Anda di halaman 1dari 46

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN .................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................... 1


I. Latar Belakang ............................................................. 1
II. Tujuan ........................................................................3
III. Sistematika Penyajian .................................................. 3

BAB II : GAMBARAN UMUM .............................................................. 7


I. Kondisi Geografis ......................................................... 7
II. Kondisi Demografi ........................................................ 8
III. Keadaan Sosial Ekonomi ........................................... 10

BAB III : SITUASI DERAJAD KESEHATAN ..................................... 12


I. Angka Kematian .................................................... 12
II. Angka Kesakitan .................................................... 13
III. Angka Status Gizi Masyarakat ............................... 14

BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN ........................................... 16


I. Pelayanan Kesehatan Dasar ................................ 16
II. Pelayanan Kesehatan Rujukan Dan Penunjang .... 17
III. Pemberantasan Penyakit Menular ......................... 17

BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN ............................. 41


I. Sarana Kesehatan ................................................. 41
II. Tenaga Kesehatan ................................................ 41

BAB VI : PENUTUP ........................................................................... 44


I. Keberhasilan Dalam Pembangunan Kesehatan ...... 44
II. Hal-Hal Yang Masih Kurang
Dalam Pembangunan Kes. ..................................... 45

LAMPIRAN :
Foto Kegiatan
Data Dasar Puskesmas Paringin Selatan
Tabel-tabel

BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Kebutuhan data dan informasi kesehatan dari hari ke hari semakin meningkat.
Masyarakat semakin peduli dengan situasi kesehatan dan hasil pembangunan kesehatan
yang telah dilakukan oleh pemerintah terutama terhadap masalah-masalah kesehatan
yang berhubungan langsung dengan kesehatan mereka,sebab kesehatan menyangkut
hajat hidup masyarakat luas dan semua orang butuh untuk sehat. Kepedulian
masyarakat akan informasi kesehatan ini memberikan nilai positif bagi pembangunan
kesehatan itu sendiri. Untuk itu Puskesmas Pamukan II merasa harus bisa menyediakan
dan memberikan data dan informasi yang dibutuhkan masyarakat yang dikemas secara
baik, sederhana, informatif dan tepat waktu.
Adapun yang melatar belakangi informasi kesehatan yang disusun ini
berdasarkan dan sesuai visi & misi Puskemas Pamukan II itu sendiri yaitu :
a. Visi :
Menjadi Motivator yang berkualitas menuju masyarakat mandiri untuk hidup sehat
b. Misi :
1) Meningkatkan jangkauan program kesehatan ke seluruh wilayah Pamukan II
2) Meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam mewujudkan
kesehatan yang mandiri
3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas demi kepuasan
masyarakat
c. Sasaran Organisasi
Sesuai dengan azas pertanggungjawaban wilayah, maka puskesmas pamukan II
bertanggungjawab sepenuhnya terhadap peningkatan derajat kesehatan bagi seluruh
masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pamukan II
d. Tata Nilai
Tata Nilai Puskesmas Pamukan II yaitu : SELARAS
Semangat : Bersungguh sungguh dalam bekerja untuk mencapai pelayanan yang
memuaskan
Empati : Melayani dengan sepenuh hati
Loyalitas : Melayani tanpa pamrih
Adil : Tidak membeda bedakan suku, ras, dan agama dalam memberikan
pelayanan
Ramah : Melayani pasien dengan tulus dan memberikan pelayanan yang terbaik
Akuntabel : Dapat di pertanggungjawabkan
Santun : Sopan bertutur dan berperilaku
e. Motto
Melayani Dengan Amanah, Tulus, Adil & Profesional ( MANTAP )

Profil Kesehatan Puskesmas Pamukan II ini adalah gambaran situasi kesehatan


di Pamukan II yang memuat berbagai data tentang situasi kesehatan selama 1 (satu)
tahun. Data dan informasi yang termuat dalam Profil Kesehatan ini berupa data tentang
kesehatan dan data pendukung lainnya yang berhubungan dengan kesehatan seperti
kependudukan, ekonomi, pendidikan dan keluarga berencana. Keberadaan data
pendukung tersebut sangat membantu untuk menganalisis terhadap situasi/gambaran
kesehatan di suatu daerah sehingga data yang diperoleh akan lebih akurat. Profil
Kesehatan ini disajikan secara sederhana dan informative dengan harapan bisa
dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Selain untuk menyajikan informasi kesehatan, Profil Kesehatan ini sebagai
tolak ukur keberhasilan atau kemajuan pembangunan kesehatan yang telah dilakukan
selama tahun 2018 dibanding dengan target yang sudah ditetapkan, sekaligus bisa
dipakai bahan evaluasi dalam upaya pencapaian Kotabaru sehat tahun 2018.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang – Undang Nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintah daerah yang mengatur pembagian kewenangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah mengandung konsekuensi bahwa masing-masing daerah
harus memiliki sistem kesehatan sendiri, termasuk dukungan sistem informasinya.
Profil Kesehatan adalah salah satu produk dari system informasi kesehatan. Untuk itu
disusun Profil Kesehatan Puskesmas Pamukan II. Profil Kesehatan Puskesmas
Pamukan II ini sebagai bahan acuan dalam penyusunan Profil Kesehatan kabupaten
Kotabaru bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kotabaru.
Dengan telah tersusunnya Profil Kesehatan Puskesmas Pamukan II tahun 2018 ini,
maka profil ini dijadikan acuan data dan informasi resmi. Karena penyusunan profil ini
telah melibatkan semua pihak dan program terkait.

II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Secara umum tujuan pembuatan Profil Kesehatan Puskesmas Pamukan II adalah
tersediannya data/informasi kesehatan sebagai gambaran derajat kesehatan
masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan
B. Tujuan Khusus
1) Mengetahui hasil kegiatan yang telah di capai tahun 2018
2) Mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan usaha kegiatan
dan pengembangan puskesmas
3) Menjadi bahan dalam rangka penyesuaian Perencanaan Tingkat Puskesmas
(PTP) yang akan datang

III. SISTEMATIKA PENYAJIAN


Agar Profil Kesehatan bisa lebih informatif, maka profil ini disusun berdasarkan
sistematika sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Bab ini secara ringkas menjelaskan latar belakang dan sistematika
penulisan.
BAB II : Gambaran Umum
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum wilayah kerja Puskesmas
Pamukan II. Di dalamnya berisi uraian tentang keadaan geografis,
administratif dan informasi umum lainnya, faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal
kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.
BAB III : Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi tentang data angka kematian, angka kesakitan, dan angka
status gizi masyarakat.
BAB IV : Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini berisi tentang Pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,
pelayanan kefarmasian
BAB V : Situasi Sumber Daya Kesehatan
Pada bab ini berisi tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan,
pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
BAB VI : Kesimpulan
Pada bab ini berisi tentang hal-hal penting dan perlu ditelaah lebih lanjut,
keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, hal-hal yang dianggap
masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

