Anda di halaman 1dari 13

METODOLOGI PENELITIAN

Dosen Pengampu : Ns. Laksita Barbara, S.Kep., MN

“Evidence Based Practice in Nursing”

Disusun Oleh :

Mega Ayu Ardhaneswari 1610711093

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

2019
Evidence Based Practice

Latar Belakang

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Kedeputian I Bidang


Kesejahteraan Sosial mencatat pada tahun 2008, jumlah penduduk lanjut usia
kurang lebih sebesar 6,29% tercatat pada tahun 1990, selanjutnya sebesar 7,18%
pada tahun 2000 dan pada tahun 2006 sebesar 8,9%. Menurut Gipta, lansia atau
lanjut usia merupakan orang yang memiliki hak yang sama untuk menjalankan
kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang memiliki usia 60
tahun atau lebih. Penurunan fungsi kognitif dan psikomotor umumnya akan terjadi
pada seseorang yang memiliki usia lanjut. Fungsi kognitif akan menyebabkan reaksi
dan perilaku lansia menjadi makin lambat sehingga menyebabkan lansia menjadi
menarik diri dari lingkungan sekitar. Sementara, hal-hal yang berhubungan dengan
dorongan atau kehendak seperti tindakan, koordinasi, dan gerakan, yang
menyebabkan seorang lansia menjadi kurang aktif dan cekatan, dimana semua hal
tersebut dapat disebut sebagai fungsi psikomotorik (konatif). Di Indonesia, lansia
sebagian besar masih menetap bersama dengan keluarga. Namun tidak sedikit juga
lansia yang akhirnya tinggal di sebuah panti werdha. Menurut WHO, semua orang
dan komunitas di seluruh dunia dapat dipengaruhi oleh depresi. Depresi merupakan
gabungan dari gejala yang terdiri dari kehilangan minat atau kesenangan,
penurunan mood, perasaan bersalah atau merasa tidak memiliki harga diri, kesulitan
untuk tidur, berkurangnya nafsu makan, dan konsentrasi yang berkurang. Selain
gejala tersebut, depresi juga sering disertai dengan adanya gejala kecemasan.
Depresi dapat dipengaruhi oleh beberapa macam factor, dimana salah satunya
adalah tidak adanya hubungan yang baik dengan keluarga atau rusaknya hubungan
keluarga dan adanya jarak antar anggota keluarga, yang dapat menyebabkan
adanya situasi seperti kesepian dan isolasi afektif serta perasaan ditinggalkan dan
kekosongan. Mengingat adanya peningkatan lansia dari tahun ke tahun, dirasa perlu
untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai “hubungan antara dukungan keluarga
dengan tingkat depresi pada lansia” dikarenakan keluarga memegang peranan
penting dalam peningkatan kejadian depresi pada lansia.

Strategi Pencarian dan Pemilihan Literature


Teknik analitik dengan pendekatan crosssectional digunakan dalam penelitian ini.
Penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independent atau bebas dengan variabel dependent atau tergantung. Total sampling
digunakan untuk metode pengambilan sampel pada penelitian ini. Total sampling
dapat diartikan bahwa seluruh anggota populasi yang berjumlah 40 orang dapat
dijadikan sampel. Instrumen dari penelitian ini adalah menggunakan kuisioner.
Kuisioner pertama mengenai hubungan keluarga yang sudah diuji validitas dan
reliabilitasnya, sedangkan kuisioner kedua mengenai depresi menggunakan The
Geriatric Depression ScalE (GDS). Pada kuisioner depresi, peneliti melakukan
kolaps sehingga kategori depresi menjadi dua yakni tidak depresi dengan skor 0 – 4
dan depresi dengan skor 5 – 15 Teknik dalam pengambilan data penelitian ini
adalah menggunakan data primer, dimana data primer didapat dari hasil wawancara
dan pengisian kuisioner saat penelitian dilaksanakan.

