Anda di halaman 1dari 15

RPL

BIMBINGAN KONSELING

Nama: Barokah Wiji Wigati


Nim: 06131281722059
No. Absen:12
Semester: 5 (Lima)
Dosen Pengampuh: Dr. Yosef, M.A.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG
RENCANA PELAKSANAAN PELAYANAN (RPL)

LAYANAN INFORMASI

Nama Sekolah: SDN 40 Palembang Tahun Ajaran: 2019/2020

Kelas: VI Semeter: Ganjil

A. Komponen Layanan Layanan Dasar


B. Bidang Layanan Pribadi dan Sosial
C. Topik Bimbingan Membedakan antara Perilaku yang pantas dan
Tidak Pantas (Bullying)
D. Fungsi Layanan Pencegahan dan pemahaman
E. Tujuan 1. Peserta didik dapat Menjelaskan perilaku
yang sesuai dan perilaku yang tidak pantas.
2. Peserta didik dapat menjelaskan dampak
positif perilaku yang pantas/sesuai.
3. Peserta didik dapat menerapkan perilaku
asertif dalam kehidupan sehari-hari.
4. Peserta didik dapat menerapkan perilaku yang
sesuai dalam kehidupan sehari-hari.
5. Peserta didik dapat menjelaskan dampak
negative dari perilaku yang tidak sesuai
seperti Bulyying verbal.
6. Peserta didik dapat menjelaskan dampak
negative dari perilaku yang tidak sesuai
seperti Bulyying non verbal.
7. Peserta didik dapat menjauhi perilaku tidak
pantas seperti bullying vebal dan nonverbal
dalam kehidupan sehari-hari.

F. Sasaran Layanan Siswa kelas VI


G. Waktu 1 × 35 Menit
H. Sumber Materi https://id.m.wikipedia.org/wiki/perilaku_manusia
https:/eprints.umpo.ac.id/4441/2/BAB%202.pdf
Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi
ItuMudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
https://silabus.org/rpl-stop-bullying/
https://www.studiilmu.com/blogs/details/asertif-
bukan-agresif
I. Teknik Ceramah, diskusi, Curah pendapat, Tanya jawab
J. Media/ Alat Power Point,Vidio, Lcd
K. Tanggal Pelaksanaan
L. Pelaksana Barokah Wiji Wigati
M. Uraian Kegiatan
a. Tahap Pengantaran a. Guru memasuki ruangan mengucapkan
salam, dan menyapa peserta didik
b. Guru Mengkondisikan kelas.
c. Mengajak semua Peserta didik berdo’a
menurut Agama dan Keyakinannya
masing – masing sebelum mengawali
kegiatan pembelajaran.
d. Melakukan komunikasi tentang kehadiran
peserta didik (absensi).
e. Guru membangun suasana keakraban,
kebersamaan, agar terbangun dinamika
yang baik di dalam kelas.
f. Guru mengajak peserta didik tepuk
semangat.
g. Guru menyampaikan kegiatan apa yang
akan dilakukan, arah materi pokok yang
akan disampaikan.
b. Tahap Penjajakan a. Guru mengarahkan perhatian peserta didik
dari suasana pembukaan ke suasana
kegiatan belajar mengajar
b. Menanyakan kepada peserta didik sejauh
mana mereka mengetahui bagaimana
proses dan tujuan belajar
c. Menanyakan kepada peserta didik apakah
telah siap membahas materi/topik yang
akan dibahas untuk memasuki kegiatan
selanjutnya
c. Tahap Penafsiran a. Menjelaskan tujuan dari materi yang akan
disampaiakn
b. Penyampaian materi dari Guru terkait
perilaku yang baik atau yang sesuai seperti
perilaku asertif dan perilaku yang tidaak
baik seperti bullying.
c. Menampilkan ppt dan Video
pembelajaran mengenai beberapa perilaku
asertif dan tidak sesuai .
d. Guru memancing pertanyaan kepada
peserta didik
e. Mengarahkan peserta didik untuk
berdiskusi.
f. Melakukan Brainstorming/curah pendapat
g. Meminta peserta didik untuk memberikan
pendapat mereka mengenai topik yang
telah dibahas
h. Melakukan diskusi dan tanya jawab untuk
memahami proses dan tujuan belajar
i. Dalam kegiatan diskusi tersebut
memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berfikir, menganalisis, dan siswa
mampu memberikan masukan yang positif
terkait dengan materi yang disampaikan
j. Semua peserta didik diharapkan dapat
membahas secara antusias
d. Tahap Pembinaan 1) Membagi kelas menjadi beberapa
kelompok.
2) Peserta didik diberikan Lembar Kerja
3) Peserta didik mengerjakan lkpd terkait
dengan :
a. Perilaku yang sesuai yang telah
dilakukannya di rumah, di sekolah
dan di lingkungannya.
b. Perilaku yang tidak sesuai yang
tidak boleh dilakukan dirumah, di
sekolah, dan lingkungannya.
c. Menuliskan 5 Perilaku baik yang
wajib dilakukan di rumah dan
disekolah .
d. Menjelaskan mengapa tidak boleh
melakukan perilaku yang tidak
sesuai seperti bullying.
e. Menjelaskan dampak negative
bullying verbal.
f. Menjelaskan dampak negative
bullying nonverbal.
4) Guru bersama peserta didik
mendiskusikan kembali jawaban bersama-
sama
5) Memberikan penguatan dalam bentuk
lisan atau jawaban langsung atas
pertanyaan dan jawaban yang sebelumnya
sudah dijawab siswa
6) Peseta didik dipandu oleh guru berjanji
untuk tidak melalukan bullying dalam
bentuk apapun.
7) Peserta didik diarahkan untuk senantiasa
berprilaku yang sesuai seperti perilaku
asertif.

