Anda di halaman 1dari 5

Tugas Individu : Pelatihan Jabfung Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

Nama : Yunarni, SKM, M.Kes


Materi : Pelaksanaan Advokasi Kesehatan

Pokok Bahasan 2. IDENTIFIKASI

SASARAN TERSIER

Sasaran tersier dalam advokasi kesehatan adalah para penentu kebijakan dan
untuk menentukan sasaran tersier yang akan diadvokasi maka sebaiknya harus
dipetakan terlebih dahulu dengan menggunakan metode analisa pemercaya
(stakeholders). Misalnya sasaran advokasi pejabat pemerintah, legislatif,
eksekutif dan yudikatif, para petugas kesehatan, para media massa, wartawan,
dunia usaha/swasta. Juga kelompok yang bertentangan, untuk mendapatkan
saling pengertian, mungkin bisa dipengaruhi terhadap isu yang akan dibahas.

Analisa pemercaya (stakeholder) dapat menggunakan analisis publik.

Cara melakukan analisis publik adalah dengan menjawab beberapa pertanyaan


di bawah ini:

Hasil
No. Analisis Publik Analisis
Publik
1 Unsur/instansi pemerintah mana yang berwewenang
membuat kebijakan publik terkait dengan upaya
pemecahan masalah kesehatan tersebut ?
2 Bentuk kebijakan apa yang bisa dibuat/dilaksanakan oleh
masing-masing unsur/instansi pemerintah itu ?
3 Bagaimana nilai kepentingan (value) yang berkembang
pada masing-masing unsur/instansi pemerintah tersebut
terhadap masalah ini ?
4 Sumberdaya (resources) apa yang dimiliki masing-masing
unsur/instansi pemerintah tersebut yang dapat mendukung
upaya mengatasi masalah ini dan seberapa besarkah?
5 Siapa saja/kelompok masyarakat mana yang akan
mendapat manfaat apabila masalah ini ditanggulangi
melalui proses advokasi ?
6 Bagaimana nilai kepentingan (value) yang berkembang
pada masing-masing pihak tersebut terhadap masalah ini?
7 Sumberdaya (resources) apa yang dimiliki oleh pihak-
pihak tersebut yang dapat dipergunakan dalam mendukung
upaya pemecahan masalah ini dan seberapa besar ?
8 Program-program komunikasi potensial apa yang dapat
dipergunakan untuk mendukung kegiatan advokasi
kesehatan terkait dengan upaya pemecahan masalah ini?
Hasil
No. Analisis Publik Analisis
Publik
9 Adakah jejaring yang mampu melakukan/ mendukung
kegiatan advokasi kesehatan ini, sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.
10 Apa saja sumberdaya / dana yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan advokasi untuk mengatasi masalah
ini?.

DATA-DATA STRATEGI UNTUK MELAKUKAN PENDEKATAN

1. Data-data yang diperlukan untuk mengemas issu strategis

Adanya data dan riset pendukung sangat penting agar keputusan yang dibuat
berdasarkan informasi yang tepat dan benar. Karena itu data dan riset
diperlukan dalam menentukan masalah yang akan diadvokasi, identifi kasi
solusi pemecahan masalah, maupun penentuan tujuan yang realistis. Selain itu,
adanya data dan fakta tersebut seringkali sudah bisa menjadi argumentasi yang
sangat persuasif. Berdasarkan data dan fakta yang diperoleh maka disusunlah
suatu analisis masalah dan kemudian dikemas menjadi issu strategis dengaan
menggunakan analisa issu yang kemudian akan disampaikan dalam
pelaksanaan kegiatan advokasi kesehatan melalui media/kit advokasi
kesehatan.

2. Pendekatan Advokasi Kesehatan

Ada lima pendekatan utama dalam advokasi kesehatan yaitu; melibatkan para
pemimpin, bekerja dengan media massa, membangun kemitraan, memobilisasi
masyarakat dan membangun kapasitas, secara ringkas dapat dijelaskan sebagai
berikut;

a. Melibatkan Para Pemimpin.


Para pembuat undang-undang, pemimpin politik, para pembuat kebijakan,
dan para penentu keputusan sangat berpengaruh dalam menciptakan
perubahan yang terkait dengan isu-isu sosial, termasuk kesehatan,
pendidikan dan kependudukan. Karena sangat penting melibatkan mereka
semaksimum mungkin untuk membahas isu yang akan diadvokasi.

Mereka dapat didekati secara formal maupun informal melalui kunjungan


individu, wawancara, dialog, seminar atau diskusi. Bila mereka anggota
DPR/DPRD pertemuan dapat diatur pertemuan dengan legislatif atau
parlemen yang merupakan pekerjaan sehari-hari mereka.

b. Bekerja dengan Media Massa.


Media Massa sangat penting berperan dalam membentuk opini publik.
Media massa juga sangat kuat dalam mempengaruhi persepsi public atas isu
atau masalah tertentu. Mengenal, membangun dan menjaga kemitraan
dengan media massa sangat penting dalam proses advokasi. Kenali dan
identifi kasi para wartawan yang sering menulis isu kesehatan di media
massa tertentu. Lakukan identifi kasi berbagai jenis media massa dan
jaringan organisasinya seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi
Jurnalis Independen (AJI), dll.

c. Membangun Kemitraan.

Dalam upaya advokasi sangat penting dilakukan membuat jejaring,


kemitraan yang berkelanjutan dengan individu, organisasi profesi,
organisasi masyarakat dan sektor lain yang bergerak dalam isu yang sama
perlu dipertahankan sesuai dengan perannya masing-masing. Model
kemitraan yang tidak mengikat akan lebih langgeng. Prinsip kemitraan
seperti, kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan menjadi acuan
untuk mencari mitra yang cocok untuk advokasi kesehatan.

d. Memobilisasi Massa.

