Disusun oleh :
dr. Anizatun Nuskiyati
Pembimbing :
dr. Eddy Susatyo, Sp.PD
dr. Swastika Juni Suryandari
1
HALAMAN PENGESAHAN
Penulis
2
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn S
Umur : 52 Th.
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Sumberagung 2/1 Pancur Rembang
Agama : Islam
Ruang : HND
No. CM : 195587
Tanggal Masuk : 28 Februari 2018
B. DATA DASAR
1. Anamnesis (Alloanamnesis)
Alloanamnesis dengan penderita tanggal 1 Maret 2018 pukul 12.00 WIB.
Keluhan Utama : Sesak
a. Riwayat Penyakit Sekarang :
± 1 tahun SMRS os mengeluh sesak napas, sesak dipengaruhi
aktifitas bila berjalan ± 50 m, sesak tidak dipengaruhi posisi dan cuaca.
Nyeri dada (-), dada berdebar-debar (+) timbul bersamaan dengan
sesak napas setelah beraktifitas, batuk (-), dahak (-), demam (-), mual
(-), muntah (-), BAB dan BAK tidak ada keluhan.
± 3 bulan SMRS os mengeluh sesak napas ketika beraktifitas
berjalan jauh ± 10 meter, sesak berkurang bila os istirahat, os juga
sering terbangun di malam hari karena sesak dan sesak berkurang
bila os duduk, sesak dipengaruhi cuaca (-), batuk (-), dahak (-), demam
(-). Os juga mengeluh kedua kakinya bengkak, mual (-), muntah (-),
nyeri ulu hati (-), sembab pada kelopak mata di pagi hari (-), BAB dan
BAK tidak ada keluhan.
± 2 hari SMRS os mengeluh sesak napas hebat, sesak dipengaruhi
posisi (os lebih nyaman jika duduk), sesak tidak dipengaruhi
3
aktifitas dan cuaca. Batuk (-), dahak (-) demam (-). Os juga mengeluh
kedua kakinya bengkak, mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-), sembab
pada mata (-), BAB dan BAK tidak ada keluhan. Kemudian os berobat ke
PKM Pamotan lalu di rujuk ke RSUD dr.Soetrasno Rembang.
b. Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat sakit yang sama : (-)
Riwayat penyakit jantung : (-)
Riwayat Sakit Ginjal : (-)
Riwayat Hipertensi : (+)
Riwayat Kencing Manis : (-)
Riwayat pengobatan batuk lama : (-)
Riwayat Asma : (-)
Riwayat Cuci darah : (-)
Riwayat Merokok : (+)
c. Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat Penyakit Jantung : (-)
Riwayat Hipertensi : (-)
Riwayat DM : (-)
Riwayat sakit Ginjal : (-)
2. Pemeriksaan Fisik
4
Tanggal 1 Maret pukul 12.00 WIB (di HND RSUD Rembang)
Status Present
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 52 tahun
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Compos Mentis, GCS M : 6 E :4 V : 5
Tanda vital : TD : 150/90 mmHg
HR = 81 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup.
: RR = 29 x/menit, reguler
: Suhu = 37 C (aksila)
: SPO2 : 100%
A. Pemeriksaan khusus
a. Kesan umum
- Rambut : Warna hitam, agak lurus, tidak mudah rontok
- Kulit : Warna sawo matang, lembab, turgor kulit
normal
b. Mata
- Bola mata : tidak terdapat eksoftalmus
- Konjungtiva : anemia -/-, perdarahan -/-
- Sklera : icterus -/-
- Palpebra : oedema -/-
- Pupil : isokor 3 mm/ 3mm, reflek cahaya langsung
dan tak langsung +/+
- Lensa : katarak -/-
c. Telinga
- Bentuk : Normal
- Lubang : Normal
- Discharge : Tidak ada
- Tanda Radang : Tidak ada
d. Hidung
- Pernafasan cuping hidung (-)
5
- Tidak tampak adanya sekret atau perdarahan
- Tidak ada tanda-tanda Sianosis.
