PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seorang inu hamil membutuhkan informasi tentang kehamilannya itu baik ibu yang mengandung
dan janin yang ada dalam kandungannya. Maka perlunya pengawasan dan pendidikan yang
diberikan oleh seorang petugas kesehatan kepada ibu hamil. Petugas kesehatan ini kemudian
dijadikan sebuah program yang disebut Antenatal Care. Program ini sebuah program untuk
menharahkan dan memberikan informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang ibu agar
janinnya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi bayi.
Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju kehamilan yang sehat.
Boleh dikatakan pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil.
Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan melalui dokter kandungan atau bidan dengan minimal
pemeriksaan 3 kali selama kehamilan yaitu pada usia kehamilan trimester pertama, trimester
kedua dan pada kehamilan trimester ke tiga, itupun jika kehamilan normal. Namun ada baiknya
pemeriksaan kehamilan dilakukan sebulan sekali hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali pada usia
7 - 8 bulan dan seminggu sekali ketika usia kandungan menginjak 9 bulan.
Pemeriksaan kehamilan atau ante natal care (ANC) sangat disarankan bagi para ibu hamil untuk
memonitor kesehatan ibu dan janin dalam kandungan. Pemeriksaan kehamilan adalah
serangkaian pemeriksaan yang dilakukan secara berkala dari awal kehamilan hingga proses
persalinan untuk memonitor kesehatan ibu dan janin agar tercapai kehamilan yang optimal.
Asuhan Antenatal Care meliputi pengawasan terhadap kehamilan untuk mendapatkan informasi
kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang menyakit kehamilan, menegakkan
secara dini komplikasi kehamilan dan menetapkan resiko kehamilan (resiko tinggi, resiko
meragukan, resiko rendah). (Manuaba, 2008).
Menurut World health organizations (WHO) tahun 2008, menyatakan bahwa masih tingginya
mortalitas dan morbilitas pada ibu hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara
berkembang. di Negara miskin berkisar 25 – 30% kematian usia subur disebabkan oleh hal yang
berkaitan dengan kehamilan dan persalinan.
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum
akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997). Sementara menurut
manuaba (2005), kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. menurut Federasi Obstetri Ginekologi
Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (sarwono, 2008).
Bagi ibu
a. Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan mengobati secara dini
komplikasi yang mempengaruhi kehamilan.
b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil dalam menghadapi
persalinan.
c. Meningkatkan kesehatan ibu setelah persalinan dan untuk dapat memberikan ASI.
d. Memberikan konseling dalam memilih metode kontrasepsi (Manuaba, 1999).
Bagi janin
Manfaat untuk janin adalah memelihara kesehatan ibu sehingga mengurangi persalinan
prematur, BBLR, juga meningkatkan kesehatan bayi sebagai titik awal kualitas suber daya
manusia (Manuaba, 1999).
3) Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan, serta bila kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian
terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan
serta melakukan rujukan tepat waktu.
6) Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester
ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang
menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya
untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan
kunjungan rumah untuk hal ini. (Standar Pelayanan Kebidanan. DepKes RI. 2000).
5. Pemeriksaan ini dilakukan bila kepala masih tinggi, pemeriksaan leopold lengkap dapat
dilakukan bila janin cukup besar, kira-kira bulan ke VI le atas. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008)
Leopold IV Tujuan untuk menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh janin sudah
masuk pintu atas panggul.
c. Auskultasi
Uliyah dan Hidayat (2008) mengindikasikan bahwa auskultasi dilakukan menggunakan stetoskop
monoaural untuk mendengarkan:
1. Denyut jantung janin
2. Bising tali pusat, bising rahim, bising usus
3. Gerakan dan tendangan janin
* Menurut Saifuddin,B.A. 2006, pelayanan / asuhan standar minimal ”7 T” adalah sebagai
berikut :
1. Timbang berat badan
Selama kehamilan antara 0,3 – 0,5 kg per minggu. Bila dikaitkan dengan umur kehamilan
kenaikan berat badan selama hamil muda ± 1 kg, selanjutnya pada trimester II dan III masing –
masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan pertambahan berat total adalah 9 – 12 kg. Bila
ada kenaikan berat badan yang berlebihan perlu dipikirkan kearah adanya resiko seperti
bengkak, kehamilan kembar, hidramnion, dan anak besar (Depkes, 1997).
2. Ukur tekanan darah
Selama hamil tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila tekanan darah
meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih dan atau diastolik 15 mmHg atau lebih. Kelainan ini
dapat berlanjut menjadi preeklamsia dan eklamsia kalau tidak ditangani dengan tepat (Depkes,
1997).
3. Ukur tinggi fundus uteri
Ukuran tinggi fundus uteri normal adalah sebagai berikut:
12 Minggu : Tinggi fundus uteri 1 – 2 jari diatas symphysis.
16 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara symphysis–pusat.
20 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat.
24 Minggu : Tinggi fundus uteri setinggi pusat.
28 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari diatas pusat.
32 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat-Proc.xyphoideus.
36 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah Proc.xyphoideus.
40 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara Proc.xyphoideus-pusat (Mochtar, 1998).
4. Pemberian imunisasi TT
Pemberian TT baru akan menimbulkan efek perlindungan apabila diberikan sekurang-kurangnya
dua kali dengan interval minimal 4 minggu. Kecuali jika sebelumnya ibu pernah mendapat TT dua
kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin maka TT cukup diberikan satu
kali saja. Dosis pemberian imunisasi TT yaitu 0,5 cc IM pada lengan atas. Adapun syarat
pemberian imunisasi TT adalah sebagai berikut :
a) Bila ibu belum pernah mendapat imunisasi TT atau meragukan diberikan II sedini mungkin
sebanyak dua kali dengan jarak minimal dua minggu.
b) Bila ibu pernah mendapat imunisasi TT dua kali, diberikan suntikan ulang/boster satu kai pada
kunjungan antenatal yang pertama (Depkes RI, 1997).
