DISUSUN OLEH
KELOPOK I :
PRISCILIA CALUDIA ONDANG 515 18 011 493
HUSNIATI 515 18 011 509
MUDMAINA 515 18 011 529
FAJAR CHARIS ABDULLAH. N 511 17 011 510
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Informasi Dan Riset
Pemasaran”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Pemasaran
Farmasi Dan Kewirausahaan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari Dosen maupun teman-teman
mahasiswa yang membangun untuk perbaikan penulisan selanjutnya. Mudah-mudahan makalah
ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mereka memerlukan informasi yang tepat waktu, akurat dan dapat ditindaklanjuti
tentang konsumen, persaingan, dan merek mereka. Mereka juga harus sebaik mungkin
membuat keputusan taktis dalam jangka pendek dan keputusan startegis dalam jangka
panjang. Persaingan bisnis dimasa depan termasuk pada bisnis farmasi akan sangat
ditentukan oleh kualitas dan kapabilitas dalam manajemen sisitem informasi. Dengan sistem
informasi yang didukung oleh teknologi yang mutakhir, perusahaan farmasi akan dapat
memantau berbagai variabel penting untuk kemudian diolah dan dianalisis secara cepat dan
akurat sebagai proses masukan yang cukup penting untuk penagmbilan keputusan yang
bersifat startegik maupun operasional sehingga akan memberikan pandangan konsumen dan
memahami implikasi pemasarannya yang dapat menghasilkan peluncuran produk yang
berhasil atau mendorong pertumbuhan suatu merek (Kurniawan dkk, 2018).
Dalam Kegiatan Belajar ini saya mengajak untuk meninjau langkah-langkah yang
dilibatkan dalam proses riset pemasaran. Kita juga akan membahas bagaimana pemasar dapat
mengembangkan ukuran yang efektif mengukur produktivitas pemasara (Kurniawan dkk,
2018).
B. RUMUSAN MASALAH
Data yang dibutuhkan dapat berupa data primer dan data sekunder. Data primer
dapat diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh perusahaan sendiri atau dengan
menyebarkan kuisioner keapda obyek yang diteliti. Data sekunder dapat diperoleh dari
dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Dibandingkan dengan industri lainnya,
industri farmasi tergolong industri yang kaya akan data. Data yang diperlukan terutama
yang berkaitan dengan obat ethical mempunyai keunikan sendiri. Data pemasaran obat
ethical tidak diperoleh dari konsumen tetapi dari dokter yang memiliki otoritas pemilihan
dan penggunaan obat untuk pasien. Dalam pengumpulan data tersebut ata etika atau code
of conduct yang harus dipatuhi khususnya ketika melakukan survai atau riset di lapangan.
Data tentang pasien tidak boleh diketahui oleh peneliti pemasaran farmasi, karena itu
merupakan rahasia pasien yang harus dilindungi (Kurniawan, 2018).
Informasi yang diperlukan oleh manajer pemasaran dapat diperoleh dari catatan
internal, intelejen pemasaran, dan riset pemasaran. Sistem analisis informasi membuat
informasi itu berguna bagi manajer.
1. Catatan internal
Dengan adanya sistem teknologi informasi yang baik dan dikelola oleh tenaga-
tenaga professional maka anatara pengendalian stok/persediaan (inventory), produksi,
Quality Control (QC), dan pemasaran dapat disinkronkan sejak awal melalui PPIC
(production Planning and Inventory Control) sehingga tidak terjadi inefisiensi yang
merugikanperusahaan. Data yang diperlukan untuk perencanaan dan operasi pemasaran
dapat diperoleh dari koleksi data internal perusahaan atau diperoleh di luar perusahaan
yang akan dilakukan sendiri atau dari out sourcing perusahaan yang secara khusus
bergerak dalam survey dan riset pemasaran (Adin, 2018).