e. Tahap Pengakhiran 1) Guru mengajak peserta didik untuk


membuat kesimpulan terkait dengan
materi layanan.
2) Guru menyapaikan materi layanan yang
akan datang
3) Guru mengakhiri proses pembelajaran
dan peserta didik berdoa menurut
kepercayaan Masing-masing.

M. Evaluasi
1. Evaluasi Proses Melalui pengamatan langsung Guru BK selama
kegiatan berlangsung, maka dua aspek yang perlu
dinilai yaitu Pengamatan
terhadap siswa selama mengikuti layanan dan
Antusias siswa dalam menerima dan mengikuti
layanan
2. Evaluasi hasil:  Acuan : Apa yang peserta didik pahami
tentang Perilaku yang sesuai dan tidak
sesuai?
 Kompetensi: Kemampuan apa yang
didapatkan peserta didik setalah
materi/topik?
 Usaha : Bagaimana usaha peserta didik
untuk memahami daalam proses
pembelajaran?
 Rasa: Bagaimana perasaan peserta didik
setelah memperoleh pembelajaran ?
 Sungguh-sungguh: Bagaimana
kesungguhan siswa dalam memahami
materi ?

N Rencana Tindak Lanjut -


O Catatan khusus -

Lampiran 1. Uraian Materi


perilaku

Perilaku adalah suatu respons seseorang/organisme terhadap stimulus yang berkaitan


dengan lingkungan. Ada perilaku yang baik atau sesuai da nada juga perilaku yang tidak sesuai.
Sebagai manusia sudah seharusnya kita menerapkan hal-hal baik dalam kehidupan kita. Banyak
macam-macam dari perilaku baik yang seharusnya kita terapkan dalam kehidupan sehari hari yang
sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat. Perilaku baik dapat memberikan dampak positif
terhadap diri sendiri juga terhadap orang lain. Banyak dampak positif jika kita melaksanakan
perilaku yang baik dalam kehidupan hidup akan damai dan tentram.

Contoh perilaku yang sesuai adalah dengan mengikuti kelima sila dari pancasila. Dengan
bersikap yang baik dan sopan kepada sesama, menjaga hubungan dengan Tuhan, Menolong orang-
orang yang meminta bantuan, berbicara sopan, membuang sampah pada temppatnya, Patuh
terhadap orang tua, Menyangi sesama, Menghargai keberagaman budaya, keberagaman agama,
keberagaman warna kulit, keberagaman suku adat istiadat dan lain sebagainya.
Komunikasi Asertif

Komunikasi Asertif adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan,
dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-
hak serta perasaan pihak lain. Perilaku asertif ini dapat ditunjukkan ketika kita dengan tegas dan
positif mengekspresikan diri kita. tanpa maksud mengalah dan juga menyerang orang lain. Kunci
utama dalam berkomunikasi asertif adalah "i Message" sampaikan perasaan, pikiran, atau opini
Anda. tidak ada satu kekuatan pun di dunia yang dapat menghambat anda untuk
berkomunikasi. Itulah mengapa setiap manusia berhak memiliki asertivitas pada segala
komunikasi dan interaksi yang mereka miliki dengan orang-orang di sekitarnya. Bila Anda ingin
meningkatkan kemampuan berkomunikasi ini, maka asertif training adalah jawabannya. Asertif
training melatih Anda untuk mampu berkomunikasi dengan asertif.

Perilaku Asertif

Dalam bersikap asertif, seseorang dituntut untuk jujur terhadap dirinya sendiri dan jujur pula dalam
mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhannya secara proporsional, tanpa ada maksud
untuk memanipulasi, memanfaatkan ataupun merugikan pihak lainnya. Dapat terlihat dengan jelas
bahwa asertivitas tidak memberikan kerugian apapun pada diri kita sendiri.

Apa ciri yang menandakan bahwa kita sudah menerapkan perilaku asertif? Kita bersikap
asertif ketika kita mampu untuk berkata "tidak", mampu meminta pertolongan, mampu untuk
mengekspresikan perasaan positif dan negatif secara wajar, dan mampu berkomunikasi tentang
hal-hal yang bersifat umum. Dengan kata lain, asertif adalah kemampuan mengekspresikan hak,
pikiran, perasaan, dan kepercayaan secara langsung, jujur, terhormat, dan tidak mengganggu hak
orang lain. Intinya, perilaku asertif memiliki beberapa ciri seperti, berani untuk secara jujur dan
terbuka menyatakan kebutuhan, perasaan, dan pikiran dengan apa adanya tanpa menyakiti orang
lain.

Perilaku asertif itu sangat diperlukan agar kita lebih mengenal diri dan lebih jujur dalam
membina hubungan dengan sesama. Melalui asertivitas yang kita miliki, kita dapat belajar untuk
lebih menghargai diri sendiri dan orang lain, mengekspresikan perasaan positif dan negatif,
percaya diri, mau mendengarkan orang lain, mengembangkan kontrol diri, mengembangkan
kemampuan untuk menolak tanpa merasa bersalah, dan berani meminta bantuan orang lain ketika
membutuhkan. Wah, ternyata banyak banget ya yang bisa didapatkan dari perilaku asertif.

Ketika kita berbicara asertif, kita dituntut untuk tahu alasan-alasan mengapa kita menolak atau
menerima pernyataan orang lain. Jadi, kita tahu akibat dan sebab dari sesuatu yang akan kita
lakukan. Menerapkan perilaku asertif tidak membuat keinginan kita serta-merta diterima oleh
orang lain. Namun, lewat perilaku asertif ini, kita dapat belajar untuk berpikir logis dan belajar
memahami teman. Gaya berkomunikasi (style of communication) juga sangat berpengaruh
terhadap perilaku atau tingkah laku sehari-hari baik berkomunikasi pasif, asertif dan
agresif. Tingkah laku yang tumbuh dalam diri menggunakan komunikasi asertif antara lain:

1. Menjelaskan tentang perasaan, kebutuhan dan tujuan yang dapat diterima oleh pihak-
pihak yang berhubungan.

2. Mampu berkomunikasi secara sabar tanpa bermaksud menyerang orang lain.

3. Tegas dalam menentukan pilihan tanpa memaksakan kehendak kepada orang lain.

4. Bermain dalam ketentuan yang jelas dan rasional.

5. Mengatakan kebenaran dalam mempertahankan tujuan walaupun muncul konflik tetapi


selalu menjaga perasaan orang lain.

