Anda di halaman 1dari 11

Praktikum Perkerasan Jalan 21

BAB III
PENGUJIAN ASPAL

3.1 Berat Jenis Aspal Keras (Specific Gravity of Bituminios)


Pengujian ini bertujuan untuk mengukur berat jenis aspal dengan
menggunakan piknometer serta berdasarkan perbandingan berat di udara dengan
berat di dalam air.

3.1.1 Prosedur Pengujian


Prosedur pengujian berdasarkan SK SNI M-30-1990-F.

3.1.2 Peralatan
a. Termometer;
b. Bak perendam yang dilengkapi pengatur suhu dengan ketelitian (25 ±
0,1) 0C;
c. Piknometer dengan kapasitas 50 ml;
d. Air suling sebanyak 1000 ml;
e. Bejana gelas kapasitas 1000 ml.

3.1.3 Benda uji


a. Benda uji adalah contoh aspal padat sebanyak ±100 gram.
b. Panaskan contoh bitumen keras sampai menjadi cair dan aduklah
untuk mencegah pemanasan setempat. Pemanasan contoh untuk ter
tidak lebih dari 560C diatas titik lembek.
c. Bersihkan, keringkan dan timbanglah piknometer dengan ketelitian
0,1 mg (A) gram.

3.1.4 Langkah-langkah Pengujian


a. Isilah bejana dengan air suling sehingga diperkirakan bagian atas
piknometer yang terendam adalah 40 mm. Kemudian rendam dan

Kelompok 4
Praktikum Perkerasan Jalan 22

jepitlah bejana tersebut dalam bak perendam sehingga terendam


sekurang-kurangnya 100 mm.
b. Aturlah suhu bak perendam pada suhu 250C.
c. Angkatlah bejana dari bak perendam, dan isilah piknometer dengan air
suling kemudian tutuplah piknometer tanpa ditekan.
d. Letakkan piknometer ke dalam bejana dan tekanlah penutup hingga
rapat, kembalikan bejana berisi piknometer ke dalam bak perendam
selama sekurang-kurangnya 30 menit, kemudian angkatlah piknometer
dan keringkan dengan lap. Timbanglah dengan ketelitian 1 mg (B)
gram.
e. Tuangkan benda uji tersebut ke dalam piknometer yang tealah kering
hingga terisi ¾ bagian isi piknometer.
f. Biarkan piknometer sampai dingin, waktu tidak kurag dari 40 menit
dan timbanglah dengan ketelitian 1 mg (B) gram.
g. Isilah piknometer yang berisi benda uji dengan air suling dan tutuplah
tanpa ditekan, diamkan agar gelembung-gelembung udara keluar.
h. Angkatlah bejana dari bak perendam dan letakkan piknometer di
dalamnya dan kemudian tekanlah penutup hingga rapat. Masukkan dan
diamkan bejana ke dalam bak perendam selama sekurang-kurangnya
30 menit.
i. Angkat, keringkan dan timbanglah dengan ketelitian 1 mg (D) gram.

3.1.5 Perhitungan dan Pelaporan


Berat jenis dihitung dengan rumus :
(C  A)
BJ 
(B  A)  (D  C)

A = berat piknometer kosong = 29,73 gram


B = berat piknometer berisi air = 79,59 gram
C = berat piknometer berisi aspal = 61,30 gram
D = berat piknometer berisi aspal dan air = 80,06 gram

Kelompok 4
Praktikum Perkerasan Jalan 23

Maka,
(C  A)
BJ 
(B  A)  (D  C)
(61,30  29,73)
BJ  = 1,0151gr/cm3 ≈ 1,0151 gr/cm3
(79,59  29,73)  (80,06  61,30 )
Hasil pengujian berat jenis aspal keras dengan menggunakan piknometer
didapatkan berat jenis aspal keras = 1,0151 gr/cm3 dapat dilihat pada lampiran B-
II.

3.1.6 Kesimpulan
Berat jenis aspal ini digunakan untuk menentukan pemakaian aspal di
lapangan, karena kadar aspal yang dipakai adalah dalam perbandingan berat, yaitu
berat aspal dibandingkan berat agregat dalam persen. Dari kadar aspal ini dapat di
hitung berat aspal ataupun volume aspal yang akan dipakai di lapangan.

3.2 Daktilitas Bahan-bahan Bitumen (Ductility of Bituminous Materials)


Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kekenyalan aspal yang
dinyatakan dengan panjang pemuluran aspal yang dapat tercapai hingga sebelum
putus. Daktilitas ini tidak menyatakan kekuatan tarik aspal.

3.2.1 Prosedur Pengujian


Prosedur Pengujian berdasarkan SK SNI M-18-1990-F.
3.2.2 Peralatan
 Cetakan kuningan daktilitas,
 Pelat atas catakan,
 Bak perendam,
 Termometer,
 Mesin uji yang dapat menjaga sampel tetap terendam, tidak
menimbulkan getaran selama pemeriksaan dan dapat menarik benda
uji dengan kecepatan tetap,
 Alat pemanas untuk mencairkan bitumen keras,

Kelompok 4
Praktikum Perkerasan Jalan 24

 Methyl alcohol teknik dan sodium klorida teknik.

3.2.3 Benda Uji


 Susun bagian-bagian cetakan kuningan,
 Lapisi bagian atas dan bawah cetakan serta permukaan pelat alas
cetakan dengan bahan campuran dextrin dan glycerin atau amalgam,
 Pasang cetakan daktilitas di atas pelat dasar,
 Panaskan contoh bitumen kira-kira 100 gram sehingga cair dan dapat
dituang. Untuk menghindarkan pemanasan setempat, lakukan dengan
hati-hati. Pemanasan dilakukan sampai suhu antara 80 sampai 100 oC
di atas titik lembek.
 Tuangkan contoh bitumen dengan hati-hati ke dalam cetakan daktilitas
dari ujung ke ujung hingga penuh.
 Dinginkan cetakan pada suhu ruang 30 sampai 40 menit lalu
pindahkan seluruhnya ke dalam bak perendam yang telah disiapkan
pada suhu pemeriksaan (sesuai dengan spesifikasi) selama 30 menit.
 Ratakan permukaan contoh dalam cincin dengan pisau yang telah
dipanaskan sehingga permukaan rata.

3.2.4 Langkah-langkah Pengujian


a. Sampel didiamkan pada suhu 25 oC dalam bak perendam selama 85
sampai 95 menit, kemudian lepaskan cetakan sampel dari alasnya dan
lepaskan bagian samping dari cetakan.
b. Pasang cetakan daktilitas yang telah terisi sampel secara teratur dengan
kecepatan 5 cm/menit sampai sampel putus. Perbedaan kecepatan ±
5% masih diijinkan.

Bacalah jarak antara pemegang cetakan, pada saat sampel putus (dalam
cm). selama percobaan berlangsung sampel harus terendam sekurang-kurangnya
2,5 cm di bawah permukaan air dan suhu harus dipertahankan tetap (25±0.5) oC.

Kelompok 4
Praktikum Perkerasan Jalan 25

3.2.5 Perhitungan dan Pelaporan

Daktalitas pada 25 0C
Kode Benda Uji
5 cm per menit
Pengamatan ke I
1 120 cm
2 120 cm
3 120 cm
Rata-rata 120 cm

Tabel pengamatan lebih lengkap diperlihatkan pada lampiran B-III.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat pengujian, apabila sampel


menyentuh dasar mesin uji atau terapung pada permukaan air maka pengujian
dianggap gagal atau tidak normal. Untuk menghindari hal semacam itu maka berat
jenis air harus disesuaikan dengan berat jenis sampel dengan menambahkan
methyl alcohol atau sodium klorida. Apabila pengujian normal tidak berhasil
setelah dilakukan 3 kali, maka dilaporkan bahwa pengujian daktilitas bahan
bitumen tersebut gagal.

3.2.6 Kesimpulan

Daktalitas aspal digunakan untuk menentukan kekenyalan aspal pada saat


pelumuran aspal di lapangan. Lamanya waktu aspal terputus (panjangnya aspal)
pada saat pengujian tidak menentukan kuat tarik aspal.

3.3 Penetrasi Aspal (Penetration of Bituminous)


Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kekerasan aspal yang
dinyatakan dalam masuknya jarum dengan beban tertentu pada kurun waktu
tertentu pada suhu kamar. Tingkat kekerasan ini merupakan klarifikasi aspal.

Kelompok 4
Praktikum Perkerasan Jalan 26

3.3.1 Prosedur Pengujian


prosedur pengujian berdasarkan AASHTO T 49-89: 1990/ASTM D 5-86.

