BIMBINGAN KONSELING
LAYANAN INFORMASI
M. Evaluasi
1. Evaluasi Proses Melalui pengamatan langsung Guru BK selama
kegiatan berlangsung, maka dua aspek yang perlu
dinilai yaitu Pengamatan
terhadap siswa selama mengikuti layanan dan
Antusias siswa dalam menerima dan mengikuti
layanan
2. Evaluasi hasil: Acuan : Apa yang peserta didik pahami
tentang Perilaku yang sesuai dan tidak
sesuai?
Kompetensi: Kemampuan apa yang
didapatkan peserta didik setalah
materi/topik?
Usaha : Bagaimana usaha peserta didik
untuk memahami daalam proses
pembelajaran?
Rasa: Bagaimana perasaan peserta didik
setelah memperoleh pembelajaran ?
Sungguh-sungguh: Bagaimana
kesungguhan siswa dalam memahami
materi ?
Contoh perilaku yang sesuai adalah dengan mengikuti kelima sila dari pancasila. Dengan
bersikap yang baik dan sopan kepada sesama, menjaga hubungan dengan Tuhan, Menolong orang-
orang yang meminta bantuan, berbicara sopan, membuang sampah pada temppatnya, Patuh
terhadap orang tua, Menyangi sesama, Menghargai keberagaman budaya, keberagaman agama,
keberagaman warna kulit, keberagaman suku adat istiadat dan lain sebagainya.
Komunikasi Asertif
Komunikasi Asertif adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan,
dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-
hak serta perasaan pihak lain. Perilaku asertif ini dapat ditunjukkan ketika kita dengan tegas dan
positif mengekspresikan diri kita. tanpa maksud mengalah dan juga menyerang orang lain. Kunci
utama dalam berkomunikasi asertif adalah "i Message" sampaikan perasaan, pikiran, atau opini
Anda. tidak ada satu kekuatan pun di dunia yang dapat menghambat anda untuk
berkomunikasi. Itulah mengapa setiap manusia berhak memiliki asertivitas pada segala
komunikasi dan interaksi yang mereka miliki dengan orang-orang di sekitarnya. Bila Anda ingin
meningkatkan kemampuan berkomunikasi ini, maka asertif training adalah jawabannya. Asertif
training melatih Anda untuk mampu berkomunikasi dengan asertif.
Perilaku Asertif
Dalam bersikap asertif, seseorang dituntut untuk jujur terhadap dirinya sendiri dan jujur pula dalam
mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhannya secara proporsional, tanpa ada maksud
untuk memanipulasi, memanfaatkan ataupun merugikan pihak lainnya. Dapat terlihat dengan jelas
bahwa asertivitas tidak memberikan kerugian apapun pada diri kita sendiri.
Apa ciri yang menandakan bahwa kita sudah menerapkan perilaku asertif? Kita bersikap
asertif ketika kita mampu untuk berkata "tidak", mampu meminta pertolongan, mampu untuk
mengekspresikan perasaan positif dan negatif secara wajar, dan mampu berkomunikasi tentang
hal-hal yang bersifat umum. Dengan kata lain, asertif adalah kemampuan mengekspresikan hak,
pikiran, perasaan, dan kepercayaan secara langsung, jujur, terhormat, dan tidak mengganggu hak
orang lain. Intinya, perilaku asertif memiliki beberapa ciri seperti, berani untuk secara jujur dan
terbuka menyatakan kebutuhan, perasaan, dan pikiran dengan apa adanya tanpa menyakiti orang
lain.
Perilaku asertif itu sangat diperlukan agar kita lebih mengenal diri dan lebih jujur dalam
membina hubungan dengan sesama. Melalui asertivitas yang kita miliki, kita dapat belajar untuk
lebih menghargai diri sendiri dan orang lain, mengekspresikan perasaan positif dan negatif,
percaya diri, mau mendengarkan orang lain, mengembangkan kontrol diri, mengembangkan
kemampuan untuk menolak tanpa merasa bersalah, dan berani meminta bantuan orang lain ketika
membutuhkan. Wah, ternyata banyak banget ya yang bisa didapatkan dari perilaku asertif.
Ketika kita berbicara asertif, kita dituntut untuk tahu alasan-alasan mengapa kita menolak atau
menerima pernyataan orang lain. Jadi, kita tahu akibat dan sebab dari sesuatu yang akan kita
lakukan. Menerapkan perilaku asertif tidak membuat keinginan kita serta-merta diterima oleh
orang lain. Namun, lewat perilaku asertif ini, kita dapat belajar untuk berpikir logis dan belajar
memahami teman. Gaya berkomunikasi (style of communication) juga sangat berpengaruh
terhadap perilaku atau tingkah laku sehari-hari baik berkomunikasi pasif, asertif dan
agresif. Tingkah laku yang tumbuh dalam diri menggunakan komunikasi asertif antara lain:
1. Menjelaskan tentang perasaan, kebutuhan dan tujuan yang dapat diterima oleh pihak-
pihak yang berhubungan.
3. Tegas dalam menentukan pilihan tanpa memaksakan kehendak kepada orang lain.
8. Mampu memberi dan menerima umpan balik hal-hal positif dan negatif.
Ada beberapa teknik yang berkaitan dan berhubungan dalam perilaku positif asertif
antara lain:
1. Menggunakan ekspresi yang nyaman untuk dipandang, selalu menjaga pandangan mata
secara baik.
2. Menjaga intonasi dalam memberikan ketegasan tapi dapat menyenangkan orang lain.
4. Selau berpandang untuk menemukan solusi yang terbaik dalam menyelesaikan suatu
masalah.
