Anda di halaman 1dari 5

KASUS 1 DADB Kebutuhan cairan :

1. Diagnosis kerja dan alasannya? Usia : 17 bulan BB 9,2kg


a. DADB - 30 menit = 30cc x BB
DA 30 x 9,2kg = 276/30 mnt
- BAB cair >10x/hari tetesan= (276x15)/30= 138 tpm (loss clam)
- Muntah >6x - 2,5 jam = 70cc x BB
DB 70 x 9,2 kg = 644ml/2,5 jam
- KU lemah, apatis tetesan= (644x15)/(2,5x60) = 64tpm
- Pernafasan kusmaul (asidosis - maintenance (2A ½ N)
metabolik) kebutuhan cairan anak/hari
- Turgor sangat lambat 10kg pertama x 100 = 9,2x100 = 920 ml/hari
- UUB sangat cekung dehidrasi berat = 15% x maintenance
- Mata cowong 15%x920ml = 138 ml
- Air mata kurang kenaikan suhu = 3 (3x12,5%) x maintenance
- Mukosa mulut dan bibir kering 37,5% x 920 = 345 ml
- Shock hipovolemik (N 140x/mnt, akral total keb cairan = 920+138+345 = 1403ml/ hari
dingin) Sumber cairan Jumlah keb cairan
b. KDS 1403ml
- Anak usia 12 bulan 2x makanan 300ml
- Kejang setelah demam (T 39,9) 3x susu 450ml
- Kejang <15 menit tidak berulang Infus 700ml
Jadi total keb infus 700ml
2. Initial plan Tetesan= (700x15)/(24x60) = 7 tpm
DADB 4. Riw. Imunisasi tidak lengkap
IP DX : Yang sudah di dapat : BCG, Hep B 2, DPT 1,
- Px feses rutin (bakteri penyebab) Polio 2
- Px Darah rutin (Leuko N/) Rencana imunisasi
- Px elektrolit (gang elektrolit) Usia 12 DPT II, POLIO III, Hep B III
IP TX : bulan
- O2 kanul 3lpm (RR,nafas kusmaul) Usia 14 DPT III, Polio IV
- Rehidrasi cairan (syok hipovolemik) bulan
- Oralit 5cc/kgBB/jam (bila anak mau Usia 16 Campak
minum) bulan
- Zinc 20mg atau 1 tab selama 10 hari
- Diet makanan+ASI 5. Tatalaksana kejang dan kemungkinan
- Antipiretik (PCT10-15mg/kgbb/x penyebab
- PCT syr 1cth prn
IP MX :
- KU
- Nafas kusmaul+TTV
- tanda dehidrasi
- diuresis
IP EX :
- istirahat yang cukup
- banyak makan dan minum
- minum obat secara teratur
- menjaga kebersihan

3. Jenis cairan RL karena merupakan cairan


isotonik yang kandungan nya sama dengan Ketidakseimbangan elektrolit dan metabolisme
cairan tubuh, sehingga dapat mengganti akibat diare dan muntah.
cairan tubuh yang hilang akibat BAB dan Hipoglikemi, hipokalsemi,
muntah hiponatremikeseimbangan tergangguionkjg
KASUS II ( CAMPAK + gibur) - Fase rehabilitasi (2-6 mg)
1. Dx Kerja F-100: asupan gizi 150-200 kkal, protein 4-6
a. Campak gr/KgBB
Tanda” : - Fase tindak lanjut
- Stad. Prodromal : Demam tinggi, Batuk (+), pilek Pasien pulang, imunisasi dilengkapi
(+) Mata merah (+), Diare > 5x Ip Mx : BB dan TB  STATUS GIZI
- Stad. Erupsi T : 39°C, Px Wajah : ruam Ip Ex :
makulopapular dari belakang telinga-wajah- - Beri asupan makanan bergizi
leher-ekstremitas - Imunisasi dilengkapi
- Stad. Konvalesen : ruam kulit jadi kehitaman, - Ukur BB dan TB secara rutin
hilang dalam 1-2 minggu Komplikasi campak :
b. Gizi buruk ensefalopati, enteritis otitis media, septicemia,
Tanda- tanda : miokarditis, SGB, brpn, laringotrakeobronkhitis,
Z-score (SD < -3 SD  gibur diare akut dan dehidrasi
BB menurun Komplikasi gibur :
Diare > 5X, Edem hipoglikemi, hipotermi, anoreksia, syok, diare,
Muka tua , Baggy pants (+) dehidrasi
Iga gambang (+)
2. Initial plan Pasien perlu dirawat karena campak disertai dengan
Ip dx : status gizi buruk, rentan terkena penyakit lain
Campak perbaiki KU , kebutuhan cairan dan nutrisi
S : ada nyeri telan ? kornea keruh? Riw. Imunisasi BRPN  Ampicillin 100 mg/kgBB, kloramfenikol 75
campak mg/kgBB
O : px darah tepi ( leukosit bisa normal atau naik),
px feses rutin, X-foto thorax, serologi
IP Tx :
- PCT 10-15 mg/kgBB/x tiap 4-6 jam
- Vit A dosis < 6 bulan 50rb IU, 6bulan-1 tahun
100rb IU
IP Mx :
- TTV
- status gizi
Ip Ex :
- Menjelaskan penyakit
- Minum obat teratur
- Imunisasi campak
- Menjaga higienitas dan makanan bergizi