No Keyword (P) Keyword (I) Keyword (O) Boolean Truncation

1. Lansia Dukungan Depresi - -


keluarga
2. Dewasa Dukungan Depresi - -
keluarga
3. Lansia Dukungan Depresi - -
keluarga
4. Lansia Dukungan Depresi - -
keluarga
5. Lansia Dukungan Depresi - -
keluarga

Dalam pencarian artikel jurnal ini saya menggunakan google scholar, karena lebih
mudah mengaksesnya dan banyak jurnal-jurnal yg terkait pada pertanyaan ilmiah
yang saya buat. Sementara untuk kriteria inklusi yang saya buat ialah yang masuk
kedalam dukungan keluarga, data demografi, tingkat depresi. Dan untuk kriteria
eksklusinya itu tersebut tingkat keparahan pada suatu penyakit. Dalam artikel-artikel
ini komponen-komponen yang akan dinilai terdapat dukungan keluarga dengan
tingkat kejadian depresi yang dialami lansia. Instrumen dari penelitian ini adalah
menggunakan kuisioner. Kuisioner pertama mengenai hubungan keluarga yang
sudah diuji validitas dan reliabilitasnya, sedangkan kuisioner kedua mengenai
depresi menggunakan The Geriatric Depression ScalE (GDS).

Resume Penelitian

No. Author Lokasi Jumlah Karakter Intervensi Desain Hasil Kualitas


dan penelitian sampel sampel penelitian penelitian penelitian
Tahun
1. Figa Nagari Sebany Lansia Dukunga Desain Terdapat Medium
Prima Tanjung ak 82 n penelitian hubunga
Dani, Banai Aur, orang keluarga yang n yang
Yaslind Kecamata yang digunakan signifikan
a n Sumpur terseba adalah antara
Yaunin, Kudus, r di Cross dukunga
Edison. Kabupate empat Sectional n
2014 n nagari Design keluarga
Sijunjung dengan
tingkat
depresi
pada
usia tua
di nagari
Tanjung
Banai
Aur,
Kecamat
an
Sumpur
Kudus,
Kabupate
n
Sijunjung
.
2. Suci Indonesia 39 dewasa Dukunga Desain Penelitia Medium
Ratna n penelitian n lain
Estria keluarga yang yang
, Sri digunakan mengung
Suparti. adalah kapkan
2018 Cross bahwa
Sectional tingkat
Design pendidika
n
berpenga
ruh
terhadap
masalah
psikologi
s pasien
kanker
payudara
yang
menyimp
ulkan
bahwa
skor
kecemas
an lebih
rendah
pada
wanita
dengan
tingkat
pendidika
n
menenga
h atau
tinggi
dibandin
gkan
dengan
wanita
berpendi
dikan
rendah
(p=0,016)
, begitu
juga
dengan
skor
depresi
(p=0,017)
.
3. Putu Panti 40 Lansia Dukunga Desain Penelitia Medium
Pradny Sosial n penelitian n ini
adewi Werdha keluarga yang dilakukan
Natasw Wana digunakan pada
ari Seraya adalah responde
, IGA Denpasar Cross n
Indah Bali Sectional yang
Ardani. Design sudah
2018 masuk
dalam
kriteria
inklusi
dalam
kurun
waktu
dari
bulan
Maret
hingga
Juni
2015.
Jumlah
responde
n yang
terlibat
pada
penelitian
ini adalah
40
responde
n. Hasil
dari
penelitian
didapatk
an dari
pengamb
ilan data
yang
dilakukan
di Panti
Sosial
Werdha
Wana
Seraya
yang
berlokasi
di Jalan
Gumitir
No. 66,
Denpasar
.
4. Ayu Desa 30 Lansia Dukunga Desain Sebagian Medium
Wuland Gedongan n penelitian besar
ari Kecamata keluarga yang lansia
Utami n Baki digunakan dengan
, Rini Sukoharjo adalah sakit
Gusya Cross kronis di
Liza Sectional Desa
, Taufik Design Gedonga
Ashal. n
2018 Kecamat
an
Baki
Sukoharj
o
mempun
yai
tingkat
depresi
sedang.
5. Pande Desa 117 Lansia Dukunga Desain Pada Medium
Made Pedawa, n penelitian hasil
Juniarta Kabupate keluarga yang studi ini
, IGP n digunakan menunjuk
Suka Singaraja, adalah kan
Aryana. Bali Cross bahwa
2018 Sectional terdapat
Design hubunga
n
bermakn
a antara
depresi
dengan
penuruna
n
fungsi
kognitif
dan
status
ekonomi.
Sedangk
an
hubunga
n
antara
depresi
dan
kualitas
hidup
tidak
didapatk
an hasil
yang
bermakn
a

