Identitas Pasien
Nama : An. AM
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tgl lahir : Bandung, 02 Mei 2007
Umur : 12 tahun 5 bulan
Alamat : Jl. Palasari No.56
Tgl pemeriksaan : 17 Oktober 2019
IBU
Nama : Ny. D
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SD
Alamat : Jl. Palasari No.56
B. Anamnesis
Keluhan Utama: Pucat
Pasien datang ke poli anak RS Muhamadiyah Bandung dengan keluhan pucat sejak
1 bulan yang lalu. Pucat dirasakan terjadi secara tiba-tiba dan baru terjadi pertama kali.
Ibu pasien mengeluhkan anaknya semakin hari semakin pucat.
Keluhan disertai dengan lemas sejak 1 bulan yang lalu, pasien mengatakan bahwa
sebelumya sangat aktif dan sering beraktifitas namun sekarang menjadi cepat lelah untuk
melakukan aktivitas dan pasien mengatakan kalau setiap hari lebih lesu dari biasanya.
Keluhan disertai dengan pusing sejak pucat muncul. untuk nafsu makan pasien kurang.
Pasien menyangkal adanya riwayat perdarahan sebelumnya, tidak ada mimisan,
tidak ada gusi berdarah, tidak ada bintik merah pada kulit dan tidak ada BAB dan BAK
berdarah. Pasien menyangkal adanya lidah membesar dan luka ujung bibir. Pasien
menyangkal adanya baal dan kesemutan. Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan
dalam jangka panjang. Pasien menyangkal apabila adanya ikterus pada kulit dan matanya,
urin pasien tidak berwarna gelap dan tidak ada perut membesar. Pasien menyangkal adanya
penurunan berat badan, tidak ada benjolan yang muncul pada pada tubuh pasien, orang tua
pasien mengatakan bahwa anaknya jarang sekali sakit dan tidak sering mengalami demam.
Tidak terdapat bengkak pada kaki tangan dan badan pasien, tidak terdapat sesak yang
dipengaruhi oleh aktivitas. Tidak terdapat bengkak pada mata dan BAK lancer tidak
mengalami kesulitan dan frekuensi sering. Pasien menyangkal adanya kemerahan yang
datar atau menimbul di daerah pipi, tidak ada demam, tidak ada rasa sakit pada daerah
persendian yang mengakibatkan keterbatasan bergerak. Pasien menyangkal adanya batuk
lama dan orang tua pasien juga menyangkal di rumah maupun di lingkungannya terdapat
orang dewasa yang batuk lama atau sedang dalam pengobatan TB. Tidak ada sesak dan
kejang, tidak ada penurunan kesadaran. Dikeluarga tidak ada memiliki keluhan yang sama,
tidak ada riwayat transfuse dan tidak memakan makanan yang tidak biasanya contohnya
rambut,batu,pasir. Anak tidak pernah mengeluh sakit perut dan keluarnya cacing bersama
feses.
Pasien mengatakan bahwa anaknya jarang mengkonsumsi makanan daging
berwarna merah, tidak pernah mengkonsumsi hati ayam dan sayuran yang berwarna
hijau.pasien selalu memakai sandal bila keluar rumah dan mencuci tangan sebelum makan.
I. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : compos mentis
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Tanda vital
HR : 90 kali/menit, reguler, equal, isi cukup
Respirasi : 24 kali/menit, reguler
Suhu : 36,6 O C
Saturasi : 99%
Tekanan darah : 100/60 mmhg
Antropometri :
- Umur : 12 tahun 5 bulan
- BB : 38 kg
- TB : 150 cm
- BMI : median
- TB/U : median
Kesimpulan: status gizi baik dengan perawakan normal.
KEPALA
Bentuk : Normal, tidak ada abnormalitas.
Rambut : Tidak ada rambut rontok.
Wajah : simetris, edema (-), deformitas (-), face coley (-),pucat
Mata : konjungtiva anemis +/+, sclera icteric -/-
Telinga : simetris, bentuk normal, sekret (-)
Hidung : deviasi septum (-), sekret (-/-), pch (-)
Mulut : Mukosa oral basah, bibir lembab, pucat (+), perioral sianosis (-), typhoid
tongue (-), geographic tongue (-), faring normal, tonsil T1/T1
LEHER
JVP :tidak dilakukan
KGB : tidak teraba pembesaran KGB
Aksila : tidak ada pembesaran KGB
Retraksi :tidak terdapat retraksi
THORAX
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris, retraksi(-)
Palpasi : pergerakan nafas simetris
Perkusi : sonor kanan kiri sama.
Auskultasi
Bunyi paru : VBS kanan=kiri, ronkhi (-/-),wheezing (-/-), slam (-/-)
COR
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis terletak di ICS IV midclavicular line
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung S1/S2 murni regular, murmur (-) gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi : cembung, lembut
Palpasi : lembut, hepar dan spleen tidak teraba
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : bising usus (+)
EKSTRIMITAS
Bentuk normal, deformitas (-)
Akral hangat
CRT < 2 detik
Kuku spoon nail(-)
NEUROLOGIS
Refleks Patologis
babinski (-/-)
chaddocK(-/-)
oppenheim (-/-)
Pasien datang ke poli anak RS Muhamadiyah Bandung dengan keluhan pucat sejak 1 bulan
yang lalu. Pucat dirasakan terjadi secara tiba-tiba dan baru terjadi pertama kali. Ibu pasien
mengeluhkan anaknya semakin hari semakin pucat.