Gizi buruk
Ip Dx :
S : riw. Makan sehari-hari
O:
- Perhitungan status gizi denganZ-score
- GDS
- Feses rutin
- Elektrolit
Ip Tx
- Fase stabilisasi (1-2 hari)
F-75 : asupan gizi 80-100 kkal, protein 1-1,5
gr/kgBB
- Fase transisi (3-7 hari )
F-100 : asupan gizi 100-150 kkal, protein 2-3
gr/kgBB
Istrahat cukup
Minum obat teratur
Kasus 3 (DHF Grade 3)
1. DD kasus + perbedaan yang mencolok
4. Patogenesis diagnosa kerja :
DD DBD DC
UKK Makulopapular Ptekie Makulopapular

Penekanan Hilang Tidak Hilang


hilang
Inj. - - +
Konjungtiva
Syok - + -
Trombosit N/  N
Leukosit   N
Hb N  N
Ht N  N

2. Diagnosis kerja + alasanya


DHF grade III/DSS 5. Pada hemithorax dx suara vesikuler sedikit
Klinis: 3 hari panas tinggi terus menerus,
menurun, mekanismenya :
nyeri perut, nyeri perorbita, atralgia,
hepatomegali/BH ½ - ½. Adanya efusi pleura akibat aanya kebocoran
Lab : Ht 48 (naik ≥20%d dari normal) dan plasma

trombosit 70.000 (≤100.000) Plasma ke ekstra vaskular/ruang itersisial dan
Grade III : rongga seorasa/ melalui kepiler yang rusak
 tanda-tanda syok 
 nadi 140x/m (takikardi) isi tegangan Cairan tertimbun di rongga pleura

kurang
Terjadi hambatan konduksi suara
 TD 60/48 tekanan nadi ≤20

mmHg Suara vesikuler melemah
 Akral dingin
 CRT <2dtk 6. Tatalaksana kasus + monitor keberhasilan terapi
Terapi :
3. Initial Plan Dx Kerja + alasan - O2 nasal 3 lpm
IP Dx: - Resusitasi syok : Rl 20 ml/lkg BB dalam max
S : BAB/muntah 30’  20x25 : 500
dasarah?epistaksis?BAK sedkit? Pekat? Tetesan : (500x15)/30 ; 250 tpm (lose clamp)
O : Dasarh rutinserial tiap 6 jam - PCT syr 10x25kg : 250 mg
(memantau Ht, trombosit, Hb) S3dd cth 1 p.r.n
IP Tx : Yang dimonitor :
O2 nasal kanul 3 lpm - Keadaan umum
Resusitasi syok
- TTV
RL (kristaloid 20ml/kgBB maks
30’ 20x25kg : 300cc/max 30’ - DR/24 jam
Tetesan : (500 x 15) / 30 : 250 tpm - Tanda-tanda syok
(lose clamp)  2 jalur - Diuresis
PCT syr : 10mg x 25 : 250 mg 
s3dd cth 1 p.r.n
IP Mx :
Awasi KU
TTV
DR/24 jam
Tanda-tanda syok
IP Ex :
Edukasi tentang penyakit
Minum air putihbanyak
Maka makanan bergizi
Kasus IV  TB Paru Klinis - Kontrol setiap bulan
Seorang anak umur 5 tahun dengan demam > 2 - Kencing warna merah  ESO Rifampisin
minggu, batuk > 3 minggu, lendir, kontak TB, Ibu
riwayat alergi. 3. Terjadi wheezing karena :
PF : Wheezing (+), NCH (+), Retraksi (-) Reaksi berlebihan pada bronkus untuk
RPD : Riwayat batuk 2 bulan menanggapi berbagai rangsang
RPK : Kakek TB ≠ BTA (+) (polutan,alergen)  terjadi pelepasan histamin,
Uji Tuberkulin : 5 mm leukotrin di lapisan bronkus  produksi lendir
meningkat , peradangan s/d kekakuan pada otot
Skor TB : bronkus  udara lewat pada bronkus yang
- Kontak :3 sempit menimbulkan suara seperti spuit saat
- Tuberkulin :3 ekspirasi.
- BB turun :-
- Demam :1 4. Rencana Terapi di Atas :
- Batuk :1 OAT  2 RHZ + 4 RH
Jumlah :8 2 bulan  R : 10-20
mg/ kgBB
1. Dx. Kerja Kasus dan alasannya : (fase intensif) H : 5-15 mg/kgBB
Dx. Kerja : TB Paru Anak Z : 20-35
Alasan : Berdasarkan skoring TB ( ≥6 ) mg/kgBB
- Kontak dengan penderita TB BTA (+) : 3
4 bulan  R : 10-20 mg/kgBB
- Batuk ≥ 3 minggu : 1
(fase lanjutan) H : 5-15 mg/kgBB
- Demam ≥ 2 minggu : 1
- Uji Tuberkulin 5 mm : 3 Setelah 6 bulan di evaluasi hasil pengobatan :
- Gejala klinis menurun ?
2. Inisial Planning Dx. Kerja dan alasannya :
- Nafsu makan meningkat ?
IP. Dx. : S : Nafsu makan turun ? BB naik ?
- BB meningkat ?
O : Px. Darah Rutin, Px. Test Mantoux
/ Uji Tuberkulin, X – Foto Thorax - Demam menghilang ?
- Batuk menurun ?
IP. Tx. : OAT  2 RHZ + 4 RH - X -Foto Thorax membaik ?
2 bulan  R : 10-20
mg/ kgBB
(fase intensif) H : 5-15 mg/kgBB
Z : 20-35
mg/kgBB

