PEMBAHASAN KASUS
110
111
hepatitis B (HB-0). Dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan
praktek.
Pada tanggal 30 Januari 2019 dilakukan observasi pendampingan pada
saat pemeriksaan bayi Ny. O di RS. Bhayangkara, bayi Ny.O berumur 4 hari
dan didapatkan hasil pemeriksaan BB 2.900 gram, tali pusat bersih dan kering,
bayi tidak kuning, dan tidak ditemukan kelainan lainnya. Ny. O dianjurkan
bidan untuk tetap melanjutkan ASI ekslusif kepada bayi Ny. O selama 6
bulan. WHO menyebutkan bahwa ASI ekslusif adalah pemberian ASI sampai
usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. Menurut penelitian
yang dilakukan Setyarini, Mexitalia, dan Margawati (2015) menyebutkan
bahwa pemberian ASI ekslusif merupakan salah satu variable yang paling
berpengaruh terhadap mental emosional anak setelah dikontrol oleh
pengetahuan ibu, sikap, tingkat pendidikan ibu, dan berat badan lahir anak.
Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
Pada tanggal 9 Februari 2019 Ny. O melakukan kunjungan neonatus
III bayi Ny. O yang berumur 14 hari dengan hasil pemeriksaan fisik S 37,3°C,
N 146 x/m, R 45 x/m, dan BB 3500 gram. Bayi Ny. O dianjurkan untuk tetap
mengkonsumsi ASI ekslusif dan diberikan imunisasi BCG untuk melindungi
dari infeksi tubercolosis (TBC). Permenkes No. 42 tahun 2013 tentang
penyelenggaraan imunisasi menyebutkan bahwa untuk bayi berusia sebelum 1
tahun diwajibkan untuk diberikan imunsiasi dasar salah satunya berupa
imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG) Dalam hal ini tidak terjadi
kesenjangan antara teori dan praktek.
E. Keluarga Berencana
Pada saat kunjungan PNC IV (4 Maret 2019) Ny. O diberikan KIE
tentang macam-macam kontrasepsi yang aman untuk Ibu menyusui yaitu mini
pil, IUD, dan KB suntik 3 bulan. Ny. O mengatakan belum menggunakan alat
kontrasepsi karena masih ingin berdiskusi dengan suami. Maritalia (2017)
menyebutkan bahwa kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel
sperma tersebut. Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sel
sperma mencapai dan membuahi sel telur (fertilisasi) atau mencegah sel telur
yang sudah dibuahi (zygot) untuk berintplantasi (melekat) dan berkembang di
dalam rahim. Macam-macam kontrasepsi terdiri dari kondom, diafragma dan
cervical cap, pil KB, kontrasepsi suntuk, susuk (implan), AKDR, KB
kalender, senggama terputus, spermasida, MAL, sterilisasi, dan kontrasepsi
darurat. Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.