Pembimbing:
Bronkitis kronik merupakan salah satu komponen dari Penyakit Paru Obstruksi
Kronis (PPOK).
Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) didefinisikan sebagai penyakit yang
dikarakterisir oleh adanya peningkatan resistensi aliran udara (obstruksi) pada
saluran pernapasan yang tidak sepenuhnya reversibel. Sumbatan aliran udara ini
umumnya bersifat progresif dan berkaitan dengan respon inflamasi abnormal
paru-paru terhadap partikel atau gas yang berbahaya
Selain bronkitis kronis, emfisema juga termasuk kedalam komponen PPOK,
emfisema merupakan pelebaran asinus yang abnormal, permanen dan disertai
destruksi alveoli paru. Obstruksi pada emfisema lebih disebabkan oleh
perubahan jaringan daripada produksi mukus.
2
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. SM
Umur : 20 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat : Jl. Baru RT.17 Rajawali
Ruangan : Poli Paru
Tanggal Periksa : 12 November 2019
3
LAPORAN KASUS
KELUHAN UTAMA
4
LAPORAN KASUS
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Pasien datang ke poli paru dengan keluhan batuk berdahak sejak 3,5 bulan
SMRS. Batuk dirasakan terus-menerus dan disertai dengan dahak. Dahak (+)
berwarna putih-kekuningan. Ada riwayat batuk disertai lendir dan darah ± 1 minggu
SMRS frekuensi 1x. Riwayat batuk lama (-) Riwayat konsumsi OAT (-). Riwayat
merokok (-), ayah dan saudara pasien perokok aktif dan sudah lama merokok. Sesak
(+) dan pasien mengeluh dada terasa berat. Nyeri dada (-). demam (+) sejak ± 1
minggu SMRS, demam terus menerus. Menggigil (-), sakit kepala (-), mual (-),
muntah (-), nyeri ulu hati (-), nafsu makan baik, penurunan berat badan (-). Pasien
sebelumnya sudah berobat sebanyak 2x ke puskesmas dan diberikan obat sirup dan
tablet namun keluhan tidak berkurang.
5
LAPORAN KASUS
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
6
STATUS GENERALIS
Tanda Vital
TD HR RR T
Keadaan Umum
Tampak sakit sedang 120/80 37,5
88x/menit 22 x/menit
mmHg C
Kesadaran
Compos mentis
Keadaan Gizi
GCS 15 (E4 V5 M6)
KEPALA MATA
Normocephal CA (-/-), SI (-/-), Refleks Cahaya
(+/+), Pupil bulat isokor
HIDUNG
Deviasi septum (-), TELINGA
epistaksis (-) Serumen (-), Nyeri tekan tragus
(-/-)
MULUT
Bibir kering(-), LEHER
pucat (-), sianosis Pembesaran KGB (-)
Pembesaran kelenjar tiroid (-)
(-) Trakea di tengah
JVP 5 + 2 cmH2O
PARU PARU
JANTUNG
I : Gerakan dinding dada simetris
I : Iktus kordis tidak terlihat
kanan dan kiri, dinding dada tertinggal
(-), pink puffer (-) blue bloater (-),
P : Iktus kordis teraba di ICS VI
pursed lips breathing (-)
linea midclavicularis sinistra
P : fremitus taktil kanan = kiri
P : atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Kiri : ICS VI linea midclavicularis sinistra
P : sonor kanan dan kiri
Kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
A: rhonki(-/-), wheezing (+/+)
A: BJ1 &2 reguler, Gallop (-),
Murmur (-)
ABDOMEN
PUNGGUNG
I : Datar
I : pergerakan simetris
P : Soepel, nyeri tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba P : Fremitus taktil kanan sama dengan kiri
Superior Superior
akral hangat, CRT < 2 detik, akral hangat, CRT < 2 detik,
Edema pada tangan dan jari- Edema pada tangan dan jari-
jari (-/-) sianosis (-) jari (-/-), sianosis (-)
Inferior :
akral hangat, CRT <2 Detik Inferior :
akral hangat, CRT <2 Detik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DARAH RUTIN
Jenis Pemeriksaan Nilai Normal
WBC 11,8 (4-10,0 103/mm3)
RBC 4,42 (3,5-5,5 106/mm3)
HGB 12,4 (11,0-16 g/dl)
HCT 39,1 (35,0-55,0 %)
PLT 298 (100-300 103/mm3)
Kesan :
MCV 88,5 (80-100 fl)
Leukositosis
MCH 28,1 (27-34 pg)
Peningkatan LED
MCHC 327 (320-360g/dl)