e. Mulut
- Bibir : tidak ada kelainan kongenital, sianosis (-),
oedem (-), kering (+)
- Lidah : ukuran normal, tidak kotor, tidak tremor
- Gigi : tidak ada yang goyang, karies (-)
- Mukosa : hiperemi (-)
f. Leher
- Deviasi trakea : tidak ada
- Kaku kuduk : tidak ada
- Tiroid : tidak ada pembesaran
- JVP : ada peningkatan JVP (5+2) cm H2O,
- KGB : tidak ada pembesaran
g. Thorak
- PULMO
- Pulmo anterior
o Inspeksi : simetris, ketertinggalan gerak (-/-),
nafas teratur dan retraksi (-/-), pergerakan otot bantu
pernafasan (-/-), terdapat luka (-/-)
o Palpasi : nyeri tekan (-), gerakan dada simetris,
tidak ada ketertinggalan gerak, luka (-/-), krepitasi (-/-)
o Perkusi : hemithorax dextra et sinistra sonor
o Auskultasi : vesikuler +/+, Rhonki basah halus +/
+ pada kedua basal paru , Wheezing -/-
Pulmo posterior
o Inspeksi : nafas teratur dan pergerakan simetris
o Palpasi : gerakan simetris, krepitasi -/-
o Perkusi : sonor +/+
o Auskultasi : vesikuler +/+, Rbh +/+ pada kedua
basal paru, wheezing -/-
- COR :
6
- Inspeksi : Iktus cordis tampak
- Palpasi : Iktus cordis teraba,
tidak kuat angkat, thrill di ICS 3,4,5 (-),
pulsus epigastrik (-), pulsus sternalift (-)
- Perkusi :
Batas-batas jantung
- Kanan bawah : ICS 5 linea sternalis dextra
h. Abdomen
- Inspeksi : Datar
- Auskultasi : bising usus (+) normal
- Palpasi : Hepar ukuran normal, lien ukuran normal,
supel (+)
o Perkusi : Hipertimpani, shifting dullness (-), acites (-),
pekak sisi (-), pekak alih (-)
i. Ekstremitas :
- Superior : Akral dingin -/-, Oedema -/-, capillary refill
<2 detik
- Inferior : Akral dingin -/-, Oedema +/+, capillary refill
<2 detik, deformitas(-/-), sianosis (-/-).
Superior Inferior
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Oedem -/- +/+
Capillary refill < 2″ < 2″
7
ADP Kuat +/+
Ro Thorax
8
Kesimpulan : Kardiomegali (LV), Gambaran Kongestif Pulmonum, Efusi
Pleura Dupleks
EKG
9
5. PR interval : 0,16 ms
6. Gel P :
7. P pulmonal P mitral lead II V1 =tinggi 3 mm, interval = 0,12ms
8. Defleksi terminal V1 negatif lebar : 0,04 ms dalam 1 mm
9. Gel QRS : poor R wave Progession
10. Segmen ST : elevasi : -
11. Depresi :-
12. Lead extremitas : Low Voltage
13. Kesimpulan :
Biatrial Enlargment
Poor R wave Progession
Oedem Extremitas
B. DAFTAR MASALAH
a. Anamnesis :
a) ± 1 tahun SMRS os mengeluh sesak napas, sesak
dipengaruhi aktifitas bila berjalan ± 50 m, dada berdebar-
debar (+) timbul bersamaan dengan sesak napas setelah
beraktifitas.
b) ± 3 bulan SMRS os mengeluh sesak napas ketika
beraktifitas berjalan jauh ± 10 meter, sesak berkurang bila
os istirahat, os juga sering terbangun di malam hari karena
sesak dan sesak berkurang bila os duduk, Os juga
mengeluh kedua kakinya bengkak.