PUSKESMAS PAMUKAN II 2008 - 2018


BAB II
GAMBARAN UMUM

I. KONDISI GEOGRAFIS
Secara Geografis Puskesmas Pamukan II masuk dalam wilayah
Kecamatan Pamukan Utara Kabupaten Kotabaru yang memiliki luas wilayah
203,1 km2 dari 638,63 km2 luas seluruh wilayah kecamatan yang ada di
Kabupaten Kotabaru.
Secara batas administrasi Puskesmas Pamukan II berada pada :
 Sebelah Utara : Propinsi Kalimantan Timur
 Sebelah Timur : Kecamatan Pamukan Selatan
 Sebelah Selatan : Kecamatan Sungai Durian
 Sebelah Barat : Kecamatan Pamukan Barat
Puskesmas Pamukan II terdiri dari 4 ( empat ) desa eks. Transmigrasi
yaitu desa: Mulyoharjo, Lintang Jaya, Wonorejo, dan Desa Pamukan Indah.
Puskesmas Pamukan II lebih jelasnya berada di Wilayah Desa Mulyoharjo.
Desa Mulyoharjo merupakan desa yang berbatasan langsung dengan wilayah
Kalimantan Timur tepatnya dengan Desa Lomu Pengguren , jarak tempuh
desa ke Kecamatan Pamukan Utara berjarak 17 km, sedangkan jarak
tempuh ke Ibukota Kabupaten Kotabaru 199 km.
Wilayah Puskesmas Pamukan II dipengaruhi oleh dua musim, yakni
musim kemarau dan musim hujan dengan suhu udara maksimum rata-rata
antara 30,5°C - 32;9°C dan musim hujan dengan suhu udara minimum rata-
rata antara 22,7°C - 24,7°C. Penyinaran matahari yang tinggi menyebabkan
tingginya intensitas penguapan sehingga selalu terdapat awan aktif dan
udara yang penuh sehingga menyebabkan seringkali turun hujan. Desa
Mulyoharjo memiliki rata-rata curah hujan berkisar antara 0,9-13,5 mm
dengan jumlah hari hujan berkisar antara 5-28 hari/tahun.

2. KEADAAN SOSIAL DAN EKONOMI


a. Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pamukan II tahun 2018
adalah 2846 Jiwa dengan perincian berdasarkan wilayah kerja Puskesmas
sebagai berikut :
Tabel. Distribusi Jumlah Penduduk menurut desa/kelurahan dan jenis
kelamin di wilayah kerja Puskesmas Pamukan II tahun
2018
Jumlah Penduduk
No Desa Laki-laki Perempuan Jumlah
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
1 Mulyoharjo 458 452 910
2 Lintang Jaya 443 371 814
3 Wonorejo 363 312 675
4 Pamukan Indah 229 218 447
Total 1.493 1.353 2.846

b. Pendidikan
Salah satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan adalah
sumber daya manusia (Human Resources) yang berkualitas. Jalur
pendidikan tentunya merupakan wadah untuk mendapatkan sumber daya
yang memadai, baik itu pendidikan formal maupun pendidikan non formal.
Peningkatan sumber daya manusia sekarang ini lebih diutamakan dengan
memberikan kesempatan kepada penduduk untuk menempuh pendidikan
yang seluas-luasnya. Oleh karena itulah tersedianya sarana dan prasarana
pendidikan serta tenaga pendidikan yang memadai merupakan salah satu
syarat untuk mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Pada tahun ajaran 2017/2018, prasarana pendidikan tercatat bahwa
pendidikan pra sekolah (TK) berjumlah 3 buah, sekolah dasar (SD) 4 buah,
dan sekolah lanjutan pertama (SLTP) 1 buah. Sekolah Menengah Umum
(SMU) tidak ada, Pondok Pesantren tidak ada dan Universitas tidak ada,
c. Agama ( Religion )
Masyarakat di wilayah puskesmas Pamukan II merupakan masyarakat
yang mayoritas beragama Islam. Guna mengarahkan kehidupan beragama,
utamanya dalam rangka memupuk keimanan umatnya telah dibangun
tempat-tempat ibadah sesuai agama yang dianut penduduk, baik oleh
pemerintah maupun swadaya masyarakat.
Dari data yang tercatat di data program Kesling Puskesmas Pamukan
II jumlah sarana peribadatan berupa Langgar sebanyak: 6 buah. Masjid: 4
buah, jadi jumlah semua sarana ibadah ada 10 buah. M
d. Penduduk Miskin
Jumlah penduduk miskin di wilayah kerja Puskesmas Pamukan II
Tahun 2018 berjumlah 273 jiwa.
e. Sosial Ekonomi
Kondisi ekonomi mata pencaharian penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Pamukan II secara umum dapat dilakukan pendekatan dengan
mata pencaharian masyarakat. Mata pencaharian masyarakat terdiri :
sektor swasta, pertanian dan perkebunan (sebagian besar), peternakan,
buruh dan kebanyakan bekerja pada perusahaan kelapa sawit, dan PNS.
f. Sarana Transportasi/Komunikasi
Letak Desa Mulyoharjo strategis yaitu merupakan jalur yang
menghubungkan transportasi darat dari ibu kota provinsi Kalimantan
Selatan dan provinsi Kalimantan Timur. Ruas jalan propinsi yang
melewati batas desa Mulyoharjo sepanjang ± 6 km yang menghubungkan
poros jalan antar Desa Lintang Jaya dengan Desa Balaimea dan Desa
Wonorejo. Hampir seluruh wilayah kerja Puskesmas Pamukan II dapat
dilalui kendaraan roda empat dan roda dua. Sarana komunikasi yang ada
berupa hand phone dan waktu tempuh dari desa ke Puskesmas berkisar
setengah jam.
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. MORTALITAS / ANGKA KEMATIAN


Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat
dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu
kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian
keberhasilan pelayanan kesehatan dan pembangunan kesehatan lainnya.
1. Angka kematian bayi (AKB) per-1000 kelahiran hidup.
Infant mortality rate (Angka kematian bayi) merupakan indikator yang lazim
digunakan untuk menentukan deraja kesehatan masyarakat, sehingga program
kesehatan banyak yang ditujukan untuk menurunkan AKB ini.
Tabel angka kematian bayi di Puskesmas Pamukan II
Kabupaten Kotabaru Tahun 2018
No Desa/kelurahan Angka kematian bayi 1-per1000 kelahiran
selamat
2014 2015 2016 2017 2018
1 Mulyoharjo 0 0 0 0 0
2 Lintang Jaya 0 0 0 0 0
3 Pamukan Indah 0 0 0 0 0
4 Wonorejo 0 0 0 0 0

2. Angka kematian BALITA (AKABA) per-1000 kelahiran hidup.


Angka kematian balita mencerminkan besarnya faktor lingkungan yang
berpengaruh pada kesehatan anak seperti gizi, sanitasi, penyakit menular,
kecelakaan dan lain lain.
Tabel angka kematian balita di Puskesmas Pamukan II
Kabupaten Kotabaru Tahun 2018
No Desa/kelurahan Angka kematian balita 1-per1000 kelahiran
selamat
2014 2015 2016 2017 2018
1 Mulyoharjo 0 0 0 0 0
2 Lintang Jaya 0 0 0 0 0
3 Pamukan Indah 0 0 0 0 0
4 Wonorejo 0 0 0 0 0

3. Angka kematian ibu (AKI)


Angka kematian ibu adalah jumlah ibu hamil yang meninggal karena hamil,
bersalin, nifas disuatu wilayah tertentu selama periode tertentu (bisa satu
tahun). Di Puskesmas Pamukan II pada tahun 2018 tidak ada kasus kematian
ibu yang disebabkan karena hamil, bersalin dan nifas.