3.3.2 Peralatan
 Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa
gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm. Pemegang jarum
seberat (45,7 ± 0,05) gram yang dapat dilepas dengan mudah dan alat
penetrasi untuk peneraan.
 Pemberat sebesar (50 ± 0,05) gram dan (100 ± 0,05) gram masing-masing
dipergunakan untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gram dan 200
gram.
 Jarum penetrasi terbuat dari stainless steel mutu 440 ̊ C, atau HRC 54
sampai 60. Ujung jarum harus berbentuk kerucuet terpancung.
 Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan
dasar yang rata.
 Bak perendam (waterbath), terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari
10 liter dan dapat menahan suhu tertentu dengan ketelitian lebih kurang
0,1 ̊ C, bejana dilengkapi dengan pelat dasar berlubang-lubang, terletak 50
mm dari atas dasar bejana, permukaan air sekurang-kurangnya 150 ml
diatas pelat dasar berlubang.
 Tempat air untuk benda uji ditempatkan di bawah alat penetrasi, tempat
tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml, dan tingginya yang
cukup untuk merendam benda uji tanpa bergerak.
 Pengukur waktu (stop watch), jika alat penetrasi bukan otomatis.
 Untuk pengukuran penetrasi dengan tangan diperlukan stop watch dengan
skala pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dan kesalahan tertinggi 0,1
detik per detik, untuk pengukuran penetrasi dengan alat otomatis,
kesalahan alat tersebut tidak boleh melebihi 0,1 detik.

Kelompok 4
Praktikum Perkerasan Jalan 27

3.3.3 Benda Uji


 Panaskan contoh perlahan-lahan serta aduklah hingga cukup cair untuk
dapat dituangkan. Pemanasan contoh untuk ter tidak lebih dari 56 ̊ C
diatas titik lembek, dan untuk bitumen tidak lebih dari 100 ̊ C diatas titik
lembek. Waktu pemanasan tidak boleh melebihi 30 menit. Aduklah
perlahan-lahan agar udara tidak masuk ke dalam contoh.
 Setelah contoh cair merata, tuangkan kedalam tempat contoh dan diamkan
hingga dingin. Tinggi contoh dalam tempat tersebut tidak kurang dari
angka penetrasi ditambah 10 mm. Buatlah dua benda uji (duplo).
 Tutuplah benda uji agar bebas dari debu dan diamkan pada suhu ruang
selama 1 sampai 1,5 jam untuk benda uji dengan cawan berkapasitas 90 ml
dan 1,5 sampai 2 jam untuk benda uji dengan cawan berkapasitas 175 ml.

3.3.4 Langkah-langkah Pengujian


a. Letakkan benda uji dalam tempat air yang kecil dan masukkan tempat air
tersebut ke dalam bak perendam yang telah berada pada suhu yang
ditentukan. Diamkan dalam bak tersebut selama 1 sampai 1,5 jam untuk
benda uji dengan cawan berkapasitas 90 ml dan 1,5 sampai 2 jam untuk
benda uji dengan cawan berkapasitas 175 ml.
b. Periksalah pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan
bersihkan jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain kemudian
keringkan jarum tersebut dengan lap bersih dan pasanglah jarum pada
pemegang jarum.
c. Letakkan pemberat 50 gram diatas jarum untuk memperoleh beban sebesar
(100 ± 0,1) detik.
d. Pindahkan tempat air dari bak perendam ke bawah alat penetrasi.
e. Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh
permukaan benda uji. Kemudian aturlah angka 0 (nol) di arloji
penetrometer sehingga jarum penunjuk berimpit dengannya.
f. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalan stop watch selama jangka
waktu (5 ± 0,1) detik.

Kelompok 4
Praktikum Perkerasan Jalan 28

g. Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang berimpit


dengan jarum penunjuk, bulatkan hingga 0,1 mm terdekat.
h. Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk
pekerjaan berikutnya.
i. Lakukan pekerjaan diatas tidak kurang dari 3 kali untuk benda uji yang
sama, dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan dan tepi dinding berjarak
lebih dari 1 cm.

3.3.5 Perhitungan dan Pelaporan


 Nilai penetrasi dinyatakan sebagai rata-rata dari sekurang-kurangnya
dari 3 pembacaan gengan ketentuan bahwa hasil-hasil pembacaan
tidak melampaui ketentuan dibawah ini:
Hasil 1200
0 - 49 50 - 149 150 - 249
penetrasi

Toleransi 2 4 6 8

 Apabila perbedaan antara masing-masing pembacaan melebihi


toleransi, pemeriksaan harus di ulang.

Perhitungan pengujian Penetrasi dapat dilihat pada Lampiran B-IV.