c) ± 2 hari SMRS os mengeluh sesak napas hebat, sesak
dipengaruhi posisi (os lebih nyaman jika duduk), sesak
tidak dipengaruhi aktifitas Os juga mengeluh kedua
kakinya bengkak
b. Pemeriksaan fisik :
a) Bibir kering
b) ada peningkatan JVP (5+2) cm H2O
c) vesikuler +/+, Rhonki basah halus +/+ pada kedua basal
paru
d) Iktus cordis tampak
e) Iktus cordis teraba, tidak kuat angkat
f) Kiri bawah: ICS 5 linea midclavicularis sinistra 2 cm ke
medial
10
g) Oedem ektremitas bawah +/+
C. DIAGNOSA BANDING
CHF
CKD
Pneumonia
D. DIAGNOSA
1. CHF ec HHD
2. Efusi Pleura dupleks ec CHF
E. PENATALAKSANAAN
1. Non Farmakologik :
a. Istirahat ½ duduk
b. Diet Jantung II
c. O2 3 L/menit
d. Kateter urin
2. Farmakologik :
a. IVFD RL 10 tpm
b. Inj. Furosemid 1x40mg
c. Omeprazol 2x1
d. Spironolacton 25mg 1x1
e. Bisoprolol 2,5mg 1x1
f. Vitamin Bc 3x1
3. Edukasi : Edukasi diberikan kepada istri dan pasien
a. Kurangi aktifitas fisik
b. Menghindari stress
c. Minum obat teratur
d. Istirahat cukup dengan posisi ½ duduk.
4. Monitor : KU, TTV, Sesak, Urine, dan tanda2 bahaya lainnya.
F. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Echocardiograhy
11
2. Kimia klinik : Kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, trigliserida,
protein total, albumin, globulin, Na, K.
G. PROGNOSA
Qua ad vitam : dubia
Qua ad sanam : dubia ad malam
Qua ad fungsionam : dubia ad malam
FOLLOW UP
2 Maret 2018
S : Sesak napas
O : Keadaan Umum
Sensorium Compos Mentis
Tekanan Darah 140/80 mmHg
Nadi 98 x/m reguler
Frekuensi Pernapasan 26 x / m
Temperatur 36.8ºC
Keadaan Spesifik
Kepala Palpebra conjungtiva pucat (-), Sklera ikterik (-)
Thorax Cor :
HR : 98x/m reguler, M (-), G(-)
Pulmo :
Vesikuler (+) normal, Ronkhi Basah Halus (+) di
kedua basal paru, Wheezing (-)
12
A : CHF e.c HHD + Hipertensi stage I
Efusi pleura
P : - Istirahat ½ duduk
- O2 3L/menit
- Diet Jantung II
- IVFD RL 10 tpm
- Inj. Furosemid
1x40mg
- Omeprazol 2x1
- Spironolacton
25mg 1x1
- Bisoprolol 2,5mg
1x1
- Vitamin Bc 3x1
- Nebulizer :
pulmicort + ventolin/8jam
3 Maret 2018
S : Sesak napas
13
O : Keadaan Umum
Sensorium Compos Mentis
Tekanan Darah 130/80 mmHg
Nadi 86 x/m reguler
Frekuensi Pernapasan 28x / m
Temperatur 36.6ºC
Keadaan Spesifik
Kepala Palpebra conjungtiva pucat (-), Sklera ikterik (-)
Leher JVP (5+2) cm H2O, Pembesaran KGB (-)
Thorax Cor :
HR : 86x/m reguler, M (-), G(-)
Pulmo :
Vesikuler (+) normal, Ronkhi Basah Halus (+) di
kedua basal paru, Wheezing (-)
14
P : - Istirahat ½ duduk
- O2 3L/menit
- Diet Jantung II
- IVFD RL 10 tpm
- Inj. Furosemid
1x40mg
- Omeprazol 2x1
- Spironolacton
25mg 1x1
- Bisoprolol 2,5mg
1x1
- Vitamin Bc 3x1
- Nebulizer : pulmicort + ventolin/8jam
4 Maret 2012
S : Sesak napas berkurang
15
O : Keadaan Umum
Sensorium Compos Mentis
Tekanan Darah 120/80 mmHg
Nadi 80 x/m reguler
Frekuensi Pernapasan 26x /m
Temperatur 36.6ºC
Keadaan Spesifik
Kepala Palpebra conjungtiva pucat (-), Sklera ikterik (-)
16
1x1
- Vitamin Bc 3x1
- Nebulizer : pulmicort + ventolin/12jam
5 Maret 2018
S : Sesak napas (-)
O : Keadaan Umum
Sensorium Compos Mentis
Tekanan Darah 108/70 mmHg
Nadi 84 x/m reguler