B. MORBIDITAS/ANGKA KESAKITAN
Penyakit terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Pamukan II pada
tahun 2018 berdasarkan data yaitu ISPA dengan 307 Kasus .
Berikut Tabel Rekapitulasi 10 Besar Kunjungan Pasien
Puskesmas Pamukan II Tahun 2018
No Kode penyakit Nama Penyakit Jumlah
1 J06 Ispa 307
2 I10 Hipertensi Primer 215
3 M13 Artritis 196
4 K29,7 Gastritis 85
5 J11 Caries Gigi 76
6 K92 Influensa 72
7 L30 Penyakit Sistem Cerna Lain 66
8 E79 Dermatitis 58
9 E11 Diabetes Mellitus 44
10 A09 Diare 43

C. ANGKA STATUS GIZI MASYARAKAT


Dalam rangka peningkatan status gizi di kab. Kotabaru, maka
dilaksanakan kegiatan antara lain penimbangan Bayi dan Balita di Posyandu,
Pemberian Makanan Tambahan (PMT), Pemantauan Garam Beryodium di
masyarakat, Pertemuan Petugas Gizi Puskesmas, Distribusi Vitamin A ke
Desa, Lomba Posyandu Tingkat Puskesmas bayi dan balita,kunjungan rumah
Balita Gizi Kurang
 Pertumbuhan Pemantauan Bayi dan Balita
a. Tingkat Partisipasi Masyarakat (D/S) = 60,2 %
b. Tingkat Liputan Program (K/S) = 100 %
c. Tingkat Pencapaian Program (N/S) = 26,1 %
d. Tingkat Kelangsungan Penimbangan (D/K) = 59,3 %
e. Tingkat Keberhasilan Penimbangan (N/D) = 43,3 %
 Suplementasi Gizi
a. Pemberian Kapsul Vitamin A pada bayi & balita = 85,5 %
b. Pemberian Kapsul Vitamin A pada ibu nifas = 139 %
d. Pemberian Tablet Fe pada ibu hamil
- Fe 1 = -
- Fe 3 = 139,22 %

 Pemantauan Pertumbuhan Bayi dan Balita


Pemantauan pertumbuhan Bayi dan Balita Kab. Kotabaru 2018
Balita(%)
Pencapaian Program
Tingkat Partisipasi Masyarakat (D/S) 60,2 %
Tingkat Liputan Program (K/S) 100 %
Tingkat Pencapaian Program (N/S) 26,1 %
Tingkat Kelangsungan Penimbangan (D/K) 59,3 %
Tingkat Keberhasilan Penimbangan (N/D) 43,3 %

Dari tabel di atas diketahui bahwa tingkat keberhasilan penimbangan


belum mencapai sasaran yang ada . Menimbang Bayi Balita setiap bulan
untuk mengetahui perkembangan dan status gizi anak sangat baik
dilakukan bagi keluarga yang memilik bayi dan balita
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR


Pelayanan kesehatan dasar Puskesmas meliputi :
1. Pelayanan Kesehatan Umum
2. Pelayanan Kesehatan Gigi
3. Pelayanan Kesehatan KIA & KB
4. Pelayanan Imunisasi
5. Pelayanan Gizi
6. Pelayanan Obat
7. Pelayanan Laboratorium
8. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
9. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan tertinggi yaitu pada kunjungan umum ( 801 kunjungan)
dan terendah kunjungan pasien BPJS ( 352 kunjungan).

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG


Jumlah Pelayanan kesehatan rujukan di Puskesmas Pamukan
II berjumlah 61 kasus. (pasien umum yaitu 43 pasien, BPJS 18
pasien), dengan jumlah rujukan tertinggi pada jenis rujukan yang
langsung ke Poli Jalan. Pelayanan rujukan ditujukan di RSUD
Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru dan juga RS diluar Kotabaru yang
ada hubungan kerjasamanya dengan kab. Kotabaru

C. PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK


a. Pelayanan Antenatal (K-1 dan K—4).
30

25

20
K1
15
K4
10

0
Mulyoharjo Lintang Jaya Wonorejo Pamukan Indah

Grafik Pelayanan Antenatal K1 di Puskesmas Pamukan II


Kabupaten Kotabaru Tahun 2018

b. Persalinan Oleh Bidan Atau Tenaga Kesehatan Memiliki


Kompetensi Kebidanan.
Grafik Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Puskesmas
Pamukan II
Kabupaten Kotabaru Tahun 2018

20

15

10 Bidan dan Nakes

0
MHJ LTJ WNJ PI

c. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas.


Grafik Cakupan pelayanan Kesehatan Ibu Nifas di Puskesmas
Pamukan II
Kabupaten Kotabaru tahun 2018
20
18
16
14
12
Pelayanan Ibu
10
Nifas
8
6
4
2
0
MHJ LTJ WNJ PI

d. Kunjungan Neonatus dan Kunjungan Bayi.

30
25
20
Laki-Laki
15
Perempuan
10
5
0
Jumlah

Grafik kunjungan neonatus lengkap di Puskesmas Pamukan II


kabupaten Kotabaru tahun 2018

e. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita (Pra Sekolah).


DDTK tahun 2018 belum terlaksana.
f. Pelayanan Keluarga Berencana (KB).

250
200
150 KB Baru
100 KB Aktif
50
0
Mulyoharjo Lintang jaya Wonorejo Pamukan
Indah
Grafik Pelayanan KB di Puskesmas Pamukan II Kabupaten
Kotabaru Tahun 2018

D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


a. Pemberian ASI Eksklusif (0 – 5 Bulan 29 hari )
Pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Pusk. Pamukan II tahun
2018
Jenis Kelamin ASI Eksklusif
Laki – Laki 10
Perempuan 22
Dari tabel di atas diketahui bahwa pemberian ASI Eksklusif pada
bayi usia 0 – 5 bulan 29 hari hasil pencapaian jenis kelamin
perempuan lebih tinggi dibanding pada bayi jenis kelamin laki - laki.
b. Pemberian Kapsul Vitamin A pada Bayi dan Balita
Pemberian kapsul vitamin A pada balita di wilayah kerja Pusk.
Pamukan II tahun 2018
Pemberian Kapsul Vitamin A Jumlah

