Sumber: Aflanie dkk. “Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal”. Edisi ke-1. RajaGrafindo Persada. Rajawali Pers,
2017
Sumber: Kamil Hakan Dogan and Serafettin demirci. “Introductory Chapter: An Overview of Post-Mortem
Examination and Autopsy”. Intech. February 2018
Tujuan Otopsi
Untuk membangun identitas orang mati
Untuk menentukan penyebab kematian
Untuk membantu mengkonfirmasi atau menyangkal dugaan
cara kematian
Untuk memperkirakan waktu sejak kematian (interval post-
mortem)
Sumber: Aflanie dkk. “Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal”. Edisi ke-1.
RajaGrafindo Persada. Rajawali Pers, 2017
Tatalaksana Otopsi
Prinsipnya otopsi baru boleh dilakukan jika ada surat
permintaan tertulis dari penyidik dan setelah keluarga
diberi tahu serta setelah memahaminya, atau setelah 2
hari dalam hal keluarga tidak menyetujui otopsi atau
keluarga tidak ditemukan.
Disebutkan di dalam pasal 134 KUHAP bahwa
penyidik yang meminta otopsi mempunyai kewajiban
untuk memberitahukan keinginannya kepada keluarga.
Sumber: Aflanie dkk. “Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal”. Edisi ke-1.
RajaGrafindo Persada. Rajawali Pers, 2017
Peralatan untuk Otopsi
Kamar otopsi
Meja otopsi
Peralatan otopsi
Pemeriksaan untuk pemeriksaan tambahan
Peralatan tulis
Fotografi.
Sumber: Aflanie dkk. “Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal”. Edisi ke-1.
RajaGrafindo Persada. Rajawali Pers, 2017
Pemeriksaan Luar
Label mayat, tutup mayat, bungkus mayat, pakaian mayat, perhiasan
mayat, benda disamping mayat
Tanda kematian mayat: lebam mayat, kaku mayat, suhu tubuh
mayat, pembusukan.
Identifikasi umum
Identifikasi khusus: tato, jaringan parut, kapalan (callus) kelainan
pada kulit, anomali dan cacat pada tubuh
Mata: termasuk alis, bulu mata, kelopak mata, konjungtiva.
Telinga: termasuk di belakang telinga. Menginspeksi gendang
telinga dan kanal dengan otoskop kadang-kadang bermanfaat (darah
di belakang gendang telinga)
Mulut: termasuk bibir bagian dalam, frenulum, mukosa bukal, gigi
(jumlah dan kondisi).
Wajah: kulit kepala
Leher: palpasi dan daerah supraklavikula
Dada: Pertimbangan pertama adalah bentuk rongga dada. Kulit pada
dada dapat menunjukkan bukti penyakit, bekas luka, pigmentasi dan tumor
Perut: Seperti halnya thorax, bentuk dan ukuran perut, luka, bekas operasi.
Genital: Jika ada kecurigaan kekerasan seksual, pengambilan sampel dari
vagina, rektum.
Lengan: telapak tangan. diperlukan untuk mengambil sidik jari.
Kaki
Pemeriksaan terhadap tanda-tanda kekerasan/luka: letak luka, jenis luka,
bentuk luka, arah luka, tepi luka, sudut luka, dasar luka, sekitar luka, ukuran
luka, saluran luka, dan lain-lain.
Sumber: UNODC. “Forensic autopsy: Manual for forensic pathologists”. August 2015
Sumber: Aflanie dkk. “Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal”. Edisi ke-1. RajaGrafindo Persada.
Rajawali Pers, 2017
Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan organ/ dalam dimulai dari: Ureter
Lidah Kandung kemih
Tonsil Hepar
Kelenjar gondok Limpa
Esofagus Kelenjar getah bening
Trahea Lambung
Os hyoid Usus halus
Cartilage thyroidea Usus besar
Cartilage cricoid Pancreas
Arteri carotis interna Genital interna
Thymus Batang otak
Paru-paru Otak besar dan kecil.
Jantung Lalu di timbang dan dicatat berat masing-
Aorta thoracalis masing organ.
Aorta abdominalis Sumber: Peter J. T. Knudsen. “Autopsy”. Research Gate;
Glandula suprarenalis March 2014
Ginjal
Sumber: UNODC. “Forensic autopsy: Manual for forensic
pathologists”; August 2015
Pembedahan Mayat
Membuka kepala
Teknik
Teknik ini menggunakan diseksi in-situ orga
Rokitansky