Pembahasan

Untuk kelebihannya itu sendiri yang terdapat pada artikel-artikel yang saya dapatkan
instrument penelitian yang digunakan semua rata-rata memakai kuesioner dengan
wawancara dengan menggunakan geriatric depression scale untuk menilai tingkat
depresi pada usia tuanya dan untuk menilai dukungan keluarga digunakan skala
likert. Data yang diperoleh akan diolah dengan software computer yaitu SPSS, dan
untuk analisis hasil penelitiannya digunakan Uji Chi Square dengan tingkat
pemaknaan p<0,05 dan instrument yang digunakan sedang teruji validitasnya
dikarenakan dengan memakai kuesioner data tersebut lebih akurat dan tetapi untuk
kekurangan dari artikel-artikel yang saya resumekan kelima-limanya harus lebih
mendalami lagi agar data yang didapatkan pada saat menyebarkan kuisioner
dengan wawancara dengan mnggunakan geriatric depression scale data tersebut
memang benar adanya.

Berdasarkan penelitian ini, kurangnya dukungan informasi yang diterima oleh usia
tua disebabkan karena usia tua jarang menceritakan masalah yang dihadapinya
kepada anggota keluarga lainnya, sehingga mereka tidak mendapat nasehat dalam
memecahkan masalahnya. Usia tua juga tidak mendapat informasi mengenai
kesehatan dari anggota keluarganya disebabkan karena keterbatasan pengetahuan
anggota keluarga lain mengenai kesehatan, dan biasanya mereka hanya mendapat
informasi mengenai kesehatan dari bidan dan kader setempat pada saat posyandu
dilakukan. Jadi dengan kurangnya informasi mengenai kesehatan baik fisik ataupun
mental dan kurangnya bantuan berupa saran untuk memecahan masalah, maka
keadaan fisik usia tua akan tambah berat karena disertai dengan gangguan mental.
Kurangnya dukungan penilaian yang diterima responden disebabkan karena kurang
kepedulian anggota keluarga lain terhadap apa yang dilakukan oleh responden,
sehingga usia tua tidak merasa dihargai atas tindakannya dan usia tua akan mudah
mengalami gangguan mental seperti depresi. Kurangnya dukungan instrumental
yang diterima usia tua disebabkan karena kebanyakan pekerjaan responden adalah
berladang karet sehingga saat usia nya lebih dari 60 tahun, mereka tidak kuat lagi
untuk bekerja, oleh karena itu sebagian besar kehidupan mereka dibiayai oleh
anggota keluarga lain, terutama dari anak-anaknya, namun anaknya tersebut juga
memiliki keterbatasan keuangan sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan usia
tua sepenuhnya. Hal ini akan menjadi pemikiran bagi usia tua tersebut karena
mereka akan merasa menjadi beban keluarga sehingga akan menyebabkan
terjadinya depresi, dan salah satu yang dapat menyebabkan depresi pada usia tua
adalah perubahan sosial. kurangnya dukungan emosional yang diterima usia tua
disebabkan karena usia tua banyak yang kehilangan pasangan hidupnya sehingga
saat menghadapi masalah, usia tua tidak mempunyai tempat untuk berkeluh kesah,
sedangkan anggota keluarga lain seperti anak dan cucunya terlalu sibuk dengan
urusan masing-masing, sehingga usia tua tersebut kurang mendapat perhatian,
empati, dan kepedulian dari keluarganya, karena salah satu faktor yang
menyebabkan depresi pada usia tua adalah adanya perubahan psikologis berupa
kehilangan orang yang dicintainya

