat ini apabila
g. Metanol (alkohol kayu) adalah alkohol yang paling sederhana yang juga
senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna yang
perkembangan.
baunya saking kerasnya racun yang terdapat dalam zat ini jika
tersebut pinsan.
membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat pelastik
dan pestisida. Zat ini adalah zat yang paling ringan dan mudah terbakar
l. Arsenik adalah bahan yang terdapat dalam racun tikus. Sejenis unsur-
19
mengganggu saluran pernapasan, bahkan merangsang terjadinya
kemudian dibungkus dengan daun tembakau itu sendiri atau kertas, lalu
beracun seperti, nikotin, ter, nitrous oxside, formic acid, phenol, karbon
kronis dalam waktu yang lama dapat menimbulkan penyakit kanker (paru,
bibir, mulut, kerongkongan dan usus), penyakit jantung dan paru kronis.
Paling tidak rokok mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia. 59 bahan
a. Serangan Jantung
20
lemak, mecetuskan aterosklerosis, penyempitan pembulu koroner,
b. Kanker
dalam tiga komponen utama, yaitu nikotin, tar dan kelompok gas. Pada
rokok. Kelompok gas, antara lain terdiri dari karbon monoksida yang
jantung dan lain-lain. Selain itu terdapat juga hidrogen sianida, sehingga
c. Impotensi
lainnya.
21
d. Mudah Lelah dan Hipertensi
berdetak lebih cepat sekitar 15-20 kali lipat per menitnya dan berdampat
perokok menjadi mudah lelah dikala harus melakukan suatu tugas dan
lainnya: bila pembuluh darah tidak sepenuhnya prima dan tidak mampu
dan merupkan limbah pabrik. Bila pada masa kini kita memerangi polusi
22
monoksida secara bebas dan sejenisnya, maka secara tidak langsung
dihasilkan dari rokok ini 64 kali lebih banyak dari yang diperolehkan
bentuk asap.
f. Asma
2010)
Paru Obstruksi Kronis) (0.97 juta kematian), dan kanker (0.89 juta
merokok.
23
Menurut (Jaya, 2009) bahwa ancaman utama rokok terhadap
1) Otak : stroke
laring
jantung
6) Hati : kanker
merugikan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Meskipun
itu tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih
24
dan jalanan. Hampir setiap saat dapat disaksikan dan dijumpai orang yang
mengarahkan perilaku merokok wajar dilakukan oleh wanita, karena hal itu
usia lanjut. Dan, biasanya orang merokok untuk untuk mengatasi masalah
dari 31 batang per hari dan sedang merokoknya lima menit setelah
dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6-30 menit.
25
empat tipe perilaku merokok. Empat hal yang dimaksud keempat tersebut
enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.
26
c. Perilaku merokok yang adiktif.
akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek
a. Tahap Preparatory
b. Tahap Initiation
27
c. Tahap Becoming A Smoker
Pada tahap ini merokok sudah menjadisalah satu bagian dari cara
2007), yaitu :
b. Intensitas merokok
sehari.
sehari.
c. Tempat merokok
28
1) Merokok di tempat-tempat umum / ruang publik
mencekam.
b) Toilet.
suka berfantasi
d. Waktu merokok
29
dingin, setelah dimarahi orang tua, dll. Ada tiga indikator yang biasanya
rokok.
a) Daya konsentrasi
c) Meredakan ketegangan
e) Penghalau kesepian .
anggota keluarga akan menjadikan orang tua menjadi model yang akan
30
tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat dengan
merokok memiliki orang tua yang juga perokok. Perilaku merokok lebih
banyak didapati pada individu yang tinggal dengan satu orang tua
tinggal dengan satu orang tua (single parent). Pada ayah yang perokok,
justru remaja akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok jika ibu
mereka yang merokok, akan tetapi hal ini lebih terlihat pada remaja
31
perempat dari rumah tangga di Indonesia memiliki anggaran belanja
rokok atau minimal ada satu perokok di dalam rumah, dimana remaja
(Jaya, 2009).
75% dari salah satu orang tua yang merokok. Selanjutnya, Subanada
perokok adalah individu yang berasal dari keluarga tidak bahagia, orang
32
merokok lebih banyak didapati pada individu yang tinggal dengan orang
peserta didik. Anak sekolah dasar merupakan anak peserta didik yang
memiliki rasa ingin tahu dan rasa ingin mencoba berbagai hal yang
model tiruan yang akan dilakukan oleh siswa, perilaku guru tentang
yang masih muda (Smet, 1994), dan disebabkan adanya model yang
merokok, atau di cap tidak keren atau gaul jika tidak merokok.