4 bulan  R : 10-20 mg/kgBB


(fase lanjutan) H : 5-15 mg/kgBB

IP. Mx :
- Keadaan umum
- TTV
- BB + nafsu makan
- Gejala Klinis
- X-Foto Thorax

IP. Ex :
- Minum obat teratur tiap hari sebelum
makan pagi 1 x, tidak boleh bolong
- Pengobatan jangka lama ( minimal 6 bulan
 ada PMO
- Beri asupan makanan bergizi
Kasus 5ASFIKSIA 9. Kejang pada neonates
1. Faktor Resiko Terjadinya hipotermi pada Berikan O2 2 lpm
Kasus Pasang infus IV dextrose
 BBLR (<1800gr) Fenobarbital 20-40 mg/kgBB
 Lahir preterm (28 minggu)
Fenobartbital 10mg
2. Penyebab utama kematian bayi BBLR
 Infeksi Fenitoin 20 mg/kgBB
 Hipotermi
 Sindrom gagal napas
3. Faktor resiko terjadinya infeksi pada kasus Midazolam bolus 0,2 mg/kgBB
 BBLR (<1800gr) 10. Progam imunisasi (dosis, cara pemeberian,
 Lahir preterm (28 minggu) KIPI
 KK (-) 18 jam/KPD, agak keruh
BCG :0-2 0,005ml Intradermal
 Lahir spontan bln
4. Grafik pertumbuhan intrauterine dan massa Hep B : 0,5 ml i.m
gestasi digambarkan pada kurva 0,2,3,4 bln
–Battaglia dan Lubschensco Polio 0, 0,5 ml Oral
N:Presentil 10 dan 90 2,3,4 bln
5. Klasifikasi tersering akinat dismortilitas DPT 2,3,4 0,5ml i.m
-Sindrom asfiksi meconium bln
-Asfiksi Neonatorum Campak 9 0,5ml subkutan
Penyakit membrane hialin bln
Hipotensi Komplikasi :
Hipoglikem Simptomatik - Demam
Hiperbilirubin - Kemerahan pd kulit
Intraventrikular Hemoragik - Syok anafilaktik
Retinopati of preterm neonates
6. Cara menilai Taksiran Maturitas Neonatus
-Ballard Score
-Dubowitz score
7. Penggunaan O2 berlebihan pada bayi
preterm
-pneumothoraks
-iritasi saluran napas
-atelektasis
-depresi pernafasan
8. Kelainan paru-paru pada BBLR
TTN (Transient takipneu at new born)
PMH (Peny membrane Hialin)
RDS (respiratory Distress Sindrom)
Dysplasia Bronco pulmoner)

Anda mungkin juga menyukai