2010
Abstract
A brackish water treatment process technology based on reverse osmosis principle has
been applied in an Islamic school community “Raudlatuttalibin”, Rembang, since July
2008. Production capacity of the water treatment plant was designed 10M3 of drinking
water per day. After running the system for one and a half years, a lot of problems were
consecutively appearing untill the end of March 2010. This identification activity clarified
all problems in detail and explained how to solve them. They are not only technical
problems, but also social and cultural problems of the community. To solve them it must
be started from increasing the capability of operators and applying the clean production
concept. Finally by changing all the technically broken spareparts and running the RO
unit system properly, they will be guaranteed to be able to produce good quality of
drinking water.
Keywords : water treatment plant, reverse osmosis, technical & social problems.
84
P. Nugro Rahardjo : Identifikasi Masalah Aplikasi Teknologi Pengolahan Air Payau.. .. JAI Vol 6. No. 1. 2010
85
P. Nugro Rahardjo : Identifikasi Masalah Aplikasi Teknologi Pengolahan Air Payau.. .. JAI Vol 6. No. 1. 2010
mesin pompa menjadi lemah, serta propellernya Kondisi selang-selang injeksinya pun sudah
cepat haus. Untuk lebih terjaminnya kondisi mulai berkerak. Dengan adanya kerak dapat
pompa air baku ini, maka selayaknya dilakukan menyebabkan terhambatnya laju alir larutan
perawatan, yaitu dengan melakukan pengecatan KMnO4 yang masuk ke dalam aliran air baku.
(adhesive coating) bagian luar pompa (untuk Pengaturan stroke pada pompa dosing harus
mencegah proses pengkaratan) dan benar-benar diset agar sesuai dengan dosing
pembersihan kerak-kerak karat besi pada bagian yang telah diperhitungkan sesuai dengan kadar
dalam, serta motor penggeraknya dan alat Besi dan Mangan berlebih yang harus dieliminasi
automatiknya. Pembersihan propeller pompa dari air baku. Karena itu secara periodik harus
sebaiknya dilakukan juga dengan frekwensi 2 juga dianalisa laboratorium kualitas air bakunya.
kali setahun.
Satu kelemahan dijumpai pada sistem c. Static Mixer
jaringan perpipaan air baku, yaitu tidak
terpasangnya watermoor pada bagian outlet Dalam proses pengolahan awal, proses
pompa air baku tersebut. Akibatnya adalah pencampuran ideal diharapkan terjadi pada unit
banyak dijumpai kesulitan pada saat dilakukan Static Mixer. Unit ini dirancang sedemikian rupa
penggeseran atau pembongkaran posisi pompa agar banyak terjadi turbulensi aliran air,
air baku. Memang bisa saja dilakukan sehingga proses hydraulical mixing berlangsung
pemotongan pipa outlet, namun cara tersebut lebih baik dan cepat. Untuk itu bagian dalam
membutuhkan waktu yang lebih lama, karena tabung Static Mixer dipasang satu strainer kawat
memerlukan kerja pemotongan, kasa yang membungkus pipa PVC Ǿ 2” (yang
perekatan/penyambungan kembali dan perlu sudah diberi lubang-lubang perforasi secara
penyesuaian lagi panjang pipa outlet dan inlet melintang) sepanjang ± 40 cm. Namun karena
pada konektor pompa air bakunya. Karena itu strainer kawat kasa terbuat dari bahan yang
untuk perbaikan selanjutnya dibutuhkan dapat berkarat (besi yang dilapis/coating), maka
pemasangan watermoor pada bagian outlet mudah berkarat dan hancur (lihat Gambar 4).
pompa air baku tersebut.
b. Pompa Dosing
86
P. Nugro Rahardjo : Identifikasi Masalah Aplikasi Teknologi Pengolahan Air Payau.. .. JAI Vol 6. No. 1. 2010
kesempatan agar pasta sealant mengeras dan gunanya tersebut, maka sebaiknya pada unit ini
menutup bagian-bagian yang bocor tersebut. (setelah seluruh media filter dikeluarkan)
Namun perbaikan yang seharusnya dilakukan microstrainer tidak perlu dipasang.
adalah mengganti packing karet dengan jenis
material karet yang lebih bagus dan yang tidak e. Saringan Pasir Cepat
mudah getas (mengeras dan kaku, serta
gampang sobek). Unit ini berfungsi untuk menangkap
partikel-partikel endapan hasil oksidasi Fe & Mn.