2. Intelejen pemasaran
Perusahaan dapat pula membeli informasi intelejen dari pemasok luar misalnya,
Nielsen marketing reaserch menjual data tentang pasar merek-merek, harga eceran, dan
persentase persediaan berbagai merek pada toko-toko. Kita dapat berlangganan kepada
salahsatu perushaan tersebut dan kita akan mendapatkan pelayanan dari 3000 online data
base atau layanan informasi, misalnya Adtrack melacak online data base semua
periklanan seperempat halaman atau lebih dari 150 publikasi konsumen dan bisnis (Adin,
2018).
Sebagai contoh lain dari perusahaan menerapkan sistem umpan balik yang
terstruktur adalah perusahaan farmasi Glaxo smith kline (GSK) mempelajari cara
memberdayakan internet untuk menyatukan masukan pelanggan. Mereka tidak
melakukannya sendiri tetapi bermitra dengan Communispace Corp., perushaan baru yang
memadu komunitas online swasta yang bertujuan mengurangi berat badan dan
menyatakan bahwa mereka belajar lebih banyak hal dibandingkan dengan data yang
mereka kumpulkan dari kelompok fokus (FGD) tentang topik yang berkisar dari nasihat
mengenai kemasan pil pengurang berat badan yang pertama sampai dimana mereka
seharusnyamenempatkan perangkat pemasaran didalam toko. Yang paling penting
anggota memberikan pengetahuan kepada glaxo tentang bagaimana mereka berperang
mengurangi berat badan dan diet (Adin, 2018).
3. Riset pemasaran
Perusahaan dapat melakukan riset pemasaran dengan tenaga sendiri dan dapat
pula oleh pihak luar. Apakah digunakan tenaga sendiri atau dari luar ini sangat tergantung
dari kemampuan perusahaan sendiri. Namun ada kecendrungan untuk menggunakan jasa
perusahaan riset (Adin, 2018).
4. Analisa informasi
Informasi yang telah diperoleh oleh intelejen informasi dan sistem riset
pemasaran sering menemukan analisis lebih lanjut dan sering manajer memerlukan
bantuan untuk memanfaatkan informasi yang diperoleh dalam masalah dan keputusan
pemasaran mereka. Bantuan ini termasuk analisis statistical lanjutn, termasuk statistik
referensi. Analisis Informasi dapat pula terjadi atas koleksi model matematika yang
dapatn menolong pemasar membuat keputusan lebih baik. Selama puluhan tahun para
ahli pemasaran telah mengembangkan banyak model yang membantu manajer pemasaran
membuat keputusan bauran pemasaran yang lebih baik, merancang wilayah penjualan
dan kunjungan penjualan, memilih tempat outlet eceran, membuat bauran periklanan
optimal dan peramalan penjualan produk baru (Adin, 2018).
5. Distribusi informasi
C. Riset Pemasaran
(Adin, 2018)
Suatu riset pemasaran yang efektif dibutuhkan 5 langkah agar diperoleh data yang
sesuai dengan tujuan pemasaran. Kelima langkah tersebut adalah:
Jadi setelah masalah dirumuskan dengan benar, manajer bersama peneliti akan
menentukan tujuan riset. Proyek riset pemasaran dapat memiliki satu dari tiga tujuan yakni
mendapatkan informasi pendahuluan yang dapat digunakan untuk merumuskan masalah dan
hipotesis ( riset exploratory), menggambarkan sesuatu seperti potensi suatu produk dan sikap
penyebaran demografis konsumen yang akan membeli produk (riset deskriptif) dan tujuan
terakhir adalah menguji hipotesis mengnai pengaruh hubungan sebab akibat. Biasanya
perusahaan besar memulai dengan riset ekploratori, kemudian diikuti riset deskriptif dan
diakhiri riset kausal. Pernyataan masalah dan tujuan riset akan menjadi pedoman dari seluruh
proses riset. Manajer dan peneliti harus menyetujui hal tersebut secara tertulis. Mereka harus
sepakat mengenai maksud dan hasil-hasil yang akan diperoleh dari riset.
c. Sumber data
Sumber data. Periset dapat mengumpulkan data sekunder, data primer, atau keduanya.