33
Lingkungan teman sebaya mempunyai arti yang sangat penting bagi
mempunyai peran yang sangat berarti bagi remaja, karena remaja lebih
d. Ketersediaan Rokok
baik dari siswa maupun dari guru. Hasil penelitian Amaliani (2012)
34
membutuhkan pengeluaran yang terlalu besar Sering ditemukan bahwa
sekolah.
minimal satu atau lebih sahabat yang perokok begitu juga dengan
remaja bukan perokok (Al Bachri, 1991 dalam Depkes RI, 2010). Sekitar
35
remaja tidak ikutikutan merokok maka ia takut ditolak oleh kelompoknya,
e. Pengetahuan Merokok
dari panca indera baik yang dilihat langsung maupun dari cerita
36
Menurut Darmawati ( 2010) bahwa masih banyak anak sekolah
perilaku merokok yaitu penilaian anak bahwa merokok itu baik atau
buruk, bahwa anak suka atau tidak suka untuk mencoba merokok.
1. Pengertian Remaja
37
Muagman (1980) dalam Sarwono (2010) mendefinisikan remaja
selanjutnya
dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya
38
c. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja
dalam masyarakat.
dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan
tanggung jawab.
39
3. Tahap Perkembangan Masa Remaja
berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian usia 12-15 tahun
adalah masa remaja awal, 15-18 tahun adalah masa remaja pertengahan,
perkembangan yaitu :
a. Masa remaja awal (12-15 tahun), dengan ciri khas antara lain :
2) Ingin bebas
abstrak
b. Masa remaja tengah (15-18 tahun), dengan ciri khas antara lain :
c. Masa remaja akhir (18-21 tahun), dengan ciri khas antara lain :
40
4. Perkembangan Fisik
ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder. Berikut ini adalah uraian
adalah :
1) Remaja laki-laki
2) Remaja perempuan
1) Remaja laki-laki
dan kaki
41
c) Kulit menjadi lebih kasar dan tebal
2) Remaja perempuan
b) Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang pori-pori
42
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
riset dan penelitian, tren perilaku merokok pada remaja juga mengalami
menentukan sikap seperti apa yang terhadap rokok ini. Pergaulan remaja juga
mencari jati diri, ingin menunjukkan seperti apa diri mereka. Dalam penelitian
ini, peneliti fokus pada faktor kebiasaan merokok keluarga, kebiasaan merokok
teman, dan sikap terhadap merokok pada remaja kelas 2 SMA Negeri 1 Uepai
Kabupaten Konawe.
43
B. Kerangka Konsep Penelitian
Ketersediaan rokok
Ket :
: Variabel Independent
: Variabel Dependent
C. Variabel Penelitian
44
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
kuisioner dan kemudian diukur dengan Skala Gutmann dimana skor 1 untuk
Dimana :
Skor terendah : 5 x 0 = 0 ( 0 % )
R
Rumus : i
K
Dimana :
i = Interval kelas
= 100% - 0% = 100 %
100%
i = 50 %
2
45
kebiasaan merokok dalam sehari-harinya di lingkungan rumah. Pengukuran
dengan Skala Gutmann dimana skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0 untuk
jawaban tidak.
Dimana :
Skor terendah : 5 x 0 = 0 ( 0 % )
R
Rumus : i
K
Dimana :
i = Interval kelas
= 100% - 0% = 100 %
100%
i = 50 %
2
46
kemudian diukur dengan Skala Likert dengan skor SS (5), S (4), KS (3), TS
b. Setuju (S)
c. Ragu-Ragu (RR)
Dimana :
Skor terendah : 10 x 0 = 0 ( 0 % )
R
Rumus : i
K
Dimana :
i = Interval kelas
= 100% - 0% = 100 %
100%
i = 50 %
2
Cukup : Bila responden memperoleh skor > 50% dari total skor
47
4. Perilaku merokok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku
merokok remaja dalam fokus penelitian ini adalah remaja kelas 2 SMA
E. Hipotesis Penelitian
sebagai berikut :
Tahun 2017.
Tahun 2017.