d. Tangki Reaktor Media penyaring berupa kerikil kasar pada
bagian paling bawah, kemudian diatasnya kerikil
Pada dasarnya unit ini hanya halus, lalu pasir kasar dan paling atas adalah
menyediakan waktu air baku dan oksidator untuk pasir halus. Media penyaring dengan besar
bereaksi sempurna secara homogen. Waktu butiran bertingkat ini dapat sangat efektif
tinggal memang bervariasi bergantung dari melakukan penyaringan dengan cepat atau
jumlah zat-zat yang harus dioksidasi (terutama dengan tekanan. Apabila laju produktivitasnya
Fe dan Mn). Fe dan Mn yang berupa ion Fe2+ sudah mulai berkurang dan kehilangan tekanan
dan Mn2+ dalam air baku dioksidasi menjadi aliran air sudah mulai membesar, berarti
Besi3+ dan Mn3+ atau bahkan Mn4+. Hasil oksidasi endapan yang tertahan di atas media filter sudah
ini akan bersenyawa dengan air dan oksigen mulai menumpuk dan harus segera dibersihkan.
menjadi bentuk yang lebih dapat mengendap Pembersihan dilakukan dengan cara pencucian
atau tersaring {Fe(OH)3 dan Mn2O3 atau MnO2}. balik (backwash). Pada saat pembersihan,
Pada umumnya untuk kandungan Fe dan Mn media filter akan terfluidisasi (butiran media filter
sekitar 1ppm dibutuhkan waktu reaksi selama 15 akan terangkat karena tekanan aliran air dari
sampai 30 menit untuk dapat menurunkan kadar bawah ke atas). Untuk mencegah agar butiran
Fe & Mn sampai sekitar 0,1ppm. Masalah yang media filter yang paling halus dan ringan hilang
ada pada unit ini adalah kebocoran pada bagian ikut aliran air pencucian yang dibuang, maka di
penutup atas dan bawah. Masalah ini serupa unit ini dipasang microstrainer pada bagian
dengan yang dijumpai pada unit Static Mixer. outletnya.
Oleh karena itu perbaikan dan upaya Masalah yang timbul adalah karena
penanggulangannya pun sama, yaitu dengan material yang digunakan sebagai microstrainer
mengganti packing karetnya dan memberi pasta juga berupa kawat kasa yang terbuat dari bahan
sealant pada saat pemasangannya. besi yang mudah termakan karat. Akibatnya
Pada saat pemasangan awal IPA RO, setelah setahun IPA RO dioperasikan, semua
pada unit Tangki Reaktor ini diisi oleh sedikit microstrainer rusak dan akibat selanjutnya
media, yaitu kerikil dan pasir silika. Maksud adalah hilang atau terbuangnya media penyaring
pengisian media ini adalah untuk dapat yang terhalus ikut aliran air. Peristiwa seperti ini
mengurangi beban unit saringan pasir cepat juga dapat terjadi pada saat pengoperasian IPA
pada tahap selanjutnya dan juga untuk RO. Pada saat selesai proses pencucian dengan
mengoptimalkan proses pencampuran bila suatu kondisi microstrainer yang rusak, memang masih
saat unit Static Mixer terpaksa tidak dioperasikan terdapat butiran-butiran media penyaring yang
bila terjadi kerusakan.(3) Pengisian sedikit media tertinggal dalam sistem perpipaan, sehingga
di dalam unit Tangki Reaktor sebenarnya akan begitu proses operasi penyaringan dijalankan
memakan tempat dalam tangki tersebut, dengan tekanan yang lebih besar, maka butiran-
sehingga berakibat berkurangnya waktu tinggal butiran media penyaring tersebut akan ikut
air baku yang harus dioksidasi oleh oksidator. mengalir dalam aliran air produk. Dengan
Oleh karena itu sebaiknya Tangki Reaktor tidak demikian banyak gangguan-gangguan proses
boleh diisi oleh media apapun, bahkan apabila pengoperasian IPA RO karena timbulnya
mungkin waktu tinggalnya dapat lebih lama dari masalah-masalah seperti itu. Bila hal itu terjadi,
yang seharusnya agar juga dapat berfungsi maka dapat dikatakan merupakan kegagalan
sebagai tangki pengendap awal. Proses proses.