LED 26 (0-20 mm/jam)
RONTGEN THORAK
Kesan:
Jantung : Normal
Paru : Bronkitis Kronik
12
• Bronkitis Kronik
DIAGNOSIS
Asma
DIAGNOSIS Bronkiektasis
BANDING Tuberkulosis
TATALAKSANA
Non farmakologis :
• Tirah baring
• Observasi tanda vital (tekanan darah, Farmakologis :
nadi, suhu, respirasi, saturasi)
• Observasi darah rutin PO. Cefixime tablet 2x200mg
• Menghindari paparan asap rokok PO. Ambroxol 2Cx1 (10ml)
PO. Paracetamol 3x500 mg
• Edukasi pasien dan keluarga mengenai
perjalanan penyakitnya, mulai faktor
risiko, terapi, dll
Prognosis
• Quo Vitam : Dubia ad bonam
• Quo Functionam : Dubia ad bonam
• Quo Sanactionam : Dubia ad bonam
BRONKITIS KRONIK
Definisi
Kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam
setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut-turut, tidak disebabkan penyakit lainnya
Epidemiologi
Menurut Pusat Statistik Kesehatan Nasional 2009 melaporkan 67,8 % pasien dengan bronkitis
kronik adalah perempuan.
Faktor Resiko
Riwayat merokok
Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja
Hipereaktivitis bronkus
Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang
Kejadian bronkitis kronik pada perokok saat ini adalah 42 %. Namun, CB telah dijelaskan dalam 4
sampai 22% dari non perokok menunjukkan bahwa faktor risiko lain mungkin ada. Faktor risiko
potensial lainnya termasuk eksposur inhalasi untuk bahan bakar biomassa, debu, dan asap kimia.
16
PATOFISIOLOGI
17
BRONKITIS KRONIK
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Pemeriksaan laboratorium
Darah rutin : Hb, Ht dan leukosit boleh didapatkan meningkat
Analisa gas darah : Hipoksia dan hiperkapnia
Pasien datang ke poli paru dengan keluhan batuk berdahak sejak 3,5 bulan SMRS. Batuk
dirasakan terus-menerus dan disertai dengan dahak. Dahak (+) berwarna putih-kekuningan. Ada
riwayat batuk disertai lendir dan darah ± 1 minggu SMRS frekuensi 1x » Keluhan pasien yaitu
batuk berdahak sesuai dengan teori bronkitis yaitu peningkatan produksi lendir/dahak didalam
saluran nafas. Pasien mengeluhkan batuk dialami sudah 3,5 bulan yang berarti kronik.
Riwayat batuk lama (-) Riwayat konsumsi OAT (-). Riwayat merokok (-), ayah dan saudara pasien
perokok aktif dan sudah lama merokok. Sesak (+) dan pasien mengeluh dada terasa berat. Nyeri
dada (-). demam (+) sejak ± 1 minggu SMRS, demam terus menerus. Menggigil (-), sakit kepala (-
), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-), nafsu makan baik, penurunan berat badan (-) » Ayah dan
saudara pasein merokok merupakan faktor predisposisi terjadinya bronkitis kronik yaitu terpajan zat iritan
26
*Created with the 3-D Format & 3-D Rotation functions
ANALISIS KASUS
27
*Created with the 3-D Format & 3-D Rotation functions
KESIMPULAN
Bronkitis kronis adalah suatu kondisi peningkatan pembengkakan dan lendir (dahak atau sputum)
produksi dalam tabung pernapasan (saluran udara). Obstruksi jalan napas terjadi pada bronkitis
kronis karena pembengkakan dan lendir ekstra menyebabkan bagian dalam tabung pernapasan lebih
kecil dari normal. Diagnosis bronkitis kronis dibuat berdasarkan gejala batuk yang menghasilkan
lendir atau dahak di hampir setiap hari, selama tiga bulan, selama dua tahun atau lebih (setelah
penyebab lain untuk batuk telah dikeluarkan).
Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara yang lazim di daerah industri. Polusi udara
yan terus menerus juga merupakan predisposisi infeksi rekuren karena polusi memperlambat
aktivitas silia dan fagositsis, sehingga timbunan mukus menigkat sedangkan mekanisme
pertahanannya sendiri melemah.
28
*Created with the 3-D Format & 3-D Rotation functions
TERIMA KASIH
29