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan untuk maksud lain dan data itu telah ada di
tempat tertentu. Data primer adalah data segar yang dikumpulkan untuk maksud tertentu atau
untuk proyek riset tertentu. Para periset biasanya memulai penelitian mereka dengan
mengkaji data sekunder untuk melihat apakah masalah mereka dapat diselesaikan sebagian
atau seluruhnya tanpa pengumpulan data primer yang memerlukan biaya tinggi. Data
sekunder menjadi titik awal riset dan memberikan keunggulan karena biayanya murah dan
tersedia segera.
Sebagai contoh, akan sangat mahal apabila campbell menyelenggarakan audit terus
menerus pada toko eceran untuk mengetahui pangsa pasar harga dan penayangan merek-
merek pesaing. Namun perusahaan dapat memperoleh data tersebut dari Nielsen Scantrack
Service yang menyediakan informasi dari 3000 supermarket yang dilengkapi scanner dalam
50 pasar di Amerika serikat.
Namun informasi sekunder tidak selalu dapat diperoleh, misalnya campbell tidak
dapat memperoleh informasi sekunder tentang reaksi konsumen atas wadah baru yang
memang belum dipasarkan, jika dapat diperoleh mungkin tidak ada nilainy. Peneliti harus
menilai informasi sekunder ini dengan hati-hati, apakah informasi itu relevan sesuai dengan
kebutuhan riset, akurat artinya dikumpulkan dan dilaporkan secara realiable, mutakhir (untuk
pengambil keputusan), dan imparsial (dikumpulkan dan dilaporkan secara objektif).
Walaupun tersedia data atau informasi, bagaimanapun perusahaan tidak bisa menghindar
untuk mengumpulkan data dan informasi primer.
d. Pendekatan Riset
Data primer dapat dikumpulkan dengan empat cara yaitu : Riset Observasi
(Observation Research). Data update terkinian dikumpulkan dengan mengamati para pelaku
dan keadaan yang relevan. Riset Kelompok (Focus Group Research). Misalnya pembuat
produk pemeliharaan diri untuk melakukan pra uji iklannya dengan menunjukan pada orang
dan mengukur pergerakan matanya, denyut jantungnya dan reaksi fisik lainnya. Riset
observasional digunakan untuk mendapat informasi dimana orang tidak mau atau tidak
mampu menyediakan.
e. Instrumen Riset
Para periset pemasaran memiliki tiga instrument riset utama dalam rangka
mengumpulkan data primer, yaitu:
1) Kuesionar. Terdiri dari sekumpulan pertanyaan yang disajikan kepada para responden.
Karena fleksibilitasnya, kuesioner merupakan instrument yang paling sering dipakai
dalam pengumpulan data primer.
2) Ukuran Kualitatif. Beberapa pemasar lebih menyukai metode kualitatif untuk mengukur
opini konsumen karena tindakan konsumen tidak selalu cocok dengan jawaban mereka
terhadap pertanyaan survey.
3) Perkakas Mekanis. Jarang digunakan dalam riset pemasaran. Sebagai contoh,
galvanometers mengukur minat atau emosi yang timbul setelah melihat iklan atau gambar
tertentu. Teknologi telah menggantikan catatan harian yang digunakan para peserta dalam
survey media.
f. Rencana Pengambilan Sampel
1) Unit pengambilan sampel: siapa yang harus disurvei? Jawaban atas pertanyaan ini tidak
selalu jelas. Misalnya, studi tentang proses pengembalian keputusan untuk pembelian
mobil keluarga, apakah peneliti harus menginterview suami atau istri, anggora keluarga
lainnya atau tenaga penjualan, penyalur atau semuanya. Peneliti harus menentukan
informasi apa yang dikhendaki dan memastikan siapa yang memilikinya.
2) Ukuran sampel: berapa orang yang harus disurvei? Sampel banyak akan lebih mewakili
dari yang sedikit. Namun, tentu saja tidak perlu mencakup semua anggota populasi atau
sampel yang mat besar hanya untuk hasil yang mewakili. Apabila dipilih dengan benar
sampel kurang dari satu persen pun akan cukup mewakili (realible).