3.4 Titik Lembek Aspal (Softening Point with Ring and Ball Test)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui suhu dimana aspal mulai
lembek dan dapat digunakan dengan menggunakan alat Ring and Ball. Suhu ini
pun yang menjadi acuan dilapangan atas kemampuan aspal menahan suhu
permukaan yang terjadi untuk tidak lembek sehingga dapat mengurangi daya
lekatnya.

3.4.1 Prosedur Pengujian


Prosedur Pengujian berdasarkan SK SNI M-20-1990-F

Kelompok 4
Praktikum Perkerasan Jalan 29

3.4.2 Peralatan
a. Cincin kuningan;
b. Bola baja, diameter 9,53 mm berat 3,45 gr sampai 3,55 gram;
c. Dudukan benda uji, lengkap dengan pengaruh bola baja dan plat dasar
yang mempunyai jarak tertentu;
d. Bejana gelas tahan pemanasan mendadak diameter 8,5 cm dengan
tinggi ± 12 cm berkapasitas 800 ml;
e. Termometer;
f. Penjepit dan
g. Alat pengarah bola.

3.4.3 Benda uji


a. Panaskan contoh aspal perlahan-lahan sambil diaduk terus menerus
hingga cair merata. Pemanasan dan pengadukan dilakukan perlahan-
lahan agar gelembung-gelembung udara cepat keluar.
b. Setelah cair merata tuanglah contoh ke dalam dua buah cincin. Suhu
pemanasan tidak melebihi 111 0C diatas titik lembeknya.
c. Panaskan dua cincin sampai mencapai suhu tuang contoh, dan letakkan
kedua cincin diatas plat kuningan yang telah diberi lapisan dari
campuran talk dan sabun.
d. Tuangkan contoh kedalam 2 cincin, diamkan pada suhu kurang-
kurangnya 8 0C dibawah titik lembeknya, sekurang-kurangnya 30
menit.
e. Setelah dingin. Ratakan permukaan contoh dalam cincin dengan pisau
yang telah dipanaskan.

3.4.4 Langkah-langkah Pengujian


a. Benda uji adalah aspal atau ter sebanyak ± 25 gram.
b. Pasang dan aturlah kedua benda uji diatas kedudukan dan letakkan
pengarah bola diatasnya. Kemudian seluruh peralatan tersebut
dimasukkan kedalam bejana gelas.

Kelompok 4
Praktikum Perkerasan Jalan 30

c. Isi bejana dengan air suling baru, dengan suhu (5 ± 1)0C sehingga tinggi
permukaan air berkisar antara 101,6 sampai 108 mm.
d. Letakkan piknometer yang sesuai untuk pekerjaan ini diantara kedua
benda uji (kurang lebih 12,7 mm dari tiap cincin).
e. Periksalah dan aturlah jarak antara permukaan pelat dasar benda uji
sehingga menjadi 25,4 mm.
f. Letakkan bola-bola baja bersuhu 5 0C menggunakan penjepit dengan
memasang kembali pengarah bola.
g. Panaskan bejana sehingga kenaikan suhu menjadi 5 0C permenit.
Kecepatan pemanasan rata-rata awal dan akhir pekerjaan ini. Untuk 3
menit pertama perbedaan kecepatan pemanasan tidak boleh melebihi
0,5 0C.

3.4.5 Perhitungan dan pelaporan


Tabel 3.1 suhu pada saat setiap bola menyentuh pelat dasar
Benda Uji Suhu(° C) Waktu (menit)
I 52 11’ 58” 9”’
II 49 11’ 37” 4”’

Tabel pengamatan lebih lengkap diperlihatkan pada lampiran B-I.

3.4.6 Kesimpulan
Titik lembek aspal adalah besarnya suhu dimana suatu aspal secara khusus
mencapai derajat kelembekan (mulai meleleh) di bawah kondisi spesifik dari test.
Untuk aspal keras, besarnya titik lembek dihitung berdasarkan Test Ring dan Ball
(Ring and Ball Aparatus). Spesifikasi Bina Marga (1983) tentang titik lembek
untuk aspal keras Grade 60/70 (Ring and Ball Test) seperti yang dipakai dalam
pengujian ini adalah (49 – 52)°C. Titik lembek yang diperoleh pada pengujian ini
adalah 50,5°C, jadi memenuhi standar dan aspal dapat dipakai pada campuran
atau sebagai bahan lapisan perkerasan.

Kelompok 4
Praktikum Perkerasan Jalan 31

Kelompok 4

Anda mungkin juga menyukai