Bayi ( 6 – 11 Bulan ) 32
Balita ( 11 – 59 Bulan ) 178
Dan dari tabel tersebut diketahui bahwa pancapaian Pemberian
kapsul vitamin A pada bayi dan balita pada bulan Agustus dan
bulan Februari tahun 2018 sudah bisa mencapai target. Adapun
target pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan balita tahun 2018
adalah minimal 90 %

E. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR


Kegiatan dalam rangka pemberantasan penyakit menular
(P2M) antara lain program pemberantasan penyakit TBC, Filaria,
Malaria, DBD, Kusta, Diare, ISPA maupun kegiatan pencegahan
terhadap penyakit dengan kegiatan Imunisasi baik terhadap bayi,
balita, Caten (calon penganten), Bumil (ibu hamil) dan anak sekolah
dengan bulan imunisasi anak sekolah (BIAS). Juga kegiatan
pemantauan akan kejadian penyakit dengan kegiatan Surveilans.
Kebijakan :
1. Mencegah dan memberantas penyakit yang ada di masyarakat.
2. Deteksi dini terhadap penyakit yang ada di masyarakat.
3. Menurunkan angka kesakitan dan kematian di masyarakat.
4. Memonitor perkembangan dan jenis penyakit yang ada di
masyarakat.
5. Memberikan pelayanan yang optimal dan bermutu kepada
masyarakat.
 Sasaran
Masyarakat, penderita penyakit, maupun kelompok khusus.
 Tujuan
1. Pencegahan penyakit dapat terlaksana dengan baik.
2. Pemberantasan penyakit dapat terlaksana dengan baik.
3. Monitor perkembangan penyakit dapat berjalan dengan baik.
 Pokok-Pokok Kegiatan :

1. Program Imunisasi
Pelaksanaan Imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Pamukan II
bertujuan untuk memberikan kekebalan pada Balita terhadap penyakit
diantaranya Tuberculose, Difteri, Pertusis, Tetanus, Poliomielitis,
Hepatitis B, Campak dan menurunkan angka kesakitan dan kematian
anak Balita yang disebabkan oleh Penyakit yang dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I).
A. Keadaan Penduduk
Jumlah Penduduk : 2.846 jiwa
B. Sasaran Program Imunisasi/Target
- Bayi : 55 bayi
- Bumil : 46 bumil
- Anak sekolah : 100 % Anak Sekolah
- WUS : 741 jiwa
C. Kegiatan yang dilaksanakan
- Imunisasi rutin/dasar
- BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
- Imunisasi Bumil (lanjutan)
- Imunisasi Calon Pengantin (lanjutan)
- Pemantauan KIPI
- Pengelolaan Rantai Vaksin

D. Hasil Pencapaian Imunisasi


1. Imunisasi Rutin / Dasar
Hasil kegiatan imunisasi lengkap
Target Pencapaian
No Vaksinasi
(%) (%)
1. BCG 95 67.2
2. DPT/HB1 95 92,7
3. DPT/HB3 85 65,4
4. Polio.1 98 67,2
5. Polio.4 85 65,4
6. Campak 85 45,4
Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil pencapaian semua
jenis vaksinasi belum memenuhi target yang ditentukan
2. Hasil Pencapaian BIAS = 100%
3. Hasil Imunisasi Bumil
Hasil Imunisasi Bumil
Pencapaian
No Vaksin Target (%)
(%)
1. TT.1 100 19,8
2. TT.2 100 14.1
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa angka pencapaian TT I
dan TT2 Bumil belum mencapai target.
E. Pencapaian UCI (Universal Children Imunization)
UCI adalah suatu kondisi dimana semua anak telah
mendapatkan Imunisasi lengkap (Imunisasi Dasar) dengan
indikator BCG (95%), DPT/HB1 (95%), DPT./HB3 (85%), Polio.1
(95%), Polio.4 (85%) dan Campak (85%)
Data UCI desa :
Jumlah Uci/non
Sasaran UCI Iminisasi Pencapaian uci
No Desa
Bayi riil Bayi (%)
Lengkap
1. Mulyoharjo 13 11 84,6 UCI
2. Lintang Jaya 27 18 66,6 Non UCI
3. Wonorejo 9 6 66,6 Non UCI
4. Pamukan Indah 6 6 100 UCI

Jumlah 55 41 79,5
Dari 4 Desa yang ada di wilayah Puskesmas Pamukan II, 2 (dua)
desa mencapai target UCI.

F. Permasalahan
a. Hasil Pencapaian Imunisasi masih belum merata pada semua
desa sehingga berdampak tercapainya UCI desa dan UCI
Puskesmas.
b. Kurangnya tenaga yang terlatih, faktor human error bagi petugas
yang kadang lupa tidak mencatat hasil imunisasi
c. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi
G. Harapan
- Pencapaian Imunisasi dapat selalu merata pada setiap desa
sehingga UCI desa dan UCI Puskesmas dapat tercapai
- Diselenggarakannya pelatihan bagi petugas Imunisasi di
Puskesmas
- Peningkatan promosi mengenai pentingnya imunisasi terutama
bagi Balita
2. Program Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang ditularkan
kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti yang mengandung
virus Dengue Haemoragic Fever.
A. Kegiatan
- Penyelidikan Epidemiologi
- Pemeriksaan Jentik
- Pemberantasan Sarang Nyamuk
- Fogging Foccus
- Pelaporan dan Evaluasi
B. Sasaran Kegiatan :
Sasaran kegiatan DBD adalah masyarakat dan lingkungan
sekitarnya, serta penderita DBD dan lingkungan sekitarnya.
C. Hasil Kegiatan
Pada tahun 2018, tidak ada kasus DBD ditemukan di wilayah kerja
Puskesmas Pamukan II.
D. Harapan
Adanya peningkatan penyuluhan tentang pemberantasan sarang
nyamuk kepada masyarakat, selanjutnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya pemberantasan sarang nyamuk dapat meningkat.

3. Program Malaria
Malaria adalah penyakit yang bersumber dari binatang yaitu
nyamuk Anopheles betina sebagai vektor yang menggigit manusia.
A. Kegiatan
- Penemuan penderita malaria baik klinis maupun positif
- Pemeriksaan Laboratorium bagi penderita klinis.
- Pengobatan penderita malaria.
- Pelaporan dan Evaluasi
B. Sasaran Kegiatan
- Masyarakat
- Penderita klinis dan positif malaria.
C. Hasil Kegiatan
- Dari penderita klinis 3 orang diperiksa dengan hasil negatif
D. Permasalahan
- Sebagian besar petugas di puskesmas belum pernah mengikuti
pelatihan program malaria
- Pemanfaatan laboratorium di puskesmas belum maksimal
E. Harapan
 Diselenggarakannya pelatihan bagi petugas di puskesmas.
 Mengoptimalkan fungsi laboratorium di puskesmas dengan
memeriksa semua SD penderita malaria klinis yang berkunjung

