Anda di halaman 1dari 7

RINGKASAN

PENDAHULUAN

1. ANALISIS SITUASI

Setiap keluarga memiliki cara untuk menyelesaikan masalahnya


masing-masing, apabila masalah masalah diselesaikan secara baik dan
sehat maka setiap anggota keluarga akan mendapatkan pelajaran yang
berharga yaitu menyadari dan mengerti perasaan, kepribadian dan
pengandalian emosi tiap anggota keluarga. Sehingga terwujudlah
kebahagian dalam keluarga. Peneyelesaian konflik secara sehat terjadi bila
masing-masing anggota keluarga tidak mengedepankan kepentingan
pribadi, mencari akar permasalahan dan membuat solusi yang sama-sama.
Menguntungkan anggota keluarga melalui komunikasi yang baik dan
lancar. Disisi lain,apabila konflik diselesaikan secara tidak sehat maka
konflik akan semakin sering terjadi dalam keluarga. Penyelesaian masalah
dilakukan dengan amarah yang berlebilebihan, hentak-hentakkan fisik
sebagai pelempiasan kemarahan, teriakkan dan makian maupun ekspresi
wajah menyeramkan. Terkadang muncul prilaku seperti menyerang,
memaksa, mengancam atau melakukan kekerasan fisik.

Perilaku seperti ini dapat dikatakan pada tindakan kekerasan dalam


rumah tangga (KDRT) yang di artikan setiap perbuatan terhadap seseorang
terutama perempuan, yang akibatkan timbulnya kesangsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, psikologi, dan penelantaraan rumah
tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah
tangga. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan fenomena
sosialyang telah berlangsung lama dalam sebagian rumah tangga di dunia,
termasuk diIndonesia. Jika selama ini kejadian tersebut nyaris tidak
terdengar, hal itu lebih disebabkan adanya anggapan dalam masyarakat
bahwa kekerasan dalam rumah tangga merupakan peristiwa yang tabu
untuk di bicarakan secara terbuka untuk umum. Walaupun kekerasan
dalam rumah tangga telah berlangsung sejak lama dan meluas di berbagai
lapisan sosial masyarakat, namun sulit sekali untuk mendapatkan data
lengkap pada setiap negara untuk kasus kekerasan domestik tersebut.

a. Lokasi

Lokasi penelitian yang diambil untuk penelitian mengenai


“Pendidikan Kritis Bagi Perempuan dalam Ketahanan Keluarga”
berlokasi di Desa Bukit Biru, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten
Kutai Kartanegara, Tenggarong, Kalimantan Timur. Penelitian lokasi
di Desa Bukit Biru khususnya Desa yang berada di Jalan Swadaya
merupakan sebuah desa yang dulunya merupakan desa transmigrasi
yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebagian besar
penduduknya bekerja di sektor pertanian khususnya padi sawah.
Pemilihan lokasi ini didasarkan pada adanya subyek anak yang
berumur 4 tahun yang menerima kekerasan berupa fisik dan verbal
oleh ibu tiri dan bapak kandungnya yang terus menerima kekerasan
tanpa mendapat bimbingan dan teguran dari orang sekitar. Dari segi
lokasi Desa Bukit Biru termasuk daerah perdesaan yang cukup dekat
dengan akses kota. Walaupun demikian, masyarakat masih terlihat
harmonis dan masih saling berinteraksi dengan baik antara satu
dengan yang lainnya. Rasa kekeluargaan masih sangat terasa di Desa
Bukit Biru

b. Ayah sebagai kepala keluarga

Ayah bertanggung jawab secara primer terhadap kebutuhan


finansial keluarga. Ayah juga turut memberikan kontribusi penting
bagi perkembangan anak, pengalaman yang dialami bersama dengan
ayah, akan mempengaruhi seorang anak hingga dewasa nantinya.
Walaupun penelitan tentang ayah terus meningkat selama tiga dekade,
namun penelitian yang membahas tentang keluarga, lebih banyak
difokuskan pada figur ibu (Roggman,dkk,2002). Bermain dengan
anak, dukungan emosional, monitoring, dan hal yang berkaitan
dengan disiplin dan aturan cenderung dibagi bersama oleh ayah dan
ibu. Lamb,dkk (dalam Palkovits,2002) membagi keterlibatan ayah
dalam 3 komponen yaitu ; 1. Paternal engagement: pengasuhan yang
melibatkan interaksi langsung antara ayah dan anaknya, misalnya
lewat bermain, mengajari sesuatu, atau aktivitas santai lainnya. 2.
Aksesibiltas atau ketersediaan berinteraksi dengan anak pada saat
dibutuhkan saja. Hal ini lebih bersifat temporal. 3. Tanggung jawab
dan peran dalam hal menyusun rencana pengasuhan bagi anak. Pada
komponen ini ayah tidak terlibat dalam pengasuhan (interaksi) dengan
anaknya. Melihat dari perspektif anak, keterlibatan ayah diasosiasikan
dengan ketersediaan kesempatan bagi anak untuk melakukan sesuatu,
kepedulian, dukungan dan rasa aman. Anak yang ayahnya terlibat
dalam pengasuhan dirinya akan memiliki kemampuan sosial dan
kognitif yang baik, serta kepercayaan diri yang tinggi
(Palkovits,2002). Hal ini terjadi bila ayah mengembangkan model
pengasuhan yang positif. Keterlibatan akan menimbulkan efek yang
negatif apabila dalam praktek pengasuhannya, ayah menunjukkan
perilaku negatif, dan melibatkan hukuman fisik. Dari hal diatas dapat
disimpulkan keterlibatan ayah dalam pengasuhan akan membawa
manfaat besar bagi perkembangan anak, hanya apabila keterlibatan
tersebut cocok, hangat, bersifat positif, membangun dan memfasilitasi
anak untuk berkembang.

c. Perempuan sebagai ibu rumah tangga

Ibu rumah tangga adalah seorang wanita yang pekerjaan


utamanya adalah menjalankan atau mengelola rumah keluarganya,
merawat dan mendidik anak-anaknya, memasak dan menyimpan
makanan, membeli barang- barang kebutuhan keluarga sehari-hari,
membersihkan dan memelihara

Mendidik anak adalah perbuatan yang dilakukan orang tua


terhadap anaknya dengan memberikan segala kasih sayang, tenaga
tanpa pamrih. Seorang ibu yang mengajarkan anak-anaknya akan
perbuatan baik buruk sesuai norma yang berlaku. Seorang ibu yang
menyusui anak-anaknya, memasak dan menyuapi anak-anaknya,
memandikan serta memegang peranan yang tidak kalah pentingnya
bagi perkembangan dan kemajuan sekolah putra-putri mereka.

Moser (Daulay, 2001: 34). Bahwa relasi gender dalam rumah


tangga pada dasarnya menempatkan perempuan untuk melaksanakan
tiga tanggungjawab, yaitu: 1. Tanggungjawab bidang reproduksi
Bidang reproduksi meliputi aktivitas yang ditujukan untuk
pengasuhan dan pendidikan anak serta tugas-tugas domestik yang
diperlukan untuk menjamin keberlangsungan reproduksi dari anggota
rumah tangga yang bekerja, dengan demikian tugas dan
tanggungjawab perempuan tidak hanya meliputi reproduksi biologis
tetapi juga pelayanan dan keberlangsungan kerja dari suami dan anak-
anak yang bekerja atau yang masih sekolah. 2. Tanggungjawab bidang
produktif Bidang produktif meliputi aktivitas yang dilakukan untuk
memperoleh imbalan dalam bentuk uang atau barang. 3.
Tanggungjawab bidang pengelola komunikasi Bidang pengelola
komunikasi meliputi aktivitas yang di lakukan pada tingkat
komunikasi sebagai peluasan tugas dan tanggungjawab reproduksi.
Kegiatan ini untuk mendukung ketersediaan dan sarana dari
sumberdaya yang terbatas, tugas dan tanggungjawab perempuan ini
tampak lebih melekat pada perempuan lapisan bawah.
2. PERMASALAHAN MITRA
3. SOLUSI PERMASALAHAN
METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini adalah pendampingan dan


pemberdayaan masyarakat menggunakan strategi bimbingan kelompok.
Kemitraan adalah upaya untuk melibatkan berbagai sektor kelompok
masyarakat, lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk berkerja
sama dalam mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan prinsip
dan peranan masing-masing.

Kemiteraan adalah suatu kerja sama yang formal antara individu-


individu, kelompok-kelompok atau organisasi untuk mencapai tujuan
tertentu. Adapun tujuan kemitraan diantaranya:

1. Membantu agar mereka yang dibimbing dapat bertindak seefisien


mungkin
2. Membantu agar seseorang atau keluarga menjadi sadar akan
kemampuan dirinya akan kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan
jasmani, rohani maupun sosial, sadar akan kepentingan-kepentingannya
dan sadar akan tujuan-tujuannya
3. Untuk menggerakkan kekuatan anggota keluarga dan keluarga agar
dapat berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia berada,
dengan hasil yang nyata.
4. Membantu seseorang atau keluarga untuk mendapat keterampilan dan
kecakapan dalam mengurus diri dan keluarganya, dan menjadi seorang
ibu rumah tangga yang memiliki keterampilan dan menjadi seseorang
yang kreatif dalam mengerjakan berbagai bentuk seni kriya yang
bermanfaat dan menghasilkan nilai jual, memperkembangkan atau
memajukan keluarga dengan jalan
a. Memberikan pendidikan dan menerangkan mengenai
kemungkinan-kemungkinan tercapainya tujuan sesuai dengan
kemampuannya
b. Mencari jalan dan cara-cara untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut
c. Mengembangkan nilai-nilai kebudayaan dan kemasyarakatan
yang sesuai dengan tujuan tersebut
a. Bimbingan dan Konseling Keluarga

Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu
bimbingan dan konseling. Dalam praktik, bimbingan dan konseling
merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya
merupakan bagian yang integral.1 Menurut Winkel istilah bimbingan
merupakan terjemahan dari kata “guidance” yang kata dasarnya “guide”
yang memiliki arti menunjukkan jalan showing the way, mengarahkan
governing dan memberi nasehat giving advice. Sedangkan istilah yang
diadopsi dari bahasa inggris “counseling” didalam kamus artinya dikaitkan
dengan kata “counsel” yang berarti anjuran dan pembicaraan dengan
bertukar pikiran. Tujuan umum konseling keluarga: (a) Membantu, anggota-
anggota keluarga belajar dan menghargai secara emosional bahwa dinamika
keluarga adalah kaitmengait diantara anggota keluarga. (b) Untuk
membantu anggota keluarga agar menyadari tentang fakta jika satu anggota
keluarga bermasalah, maka akan mempengaruhi kepada persepsi,
ekspektasi, dan interaksi anggota-anggota lain. (c) Agar tercapai
keseimbangan yang akan membuat pertumbuhan dan peningkatan setiap
anggota. (d) Untuk mengembangkan penghargaan penuh sebagai pengaruh
dari hubungan parental. Tujuan khusus konseling keluarga: (a) Untuk
meningkatkan toleransi dan dorongan anggota-anggota keluarga terhadap
cara-cara yang istimewa (idiocyncratic ways) atau keunggulan-keunggulan
anggota lain. (b) Mengembangkan toleransi terhadap anggota-anggota
keluarga yang mengalami frustasi atau kecewa, konflik, dan rasa sedih yang
terjadi karena faktor sistem keluarga atau di luar sistem keluarga. (c)
Mengembangkan motif dan potensi-potensi, seperti anggota keluarga
dengan cara mendorong (men-support), memberi semangat, dan
mengingatkan anggota tersebut. (d) Mengembangkan keberhasilan persepsi
diri orang tua secara realistik dan sesuai dengan anggota-anggota lain

Maka dalam penelitian ini hal bimbingan kelompok adalah layanan


bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok dimulai dengan
perencanaan, pelaksanaa, evaluasi, analisis hasil evaluasi, tindak lanjut, dan
laporan

Anda mungkin juga menyukai