6. Tetap berpandang positif dan baik dalam menghadapi suatu permasalahan.

7. Percaya diri dan terbuka.

8. Mampu memberi dan menerima umpan balik hal-hal positif dan negatif.

9. Cara pandang yang positif dan optimis.

10. Mengerti tentang bernegoisasi diantara perbedaan-perbedaan pendapat orang lain.

11. Tidak memaksakan diri untuk melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan


kemampuan.

Ada beberapa teknik yang berkaitan dan berhubungan dalam perilaku positif asertif
antara lain:
1. Menggunakan ekspresi yang nyaman untuk dipandang, selalu menjaga pandangan mata
secara baik.

2. Menjaga intonasi dalam memberikan ketegasan tapi dapat menyenangkan orang lain.

3. Mendengarkan secara baik lawan bicara yang sedang mengatakan sesuatu.

4. Selau berpandang untuk menemukan solusi yang terbaik dalam menyelesaikan suatu
masalah.

Namun adapun perilaku yang tidak sesuai adalah contohnya berbicara kasar, tidak sopan,
membangkang orang tua, berbuat onar, Menebar kebencian, Mencuri , menjahili teman seperti
Buliyiing.

BULLYING
A. Pengertian Bullying
Bullying merupakan perilaku yang tidak sopan ,dapat berupa pelecehan verbal , fisik atupun
mentalyang dilakukan kepada orang orang lain yang dianggap lemah , rendah, tidak berharga, dan
tidak layak untuk mendapatkan rasa hormat. Sehingga pelaku bullying merasa memiliki hak untuk
menyakiti, menghina, atau mengendalikan orang lain atau perilaku bullying juga dapat dilakukan
karena atas dasar perbedaan ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Perilaku bullying
merupakan tindakan kriminal yang dapat merugikan orang lain. Seseorang yang menjadi korban
bullying akan merasa tidak tenang dan kehidupan psikologinya pun akan merasa terancam dan
terganggu.
Bullying adalah salah satu bentuk dari perilaku agresi dengan kekuatan dominan pada perilaku
yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan mengganggu anak lain atau korban yang
lebih lemah darinya. Victorian Departement of Education and Early Chilhood Development
mendefinisikan bullying terjadi jika seseorang atau sekelompok orang mengganggu atau
mengancam keselamatan dan kesehatan seseorang baik secara fisik maupun psokologis,
mengancam properti, reputasi atau penerimaan sosial seseorang serta dilakukan secara berulang
dan terus menerus

B. Jenis-Jenis Bullying
Terdapat beberapa jenis-jenis bullyinhg. Bullying dapat berbentuk tindakan fisik dan verbal yang
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Barbara Coloroso (2006:47-50) membagi jenis-jenis bullying kedalam empat jenis, yaitu
sebagai berikut:

1. Bullying secara verbal; perilaku ini dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritikan
kejam, penghinaan, pernyataan-pernyataan yang bernuansa ajakan seksual atau pelecehan
seksual, terror, surat-surat yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar kasak-
kusuk yang keji dan keliru, gosip dan sebagainya. Dari ketiga jenis bullying, bullying
dalam bentuk verbal adalah salah satu jenis yang paling mudah dilakukan dan bullying
bentuk verbal akan menjadi awal dari perilaku bullying yang lainnya serta dapat menjadi
langkah pertama menuju pada kekerasan yang lebih lanjut.
2. Bullying secara fisik; yang termasuk dalam jenis ini ialah memukuli, menendang,
menampar, mencekik, menggigit, mencakar, meludahi, dan merusak serta menghancurkan
barang-barang milik anak yang tertindas. Kendati bullying jenis ini adalah yang paling
tampak dan mudah untuk diidentifikasi, namun kejadian bullying secara fisik tidak
sebanyak bullying dalam bentuk lain. Remaja yang secara teratur melakukan bullying
dalam bentuk fisik kerap merupakan remaja yang paling bermasalah dan cenderung akan
beralih pada tindakan-tindakan kriminal yang lebih lanjut.
3. Bullying secara relasional atau sosial; adalah pelemahan harga diri korban secara
sistematis melalui pengabaian, pengucilan atau penghindaran. Perilaku ini dapat mencakup
sikap-sikap yang tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas,
cibiran, tawa mengejek dan bahasa tubuh yang mengejek. Bullying dalam bentuk ini
cenderung perilaku bullying yang paling sulit dideteksi dari luar..
4. Bullying elektronik / cyber ; merupakan bentuk perilaku bullying yang dilakukan
pelakunya melalui sarana elektronik seperti komputer, handphone, internet, website,
chatting room, e-mail, SMS dan sebagainya. Biasanya ditujukan untuk meneror korban
dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya
mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan.