4. Program Filaria
Filaria merupakan penyakit yang ditularkan kepada manusia melalui
nyamuk sebagai vektor.
A. Kegiatan
a. Penemuan dan pemantauan kasus filaria
b. Pelaporan dan evaluasi
B. Sasaran Kegiatan
a. Masyarakat
b. Penderita filaria
C. Hasil Kegiatan
Pada tahun 2018 tidak ditemukan adanya kasus baru filaria.
Permasalahan
Terbatasnya sarana dan prasarana yang mendukung bagi petugas
puskesmas dalam menemukan dan memantau kasus filaria.
D. Harapan
Disediakannya sarana dan prasarana yang dapat membantu
kelancaran pelaksanaan program

5. Program TBC
TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Tubercoluse
yang ditularkan melalui percikan dahak penderita TBC aktif (BTA
positif) kepada orang yang sehat.
Pengobatan TBC bertujuan untuk memutuskan mata rantai penularan
dari penderita kepada orang yang sehat.
A. Kegiatan
 Penegakan diagnosa dokter dengan pemeriksaan BTA
 Penyuluhan
 Pengobatan
 Pemeriksaan kontak serumah
 Pelacakan penderita mangkir
 Supervisi pertribulan
 Cross Check ke BLK propinsi
 Validasi data
 Monitoring dan Evaluasi
 Pencatatan dan Pelaporan
B. Sasaran
Sasaran program TBC adalah masyarakat dengan gejala klinis TBC,
penderita TBC BTA positif maupun BTA negatif rontgen positif dan
penderita TB anak dengan dasar nilai scoring.
C. Indikator
Indikator Nasional yang digunakan dalam program TBC adalah
Angka Penemuan Kasus TBC BTA(+) / Case Detection Rate (CDR)
sebesar 70% dari perkiraan kasus TBC BTA(+), Angka Konversi
80%, Angka Kesembuhan (CR) 85% dan Angka Kesalahan
Laboratorium (Error Rate) ≤5%.
D. Hasil Kegiatan
Jumlah Penderita Suspect 8 orang dengan hasil BTA (-) sedangkan
BTA (+) tidak ditemukan di Puskesmas Pamukan II .
E. Permasalahan
 Tenaga masih belum trampil dalam penentuan diagnosa dalam
penjaringan suspek TB karena belum pernah mengikuti pelatihan
TB
 Perlu tambahan PMT
 Susahnya penjaringan suspek TB
 Kebanyakan pasien berobat sudah dalam keadaan parah
 Pasien malu untuk diperiksa sputum terutama untuk pasien
dalam taraf ekonomi menengah atas.
F. Harapan
- Lebih ditingkatkannya upaya promosi dan sosialisasi mengenai
penyakit
TBC bagi masyarakat
- Penyediaan sarana dan pasarana yang menunjang kelancaran
pelaksanaan kegiatan program.
- Peningkatan kerjasama lintas sektoral guna mendukung
kelancaran
pelaksanaan program .
- Penambahan PMT untuk petugas TB

8. Pemberantasan Penyakit Kusta


Penyakit kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi, jaringan kulit dan
jaringan tubuh lainnya ditandai dengan lesi kulit, mati rasa, dapat
berbentuk bercak keputih putihan atau kemerahan yang mati rasa,
penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi saraf, adanya kuman /
bakteri tahan asam dalam kerokan jaringan kulit (BTA) positif.
A. Kegiatan :
a. Penemuan penderita baru secara pasif
b. Penemuan penderita secara aktif
c. Penemuan penderita melalui kontak survey
d. Penemuan penderita melalui pemeriksaan anak sekolah
B. Sasaran :
Sasaran Program kusta adalah masyarakat dengan gejala klinis
mengarah pada tanda – tanda penyakit kusta, baik yang sudah
mendapat pengobatan pada tahun sebelumnya maupun penemuan
penderita baru.
C. Hasil Kegiatan :
1. Hasil kegiatan Case Survey
- Penyuluhan dan pereksaan keluarga penderita
- Penyuluhan dan pemeriksaan anak sekolah
- Penyuluhan dan pemeriksaan Sekolah dan Guru
- Penyuluhan dan pemeriksaan kepada masyarakat
2. Pada tahun 2018 tidak ditemukan penderita kusta
D. Permasalahan :
 Masih adanya stigma masyarakat tentang penyakit kusta
 Masih kurangnya pengetahuan petugas kusta puskesmas
tentang penyakit kusta
 Susah penjaringan kusta
E. Harapan :
a. Adanya peningkatan upaya promosi kesehatan tentang kusta
dengan memanfaatkan media yang ada di masyarakat
b. Diselenggarakannya pelatihan-pelatihan program kusta bagi
petugas Puskesmas
c. Adanya peningkatan upaya penemuan penderita secara aktif
melalui kerjasama lintas sektor dengan melibatkan bidan di desa
d. Diupayakannya peningkatan sarana dan prasarana bagi petugas
kabupaten dan Puskesmas
e. Adanya dukungan politis / advokasi dari pemerintah Kabupaten
Kotabaru.

9. Surveilans Epidemiologi
Adalah suatu kegiatan pengumpulan , pengolahan, analisa dan
interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta
penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat
mengambil tindakan.
A. Kegiatan :
a. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, analisa serta
menginterpretasikan suatu data
b. Pengamatan dan penyelidikan kasus-kasus yang potensial terjadi
Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh petugas surveillance Puskesmas
c. Penyelidikan epidemiologi kasus surveillance AFP (Acute Flacy
Paralysis) dan kasus Campak
d. Pertemuan rutin petugas surveilans puskesmas
B. Sasaran
Seluruh kasus / penyakit yang ada di masyarakat dengan menitik
beratkan pada kasus-kasus yang potensial terjadi KLB atau wabah
C. Hasil Kegiatan :
a. Pada tahun 2018 tidak ditemukan kasus AFP
b. Pelacakan dan penanggulangan kasus gigitan hewan tersangka
rabies sebanyak 0 kasus berdasarkan data W1 Puskesmas yang
dikirimkan dalam waktu 24 jam
c. Pelacakan dan penanggulangan kasus campak sebanyak 0
kasus
d. Berdasarkan data Surveillance Terpadu Puskesmas jumlah
kasus baru malaria sebanyak 0 kasus termasuk malaria klinis,
vivax, falciparum .
e. Pelacakan dan penyelidikan serta penanggulangan DBD
sebanyak 0 kasus
f. Pelacakan dan penyelidikan gizi buruk 0 kasus dari wilayah kerja
Puskes. Pamukan II
g. Berdasarkan STP Puskesmas kasus diare ditemukan sebanyak
70 kasus, namun melalui hasil pemantauan laporan mingguan
tidak terjadi KLB atau tidak terjadi peningkatan jumlah kasus
yang signifikan, sedangkan kasus meninggal akibat diare tidak
ditemukan
D. Permasalahan :
a. Kurangnya atau keterlambatan informasi kasus penyakit
berpotensi wabah sesuai waktu
b. Kurangnya kelengkapan dan ketetapan Puskesmas dalam
mengirimkan laporan baik itu laporan mingguan maupun form W1
KLB
E. Harapan :
a. Memperluas jejaring koordinasi informasi penyakit berpotensi KLB
/ Wabah ke tingkat paling rendah
b. Melaksanakan check list dan feed back laporan Puskesmas serta
meningkatkan kinerja surveillance aktif di Puskesmas

