IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. m
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : Pria
Suku : Gorontalo
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum menikah
Warga negara : Indonesia
Pendidikan : SMK
Pekerjaan :-
Alamat : Palolo Kab Sigi
LAPORAN PSIKIATRI
Riwayat psikiatri diperoleh dari autoanamnesis pada tanggal 16 Agustus 2017
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama
Bicara sendiri
1
gangguan tidur beberapa hari belakangan ini. Pasien dirawat ke dua kali di
RS dengan keluhan yang sama.
Hendaya / disfungsi :
Hendaya sosial (+)
Hendaya pekerjaan (+)
Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+)
3
F. Situasi hidup sekarang
Saat ini pasient inggal dirumah hanya dengan ayahnya.
D. Gangguan Persepsi
1) Halusinasi : Halusinasi auditorik berupa bisikan-bisikan yang
mengajak pasien berbicara dan Visual pasien melihat anak kecil yang
selalu mengganggunya,
2) Ilusi : Tidak ada
3) Depersonalisasi : Tidak ada
4) Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berpikir
1) Arus pikiran:
a. Produktivitas : Miskin ide
b. Kontiniuitas : Relevan
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
2) Isi pikiran :
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Gangguan isi pikiran : Tidak ada
Brudzinski 1 (-)
Brudzinski 2 (-)
Brudzinski 3 (-)
Brudzinski 4 (-)
7
Pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud dengan gangguan jiwa?
Gangguan jiwa adalah sindrom atau prilaku atau psikologik seseorang, yang
secara klinik cukup bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala
penderitaan (distress) atau hendaya ( impairment/disability) didalam satu atau
lebih fungsi yang penting dari manusia.
8
Pertama kali didiagnosis pada usia 23 tahun, terdapat kepribadian
premorbid yaitu senang menyendiri, perilaku hampa tujuan dan perasaan,
terdapat halusinasi visual dan auditorik, respon emosional yang
menumpul, penarikan diri dari lingkungan social maka pasien didiagnosis
Skizofrenia Hebefrenik (F20.1)
o Aksis II : Gangguan kepribadian schizoid (F60.1)
o Aksis III : Tidak terdiagnosis
o Aksis IV : Primary support group
o Aksis V : 60-51. Gejala sedang(moderate) disabilitas sedang
10
2. Diazepam tab 2 mg 1 dd 1
Gejala sasaran adalah sindrom anxietas,dimana butir-butir diagnostic
sindrom anxietas adalah :
o Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistic terhadap 2 atau
lebih hal yang dipersepsikan sebagai ancaman perasaan ini menyebabkan
individu tidak mampu istirahat dengan tenang (inability to relax), dimana
tedapat gejala-gejala berikut ketegangan motorik (otot tegang/kaku/pegal
linu, tidak bisa diam, mudah menjadi lelah), hiperaktivitas otonomik
(napas pendek/terasa berat, jantung berdebar-debar, telapak tangan basah
dan dingin, kepala pusing/rasa melayang, buang air kecil sering),
kewaspadaan berlebihan dan penangkapan berkurang ( perasaan jadi peka,
mudah terkejut/kaget, sulit konsentrasi, sukar tidur, mudah tersinggung).
1 Onset lambat
3 Onset akut
5 Gangguan mood
6 Mempunyai pasangan
9 Gejala positif +
12
3 Onset perlahan-lahan dan tidak jelas
9 Gejala negatif +
13
9.Bagaimana pengaruh rokok pada kasus ini?
Reaksi panik : sering terjadi pada perokok yang sebelumnya telah memiliki
factor predisposisi. Serangan panic dapat dipicu oleh kenaikan tekanan darah
dan perubahan denyut jantung akibat merokok.1
Intoksikasi nikotin : Pada intoksikasi ringan sampai sedang akan timbul gejala
mual, salivasi, nyeri abdomen, diare, mintah, nyeri kepala, pusing, menurunnya
denyut jantung dan kelemahan. Pemakaian dosis yang lebih tinggi akan
menyebabkan pusing yang menimbulkan kejang dan meninggal karena
kegagalan pernafasan.1
Sindrom putus nikotin : muncul beberapa jam setelah berhenti merokok.
Keluhan yang paling sering dikemukan adalah ‘craving’, iritabel, anxietas, sulit
konsentrasi dan gelisah. Penanganan secara tapering off akan menimbulkan
craving yang lebih intens disbanding dengan putus secara mendadak.1
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock, B.J., Sadock, V.A. 2010. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri
Klinis. Ed. 2. ECG. Jakarta.
2. Elvira, S.D., Hadisukanto, G. Buku Ajar Psikiatri. Badan penerbit FKUI,
Jakarta.
3. Muslim. R. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas
dari PPDGJ- III, FK Unika Atma Jaya, Jakarta.
4. Muslim. R. 2014. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat
Psikotropik.Edisi Nuh Jaya : Jakarta.
5. Gilman Dasar Farmakologi Terapi vol 1. Jakarta : EGC. 2007. 475,480-
482.
16