pengendapan awal tersebut jelas dapat Penanggulangan masalah tersebut adalah
mengurangi beban pada unit saringan pasir dengan mengganti microstrainer yang rusak
cepat berikutnya. dengan yang baru. Namun karena material yang
Karena adanya pengisian sedikit media digunakan pada microstrainer juga masih berupa
filter pada Tangki Reaktor, maka juga dipasang kawat kasa yang terbuat dari bahan besi, maka
microstrainer dengan maksud agar media dalam waktu yang tidak terlalu lama (± 6 bulan)
penyaring tersebut tidak ikut aliran air ke unit microstrainer tersebut harus segera diganti lagi
saringan pasir cepat pada saat proses operasi dengan yang baru. Karena itu disarankan agar
IPA RO. Seperti halnya juga dengan media filter bahan material dari microstrainer terbuat dari
yang sebenarnya tidak boleh ada dan tidak ada
87
P. Nugro Rahardjo : Identifikasi Masalah Aplikasi Teknologi Pengolahan Air Payau.. .. JAI Vol 6. No. 1. 2010
bahan yang tidak mudah berkarat, seperti yang sebelumnya, yaitu masalah microstrainer
stainless steel, keramik atau plastik yang kuat. yang rusak. Hanya saja akibat yang ditimbulkan
karena microstrainer rusak tersebut menjadi
f. Iron Manganese Filter sangat buruk, karena serbuk karbon hasil
backwash dan pada saat operasi IPA RO, masuk
Unit ini berfungsi untuk menangkap ke dalam jaringan perpipaan dan mengotori unit
kelebihan Fe dan Mn (bila masih ada) yang pengolah berikutnya, yaitu Cartridge Filter.
belum sempat teroksidasi dan tersaring pada
unit saringan pasir cepat. Proses penangkapan h. Cartridge Filter
Fe & Mn disini lebih banyak terjadi karena
adanya reaksi kimia. Jadi sangat berbeda Untuk menjamin agar air baku yang
dengan apa yang terjadi pada unit saringan pasir masuk ke unit Membran Reverse Osmosis
cepat yang semata-mata penangkapan Fe & Mn benar-benar sudah bersih dari partikel-partikel
hanya mengandalkan proses secara fisik saja, fisik (kecuali kadar garam yang masih tinggi),
yaitu dengan penyaringan. maka Cartridge Filter berfungsi sebagai alat
Masalah yang terjadi pada unit ini pun penyaring akhir sebelum air disaring dengan
sama seperti yang terjadi pada unit saringan saringan skala molekul (Membran RO). Cartridge
pasir cepat, yaitu microstrainer yang rusak, Filter menggunakan bahan selulosa sebagai
sehingga media manganese greensand media penyaringnya dan mempunyai
seringkali ikut lolos ke unit berikutnya. Untuk kemampuan penyaringan cukup baik, karena
mengatasi masalah ini, sederhana saja, yaitu lubang perforasi media filternya yang sangat
dengan mengganti microstrainer yang rusak kecil, yaitu dari 10µm sampai dengan 0,5µm.
dengan yang baru. Namun tetap disarankan Pada unit IPA RO di Rembang ini unit Cartridge
untuk menggunakan material microstrainer yang Filter terdapat dua buah yang dioperasikan
kuat dan tidak mudah berkarat. secara parallel dan masing-masing mempunyai
kemampuan penyaringan hingga 1µm.
Pemeliharaan unit ini pun sangat mudah, yaitu
karena casingnya terbuat dari bahan plastik yang
transparan, maka kondisi media filternya dapat
terlihat bila sudah kotor. Pembersihan media
penyaring yang kotor dapat dilakukan dengan
sederhana, yaitu dengan merendamnya di dalam
air bersih dan kemudian dikocok-kocok hingga
bahan-bahan pengotornya terlepas. Bila media
penyaring sudah mulai mengerak dan sukar
dibersihkan, maka sudah saatnya harus diganti
dengan yang baru.
Masalah pada unit ini adalah kesalahan
pemasangan media penyaringnya. Untuk jenis
Cartridge Filter yang besar (panjang ± 50cm)
media penyaringnya dapat berupa hanya satu
buah elemen yang besar dengan panjang 50cm,
atau dua buah elemen kecil dengan panjang
Gambar 5. Saringan Pasir Cepat, Iron
masing-masing 25 cm (lihat Gambar 6).