10. Program Diare


Diare adalah Berak atau BAB lebih dari 3x atau lebih dengan
konsistensi cair, berlendir dan kadang-kadang disertai darah.
A. Kegiatan :
a. Pengamatan dan pelacakan kasus-kasus Diare
b. Kewaspadaan kasus diare ke arah KLB
c. Pertemuan rutin petugas program diare

B. Sasaran :
Program diare dengan sasaran masyarakat dengan gejala klinis
mengarah pada tanda – tanda diare, baik yang sudah mendapat
pengobatan maupun penemuan penderita baru.
C. Hasil Kegiatan :

LAPORAN PROGRAM P2 DIARE TAHUN 2018


Puskesmas Pamukan II
PENDERITA
NO Desa Laki- Diobati
Perempuan JMLH
Laki
1 2 3 4 5 6
1 Mulyoharjo 16 14 30
2 Lintang Jaya 13 11 24
3 Wonorejo 3 6 9
Pamukan
4 5 2 7
Indah
JUMLAH 37 33 70 70

Dari tabel di atas diketahui bahwa angka kejadian tertinggi diare


terjadi di Puskesmas dengan jumlah kasus sejumlah 30 orang.
D. Permasalahan :
a. Petugas di puskesmas masih belum menguasai manajemen
pelaporan kasus diare
b. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan Masyarakat tentang
Prilaku Bersih dan Sehat.
c. Keterlambatan pengumpulan laporan oleh petugas puskesmas
yang masih sering terjadi
d. Kurangnya ketersediaan air bersih dan jamban keluarga sehingga
kasus diare meningkat.
E. Harapan :
a. Diselenggarakannya pelatihan bagi petugas puskesmas yang
belum menguasai manajemen program diare
b. Ditambahnya Volume Penyuluhan di Masyarakat secara
Kelompok maupun perorangan.
c. Monitoring oleh pimpinan puskesmas mengenai kelengkapan dan
ketepatan waktu dalam menanta dan mengumpulkan laporan
d. Peningkatan kerja sama lintas sektor dan lintas program dalam
memberantas kasus diare.

11. Program ISPA


ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) merupakan penyakit yang
menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari
hidung (saluran napas bagian atas) hingga alveoli (saluran napas
bagian bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga
telinga tengah dan pleura. Bila proses ISPA ini terjadi bersamaan
dengan infeksi akut pada bronchus maka keadaan ini disebut
Pneumonia.

A. Sasaran
Sasaran Program ISPA adalah masyarakat usia Balita dengan
target penemuan sebesar 10 % dari populasi Balita. Penderita
ISPA di Puskesmas Pamukan II sejumlah 159 orang.
B. Hasil Kegiatan
Penderita ISPA pada di wilayah kerja Puskesmas Pamukan II tahun
2018 sejumlah 159 kasus. Penderita Pneumonia Balita sejumlah 3
kasus
C. Permasalahan :
a. Petugas lapangan sebagian besar belum terlatih dalam
penemuan kasus ISPA dan cara melaporkan kasus ISPA di
lapangan
b. Penemuan dan pelayanan belum merata terutama di desa
terpencil.
c. Masih kurangnya kerja sama lintas sektor dan lintas program
dalam penanggulangan kasus ISPA
B. Harapan :
1. Diselenggarakannya pertemuan rutin antara petugas Kabupaten
dengan petugas Puskesmas
2. Tersedianya sarana dan prasarana yang memudahkan petugas
lapangan dalam melaksanakan pelayanan hingga ke desa
terpencil.
3. Pimpinan Puskesmas selalu memonitor laporan bulanan.
4. Peningkatan kerja sama lintas sektor dan lintas program

12. Program P2 Rabies


Kegiatan program pemberantasan dan penanggulangan Rabies pada
tahun 2018 meliputi semua kasus gigitan hewan tersangka rabies,
yang tersebar pada semua puskesmas.
A. Kegiatan :
1. Pelacakan penderita kasus gigitan hewan
2. Pemberian Vaksinasi Anti Rabies ( VAR ) pada penderita dengan
kasus gigitan hewan sebanyak 4 kali pemberian
3. Penyuluhan tentang penyakit rabies kepada masyarakat
4. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dalam penanganan
hewan penggigit
B. Hasil Kegiatan :
Ada ditemukan 1 kasus gigitan yang beresiko Rabies pada tahun
2018
C. Permasalahan :
1. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya
gigitan hewan
2. Tidak semua hewan penggigit dapat dibunuh
3. Masih kurangnya peran serta dinas terkait dalam penanganan
kasus rabies
4. Masih kurangnya pengetahuan petugas tentang rabies

D. Harapan :
1. Peningkatan usaha promosi mengenai bahaya gigitan hewan
2. Penyelenggaraan pelatihan bagi petugas di lapangan guna
meningkatkan pengetahuan mengenai rabies.
3. Peningkatan kerjasama lintas sektoral yang dapat mendukung
keberhasilan pemberantasan penyakit rabies.