3) Prosedur pengambilan sampel: bagaimana cara memilih responden? Pengambilan sampel
probabilitas memungkinkan batas keyakinan tercakup dalam kesalahan sampel dan
membuat sampel lebih representatif.
g. Metode Kontak
Wawancara online, ada begitu banyak cara menggunakan internet untuk melakukan
riset. Sebuah perusahaan dapat mencantumkan kuisioner dalam situs webnya dengan
berbagai cara dan menawarkan insentif untuk menjawabnya. Atau perusahaan dapat
menempatkan tagline di situsyang sering dijumpai seperti Yahoo!, mengundang orang untuk
menjawab beberapa pertanyaan dan mungkin memenangkan hadiah. Pemasar juga dapat
mensponsori mengadakan panel konsumen secara real time atau kelompok fokus dunia maya.
Perusahaan dapat mempelajari orang-orang yang mengunjungi situsnya dengan melacak
bagaimana alur klik mereka melalui situs web dan beralih ke situs lain. Pro dan kontra
terhadap riset online memiliki keunggulan dan kelemahan riset online sejauh ini. Periset
online juga mulai menggunakan pesan instan (IM) dengan berbagai cara, untuk mengadakan
percakapan dengan respondenuntuk menyelidiki lebih dalam dengan salah satu anggota
dalam kelompok fokus online atau mengarahkan responden ke situs web. IM juga menjadi
catra yang bermanfaat untuk membuat para remaja terbuka pada topik.
h. Mengumpulkan Informasi
Tahap pengumpulan data umumnya merupakan tahap yang paling mahal dan paling
sering terjadi kesalahan. Dalam kasus survey, misalnya, terdapat empat masalah utama.
Sebagian responden mungkin sedang tidak ada dirumah dan harus dihubungi lagi atau diganti
responden lain. Responden lain mungkin menolak untuk bekerja sama. Juga ada responden
yang memberikan jawaban bias atau tidak jujur. Yang terakhir, beberapa pewawancara
terkadang juga bersikap bias atau tidak jujur.
Metode pengumpulan data maju pesat berkat perkembangan teknologi komputer dan
telekomunikasi. Beberapa prusahaan riset telepon melakukan wawancara dari lokasi pusat,
menggunakan pewawancara profesionaluntuk membaca sekumpulan pertanyaan dari monitor
dan mengetik jawaban responden ke komputer. Prosedur ini menghilangkan proses
pengeditan dan pengkodean, mengurangi kesalahan, menghemat waktu dan menghasilkan
semua statistik yang dibutuhkan. Perusahaan riset lain telah membuat terminal interaktif di
pusat-pusat pembelanjaan, dimana responden duduk disebuah terminal, membaca
pertanyaan, dari monitor, dan mengetikan jawaban mereka.
i. Menganalisis Informasi
Sebagai langkah riset pemasaran yang terakhir, para peneliti menyajikan temuan-
temuan mereka. Peneliti harus menyajikan temuan-temuan mereka yang relevan dengan
keputusan pemasaran utama yang dihadapi manajemen.
k. Mengambil Keputusan
Para manajer yang mengadakan riset perlu memberi bobot atas buktinya. Mereka tahu
bahwa temuan-temuan itu bisa mengalami berbagai kesesatan. Sejumlah organisasi yang
sedang bertumbuh menggunakan satu system dukungan keputusan pemasaran untuk
membantu para manajer pemasaran mereka mengambil satu keputusan yang lebih baik.
Di bawah ini ada beberapa alasan perusahaan yang gagal dalam menggunakan riset
dengan tepat, yaitu:
Seorang menejer pasti menginginkan hasil yang akurat dan konklusif. Tetapi riset
pemasaran yang baik membutuhkan waktu dan uang. Manajer akan kecewa apabila riset
menelan biaya yang banyak dan waktu yang terlalu lama.
Perbedaan antara gaya menejer mini dan pemasaran sering menghalangi hubungan
yang produktif. Kegagalan penggunaan riset dengan tepat akan menyebabkan kesalahan.
(Andik, 2018).
Salah satu tugas terpenting dalam pemasaran adalah menilai efesiensi dan efektivitas
kegiatan pemasaran. Riset pemasaran dapat membantu pemasar untuk mengatasi kebutuhan
akuntabilitas yang semakin besar ini. Dua pendekatan komplementer untuk mengukur
produktivitas pemasaran adalah: (1) ukuran pemasaran untuk menilai pengaruh pemasaran,
(2) pemodelan bauran pemasaran untuk mengestimasi hubungan sebab akibat dan mengukur
bagaimana kegiatan pemasaran mempengaruhi hasil dan (3) papan kendali (dashboard)
pemasaran adalah cara terstuktur untuk mendiseminasikan pandangan yang dikumpulkan dari
dua pendekatan ini dalam organisasi.
1. Ukuran Pemasaran
Tim Ambler dari London Business School menyarankan bahwa jika perusahaan
berpikir mereka sudah mengukur kinerja pemasaran dengan baik, mereka harus menjawab
dengan jujur pertanyaan berikut kepada diri mereka sendiri:
a. Apakah anda meneliti prilaku konsumen secara rutin (retensi, akuitisi, penggunaan) dan
mengapa konsumen berprilaku seperti itu (kesadaran, kepuasan, kualitas anggapan)?
b. Apakah anda melaporkan hasil riset ini secara rutin kepada dewan dalam format yang
terintegrasi dengan ukuran pemasaran keuangan?
c. Dalam laporan itu, apakah Anda membandingkan hasil dengan tingkat yang telah
diramalkan sebelumnya dalam rencana bisnis?
d. Apakah Anda juga membandingkan hasil tersebut dengan tingkat yang dicapai oleh
pesaing utama Anda dengan menggunakan indicator yang sama?
e. Apakah Anda menilai kinerja jangka pendek menurut perubahan dalam asset berbasis
pemasaran Anda?
(Hakim, 2018).
a. Eksternal
Kesadaran, pangsa pasar (volume atau nilai), harga relative (nilai/volume pangsa
pasar), jumlah keluhan (tingkat ketidakpuasan), kepuasan konsumen, distribusi/ketersediaan,
total jumlah pelanggan, loyalitas/retensi, kualitas presepsi relatif.
b. Internal
Kesadaran akan sasaran (goal), komitmen terhadap sasaran, dukungan inovasi aktif,
kecukupan sumber daya, penetapan staf/tingkat keahlian, keinginan untuk belajar, kehendak
untuk berubah, kebebasan untuk gagal, otonomi, kepuasan karyawan relatif.
(Hakim. 2018).
Model baruan pemasaran menganalisis data dari beragam sumber seperti: data
pemindai pengecer, data pengiriman perusahaan, penetapan harga, media, dan data belanja
promosi, untuk memahami pengaruh kegiatan pemasaran tertentu secara lebih tepat. Untuk
memperdalam pemahamannya, pemasar dapat mengadakan analisis multivarian, seperti
analisis regresi, untuk memilah bagaimana setiap elemen pemasaran mempengaruhi hasil
pemasaran (seperti penjualan merek atau pangsa pasar) (Hakim. 2018).
Paling popular di kalangan pemasar barang kemasan seperti Proctecr & Gamble,
Clorox, dan Colgate, temuan dari pemodelan baruan pemasaran ini membantu pemasar
mengalokasikan kembali pengeluaran. (Hakim. 2018).
(Hakim, 2018).
Manajemen dapat merangakai rangkuman ukuran internal dan eksternal yang relevan
dalam papan kendali pemasaran untuk sistensi dan interprestasi. Papan kendali pemasaran
mirip dengan panel instrument dalam mobil atau pesawat, yang secara visual menampilkan
indicator real-time untuk memastikan fungsi yang tepat.
a. Kartu nilai kinerja pelanggan: mencatat seberapa baik kinerja perusahaan selama
bertahun-tahun bedasarkan ukuran berbasis pelanggan. Manajemen harus menetapkan
norma bagi setiap ukuran dan mengambil tindakan ketika mereka mendapati hasilnya
keluar dari batasan.
b. Kartu nilai kinerja pemangku kepentingan (stakeholder): melacak kepuasan berbagai
konstituen yang mempunyai kepentingan krisis dan dampaknya bagi kinerja perusahaan
yaitu karyawan, pemasok, bank, distributor, pengecer, dan pemegang saham. Sekali lagi
manajemen harus bertindak ketika satu atau lebih kelompok terlihat meningkat atau
berada di atas tingkat ketidak puasan normal.
Beberapa ekskutif kawatir bahwa mereka akan kehilangan gambaran utuhnya jika
mereka terlali berfokus pada angka-angka yang ada dalam papan kendali (Hakim, 2018).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem informasi pemasaran terdiri dari orang, peralatan dan prosedur pengumpulan,
pemilihan, analisis, evalausi dan penyebaran informasi yang dibutuhkan tepat waktu
danakurat kepada pembuat keputusan. Sistem informasi pemasaran yang baik akan
menyeimbangkan apa yang diinginklan oleh manajer dan apa yang sesuangguhnya
dibutuhkan. Perusahaan kan menginterview manajer mengenai informasi yang mereka
sukai. Manajer sering meminta informasi yang sebenarnya tidak dibutuhkan, dan bisa
juga mereka tidak meminta informasi yang sering diperlukan, dan sering pula sistem
informasi pemasaran tidak dapat memenuhi semua informasi yang diminta
2. Informasi yang diperlukan oleh manajer pemasaran dapat diperoleh dari catatan internal,
intelejen pemasaran, dan riset pemasaran. Sistem analisis informasi membuat informasi
itu berguna bagi manajer.
3. Apakah riset pemasaran itu? menurut American Marketing Association riset pemasaran
sebagai perancangan, pengumpulan, analisis dan pelaporan data sistematis serta temuan
yang relevan terhadap situasi pemasaran tertentu yang dihadapi perusahaan. Perusahaan
dapat memperoleh riset pemasaran melalui berbagai cara. Kebanyakan Perusahaan besar
mempunyai departemen riset pemasaran tersendiri, yang sering memainkan peran penting
dalam organisasi. Perusahaan biasanya menganggarkan riset pemasaran sekitar 1 sampai
2 persen dari penjualan tahunan perusahaan itu. Persentase yang besar dihabiskan untuk
membeli jasa dari luar perusahaan.
4. Salah satu tugas terpenting dalam pemasaran adalah menilai efesiensi dan efektivitas
kegiatan pemasaran. Riset pemasaran dapat membantu pemasar untuk mengatasi
kebutuhan akuntabilitas yang semakin besar ini. Dua pendekatan komplementer untuk
mengukur produktivitas pemasaran adalah: (1) ukuran pemasaran untuk menilai pengaruh
pemasaran, (2) pemodelan bauran pemasaran untuk mengestimasi hubungan sebab akibat
dan mengukur bagaimana kegiatan pemasaran mempengaruhi hasil dan (3) papan kendali
(dashboard) pemasaran adalah cara terstuktur untuk mendiseminasikan pandangan yang
dikumpulkan dari dua pendekatan ini dalam organisasi.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Untuk
penyempurnaan pembuatan makalah kedepannya, kami juga mengharapkan adanya saran
dari semua pihak baik dosen maupun seluruh mahasiswa yang membaca makalah
kewirausahaan ini terhadap kekurangan yang terdapat pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Adin, Hakim, dan Kurniawan, 2018 “Pemasaran Farmasi”
Hill, L dan Sullivan, T. 2004. Foundation Marketing. 3rd ed. Harlow: Pearson Education Ltd.
Kotler, P. dan Amstrong. 2014. Principles of Marketing 15thed. Essex. UK: Pearson Education
Limeted.
Kotler, P. and Amstrong. 2015. Marketing Management 15thed. Upper saddle river. NU: Pearson
Education International.
Kurtz, D.L. 2012. Contemporary Marketing. OH: South western cengage learning.
Peter, J.P dan Donnely, J.H, Jr. 2012. Marketing Management: knowledge and skills. 11thed.
New York: McGraw-Hill, inc.
Sampurno. Manajemen Pemasaran Farmasi. 2009. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.