5. Pemberian tablet zat besi
Pada dasarnya pemberian tablet zat besi dimulai dengan pemberian satu tablet sehari sesegera
mungkin setelah rasa mual hilang.
Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug, minimal 90
tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama kopi atau teh karena akan mengganggu
penyerapan (Saifuddin, 2002). Sebaiknya tablet besi diminum bersama air putih ataupun air jeruk.
Selain itu perlu diberitahukan juga bahwa ada kemungkinan tinja menjadi berwarna hitam setelah
ibu minum obat ini, hal tersebut adalah normal (Depkes, 1997).
6. Tes terhadap penyakit menular seksual.
Selama kehamilan, ibu perlu dilakukan tes terhadap penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS,
Gonorrhoe, Siphilis. Hal tersebut dikarenakan sangat berpengaruh pada janin yang
dikandungnya. Apabila ditemukan penyakit – penyakit menular seksual harus segera ditangani.
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Persiapan rujukan perlu disiapkan karena kematian ibu dan bayi disebabkan keterlambatan
dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2002). Perlu diingat juga bahwa
pelayanan antenatal hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat
dilakukan oleh dukun bayi.
2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kontak Ibu Hamil Dengan Tenaga Kesehatan (K1)
(Depkes RI, 2008) (kontak ibu hamil diartikan sebagai kepatuhan dalam pelaksanaan antenatal
care)
1.Faktor internal
a. Paritas
Ibu yang pernah melahirkan mempunyai pengalaman tentang ANC, sehingga dari pengalaman
yang terdahulu kembali dilakukan untuk menjaga kesehatan kehamilannya.
b. Usia
Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih di percaya daripada orang yang
belum cukup tinggi kedewasaanya, jika kematangan usia seseorang cukup tinggi maka pola
berfikir seseorang akan lebih dewasa. Ibu yang mempunyai usia produktif akan lebih berpikir
secara rasional dan matang tentang pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan.
2. Faktor eksternal
a. Pengetahuan
Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak
pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.
b. Sikap
Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keteraturatan ANC. Adanya sikap lebih baik tentang ANC ini mencerminkan
kepedulian ibu hamil terhadap kesehatan dirinya dan janin.
c. Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga dengan tingkat ekonomi yang
rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang timbul
pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah, yaitu ibu hamil akan kekurangan energi dan
protein (KEK). Hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan
energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.
d. Sosial budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam
memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita
meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang menghambat
keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya. Perubahan sosial budaya terdiri
dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim
dilakukan di suatu daerah. Apabila adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi kerancuan yang
menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat terhadap pelaku yang dianggap
menyimpang.
Tatanan budaya mempengaruhi dalam keputusan ibu dalam memeriksakan kehamilan pada
tenaga kesehatan.
e. Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang terpencil ibu
hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transportasi yang sulit menjangkau
sampai tempat terpencil.
f. Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai pemberitahuan seseorang,
biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk
menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh terhadap perilaku,
biasanya melalui media massa (Saifudin, A, 2005). Ibu yang pernah mendapatkan informasi
tentang antenatal care dari tenaga kesehatan, media massa, maupun media elektronik akan
meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya melakukan antenatal care, sehingga
ibu dapat teratur dalam melakukan kunjungan antenatal care.
g. Dukungan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang berarti sokongan dan bantuan, disini dukungan
dalam penentuan sikap seseorang berarti bantuan atau sokongan dari orang terdekat untuk
melakukan kunjungan ulang.
Dukungan sosial suami yang sangat diharapkan oleh sang istri antara lain suami mendambakan
bayi dalam kandungan istri, suami menunjukkan kebahagiaan pada kelahiran bayi,
memperhatikan kesehatan istri, mengantar dan memahami istrinya, tidak menyakiti istri, berdo’a
untuk keselamatan istri dan suami menunggu ketika istri dalam proses persalinan (Harymawan,
2007).
Menurut Depkes RI (2010), pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Pengertian antenatal
care adalah perawatan kehamilan. Pelayanan perawatan kehamilan merupakan pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar
pelayanan antenatal care yang sudah ditetapkan. Sedangkan tujuan pelaksanaan
Description: tujuan antenatal care
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedimi
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.
Pada setiap kunjungan antenatal care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data
mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis
kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.
3.2 Saran
Di harapkan kepada mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu yang hamil normal
dengan baik dan benar. Dan kepada ibu hamil lebih baik sering melakukan pemeriksaan sedini
mungkin agar mengetahui perkembangan janin yang dikandungnya dan apa saja yang
dibutuhkannya baik diri sendiri maupun janinnya
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.indonesian-publichealth.com/2014/02/tujuan-pelayanan-antenatal-care-anc.html
2. http://asuhankebidanand3.blogspot.com/2013/01/antenatal-care-anc.html
3. http://midwiferyeducator.wordpress.com/2010/01/08/antenatal-care/
4. http://www.kajianpustaka.com/2013/07/antenatal-care.html
5. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/02/konsep-anc-ante-natal-care.html
6. http://zahra-zahrasblog.blogspot.com/2012/03/makalah-anc.html
7. http://arivaibeta.blogspot.com/2010/10/makalah-antenatal-care.html