C. Dampak dari Bullying


1. Dampak bagi korban
Konsekuensi bullying bagi para korban, yaitu ,bullying dapat membuat remaja
merasa cemas, ketakutan, dan mempengaruhi konsentrasi belajar di sekolah dan membuat
mereka menghindari sekolah. Bila bullying berlanjut dalam jangka waktu yang berulang
atau waktu yang lama, dapat mempengaruhi percaya diri siswa,memunculkan perilaku
menarik diri dari lingkungannya, menjadikan remaja cenderung menjadi stress dan
depreasi, serta rasa tidak aman. Dalam kasus yang lebihparah , bullying bahkan dapat
mengakibatkan remaja berbuat nekat, bahkan bisa membunuh atau melakukan bunuh diri.

Hal tersebut kemudian mulai mempengaruhi prestasi akademiknya.Dan perilaku


bullying berkontribusi terhadap rendahnya tingkat kehadiran, rendahnya prestasi akademik
siswa, rendahnya self-esteem, tingginya depresi, tingginya kenakalan remaja dan kejahatan
orang dewasa.Dampak negatif bullying juga tampak pada penurunan skor tes kecerdasan
(IQ) dan kemampuan analisis siswa.

2. Dampak bagi pelaku Bullying


Para pelaku bullying ini memiliki kebutuhan kuat untuk mendominasi orang lain dan
kurang berempati terhadap targetnya.Para pelaku bullying pada umumnya memiliki
percaya diri yang tinggi, cenderung bersifat agresif dengan perilaku yang pro terhadap
kekerasan, tipikal orang berwatak keras, mudah marah dan impulsif, toleransi yang rendah
terhadap frustasi.Dengan melakukan bullying, pelaku akan beranggapan bahwa mereka
memiliki kekuasaan terhadap keadaan. Jika dibiarkan terus-menerus tanpa intervensi,
perilaku bullying ini dapat menyebabkan terbentuknya perilaku lain berupa kekerasan
terhadap anak dan perilaku kriminal lainnya.

3. Dampak bagi siswa lain yang menyaksikan bullying


Jika bullying dibiarkan tanpa tindak lanjut yang tepat , maka para siswa lain yang menjadi
penonton kejadian bullying akan berasumsi bahwa bullying adalah perilaku yang bisa
diterima secara sosial dan merupakan hal yang wajar untuk dilakukan,dan tidak melanggar
norma sosial.Dalam kondisi ini, beberapa siswa mungkin akan bergabung dengan pelaku
bullying karena mereka takut menjadi sasaran berikutnya dan beberapa lainnya mungkin
hanya akan diam saja tanpa melakukan apapun karena mereka juga merasa takut untuk
melaporkannya kepada guru, atau orang tua mereka, dan yang paling parah mereka merasa
tidak perlu menghentikannya.