F.PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR


1. Perumahan
Jumlah rumah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pamukan II
sebanyak 742 buah rumah, dengan jumlah rumah yang diperiksa
dengan target 20 % dan realisasi 0 buah rumah (0 %)
A. Masalah atau kendala yang dihadapi :
a. Tidak adanya tenaga kesehatan lingkungan di Puskesmas
Pamukan II
b. Minimnya pemberdayaan masyarakat / kader kesehatan
lingkungan oleh tenaga Promkes dan sanitarian Puskesmas.
B. Alternatif Pemecahan Masalah :
a. Menambahkan tenaga khusus kesehatan lingkungan di
Puskesmas
b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga sanitasi
puskesmas
c. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat / kader dengan
pelatihan kader khususnya untuk kesehatan lingkungan.
d. Meningkatkan penyuluhan dan informasi tentang rumah sehat
2. Sarana Air Bersih (SAB)
Jumlah sarana air bersih yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Pamukan II sebanyak 500 buah, dengan jumlah cakupan penduduk
pemakai 2.846 orang,sedangkan target cakupan air bersih pedesaan
60 %.
A. Masalah atau kendala yang dihadapi :
1. Petugas tenaga kesehatan lingkungan di puskesmas tidak ada
2. Belum adanya alat sanitarian kit di puskesmas serta pelatihan
tenaga kesehatan yang ditugaskan di bidang kesehatan
lingkungan
3. Sampel air yang diambil kebanyakan hanya sampel dari segi fisik
yaitu bau, warna dan kejernihan saja, hal ini dikarenakan
Laboratorium untuk pemeriksaan sampel air belum ada di
Kabupaten Kotabaru.
B. Alternatif Pemecahan Masalah :
1. Pendidikan dan pelatihan petugas guna menerapkan teknologi
tepat guna, pembangunan / rehab sarana air bersih (SAB) guna
menekan angka tingkat resiko hasil infeksi sanitasi AT / T
sekecil mungkin
2. Pembangunan SAB di desa-desa yang angka cakupan air
bersih rendah
3. Pembangunan Laboratorium untuk pemeriksaan air bersih
sederhana.
4. Pembinaan dan bimbingan teknis
5. Meningkatkan penyuluhan khususnya tentang syarat-syarat air
bersih dan juga sarananya
3. Jamban Keluarga ( Jaga )
Jumlah jamban keluarga (JAGA) yang ada di wilayah kerja Pamukan II
sebanyak buah, jumlah cakupan penduduk yang menggunakan JAGA
target 75 % dengan realisasi 65 %.
Alternatif Peningkatan Mutu Program :
1. Meningkatkan motivasi petugas sanitasi puskesmas dengan
adanya reward, penilaian kinerja petugas sanitasi
2. Pembinaan dan bimbingan teknis
4. Pemeriksaan Tempat-Tempat Umum (TTU)
Jumlah TTU yang ada / terdaftar sebanyak 26 buah dan yang diperiksa
dengan target 100 % dari TTU yang ada, realisasi 15 buah (60 %)
serta memenuhi syarat kesehatan (MS) dari TTU yang diperiksa target
100 % realisasi berjumlah 6 buah (100 %) di desa mulyoharjo.
Alternatif Peningkatan Mutu Program :
1. Meningkatkan motivasi petugas sanitasi puskesmas dengan
adanya reward, penilaian kinerja petugas sanitasi
2. Pembinaan dan bimbingan teknis
5. Pemeriksaan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)
Jumlah TPM yang ada / terdaftar sebanyak 48 buah dan
yang diperiksa dengan target 100 % dari TPM yang ada, realisasi 48
buah (100 %) serta memenuhi syarat kesehatan (MS) dari TPM yang
diperiksa target 75 % realisasi berjumlah 36 buah
Alternatif Peningkatan Mutu Program :
1. Meningkatkan motivasi petugas sanitasi puskesmas dengan
adanya reward, penilaian kinerja petugas sanitasi
2. Pembinaan dan bimbingan teknis

G. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

a. Pemberian Kapsul Vitamin A pada Bayi


Pemberian kapsul vitamin A pada bayi di wilayah kerja Pusk.
Pamukan II tahun. 2018
Pemberian Kapsul Vitamin A Bayi (%)
Bulan Pebruari 96,9
Bulan Agustus 93
Dari tabel di atas diketahui bahwa pemberian kapsul Vit. A pada
bayi, hasil pencapaian bulan Februari lebih tinggi dibanding bulan
Agustus. Dan dari hasil laporan tersebut diketahui bahwa
pencapaian bulan Februari dan Agustus sudah mencapai target.
Adapun target yang harus dicapai untuk pemberian kapsul vitamin
bayi adalah minimal 90 %.
b. Pemberian Kapsul Vitamin A pada Balita
Pemberian kapsul vitamin A pada balita di wilayah kerja Pusk.
Pamukan II tahun 2018
Pemberian Kapsul Vitamin A Balita (%)

Bulan Februari 78,1


Bulan Agustus 84,8

Dan dari tabel tersebut diketahui bahwa pancapaian Pemberian


kapsul vitamin A pada balita (anak usia 1 tahun s/d 5 tahun) pada
bulan Agustus dan bulan Februari tahun 2018 sudah bisa mencapai
target. Adapun target pemberian kapsul vitamin A balita tahun 2018
adalah minimal 90 %.

H. KEADAAN PERILAKU HIDUP MASYARAKAT


Faktor perilaku merupakan salah satu faktor yang juga turut
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Perilaku masyarakat
terhadap kesehatan dapat bersifat positif maupun negatif atau dengan
kata lain ada yang mendukung dan ada yang tidak mendukung. Dalam
arah kebijakan pembangunan kedepan diharapkan adanya
peningkatan perilaku hidup sehat dan peran aktif masyarakat dalam
memilih, meningkatkan dan melindungi kesehatan diri dan lingkungan
sesuai dengan sosial budaya setempat. Untuk menilai perilaku
masyarakat terhadap kesehatan untuk 10 indikator yang dilihat dan
dijadikan standar dimana masyarakat itu dinilai dapat berperilaku
sehat dan bersih baik itu ditempat-tempat kerja,sarana
kesehatan,sekolah-sekolah maupun di rumah-rumah tangga.
1. PHBS Rumah Tangga
Untuk PHBS Rumah Tangga tidak dapat dipantau secara
keseluruhan dimana adanya keterbatasan waktu dan dana, maka
untuk pemantauan PHBS Rumah Tangga dilakukan dengan
mengambil 175 sampel setiap tahunnya. Dan tahun 2018 sampel
diambil pada 4 desa yaitu desa Mulyoharjo,Lintang Jaya,Wonorejo
dan Pamukan Indah . Dari 4 ( empat ) desa ini yang merupakan
Rumah tangga sehat hanya sekitar 20%, hal ini disebabkan
perilaku masyarakat yang kurang pengetahuan tentang jamban
sehat,kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya
persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan,hanya mencuci tangan
pakai air saja dan tidak memakai sabun karena faktor kebiasaan
yang sudah dilakukan selama ini,serta kebiasaan tidak
mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari,serta perilaku merokok
didalam rumah yang masih susah untuk dihentikan.
2. PHBS Tatanan lain
Pemantauan PHBS tatanan lain dilakukan pada tempat-tempat
umum, Sekolah-sekolah, sarana kesehatan yang ada diwilayah
Puskesmas Pamukan II. Dari hasil pemantauan masalah yang
didapatkan khususnya ditempat – tempat umum adalah masalah
tidak tersedianya tempat-tempat sampah dan ketersediaan sarana
air bersih. Untuk sekolah sebagian besar sudah baik dan hanya
sebagian kecil saja yang belum melaksanakan PHBS disekolah
dengan baik dimana karena faktor ketersediaan air bersihnya
belum ada.
3. Pengembangan UKBM
Sebagaimana indikator peran aktif masyarakat melalui
pengembangan UKBM antara lain pengembangan kemandirian
posyandu. Diwilayah Puskesmas Pamukan II ada 8 Posyandu
yang aktif tahun 2018 dan semuanya masih dikategorikan pada
posyandu tingkat pratama. Diharapkan tahun-tahun berikutnya
akan ada peningkatan jenjang dari ke 8 posyandu yang ada dan
diharapkan akan lebih aktif dari tahun sekarang.
4. Desa Siaga
Di wilayah kerja Puskesmas Pamukan II pada tahun 2018 belum
memiliki desa siaga

I. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN


Pelaporan seksi farmasi meliputi laporan obat / Lembar Pelaporan
dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) / LB3 atau laporan pemakaian
20 obat terbanyak di Puskesmas Pamukan II. Obat yang paling banyak
dipakai yaitu Piroxicam 20 mg sebanyak 7.600 tablet dan obat yang
paling sedikit adalah Eritromisin kapsul 500 mg sebanyak 60 kapsul.
Data 20 Pemakaian Obat Terbanyak Tahun 2018 Puskemas
Pamukan II