48
3. Sikap terhadap rokok
Tahun 2017.
Tahun 2017.
49
BAB IV
METODE PENELITIAN
Populasi/sampel
1. Waktu Penelitian
2. Lokasi Penelitian
Kabupaten Konawe.
50
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
siswa laki-laki kelas 2 SMA Negeri 1 Uepai baik kelas IPA maupun IPS
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu sebagian jumlah seluruh siswa laki-laki
a. Jumlah Sampel
berikut:
N
𝑛= (Rumus Taro yamane dalam Riduwan, 2008)
N.𝑑 2 +1
Keterangan :
N : Besar populasi
n : Besar sampel
535
n=
535.(0.1)2 +1
535
n=
6.35
51
n = 84,2519 dibulatkan menjadi 84, berdasarkan hal tersebut maka
9
Kelas II IPA 1 : x 32 = 6,667 dibulatkan menjadi 7
48
11
Kelas II IPA 2 : x 32 = 7,333 dibulatkan menjadi 8
48
13
Kelas II IPS 1 : x 32 = 8,667 dibulatkan menjadi 9
48
14
Kelas II IPS 2 : x 32 = 9,333 dibulatkan menjadi 10
48
c. Kriteria Sampel
1) Kriteria Inklusi
52
b) Bersedia menjadi responden
2) Kriteria Eksklusi
1. Jenis Data
a. Data primer
b. Data Sekunder
Negeri 1 Uepai serta hal yang terkait yang berhubungan dengan data
yang diperlukan).
a. Izin Penelitian
b. Pelaksanan Penelitian
53
c. Informed Concent
menjadi reponden.
d. Prosedur Pelaksanaan
1. Pengolahan Data
sebagai berikut :
a. Coding
b. Editing
c. Skoring
d. Tabulating
54
ditabulasi agar lebih mempermudah penyajian data dalam bentuk
Windows.
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
𝑭
X= 𝒙𝒌
𝒏
Keterangan :
n = jumlah sampel
b. Analisis Bivariat
berikut :
(𝑭𝑶−𝑭𝒉)𝟐
X2 = ∑
𝒇𝒉
55
Dimana : X2 = Tes Chi Square
Fo = frekuensi observasi
Fh = frekuensi harapan
∑ = Jumlah kategori
sebagai berikut :
ini :
Varibel Dependen
Varibel Independen Jumlah
Taraf 1 Taraf 2
𝑿𝟐
φ=√ 𝒏
56
Syarat penggunaan uji hubungan jika Ha diterima :
F. Penyajian Data
bentuk tabel distribusi serta tabel analisis pengaruh antara variabel, yang di
G. Etika Penelitian
sebagai berikut:
yang diisi oleh responden tersebut hanya diberi nomor kode tertentu.
57
3. Kerahasiaan (Confidientialy)
kelompok data tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil
riset.
58
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
a. Letak Geografis
berikut :
b. Jumlah Siswa
303 orang yang terdiri dari 160 orang laki-laki dan 143 orang
59
c. Sejarah Singkat
Tanggal 26 Mei 2007. Dan tahun 2012 SMA Negeri 1 Uepai telah
2. Hasil Penelitian
a. Karakteristik Responden
1) Umur Responden
berikut.
No Umur (Tahun) n %
1 16 9 28.1
2 17 22 68.8
3 18 1 3.1
Total 32 100
Sumber : Data Primer 2017
60
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 32 reponden, frekuensi
2) Jurusan Responden
tabel berikut.
No Jurusan n %
1 XI IPA 1 7 21.9
2 XI IPA 2 7 21.9
3 XI IPS 1 9 28.1
4 XI IPS 2 9 28.1
Total 32 100
Sumber : Data Primer 2017
61
b. Analisis Univariat
1. Perilaku Merokok
No Perilaku Merokok n %
1 Tidak 15 46.9
2 Ya 17 53.1
Total 32 100
Sumber : Data Primer 2017
62
sebanyak 18 orang (56.3%) dan terendah adalah kebiasaan tidak
orang (46.9%).
63
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 32 reponden, frekuensi
(40.6%).
c. Analisis Bivariat
Perilaku Merokok
Kebiasaan Jumlah
No Merokok Tidak Ya Uji Statistik
Teman
n % n % n %
64
memiliki teman dengan kebiasaan merokok tetapi responden ini tidak
kebiasaan merokok.