Namun adapun perilaku yang tidak sesuai adalah contohnya berbicara kasar, tidak sopan,
membangkang orang tua, berbuat onar, Menebar kebencian, Mencuri , menjahili teman seperti
Buliyiing.
BULLYING
A. Pengertian Bullying
Bullying merupakan perilaku yang tidak sopan ,dapat berupa pelecehan verbal , fisik atupun
mentalyang dilakukan kepada orang orang lain yang dianggap lemah , rendah, tidak berharga, dan
tidak layak untuk mendapatkan rasa hormat. Sehingga pelaku bullying merasa memiliki hak untuk
menyakiti, menghina, atau mengendalikan orang lain atau perilaku bullying juga dapat dilakukan
karena atas dasar perbedaan ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Perilaku bullying
merupakan tindakan kriminal yang dapat merugikan orang lain. Seseorang yang menjadi korban
bullying akan merasa tidak tenang dan kehidupan psikologinya pun akan merasa terancam dan
terganggu.
Bullying adalah salah satu bentuk dari perilaku agresi dengan kekuatan dominan pada perilaku
yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan mengganggu anak lain atau korban yang
lebih lemah darinya. Victorian Departement of Education and Early Chilhood Development
mendefinisikan bullying terjadi jika seseorang atau sekelompok orang mengganggu atau
mengancam keselamatan dan kesehatan seseorang baik secara fisik maupun psokologis,
mengancam properti, reputasi atau penerimaan sosial seseorang serta dilakukan secara berulang
dan terus menerus
B. Jenis-Jenis Bullying
Terdapat beberapa jenis-jenis bullyinhg. Bullying dapat berbentuk tindakan fisik dan verbal yang
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Barbara Coloroso (2006:47-50) membagi jenis-jenis bullying kedalam empat jenis, yaitu
sebagai berikut:
1. Bullying secara verbal; perilaku ini dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritikan
kejam, penghinaan, pernyataan-pernyataan yang bernuansa ajakan seksual atau pelecehan
seksual, terror, surat-surat yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar kasak-
kusuk yang keji dan keliru, gosip dan sebagainya. Dari ketiga jenis bullying, bullying
dalam bentuk verbal adalah salah satu jenis yang paling mudah dilakukan dan bullying
bentuk verbal akan menjadi awal dari perilaku bullying yang lainnya serta dapat menjadi
langkah pertama menuju pada kekerasan yang lebih lanjut.
2. Bullying secara fisik; yang termasuk dalam jenis ini ialah memukuli, menendang,
menampar, mencekik, menggigit, mencakar, meludahi, dan merusak serta menghancurkan
barang-barang milik anak yang tertindas. Kendati bullying jenis ini adalah yang paling
tampak dan mudah untuk diidentifikasi, namun kejadian bullying secara fisik tidak
sebanyak bullying dalam bentuk lain. Remaja yang secara teratur melakukan bullying
dalam bentuk fisik kerap merupakan remaja yang paling bermasalah dan cenderung akan
beralih pada tindakan-tindakan kriminal yang lebih lanjut.
3. Bullying secara relasional atau sosial; adalah pelemahan harga diri korban secara
sistematis melalui pengabaian, pengucilan atau penghindaran. Perilaku ini dapat mencakup
sikap-sikap yang tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas,
cibiran, tawa mengejek dan bahasa tubuh yang mengejek. Bullying dalam bentuk ini
cenderung perilaku bullying yang paling sulit dideteksi dari luar..
4. Bullying elektronik / cyber ; merupakan bentuk perilaku bullying yang dilakukan
pelakunya melalui sarana elektronik seperti komputer, handphone, internet, website,
chatting room, e-mail, SMS dan sebagainya. Biasanya ditujukan untuk meneror korban
dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya
mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan.
Informasi yang diberikan adalah bermaksud untuk mengenalkan siswa pada hal-hal
yang berkaitan dengan perilaku yang sesuai dan perilaku yang tidak sesuai, termasuk di dalamnya
mengenai bullying.Layanan informasi yang diberikan diupayakan dapat menumbuhkan
pemahaman siswa mengenai pentingnya dan banyaknya manfaat berperilaku baik serta bahayanya
perilaku yang tidak baik atau tidak sesuai seperti Buliyyingkarena siswa yang tidak memahami perilaku
bullying akan beranggapan bahawa perilaku bullying adalah kenakalan yang masih wajar untuk dilakukan oleh
siswa. Dan lama-kelamaan persepsi ini akan membuat siswa merasa aman dannyaman untuk
melakukan kepada tingkat berikutnya. Hal tersebut dapatberakibat pada terus berkembangnya
perilaku bullying, bahkan tidak menutup kemungkinan bullying akan menjadi suatu tradisi turun
temurundi sekolah tersebut
Salah satu informasi yang dapat diberikan dalam layanan informasi yaitu informasi
“mengenai sosial-budaya ’’, khusunya pada bahasan “antarbudaya” bahwa manusia
ditakdirkanbersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Mereka dijadikan seperti itu bukanuntuk
saling bersaing dan bermusuhan karena perbedaan budaya yang ada, tapi seharusnya mereka
saling mengenal dan menerima sehingga tercipta kondisi dinamis yangmendorong ke pada
perubahan yang semakin baik. Perilaku baik harus diterpkan dalam kehidupan sehari hari,
sebaliknya perilaku yang tidak sesuai seperti bullying misalnya untuk dijauhi.