JLH PEMAKAIAN
NO NAMA OBAT
(Tablet)
1 Piroxicam 20 mg 7600
2 Captopril 12,5 mg 6100
3 Bioron 6000
4 Calcium Laktat 500 mg 5945
5 Metformin 500 mg 5250
6 Captopril 25 mg 5185
7 Amoxicilin 500 mg 5067
8 Dexametason 0,5 mg 4897
9 Ranitidine 150 mg 4617
10 Antasida Doen tablet 4100
11 Paracetamol 500 mg 3934
12 Hemafort 3695
13 Amlodipine 5 mg 3600
14 Asam Mefenamat 500 mg 3645
15 Ambroxol 30 mg 3066
16 Tablet Tambah Darah 2770
17 Methylprednisolone 4 mg 2756
18 Natrium Diclofenak 50 mg 2434
19 Omeprazole 20 mg 2443
20 Allopurinol 2040
Mencermati pemakaian obat terbanyak (20 pemakaian obat terbanyak)
di Puskesmas Pamukan II selama satu tahun, penggunaan obat
bervariasi karena masing-masing pasien terdapat jenis penyakit yang
berbeda sehingga mempengaruhi jenis obat yang diberikan. Menurut
analisa penggunaan obat di semua Puskesmas, urutan tertinggi adalah
obat dengan indikasi infeksi saluran pernapasan dan infeksi saluran
cerna.
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

I. SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pamukan II tahun
2018 terdiri dari : 1 ( satu ) buah Puskesmas, 3 Puskesmas Pembantu, 1
Poskesdes, 2 buah rumah dokter (dokter umum dan dokter gigi), 2 buah
rumah para medis, dan 1 buah bidan, serta 1 buah kendaraan roda 4 untuk
Puskesmas Keliling dan ambulans, dan 2 buah sepeda motor dinas.

II. TENAGA KESEHATAN


Tenaga Kesehatan merupakan sumber daya yang sangat penting
didalam pembangunan dibidang kesehatan. Tenaga / karyawan di Puskesmas
Pamukan II sampai bulan Desember 2018 sebanyak 18 (Delapan Belas)
orang.
Ketenagaan di Puskesmas Pamukan II tahun 2018
No JenisKetenagaan/Profesi SetatusKepegawaian Jumlah
PNS PTT Honor NS (orang)
1. DokterUmum - - - - -
2. Dokter Gigi - - - - -
3. Sarjana Kesehatan/SKM 1 1
4. Apoteker 1 1
5. Tenaga Gizi
a. SPAG
b. D3 Gizi
1 1
c. D4/S1
6. Tenaga Keperawatan
a. SPK
1 3
b. D3 Perawat 2
c. D4/S1 Keperawatan 2 2
7. D3/ S1 Perawat gigi 1 1
8 S1 Administrasi Umum 1 1
8 S1 Administrasi Keuangan 1 1
8. D3 Asisten Apoteker 1 1
9. Tenaga Kebidanan
a. Kebidanan
1 2 3
b. D3 Kebidanan
c. D4/S1 Kebidanan 1 1
10. Tenaga Kesling
a. SPPH - - - - -
b. D3 Kesling
c. D4/S1 Kesling
11. Tenaga Laboratorium
a. SMAK
b. D3 Analis 1 1
c. D4/S1 Analis
12. Pekarya
13. SMA
14. SMP 1 1
15. SD
Total 7 6 2 3 18
Saran

BAB VI
PENUTUP

A. KEBERHASILAN DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN


1. Program perbaikan gizi masyarakat, melalui kegiatan pemberian tambahan
makanan dan vitamin, dan monitoring, evaluasi dan pelaporan program
2. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular, melalui
kegiatan penyemprotan/fogging sarang nyamuk, pelayanan vaksinasi bagi
balita dan anak sekolah, pelayanan pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular, pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik,
pemusnahan/karantina sumber penyebab penyakit menular, peningkatan
imunisasi, peningkatan Surveilance Epidemiologi dan penanggulangan
wabah.
3. Program standarisasi pelayanan kesehatan, melalui kegiatan evaluasi dan
pengembangan standar pelayanan kesehatan, penyusunan standar analisis
belanja pelayanan kesehatan dan monitoring, evaluasi dan pelaporan
program.
4. Adanya pelayanan kesehatan penduduk miskin, melalui kegiatan
penanggulangan ISPA, kunjungan Balita Gizi kurang, PMT untuk Balita
gizi kurang yang ekonomi kurang mampu
5. Perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan
jaringannya melalui kegiatan pembangunan posyandu.
6. Program Peningkatan Kesehatan Lansia melalui Penambahan Posyandu
Usila di ke empat desa dalam wilayah kerja Puskesmas Pamukan II.
7. Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan /KB/KR
yang mandiri melalui kegiatan Fasilitasi pembentukan kelompok
masyarakat peduli KB.
8. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta kerjasama lintas sektor
9. Hasil pencapaian imunisasi semua jenis vaksinasi telah meningkat dari
tahun sebelumnya.
10. Belum adanya aplikasi program sistem informasi manajemen Puskesmas
(SIMPUS) atau software laporan SP2TP (LB1–LB4) yang
mempermudah analisa data serta belum adanya bank data (sistem
informasi kesehatan / SIK).
11. Pada Kegiatan Posyandu terhitung sejak Desember 2018 belum ada
melaksanakan kegiatan DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang) untuk
memantau Tumbuh Kembang anak.
B. HAL – HAL YANG MASIH KURANG DALAM PEMBANGUNAN
KESEHATAN
1. Kurangnya jumlah tenaga (SDM) yang tersedia baik di bidang Kesehatan
maupun KB, khususnya di bidang TU (kurangnya jenis tenaga Arsiparis,
Administrasi publik dan lainnya).
2. Kurangnya ketepatan dan kelengkapan laporan atau data kesehatan dari
Puskesmas.
3. Angka kejadian sepuluh penyakit terbanyak masih tinggi dan ISPA
merupakan kasus terbanyak urutan pertama di wilayah kerja Puskesmas
Pamukan II dengan jumlah kasus sebanyak 307 orang.
4. Angka pencapaian TT 2 Bumil sudah mencapai target.
5. Berdasarkan STP Puskesmas kasus diare ditemukan sebanyak 58 kasus,
namun melalui hasil pemantauan laporan mingguan tidak terjadi KLB atau
tidak terjadi peningkatan jumlah kasus yang signifikan. Tidak ada
kematian Bayi tahun 2018 .
FOTO – FOTO KEGIATAN
PUSKESMAS PAMUKAN II

I. KEGIATAN PROGRAM KESLING


II. KEGIATAN PROGRAM PROMKES
III. KEGIATAN PROGRAM GIZI
IV. KEGIATAN KIA
V. KEGIATAN IMUNISASI

Anda mungkin juga menyukai