Cara Mengatasi Bullying


Bully terjadi ketika terdapat perbedaan kekuatan, yang bisa berwujud perbedaan jumlah
(mayoritas vs minoritas) atau perbedaan kekuatan lain seperti atasan vs bawahan, dewasa vs
anak-anak, cerdas vs bodoh, kaya vs miskin, rupawan vs tidak rupawan.Ini artinya, kita dapat
mencegah terjadinya bullying dengan menyeimbangkan kekuatan yang ada. Lalu, bagaimana
cara menyeimbangkan kekuatan?.Dalam kasus di mana bullying terjadi karena perbedaan
jumlah (mayoritas vs minoritas), di mana mayoritas mem-bully minoritas, bullying dapat
diatasi dengan cara menyeimbangkan jumlah sedemikian sehingga tidak ada lagi mayoritas
dan minoritas.Jika Anda diposisikan sebagai minoritas ( kelompokyang lemah), yang dengan
demikian orang lain berani mem-bully Anda secara beramai-ramai, carilah teman untuk
menyeimbangkan kekuatan Anda. Mereka tidak akan berani mem-bully Anda , saat Anda
memiliki banyak teman yang dapat membantu Anda melawan mereka.
Jika bullying terjadi antara atasan dan bawahan, maka Anda dapat melawan bullying yang
dilakukan atasan Anda dengan cara mengemukakan hak-hak Anda (yang diakui oleh undang-
undang) yang dilanggar oleh atasan Anda.
Untuk itu, Anda perlu mempelajari undang-undang yang berkaitan dengan
ketenagakerjaan.Intinya, untuk melenyapkan bullying, yang perlu Anda lakukan adalah :
1. Bullying menyebabkan sang korban kehilangan kepercayaan diri. Bullying membuat sang
korban berpikir bahwa dirinya tidak layak dihargai, di mana dengan perasaan seperti itu,
Melawan tindakan bullying itu, bukan menerimanya secara pasif. Anda dapat melawannya
dengan memperbanyak teman, meminta pertolongan dari lembaga-lembaga yang
berkonsentrasi dalam kasus bullying.
2. Para pelaku bullying akan membuat sang korban semakin tidak berdaya melawan
bullying.Maka Jika Anda menjadi korban bullying,yang perlu anda ingat adalah jangan
menyalahkan diri Anda sendiri agar anda merasa tetap layak untuk dihargai dan bisa melawan
bullying.
3. Untuk menghilangkan bullying, Anda juga perlu mengingat kembali kelebihan dan
kebaikan Anda. Anda perlu membangun image diri yang positif. Semakin Anda percaya
bahwa Anda layak dihargai karena kualitas-kualitas Anda, Anda akan semakin merasa kuat.
Dan, semakin Anda merasa kuat, maka Anda berani melawan tindakan bullying yang menimpa
Anda.

Layanan yang digunakan

Informasi yang diberikan adalah bermaksud untuk mengenalkan siswa pada hal-hal
yang berkaitan dengan perilaku yang sesuai dan perilaku yang tidak sesuai, termasuk di dalamnya
mengenai bullying.Layanan informasi yang diberikan diupayakan dapat menumbuhkan
pemahaman siswa mengenai pentingnya dan banyaknya manfaat berperilaku baik serta bahayanya
perilaku yang tidak baik atau tidak sesuai seperti Buliyyingkarena siswa yang tidak memahami perilaku
bullying akan beranggapan bahawa perilaku bullying adalah kenakalan yang masih wajar untuk dilakukan oleh
siswa. Dan lama-kelamaan persepsi ini akan membuat siswa merasa aman dannyaman untuk
melakukan kepada tingkat berikutnya. Hal tersebut dapatberakibat pada terus berkembangnya
perilaku bullying, bahkan tidak menutup kemungkinan bullying akan menjadi suatu tradisi turun
temurundi sekolah tersebut

Salah satu informasi yang dapat diberikan dalam layanan informasi yaitu informasi
“mengenai sosial-budaya ’’, khusunya pada bahasan “antarbudaya” bahwa manusia
ditakdirkanbersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Mereka dijadikan seperti itu bukanuntuk
saling bersaing dan bermusuhan karena perbedaan budaya yang ada, tapi seharusnya mereka
saling mengenal dan menerima sehingga tercipta kondisi dinamis yangmendorong ke pada
perubahan yang semakin baik. Perilaku baik harus diterpkan dalam kehidupan sehari hari,
sebaliknya perilaku yang tidak sesuai seperti bullying misalnya untuk dijauhi.

Mengetahui Palembang, 20 November 2019


Kepala Sekolah SDN40 Guru
. Barokah Wiji Wigati

Anda mungkin juga menyukai