Dengan kurangnya informasi mengenai kesehatan baik fisik ataupun mental dan
kurangnya bantuan berupa saran untuk memecahan masalah, maka keadaan fisik
usia tua akan tambah berat karena disertai dengan gangguan mental bagi tugas
seorang tenaga kesehatan lebih lagi kepada perawat. Seorang perawat bertugas
untuk mengedukasikan tentanng kesehatan fisik maupun mental dan disini perawat
memerani penting. Dan terlebih lagi biasanya, lansia merasa tidak dihargai
dikarenakan anggota keluarga mereka tidak peduli disini perawat harus lebih care
lagi kepada lansia. Kemudia lansia merasa terbebani oleh anggota keluarganya
karena diusia tersebut lansia tidak bisa beraktivitas dengan semestinya dan
membantu untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sebagai seorang perawat apalagi
bagi seorang perawat jiwa disini memegang peranan penting untuk mengajarkan hal
apa saja yang dihobikan atau oleh lansia agar hobinya tersalurkan untuk memenuhi
rasa kepercayaan dirinya kalau lansia mampu beraktivitas dan tidak merasa
terbebani.

Kesimpulan
Kesimpulan dari ke lima artikel ini adalah bahwa ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan tingkat depresi pada lansia. Karena depresi dapat dipengaruhi oleh
beberapa macam factor, dimana salah satunya adalah tidak adanya hubungan yang
baik dengan keluarga atau rusaknya hubungan keluarga dan adanya jarak antar
anggota keluarga, yang dapat menyebabkan adanya situasi seperti kesepian dan
isolasi afektif serta perasaan ditinggalkan dan kekosongan. Instrumen dari penelitian
ini adalah menggunakan kuisioner. Kuisioner pertama mengenai hubungan keluarga
yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya, sedangkan kuisioner kedua mengenai
depresi menggunakan The Geriatric Depression ScalE (GDS).
DAFTAR PUSTAKA

Andersen, B.L., et.al. (2014). Screening, assessment, and care of anxiety and
depressive symptoms in adults with cancer: An american society of clinical oncology
guideline adaptation. J Clin Oncol, 32 (15):1605–1619. doi:
10.1200/JCO.2013.52.4611.

Aviado-Langer, J. (2014). Measuring preoperative anxiety in patients with breast


cancer using the visual analog scale. Clinical Journal of Oncology Nursing. 18 (5):
489-491. doi: 10.1188/14.CJON.489-491.

Kresnawati, I, & Kartinah. “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Keaktifan Lansia


(Lanjut Usia) dalam Mengikuti Kegiatan di Posyandu Lansia Desa Gonilan
Kecamatan Kartasura”. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2011.h.144-146

Juwita, R, & Rahmi, N. “Hubungan Keluarga dengan Depresi Pada Lansia di UPTD
Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang Ulee Kareng Banda Aceh Tahun 2013”. Aceh:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U’Budiyah. 2013.h.50-52

Stanley, P. Risk Factors for Depressive Illness among Elderly Gopd Attendees at
Upth. Dept. of Family Medicine, UPTH, Port Harcourt, Nigeria. 2013;Vol 5 Issue 2

Oliveira, S., Santos, A., & Pavarini, S. The Relationship Between Depressive
Symptoms and Family Functioning in Institutionalized Elderly. Faculdade de
Enfermagem, Universidade Estadual de Campinas, SP. Brazil. 2014; h.65-70

Hidayat, A., Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Salemba Medika; Jakarta.


2007;2:100-105 Marta, O. “Determinan Tingkat Depresi pada Lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Mulia 4 Jakarta Selatan”. Universitas Indonesia. Jakarta.
2012.h.40-43

Raharja, E. “Hubungan antara Tingkat Depresi dengan Kejadian Insomnia pada


Lanjut Usia di Karang Werdha Semeru Jaya Kecamatan Sumbersari Kabupaten
Jember”. Universitas Jember. 2013.h.55-61
Giri M, Chen T, Yu W, et al. Prevalence and correlates of cognitive impairment and
depression among elderly people in the world’s fastest growing city, Chongqing,
People’s Republic of China. Clin Interv Aging. 2016: 12: 1091-1098

Soejono CH, Probosuseno, Kemala SN. Depresi pada pasien lanjut usia. Dalam:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi ke-4. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006.
hlm.1369-72.

Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa,rujukan ringkas PPDGJ-III. Jakarta: Bagian


Ilmu kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya; 2001. hlm.64-5.

Anda mungkin juga menyukai