Anda di halaman 1dari 7

PENGAMBILAN

SAMPEL URIN

OLEH :
CALVINDO DWINANDA
(G1A218065)

PEMBIMBING :
Dr. Erni Handayani Situmorang, SP.F., MH
Identifikasi forensik merupakan tindakan mengenali suatu
barang bukti, baik berupa spesimen biologis maupun
benda lainnya pada investigasi kriminal untuk
kepentingan hukum.

Berbagai bagian tubuh manusia dapat digunakan sebagai


sampel untuk pemeriksaan DNA, di antaranya adalah
darah, bercak darah, tulang, ketombe, gigi, rambut
dengan akar, batang rambut, feses, kuku, sidik jari, sekret
hidung dan telinga, saliva, semen, bercak semen, keringat,
urin, dan barang-barang pribadi seperti sikat gigi dan
jam tangan
Pengambilan Sampel Urine Korban hidup:
1. Pasien diminta untuk menampung urinenya pada
wadah plastik yang telah diberi label
2. Edukasi pasien untuk mengambil urine porsi tengah
(midstream urine).
Pengambilan sampel urin
1. Siapkan label yang berisi nama pengambil sampel,
nama jenazah, jenis kelamin, tanggal lahir/umur, serta
tanggal dan waktu pengambilan sampel.
2. Cuci tangan dan pergunakan alat pelindung diri.
3. Ambil spuit 10 cc.
4. Jarum ditusuk pada daerah perut, sekitar 2 jari diatas
simfisis, lalu arahkan jarum 450 ke kandung kemih.
5. Ambil urin sebanyak mungkin.
6. Berikan label pada spuit lalu masukkan ke dalam
plastik bening.
7. Simpan dalam suhu 40 C.
Korban mati:
Kateterisasi:
1. Jenazah diposisikan telentang, posisi lithotomy
2. Kateter Foley dimasukkan melalui urethra dan ujung
luarnya dimasukkan ke dalam wadah untuk
menampung urine
3. Jika urine mulai mengalir, artinya ujung kateter
berada di dalam kandung kemih
4. Tekan daerah suprapubik untuk membantu
mengeluarkan urine
5. Setelah dicapai volume yang diinginkan, wadah ditutup
dan diberi label, serta kateter dicabut.
Punksi suprapubik:
1. Jenazah diposisikan telentang, bersihkan daerah suprapubik
2. Tentukan titik tempat melakukan punksi, yaitu pada garis tengah
tubuh, sekitar 1-2 cm di atas simfisis pubis
3. Tusukkan spoit pada lokasi tersebut sedalam ±3 cm dengan
sudut 10-20 derajat terhadap garis tegak lurus ke arah kaudal
4. Sewaktu jarum mencapai jaringan subkutan, tarik plunger untuk
membuat tekanan negatif
5. Spoit ditusukkan perlahan-lahan sambil melakukan aspirasi. Jika
urine terlihat masuk ke dalam spoit, berarti ujung jarum telah
mencapai kandung kemih dan tusukan dihentikan
6. Aspirasi urine sesuai volume yang dibutuhkan, lalu cabut spoit
7. Pindahkan urine ke dalam wadah yang bersih dan beri label.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai