BAB III
PENGUJIAN ASPAL
3.1.2 Peralatan
a. Termometer;
b. Bak perendam yang dilengkapi pengatur suhu dengan ketelitian (25 ±
0,1) 0C;
c. Piknometer dengan kapasitas 50 ml;
d. Air suling sebanyak 1000 ml;
e. Bejana gelas kapasitas 1000 ml.
Kelompok 4
Praktikum Perkerasan Jalan 22
Kelompok 4
Praktikum Perkerasan Jalan 23
Maka,
(C A)
BJ
(B A) (D C)
(61,30 29,73)
BJ = 1,0151gr/cm3 ≈ 1,0151 gr/cm3
(79,59 29,73) (80,06 61,30 )
Hasil pengujian berat jenis aspal keras dengan menggunakan piknometer
didapatkan berat jenis aspal keras = 1,0151 gr/cm3 dapat dilihat pada lampiran B-
II.
3.1.6 Kesimpulan
Berat jenis aspal ini digunakan untuk menentukan pemakaian aspal di
lapangan, karena kadar aspal yang dipakai adalah dalam perbandingan berat, yaitu
berat aspal dibandingkan berat agregat dalam persen. Dari kadar aspal ini dapat di
hitung berat aspal ataupun volume aspal yang akan dipakai di lapangan.
Kelompok 4
Praktikum Perkerasan Jalan 24
Bacalah jarak antara pemegang cetakan, pada saat sampel putus (dalam
cm). selama percobaan berlangsung sampel harus terendam sekurang-kurangnya
2,5 cm di bawah permukaan air dan suhu harus dipertahankan tetap (25±0.5) oC.
Kelompok 4
Praktikum Perkerasan Jalan 25
Daktalitas pada 25 0C
Kode Benda Uji
5 cm per menit
Pengamatan ke I
1 120 cm
2 120 cm
3 120 cm
Rata-rata 120 cm
3.2.6 Kesimpulan
Kelompok 4
Praktikum Perkerasan Jalan 26
3.3.2 Peralatan
Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa
gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm. Pemegang jarum
seberat (45,7 ± 0,05) gram yang dapat dilepas dengan mudah dan alat
penetrasi untuk peneraan.
Pemberat sebesar (50 ± 0,05) gram dan (100 ± 0,05) gram masing-masing
dipergunakan untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gram dan 200
gram.
Jarum penetrasi terbuat dari stainless steel mutu 440 ̊ C, atau HRC 54
sampai 60. Ujung jarum harus berbentuk kerucuet terpancung.
Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan
dasar yang rata.
Bak perendam (waterbath), terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari
10 liter dan dapat menahan suhu tertentu dengan ketelitian lebih kurang
0,1 ̊ C, bejana dilengkapi dengan pelat dasar berlubang-lubang, terletak 50
mm dari atas dasar bejana, permukaan air sekurang-kurangnya 150 ml
diatas pelat dasar berlubang.
Tempat air untuk benda uji ditempatkan di bawah alat penetrasi, tempat
tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml, dan tingginya yang
cukup untuk merendam benda uji tanpa bergerak.
Pengukur waktu (stop watch), jika alat penetrasi bukan otomatis.
Untuk pengukuran penetrasi dengan tangan diperlukan stop watch dengan
skala pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dan kesalahan tertinggi 0,1
detik per detik, untuk pengukuran penetrasi dengan alat otomatis,
kesalahan alat tersebut tidak boleh melebihi 0,1 detik.
Kelompok 4
Praktikum Perkerasan Jalan 27
Kelompok 4
Praktikum Perkerasan Jalan 28
Toleransi 2 4 6 8
3.4 Titik Lembek Aspal (Softening Point with Ring and Ball Test)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui suhu dimana aspal mulai
lembek dan dapat digunakan dengan menggunakan alat Ring and Ball. Suhu ini
pun yang menjadi acuan dilapangan atas kemampuan aspal menahan suhu
permukaan yang terjadi untuk tidak lembek sehingga dapat mengurangi daya
lekatnya.
Kelompok 4
Praktikum Perkerasan Jalan 29
3.4.2 Peralatan
a. Cincin kuningan;
b. Bola baja, diameter 9,53 mm berat 3,45 gr sampai 3,55 gram;
c. Dudukan benda uji, lengkap dengan pengaruh bola baja dan plat dasar
yang mempunyai jarak tertentu;
d. Bejana gelas tahan pemanasan mendadak diameter 8,5 cm dengan
tinggi ± 12 cm berkapasitas 800 ml;
e. Termometer;
f. Penjepit dan
g. Alat pengarah bola.
Kelompok 4
Praktikum Perkerasan Jalan 30
c. Isi bejana dengan air suling baru, dengan suhu (5 ± 1)0C sehingga tinggi
permukaan air berkisar antara 101,6 sampai 108 mm.
d. Letakkan piknometer yang sesuai untuk pekerjaan ini diantara kedua
benda uji (kurang lebih 12,7 mm dari tiap cincin).
e. Periksalah dan aturlah jarak antara permukaan pelat dasar benda uji
sehingga menjadi 25,4 mm.
f. Letakkan bola-bola baja bersuhu 5 0C menggunakan penjepit dengan
memasang kembali pengarah bola.
g. Panaskan bejana sehingga kenaikan suhu menjadi 5 0C permenit.
Kecepatan pemanasan rata-rata awal dan akhir pekerjaan ini. Untuk 3
menit pertama perbedaan kecepatan pemanasan tidak boleh melebihi
0,5 0C.
3.4.6 Kesimpulan
Titik lembek aspal adalah besarnya suhu dimana suatu aspal secara khusus
mencapai derajat kelembekan (mulai meleleh) di bawah kondisi spesifik dari test.
Untuk aspal keras, besarnya titik lembek dihitung berdasarkan Test Ring dan Ball
(Ring and Ball Aparatus). Spesifikasi Bina Marga (1983) tentang titik lembek
untuk aspal keras Grade 60/70 (Ring and Ball Test) seperti yang dipakai dalam
pengujian ini adalah (49 – 52)°C. Titik lembek yang diperoleh pada pengujian ini
adalah 50,5°C, jadi memenuhi standar dan aspal dapat dipakai pada campuran
atau sebagai bahan lapisan perkerasan.
Kelompok 4
Praktikum Perkerasan Jalan 31
Kelompok 4