Mangenese Filter, dan Filter Karbon Aktif.
g. Filter Karbon
88
P. Nugro Rahardjo : Identifikasi Masalah Aplikasi Teknologi Pengolahan Air Payau.. .. JAI Vol 6. No. 1. 2010
Namun pemasangan dua buah elemen yang baku sampai pada unit Cartridge Filter (lihat
kecil membutuhkan satu konektor pada bagian Gambar 1). Proses pengolahan air pada bagian
tengahnya dimana kedua elemen tersebut Pretreatment harus dapat memproduksi air
digabungkan. Ternyata pada unit Cartridge Filter dengan kualitas yang memenuhi seluruh
disini pemasangan dua elemen kecil tersebut parameter sesuai dengan standar air minum,
tidak menggunakan konektor, sehingga proses kecuali kadar garamnya. Namun karena begitu
penyaringan mengalami kebocoran tepat pada banyaknya permasalahan yang ada pada bagian
bagian sambungan kedua elemen tersebut dan Pretreatment, maka akibat seriusnya adalah
proses penyaringan gagal total. Akibat membran RO akan mengalami kebuntuan jauh
kegagalan unit Cartridge Filter ini ternyata lebih cepat dan selanjutnya produktivitasnya
sangat fatal, yaitu serbuk karbon aktif yang akan menurun dengan sangat drastis. Contoh
sangat halus dan ikut aliran air (karena rusaknya nyata adalah kegagalan proses pada unit
micro strainer pada unit Carbon Filter) tak Cartridge Filter yang menyebabkan banyak
tertahan dan masuk ke unit Membran RO. pengotor (serbuk karbon aktif halus) yang masuk
Untuk mengatasi masalah ini hanya ke unit Membran RO.
dilakukan penggantian media penyaring dengan
jenis satu elemen saja (panjang ± 50cm). Namun
karena micro strainer pada unit Carbon Filter
juga sudah diganti dengan yang baru, maka
tidak lagi terdapat serbuk karbon aktif yang halus
masuk ke dalam aliran air menuju Cartridge
Filter. Karena suku cadang media penyaring
untuk Cartridge Filter yang telah disediakan
banyak yang ukuran kecil (panjang ±25cm),
maka lebih baik Unit IPA RO disini disuplai
dengan konektor elemen-elemen media
penyaring tersebut.
Ada masalah kecil terdapat pada unit ini,
yaitu rusaknya Tester pada Cartridge Filter
pertama. Tester adalah alat untuk mentest aliran
air dalam unit ini dan juga untuk melepas udara
yang mungkin terperangkap dalam Cartridge
Filter. Tombol Tester terletak pada bagian atas
dari Cartridge Filter dan berwarna hitam.
Kerusakan ini umumnya mudah diatasi dengan
cara mengganti per yang sudah lemah dan
membersihkannya dari kerak-kerak garam yang
selalu mengering di dalam Tester. Gambar 7. Unit Membran RO yang sedang di
Pasang.
i. Unit Reverse Osmosis
Masalah kedua adalah tidak tersedianya
Jantung dari unit IPA RO adalah Membran sistem jaringan perpipaan dan peralatan
Reverse Osmosis. Karena itu unit ini harus penunjang untuk melakukan pencucian
dijaga sedemikian rupa, sehingga umur pakainya (cleansing process) Membran RO. Untuk
dapat optimal. Pemeliharaan membran RO mengatasi masalah kebuntuan Membrane RO,
selama pengelolaan dan pengoperasian unit IPA karena banyaknya kerak yang menempel pada
RO merupakan hal yang paling penting. IPA RO permukaan Membran, adalah dengan melakukan
di Rembang adalah untuk air baku yang payau pencucian Membran RO. Namun karena tidak
(TDS = 1500 – 5000 ppm) dan mempunyai tersedianya sistem jaringan perpipaan
kapasitas produksi sekitar 10M3 air minum per pencucian, maka pencucian Membran dilakukan
hari. Pada saat survey unit IPA RO sudah tidak secara manual sederhana, yaitu dengan
dioperasikan lagi sejak Maret 2010, karena membuka casing Membran RO dan mencelup-
memang berbagai masalah yang terjadi hampir celupkan elemen membran dalam larutan HCl
di sebagian besar unit-unit pemrosesnya, dengan konsentrasi yang rendah. Karena
sehingga masalah yang terakumulasi tersebut pencucian Membran RO dilakukan dengan
tampak semakin serius dan membesar. tangan, maka penggunaan larutan HCl sebagai
Masalah pertama pada unit (Membrane) bahan pencuci/pelarut kerak harus dengan
RO adalah tidak sempurnanya hasil proses konsentrasi yang cukup rendah agar tidak
pengolahan air pada bagian Pretreatment. membahayakan tangan sipencuci. Pencucian
Bagian Pretreatment dimulai dari Pompa air dengan cara manual seperti ini sangat tidak
89
P. Nugro Rahardjo : Identifikasi Masalah Aplikasi Teknologi Pengolahan Air Payau.. .. JAI Vol 6. No. 1. 2010
efisien dan membutuhkan waktu yang lama, Apabila tekanan operasi dinaikkan, maka tingkat
serta berbahaya bagi orang yang mencuci. kebocoran pada end cup pada keempat titik di
Karena itu disarankan agar sistem jaringan dua unit elemen Membrannya akan semakin
perpipaan untuk pencucian (cleansing) Membran bertambah, dan kualitas air hasil produksinya
harus segera dipasang, berikut dengan pompa pun sekitar 250ppm. Jadi sementara ini demi
sirkulasi larutan pencucinya dan tangki keamanan pengoperasian unit Membran RO
penampung larutan pencuci. Sebagai bahan disarankan tetap pada tekanan operasi 10Bar
pencuci disarankan menggunakan larutan saja.