Keluhan disertai dengan lemas sejak 1 bulan yang lalu, pasien mengatakan bahwa sebelumya
sangat aktif dan sering beraktifitas namun sekarang menjadi cepat lelah untuk melakukan aktivitas
dan pasien mengatakan kalau setiap hari lebih lesu dari biasanya. Keluhan disertai dengan pusing
sejak pucat muncul. Pasien mengatakan bahwa anaknya jarang mengkonsumsi makanan daging
berwarna merah, tidak pernah mengkonsumsi hati ayam dan sayuran yang berwarna hijau.
Pemeriksaan fiisik didapatkan, pucat pada bibir dan muka tampak lebih pucat. Anemic konjungtiva
tampak pucat.
DIAGNOSIS BANDING
1. Anemia defisiensi Fe
2. Anemia defisiensi Vitamin B12
3. Anemia defisiensi folat
4. Thalassemia minor
USULAN PEMERIKSAAN
1. Hematologi Rutin (CBC)
2. Apus darah tepi
3. Fe serum dan TIBC
4. Kadar feritin
5. FEP ( erythrosit protoporphyrin)
6. Indeks eritrosit: MCV, MCHC, MCH
7. Retukolosit
8. Comb test
HASIL PEMERIKSAAN
Pemeriksaan darah pada tanggal 12 Oktober 2019
Hematologi Hasil
HB 10,7 gr/dl
Ht 35 %
Leukosit 5.100 sel/mm3
Trombosit 268.000 sel/mm3
DIAGNOSIS KERJA
Anemia defisiensi besi
Definisi
1. Anemia
Ketidakmampuan darah untuk menyuplai jaringan dengan oksigen yang cukup untuk melakukan
fungsi metabolic yang normal. Anemia didefinisikan sebagai berkurangnya 1 atau lebih
parameter sel darah merah: konsen-trasi hemoglobin, hematokrit atau jumlah sel darah merah.
KLASIFIKASI
- Thalasemia major
- Anemia sideroblastik
- Anemia aplastik
- Anemia hemolitik
c. Anemia makrositer
Bentuk megaloblastik
2. Etiopatogenesis
Etiologi
IN THEORY IN CASE
- Terapi antasida
Kehilangan Darah
infeksi cacing
ulkus peptikim
diverticulum Meckel
Faktor risiko
IN THEORY
- Jenis kelamin
Wanita lebih mungkin terkena anemia karena kurang zat besi akibat menstruasi.
- Usia.
Bayi dan anak-anak lebih mungkin terkena anemia jika mereka tidak mendapatkan cukup
zat besi. Remaja mungkin terkena anemia jika tubuh mereka tidak menyediakan zat besi
untuk pertumbuhan.
IN CASE
Manifestasi Klinis
IN THEORY IN CASE
- Lemah - lemah
- Lesu - lesu
- Pusing - pusing
- rewel - pucat
- takikardia
Pemeriksaan fisik
- pucat
- spoon nail
- alopesia
- anemic konjungtiva
Diagnosis
Anemia :
1. Anamnesis
- Lemah
- Lesu
- Pusing
- Tidak aktif
- Rewel
- Mudah lelah
- Nafsu makan menurun
2. Pemeriksaan fisik
- Pucat pada telapak tangan, kuku,wajah dan konjungtiva
- Ikterus : menunjukkan pada kemungkinan adanya anemia hemolitik
- spoon nail
- alopesia
- Ulkus rekuren di kaki (penyakit sickle cell , sferositosis herediter, anemia sideroblastik
fa-milial).
- Hemoglobin
- Hematokrit
- jumlah eritrosit
- ukuran eritrosit
- Pemeriksaan trombosit
- hitung jenis
- retikulosit
b. pemeriksaan morfologi apusan darah tepi
c. normoblas
dapat ditemukan pada penderita dengan kelainan hematologis (penyakit sickle cell,
yang diproduksi pada penderita tanpa anemia. Rumus hitung retikulosit terkoreksi adalah
LABORATORIUM
Terapi Umum
Khusus
- preparat besi
dosis 6 mg fe elemental/kgBB/hr p.o dibagi dalam 3 dosis
- asam askorbat 100 mg tiap 15 mg fe elemental
- transfuse darah diberikan apabila ada gangguan kardiovaskular atau anemia berat dengan
kadar hb <4 g/dl.
PENCEGAHAN
- memakai sandal apabila bermain diluar dan didalam rumah
- mencuci tangan sebelum makan
- mengkonsumsi daging merah
- mengkonsumsi sayuran hijau dan kacang
Suplementasi besi:
Penyulit
- Kardiomegali
- Gagal jantung kongestif
- Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : Ad Bonam
Quo ad Functionam : Ad Bonam
Quo ad Sanationam : Ad Bonam
-
-