Perilaku Merokok
Kebiasaan Jumlah
No Merokok Tidak Ya Uji Statistik
Keluarga
n % n % n %
65
memiliki keluarga yang biasa merokok dan responden ini tidak
Perilaku Merokok
Sikap Jumlah
No tentang Tidak Ya Uji Statistik
Rokok
n % n % n %
merokok.
B. Pembahasan
maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan:
2010).
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
67
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun
secara sengaja maupun tidak sengaja dan kebiasaan tersebut sudah kita
yang merokok, bahkan terkadang mereka menjadi objek ”bully” karena tidak
merokok.
(71.4%) yang menjawab tidak memiliki teman yang biasa merokok dan
menjawab tidak memiliki teman yang biasa merokok tapi responden ini
68
merokok dan sebanyak 13 responden (72.2%) menjawab memiliki teman
Hasil uji statistik diperoleh nilai X2hit = 6.026 dan X2tabel = 3,841,
(1994) awal perilaku merokok pada umumnya diawali pada saat usia yang
teman atau anggota kelompok jika tidak merokok, atau dicap tidak keren
atau gaul jika tidak merokok. Lingkungan teman sebaya mempunyai arti
yang sangat penting bagi remaja. Kebutuhan untuk diterima dan usaha
kebutuhan yang sangat penting. Remaja tidak ingin dirinya ditolak dan
69
pada kelompok yang merokok dibandingkan saat ia berada pada kelompok
mempunyai peran yang sangat berarti bagi remaja, karena remaja lebih
anggota keluarga akan menjadikan orang tua menjadi model yang akan
menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan tujuan jangka
yang menjawab tidak memiliki keluarga yang biasa merokok dan responden
memiliki keluarga yang biasa merokok tapi responden ini memiliki perilaku
70
merokok. Sebanyak 5 responden (29.4%) yang menjawab memiliki
Hasil uji statistik diperoleh nilai X2hit = 4.441 dan X2tabel = 3,841,
sangat memegang peranan penting hingga mencapai 75% dari salah satu
secara teratur adalah karena orang tua merokok dan konflik keluarga
(Subanada, 2010).
71
terhadap orang tua atau saudaranya tetapi adanya pengukuh positif dari
menyenangkan remaja.
Kejadian merokok ini lebih banyak ditemui pada mereka yang tinggal
dengan satu orang tua (single parent). Pada ayah yang perokok, justru
remaja akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok jika ibu mereka yang
merokok, akan tetapi hal ini lebih terlihat pada remaja putrid (Al Bachri,
1991 dalam Depkes RI (2010). Hampir tiga perempat dari rumah tangga di
Indonesia memiliki anggaran belanja rokok atau minimal ada satu perokok
terpapar asap rokok di dalam rumah (Widyastuti (2004), dalam Jaya (2009).
atau kelompok. Kalau yang timbul terhadap sesuatu itu adalah perasaan
senang, sikap negative. Kalau tidak timbul perasaan apa-apa berarti sikap
yang memiliki sikap cukup tentang rokok dan responden ini tidak merokok.
72
Sebanyak 4 responden (30.8%) yang memiliki sikap cukup tentang rokok
(31.6%) yang memiliki sikap kurang tentang rokok tetapi responden ini tidak
Hasil uji statistik diperoleh nilai X2hit = 4.394 dan X2tabel = 3,841,
sikap yang positif untuk menghindari rokok akan tetapi tekanan lingkungan
perilaku merokok yaitu penilaian anak bahwa merokok itu baik atau buruk,
bahwa anak suka atau tidak suka untuk mencoba merokok. Semakin sikap
buruk/tidak suka maka sikap individu tersebut negatif terhadap rokok. Sikap
73
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Aditya (2012) dengan
74
BAB VI
A. Kesimpulan
pada remaja SMA Negeri 1 Uepai Kabupaten Konawe Tahun 2017 maka dapat
Tahun 2017.
2017.
3. Ada hubungan lemah antara sikap tentang rokok dengan perilaku merokok
B. Saran
1. Bagi pihak SMA Negeri 1 Uepai agar aturan dan tata tertib sekolah lebih
tentang bahaya merokok bagi siswa dan bekerja sama dengan petugas
75
2. Kepada siswa SMA Negeri 1 Uepai agar meningkatkan pemahaman
tentang rokok dan efek berbahaya yang ditimbulkan rokok sehingga dapat
76