Natrium Bisulfit dengan konsentrasi ± 0,1 ppm.
Proses cleansing Membran RO sebaiknya j. Unit Penampung Air Minum
dioperasikan selama setengah jam dan
dilakukan secara periodik (setiap 3 bulan sekali). Air hasil penyaringan unit Membran RO
Masalah ketiga adalah beberapa bagian dialirkan dan disimpan dalam unit penampung air
dari unit Membran RO ini sudah mulai minum yang berupa 2 buah tangki yang terbuat
mengalami kerusakan, seperti rusaknya (patah) dari stainless steel. Air yang langsung keluar dari
komponen naple konektor pada titik pengukuran unit Membran RO sebenarnya sudah bebas dari
tekanan air baku masuk (lihat Gambar 8) dan bakteri, karena proses penyaringannya berskala
end cup pada dua buah casing membran yang molekul.
sudah mulai bocor, baik pada sisi bawah mau
pun atasnya. Kerusakan-kerusakan ini jelas
menurunkan produktivitas unit Membran RO.
Penanggulangan sementara telah dilakukan,
yaitu dengan menyumbat titik-titik kebocoran
dengan menggunakan lem epoksi. Namun cara
penanggulangan tersebut tidak dapat bertahan
lama dan sebaiknya segera dilakukan
penggantian end cup packing dan naple
konektor pada titik pengukur tekanan-tekanan.
90
P. Nugro Rahardjo : Identifikasi Masalah Aplikasi Teknologi Pengolahan Air Payau.. .. JAI Vol 6. No. 1. 2010
Sterillight (lihat Gambar 10). Kondisi unit ini saat monitoring sungguh memprihatinkan.
dalam keadaan rusak, yaitu lampu UV tidak Genangan air yang kotor di lantai dalam ruangan
menyala dan unit Ballastnya berdengung dengan tampak sangat tidak higienis. Di sudut-sudut
suara keras (Gambar 11). Karena itu unit ruangan dan di beberapa bagian peralatan unit-
Disinfeksi ini harus diganti atau diperbaiki lebih unit pemroses masih terlihat tidak pernah
dulu sebelum IPA RO dioperasikan kembali. dibersihkan dan diperhatikan (lihat Gambar 12).
Sebenarnya pihak pengelola unit IPA RO masih Demikian juga halnya dengan pintu-pintu besi
memiliki satu unit alat disinfector yang memang dan pipa-pipa penyangga tangki penampung
dicadangkan untuk mengganti bila unit disinfeksi yang sudah berkarat, bahkan ada yang sampai
UV Sterillight rusak. Jadi lebih baik untuk segera hancur, tampak tidak terpelihara dengan baik.
dilakukan penggantian unit Disinfeksi ini. Karena itu disarankan agar dilakukan rehabilitasi
menyeluruh dalam unit IPA RO ini.
91
P. Nugro Rahardjo : Identifikasi Masalah Aplikasi Teknologi Pengolahan Air Payau.. .. JAI Vol 6. No. 1. 2010
3.1. Kesimpulan
92
P. Nugro Rahardjo : Identifikasi Masalah Aplikasi Teknologi Pengolahan Air Payau.. .. JAI Vol 6. No. 1. 2010
DAFTAR PUSTAKA
93