Memobilisasi massa merupakan suatu proses mengorganisasikan individu


yang telah termotivasi ke dalam kelompok-kelompok atau
mengorganisasikan kelompok yang sudah ada. Dengan mobilisasi agar
motivasi individu dapat diubah menjadi tindakan kolektif. Pada tahap awal
dapat melibatkan orang yang mempunyai pengaruh dan dipercaya seperti
tokoh masyarakat, tokoh agama, mereka perlu diidentifi kasi serta diberi
informasi tentang isu advokasi yang dipilih. Juga kelompok mahasiswa,
pelajar yang mempunyai minat yang sesuai dengan isu advokasi dapat
dilibatkan untuk mobilisasi massa.

e. Membangun Kapasitas

Membangun kapasitas maksudnya melembagakan kemampuan untuk


mengelola program yang komprehensif dan membangun critical mass
pendukung yang memiliki ketrampilan advokasi. Kelompok profesi, LSM
juga kelompok diluar bidang kesehatan seperti WALHI (Wahana
Lingkungan Hidup Indomesia) yang bergerak dalam isu lingkungan,
kelompok advokasi untuk masyarakat miskin perkotaan, dan KUIS ( Koalisi
Untuk Indonesia Sehat) yang bergerak dalam advokasi kesehatan dalam
desentralisasi. Kegiatan membangun kapasitas dapat dilakukan dengan
pelatihan dan memberikan bantuan teknis oleh organisasi tertentu, misalnya
Asia Foundation, John Hopkins University.

Pokok Bahasan 3. PENYUSUNAN PERENCANAAN ADVOKASI


Perencanaan merupakan langkah yang sangat menentukan dalam suatu
kegiatan apapun, hingga ada suatu pernyataan yang menyebutkan “lebih baik
gagal merencanakan dari pada perencanaan yang gagal”. Demikian halnya
dengan kegiatan advokasi kesehatan perlu disusun perencanaannya secara baik
dan benar.

Analisis situasi merupakan langkah awal dalam menyusun perencanaan


kegiatan advokasi kesehatan. Perencanaan pada dasarnya merupakan proses
penetapan tujuan dan sasaran, serta penetapan cara pencapaian tujuan dan
sasaran yang diharapkan. Perencanaan adalah serangkaian kegiatan dimana
keputusan yang dibuat dituangkan dalam bentuk tindakan. Perencanaan
merupakan salah satu siklus dari proses pemecahan masalah untuk mengubah
posisi yang ada saat ini kepada posisi yang diinginkan. Menurut
Tjokroamidjojo (1992, 12-14) perencanaan sebagai suatu cara bagaimana
mencapai tujuan sebaik-baiknya (maximum output) dengan sumber-sumber
yang ada supaya lebih efi sien dan efektif. Dengan demikian, maka terdapat 5
(lima) hal pokok yang perlu diketahui dalam perencanaan, yaitu: 1)
permasalahan yang ada, 2) ketersediaan sumberdaya, 3) tujuan serta sasaran
yang ingin dicapai, 4) kebijakan yang ada serta 5) jangka waktu pencapaian
tujuan.

Tujuan penyusunan perencanaan advokasi kesehatan adalah: mengarahkan


sumberdaya yang ada untuk pencapaian tujuan advokasi kesehatan dalam
upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat yang ada, pada waktu
tertentu. Selain itu, perlu mendapatkan kejelasan tentang upaya yang harus
dilakukan secara sistematis mengarah pada tujuan program yang akan dicapai
dalam waktu tertentu.

Manfaat penyusunan perencanaan kegiatan advokasi kesehatan adalah 1)


memusatkan perhatian pada tujuan yang ingin dicapai; 2) mengurangi resiko
ketidak pastian terhadap proses kegiatan yang harus dilakukan; 3) mencegah
pemborosan sumberdaya, dan mengoptimalkan penggunaan sumberdaya secara
efektif dan efi sien untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai; 4) kegiatan
terjadwal dengan baik; 5) menjadi dasar bagi fungsi manajemen yang lain,
yaitu pelaksanaan, pengawasan, pemantauan dan penilaian.

Ciri-ciri perencanaan advokasi kesehatan yang baik adalah 1) mengarah pada


upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat yang ada di wilayah tersebut;
2) sesuai dengan tugas pokok, kewenangan serta pencapaian indikator kinerja
program kesehatan;.3) memperhatikan sumberdaya dan kapasitas yang ada; 4)
melibatkan berbagai pihak potensial terkait; 5) bersifat fl eksibel, artinya
memungkinkan diadakan perubahan-perubahan di dalam rencana tanpa
mengganggu hasil akhirnya. Perancanaan dapat sewaktu-waktu berubah kareba
adanya tuntutan situasi dan kondisi yang ada; 6) memperhatikan kendala-
kendala yang ada. Dalam menyusun rencana seorang perencana harus melihat
kendalakendala yang ada, baik yang datang dari luar maupun dari dalam,
termasuk adanya peraturan-peraturan pemerintah, kapasitas tenaga, kondisi
sosial budaya masyarakat dan pejabat publik.

Hal yang penting adalah dalam membuat perencanaan advokasi kesehatan


harus menetapkan batasan-batasan yang jelas, misalnya: prosedur, rincian jenis
kegiatan, tujuan, sasaran, kebijakan yang ada, kebijakan yang perlu dibuat
disetiap jenjang administrasi termasuk adanya kebijakan-kebijakan khusus
dalam mendukung upaya pemecahan masalah kesehatan atau pencapaian
indikator kinerja program kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai