Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

AKUNTANSI EMKM & KOPERASI

Dosen Penggampu :

Hilmi Satria Himawan, SE., M.Acc., ACPA

Disusun Oleh :

KELOMPOK
Angelia F. Tampubolon (BCA 117 187)
Fitri Anjani Manalu (BCA 117 190)
Issa Septia Hawini (BCA 117 243)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2019
BAB 4
SISTEM KEUANGAN SYARIAH

A. Konsep memelihara harta kekayaan


1. Anjuran untuk bekerja atau berniaga
Islam menganjurkan manusia untuk bekerja dan berniaga dan menghindari perilaku
meminta minta. Manusia memerlukan harta untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dan
memenuhiperintah Allah seperti infaq, zakat, pergi haji, jihad, dan sebagainya.
Harta yang paling baik menurut Rasulullah adalah harta yang diperoleh dari hasil kerja,
atau perniagaan.
2. Konsep kepemilikan
Kepemilika harta kekayan pada manusia terbatas pada kepemilikan
kemanfataatannya selama masih hidup di dunia, dan bukan kepemilikan secara mutlak.
Saat dia meninggal, kepemilikan tersebut sudah berakhir dan harus di distribusikan
kepada ahli warisnya, sesuai ketentuan syariah.
3. Perolehan harta
Memperoleh harta adalah aktivitas ekonomi yang masuk dalam kategori ibadah
muamalah ( mengatur hubungan manusia dengan manusia ). Kaidah fiqih muamalah
adalah semua halal dan boleh dilakukan kecuali yang dilarang / diharamkan dalam Al –
Qur’an dan As – Sunah.
4. Pengunaan dan pendistribusian harta
Ketentuan syariah berkaitan dengan penggunaan harta :
a. Tidak boros dan tidak kikir
b. Memberi infaq dan shadaqah
c. Membayar zakat sesuai ketentuan
d. Memberi pinjaman tanpa bunga ( qardhul hasan )
e. Meringankan kesulitan orang yang berhutang
B. Akad / kontrak / transaksi
Akad dalam bahasa arab al-aqad, jamaknya al- uqud, berarti ikatan atau
megikat. Menurut terminology hukum islam , akad adalah pertalian antara
penyerahan (ijab) dan penerimaan (qabul) yang dibenarkan oleh syariah , yang
menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya. (Ghufron Mas’adi, 2002).
Menurut Abdul Razak Al –Sanhuri dalam Nadhariyatul ‘aqdi, akad adalah
kesepakatn dua belah pihak atau lebih yang menimbulkan kewajiban hukum
yaitu konsekuensi hak dan kewajiban yang mengikuti pihak -pihak yang terkait
langsung maupun tidak langsung dalam kesepakatan tersebut.
1. Jenis Akad
Karim (2003) mengelompokkan akad menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
 Akad Tabarru’ yaitu segala macam perjanjian yang menyangkut
transaksi nirlaba
 Akad Tijarah/ Muawadah adalah segala macam perjanjian yang
menyangkut transaksi untuk laba
2. Rukun dan Syarat Akad
Rukun dan syarat sahnya suatu akad ada tiga, yaitu :
 Pelaku yaitu para pihak yang melakukan akad
 Objek akad merupakan sebuah konsekuensi yang harus ada dengan
dilakukannya suatu transaksi tertentu
 Ijab Kabul merupakan kesepakatan dari para pelakudan menunjukkan
mereka saling rida
C. Transaksi yang dilarang
1. Aktivitas bisnis terkait barang dan jasa yang diharamkan allah
2. Riba
a. Riba Nasiah
b. Riba Fadhl
3. Penipuan
4. Perjudian
5. Transaksi yang mengandung ketidak pastian / Gharar
6. Penimbunan Barang/Ikhtiar
7. Monopoli
8. Rekayasa permintaan (Bai’an Najsy)
9. Suap
10. Penjual Bersyarat / Ta’alluq
11. Jual beli dengan cara Talaqqi Al – Ruqban
D. Prinsip system keuangan syariah
Berikut ini adalah prinsip system keuangan islam sebagaimana diatur
melalui Al Quran dan As Sunnah.
 Pelarangan Riba
 Pembagian risiko
 Tidak menganggap uang sebagai modal potensial
 Larangan melakukan kegiatan spekulatif
 Kesucian kontrak
 Aktivitas usaha harus sesuai syariah

E. INSTRUMEN KEUANGAN SYARIAH


Instrumen keuangan syariah dapat dikelompokkan sebagi berikut.
1. Akad investasi yang merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk
uncertainty contract. Kelompok akad ini adalah sebagai berikut.
 Mudharabah ,
 Musyarakah
 Sukuk
 Saham
2. Akad jual beli/sewa menyewa yang merupan jenis akad tijarah dengan
bentuk certainty contract . Kelompok akad ini adalah sebagai berikut :
 Murahabah
 Salam
 Istishna
 Ijarah
3. Akad lainnya
 Sharf
 Wadiah.
 Qardhul Hasan
 Al-Wakalah
 Kafalah
 Hiwalah
BAB 5
SEJARAH DAN PEMIKIRAN AKUNTANSI SYARIAH

A. PERKEMBANGAN AWAL AKUNTANSI


Pada awalnya akuntansi merupakan bagian dari ilmu pasti yang berhubungan
dengan hukum alam dan perhitungan dengan perkembanganmengalami penyesuaian
dengan kondisi setempat sehingga lebih dikenal dengan ilmu sosial dalam metode
penemuan baru. Perubahan ilmu akuntansi dari bagian ilmu pasti menjadi ilmu sosial
disebabkan oleh perubahan masyarakat yang dipengaruhi oleh budaya dan tradisi serta
kebiasaan yang konstan.

B. SEJARAH AKUNTANSI
Sejarah awal akuntansi dimulai sejak manusia mengenal hitungan uang dan
menggunakan catatan. Pada abad XIV perhitungan rugi laba telah dilakukan pedagang-
pedagang Genoa dengan cara menghitung harta yang ada pada akhir suatu pelayaran dan
dibandingkan pada saat mereka berangkat. Tonggak sejarah akuntansi dimulai pada tahun
1494 pada saat Lucas Paciolo (Lukas dari Burgos) menerbitkan buku ilmu pasti yang
berjudul “Suma de Arilhmalica, Proportioni et Proportionaiita”. Dalam buku itu terdapat
satu bab, berjudul ‘Tractatus de Computis et Scriptorio”. yang berisi cara-cara pembukuan
menurut catatan berpasangan (double book keeping).

C. PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARIAH


Ada dua zaman perkembangan akuntansi syariah yaitu :
a. Zaman awal perkembangan islam
b. Zaman empat khalifah

D. SEKILAS PROSEDUR DAN ISTILAH YANG DIGUNAKAN


Ada tujuh hal khusus dalam system akuntansi yang dijalankan oleh Negara islam
sebagaimana dijelaskan oleh c dan Al- Mazendarany (Zaid, 2004), sebagai berikut.
a. Sistem akuntansi untuk kebutuhan hidup
b. System akuntansi untuk kontruksi
c. System akuntansi untuk pertanian
d. System akuntansi gudang
e. System akuntansi mata uang
f. System akuntansi perternakan
g. System akuntansi perbendaharaan

Prosedur yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

 Transaksi harus dicatat setelah terjadi.


 Transaksi harus dikelompokkan berdasarkan jenisnya
 Penerimaan akan dicatat disisi sebelah kanan dan pengeluaran dicatat di sebelah
kiri. Sumber-sumber penerimaan harus di jelaskan dan dicatat
 Pembayaran harus dicatat dan di berikan penjelasan yang memadai di sisi kiri
halaman
 Pencatatan transaksi harus dilakukan dan dijelaskan secara hati-hati.
 Tidak memberikan jarak penulisan di sisi sebelah kiri dan harus di beri garis
penutup.
 Koreksi atas transaksi yang telah dicatat tidak boleh dengan cara menghapus atau
menulis ulang tetapi harus diganti.
 Jika akun telah di tutup, maka akan di beri tanda tentang hal tersebut.
 Seluruh transaksi yang dicatat di buku jurnal akan di pindahkan pada buku khusus
berdasarkan pengelompokan transaksi.
 Orang melakukan pencatatan untuk pengelompokan berbeda dengan orang yang
melakukan pencatatan harian.
 Saldo diperoleh dari selisih
 Laporan harus di susun setiap bulan dan tahun dengan detail dan memuat
informasi penting.
 Pada setiap akhir tahun laporan yang disampaikan oleh Al-Khateb harus
menjelaskan seluruh informasi barang secara detail dan dana yang berada di
bawah wewenangnya .
 Laporan tahunan yang di susun Al- Khateb akan di periksa dan di bandingkan
dengan tahun sebelumnya dan akan disimpan di Diwan pusat.

E. HUBUNGAN AKUNTANSI MODERN DENGAN DAN AKUNTANSI ISLAM


Hubungannya akuntansi modern dengan akuntansi islam yaitu dimana zaman
modern ini mengikuti dari zaman islam contohnya buku-buku yang diterjemahkan ke
bahasa eropa dan mengikuti sistem-sistemnya dan masih saling berhubungan.
BAB 6
KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
SYARIAH

A. KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN


SYARIAH ( PSAK )
1. Tujuan kerangka dasar
Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:

 Penyusun standar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan tugasnya


membuat standar.
 Penyusun laporan keuangan, untuk menaggulangi masalah akuntansi syariah yang
belum diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah.
 Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yanh berlaku umum
 Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan
syariah.
2. Pemakai dan kebutuhan informasi
Pemakai laporan keuangan meliputi:

 Investor sekarang dan investor potensial


 pemilik dana qardh
 Pemilik dana syirkah temporer
 Pemilik dana titipan
 Pembayar dan penerima zakat, infak, shodakoh, dan wakaf
 Pengawas syariah
 Karyawan
 Pemasoh dan mitra usaha lainnya
 Pelanggan
 Pemerintah serta lembaga-lembaganya
 Masyarakat
3. Paradigm transaksi syariah
Transaksi syari’ah berlandaskan pada paradigm bahwa alam semesta diciptakan oleh
Tuhan sebagai amanah (kepercayaan ilahi) dan sarana kebahagiaan hidup bagi seluruh
umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual (falah).
4. Asas transaksi syariah
 Persaudaraan (ukhuwah)
 Keadilan
a. Riba/bunga.
b. Kezaliman,
c. Judi
d. Unsur ketidakjelasan
e. Haram
 Kemaslahatan (maslahah)
 Keseimbangan (tawazum)
 Universalisme (syumuliyah)

5. Karakteristik transaksi syariah


a. Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha
b. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik
c. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai
komoditas
d. Tidak mengandung unsur riba
e. Tidak mengandung unsur kezaliman
f. Tidak mengandung unsur masyir
g. Tidak mengandung unsur gharar
h. Tidak mengandung unsur haram
i. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money)
j. Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta untuk
keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain .
k. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (najasy).
l. Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap (risywah).
6. Tujuan laporan keuangan
a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan
usaha.
b. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi asset,
kewajiban, pendapatan, dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila ada
dan bagaimana perolehan dan pengguanaannya.
c. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah
terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat
keuntungan yang layak.
d. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasiyang diperoleh penanam modal dan
pemilik dana syirkah temporer dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban(
obligation) fungsi social entitas syariah termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat,
infaq, sedekah, dan wakaf.
7. Bentuk laporan keuangan
a. Posisi keuangan entitas syariah, disajikan sebagai neraca.
b. Informasi kinerja entitas syariah, disajikan dalam laporan laba rugi
c. Informasi perubahan posisi keuangan entitas syariah, yang dapat disusun berdasarkan
definisi dana seperti seluruh sumber daya keuangan, modal kerja, aset atau kas
d. Informasi lain, seperti laporan penjelasan tentang pemenuhan fungsi sosial entitas
syariah.
e. Catatan dan skedul tambahan, merupakan penampung dari informasi tambahan yang
relevan termasuk pengungkapan tentang risiko dan ketidakpastian yang mempengaruhi
entitas.
8. Asumsi dasar
a. Dasar akrual
b. Kelangsungan usaha
9. Karakteristik kualitatif laporan keuangan
a. Dapat dipahami
b. Relevan
c. Keandalan
d. Dapat dibandingkan
10. Kendala informasi yang relevan dan andal
a. Tepat waktu
b. Keseimbangan antara biaya dan manfaat
11. Unsur laporan keuangan
Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial yang terdiri atas :
a. Posisi keuangan
b. Kinerja
12. Pengukuran laporan keuangan
a. Biaya historis
b. Biaya kini
c. Nilai realisasi / penyelesaian

B. KONSEP DASAR AKUNTANSI MENURUT AAOIFI DAN PEMIKIR ISLAM


1. Tujuan akuntansi keuangan dan laporan keuangan
Manfaat dengan ditentukannya tujuan akuntansi keuanagan untuk lembaga keuangan
syariah menurut AAOIFI yaitu sebagai berikut:

 Dapat digunakan panduan bagi dewan standar untuk menghasilkan standar yang
konsisten.
 Tujuan akan membatu bank dan lembaga keuangan syariah untuk memilih berbagai
alternatif metode akuntansi pada saat standar akuntansi belum mengatur.
 Tujuan akan membantu untuk memandu manajemen dalam membuat
pertimbangan /judgement pada saat akan menyusun laporan keuangan.
 Tujuan jika diungkapkan dengan baik, akan meningkatkan kepercayaan pengguna
serta meningkatkan pemahaman informasi akuntansi sehingga akhirnya akan
meningkatkan kepercayaan atas lembaga keuanagn syariah.
 Penetapan tujuan yang mendukung penyusunan standar akuntansi yang konsisten. Ini
seharusnya dapat meningkatkan kepercayaan pengguna laporan keuangan.

a. Tujuan akuntansi keuangan


 Untuk menentukan hak dan kewajiban dari pihak yang terlibat dengan lembaga
keuangan syariah tersebut, termasuk hak dan kewajiban dari transaksi yang
belum selesai, terkait dengan penerapan, kewajaran dan ketaatan atas prinsip dan
etika syariah islam.
 Untuk menjaga asset dan hak-hak lembaga keuangan syariah.
 Untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan produktivitas dari lembaga
keuangan syariah.
 Untuk menyiapkan informasi laporan keuangan yang berguna kepada pengguna
laporan keuangan sehingga mereka dapat membuat keputusan yang tepat dalam
berhubungan dengan lembaga keuangan.
b. Tujuan laporan keuangan kepada pengguna informasi luar
 Memberikan informasi tentang kepatuhan lembaga keuangan syariah
terhadap syariah islam, termasuk informasi tentang pemisahan antara
pendapatan dan pengeluaran yang boleh dan tidak menurut syariat islam.
 Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban
lembaga keuangan syariah.
 Memberikan informasi kepada pihak yang terkait dengan penerimaan dan
penyaluran zakat pada lembaga keuangan syariah.
 Memberikan informasi untuk mengestimasi arus kas yang dapat
direalisasikan, wakturealisasi dan resiko yang mungkin timbul dari transaksi
dengan lembaga keuangan syariah.
 Memberikan informasi agar pengguna laporan keuangan dapat menilai dan
mengevaluasi lembaga keuangan syariah apakah telah menjaga dana serta
melakukan investasi dengan tepat termasuk memperoleh imbal hasil yang
memuaskan.
 Memberikan indormasi tentang pelaksanaan tanggung jawab sosial dari
lembaga keuangan syariah.
2. Pemakai dan kebutuhan informasi
a. Pemegang saham
b. Pemegang investasi
c. Pemilik dana
d. Pemilik dana tabungan
e. Pihak yang melakukan transaksi bisnis
f. Pengelola zakat
g. Pihak yang mengatur

Anda mungkin juga menyukai