PNEUMOTHORAKS
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 - A.2 / SEMESTER VII
1. MITA AYU UTAMI ( 041 STYC 15 )
2. MUH.JEFRI ( 043 STYC 15 )
3. SUCIATI ( 073 STYC 15 )
Penulis,
Paru adalah struktur elastic yang dibungkus dalam sangkar toraks, yang
merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan.
Ventilasi membutuhkan gerakan dinding sangkar toraks dan dasarnya, yaitu
diafragma. Efek dari gerakan ini adalah secara bergantian meningkatkan dan
menurunkan kapasitas dada. Ketika kapasitas dalam dada meningkat, udara masuk
melalui trakea (inspirasi), karena penurunanan tekanan di dalam, dan
mengembangkan paru. Ketika dinding dada dan diafragma kembali ke ukurannya
semula (ekspirasi), paru-paru yang elastis tersebut mengempis dan mendorong udara
keluar melalui bronkus dan trakea. Fase inspirasi dari pernapasan normalnya
membutuhkan energi; fase ekspirasi normalnya pasif. Inspirasi menempati sepertiga
dari siklus pernapasan, ekspirasi menempati dua pertiganya.
1. Pleura. Bagian terluar dari paru-paru dikelilingi oleh membrane halus, licin,
yaitu pleura, yang juga meluas untuk membungkus dinding interior toraks
dan permukaan superior diafragma. Pleura parietalis melapisi toraks, dan
pleura viseralis melapisi paru-paru. Antar kedua pleura ini terdapat ruang,
yang disebut spasium pleura, yang mengandung sejumlah kecil cairan yang
2.3 Etiologi
Berdasarkan penyebabnya pneumothorak dapat dibagi atas (Silvia. A Price, 1999):
1. Pneumothoraks Traumatik
Pneumothoraks traumatik yaitu pneumothorak yang terjadi akibat penetrasi
kedalam rongga pleura karena luka tembus, luka tusuk, luka tembak atau
tusukan jarum. Pneumothoraks traumatik dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
- Pneumothorak traumatik bukan latrogenik
2.5 Patofisiologi
Pleura secara anaomis merupakan satu lapis mesoteral, ditunjung oleh jarinan
ikat, pembuluh-pembuluh darah kapiler dan pembuluh getah bening, rongga pleura
dibatasi leh 2 lapisan tipis sel mesotelia, terdiri atas pleura parietals yang melapisi
otot-otot dindng dada, tulang dan kartilago, diapragma dan menyusup kedalam
pleura dan tidak sensitif teradap nyeri. Rongga pleura individu sehat terisi cairan(10-
20ml) dan berfungsi seagai pelumas diantara kedua lapisan pleura. Paogeness
pneumothoraks spontan sampai sekaran belum jelas.
1. Pneumothoraks spontan primer
Pneumothoraks spontan primer terjadi karena robeknyakantong udara
dekat pleura viseralis. Penelitian secara patologis membuktikan bahwa pasien
pneumothorak spontan yang parunya dipesersi tampak adanya satu atau dua
ruang berisi udara dalam bentuk blab dab bulla.
Bulla merupakan suatu kantong yang dbatasi sebagaian oleh pleura
fibrotik yang menebal sebagaian oleh jaringan fibrosa paru sendiri dan sebagaian
lagi oleh jaringa paru emfisematus. Blab terbentuk dari suatu alveoli yang pecah
melalui suatu jaringan intertisial kedalam lapisan fibrosa tipis pleura yang
kemudian berkumpul dalam bentuk kista. Mekanisme pembentukan bulla/blab
belum jelas, banyak pendapat mengatakan terjadinya kerusakan bagian apeks
2.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pneumotoraks tergantung pada jenis pneumotoraks yang dialami,
derajat kolaps, berat ringannya gejala, penyakit dasar dan penyulit yang terjadi saat
pelaksanaan pengobatan yang meliputi :
1. Tindakan dekompresi
Membuat hubungan antara rongga pleura dengan lingkungan luar dengan cara:
1) Menusukkan jarum melalui dinding dada hingga masuk ke rongga pleura,
dengan demikian tekanan udara yang positif di rongga pleura akan berubah
menjadi negatif. Hal ini disebabkan karena udara keluar melalui jarum
tersebut. Cara lainnya adalah melakukan penusukkan jarum ke rongga pleura
melaluitranfusion set.
2) Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontraventil :
a. Menggunakan pipa Water Sealed Drainage (WSD). Pipa khusus (kateter
thoraks) steril, dimasukkan ke rongga pleura dengan perantara trokar
atau dengan bantuan klem penjepit (pen) pemasukan pipa plastic (kateter
thoraks) dapat juga dilakukan melalui celah yang telah dibuat dengan
bantuan insisi kulit dari sela iga ke-4 pada garis axial tengah atau garis
axial belakang. Selain itu, dapat pula melalui sela iga ke-2 dari garis
klavikula tengah. Selanjutnya, ujung selang plastik di dada dan pipa kaca
WSD dihubungkan melelui pipa plastik lainnya. Posisi ujung pipa kaca
yang berada di botol sebaiknya berada 2 cm di bawah permukaan air
supaya gelembung udara dapat dengan mudah keluar melalui perbedaan
tekanan tersebut.
b. Pengisapan kontinu (continous suction).
Pengisapan dilakukan secara kontinu apabila tekanan intrapleura tetap
positif. Pengisapan ini dilakukan dengan cara memberi tekanan negatif
1. Derajat/luasnya pneumotoraks.
2. Ada/tidaknya pergeseran mediastinum.
3. Menunjukkan adanya kista dan perlekatan pleura lebih jelas dari pada
foto konvensional.
2) Diit
Tinggi kalori tinggi protein 2300 kkal + ekstra putih telur 3 x 2 butir / hari.
4.2 Saran
Adanya makalah ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi khususnya
bagi mahasiswa keperawatan, serta dapat memberikan masukan bagi tenaga medis
khususnya kepada perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang
komperhensif pada pasien dengan Pneumothoraks.