Frekuensi Pernapasan 24 x/m
Temperatur 36.6ºC
Keadaan Spesifik
Kepala Palpebra conjungtiva pucat (-), Sklera ikterik (-)
Ekstremitas
Edema (+) minimal
A : CHF e.c HHD
Edema perbaikan
17
P : - Istirahat ½ duduk
- O2 3L/menit
- Diet Jantung II
- IVFD RL 10 tpm
- Inj. Furosemid
1x40mg
- Omeprazol 2x1
- Spironolacton
25mg 1x1
- Bisoprolol 2,5mg
1x1
- Vitamin Bc 3x1
18
BAB II
PEMBAHASAN
CONGESTIVE HEART FAILURE
Disadur dari ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic
1
heart failure 2008
2. ETIOLOGI
3. MANIFESTASI KLINIS GAGAL JANTUNG
Gejala Tanda
Tipikal Spesifik
- Sesak nafas - Peningkatan JVP
- Ortopneu - Refluks hepatojugular
- Paroxysmal nocturnal - Suara jantung S3 (gallop)
dyspnoe - Apex jantung bergeser ke
- Toleransi aktifitas yang Lateral
Berkurang - Bising jantung
- Cepat lelah
- Begkak di pergelangan
kaki
Kurang tipikal Kurang tipikal
- Batuk di malam / dini hari - Edema perifer
- Mengi - Krepitasi pulmonal
- Berat badan bertambah > - Sura pekak di basal paru
2 kg/minggu pada perkusi
- Berat badan turun (gagal - Takikardia
jantung stadium lanjut) - Nadi ireguler
- Perasaan kembung/ begah - Nafas cepat
- Nafsu makan menurun - Heaptomegali
- Perasaan bingung - Asites
(terutama pasien usia - Kaheksia
lanjut)
- Depresi
- Berdebar
- Pingsan
Disadur dari ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic
2
heart failure 2012
4. KLASIFIKASI GAGAL JANTUNG
Klasifikasi berdasarkan kelainan Klasifikasi berdasarkan kapsitas
struktural jantung fungsional (NYHA)
Stadium A Kelas I
Memiliki risiko tinggi untuk Tidak terdapat batasan dalam
berkembang menjadi gagal jantung. melakukan aktifitas fisik. Aktifitas fisik
Tidak terdapat gangguan struktural atau sehari-hari tidak menimbulkan
fungsional jantung, tidak terdapat tanda kelelahan, palpitasi atau sesak nafas
atau gejala
Stadium B Kelas II
Telah terbentuk penyakit struktur Terdapat batasan aktifitas ringan. Tidak
jantung yang berhubungan dengan terdapat keluhan saat istrahat, namun
perkembangan gagal jantung, tidak aktifitas fisik sehari-hari menimbulkan
terdapat tanda atau gejala kelelahan, palpitasi atau sesak nafas
Stadium C Kelas III
Gagal jantung yang simtomatik Terdapat batasan aktifitas bermakna.
berhubungan dengan penyakit struktural Tidak terdapat keluhan saat istrahat,
jantung yang mendasari tetapi aktfitas fisik ringan
menyebabkan kelelahan, palpitasi atau
sesak
Stadium D Kelas IV
Penyakit jantung struktural lanjut serta Tidak dapat melakukan aktifitasfisik
gejala gagal jantung yang sangat tanpa keluhan. Terdapat gejala saat
bermakna saat istrahat walaupun sudah istrahat. Keluhan meningkat saat
mendapat terapi medis maksimal melakukan aktifitas
(refrakter)
Disadur dari ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic
1
heart failure 2008
Istilah tambahan
1. Elektrokardiogram (EKG)
2. Foto Toraks
3. Pemeriksaan Laboratorium
3. Asupan cairan
Restriksi cairan 1,5 - 2 Liter/hari dipertimbangkan
terutama pada pasien dengan gejala berat yang disertai
hiponatremia. Restriksi cairan rutin pada semua pasien
dengan gejala ringan sampai sedang tidak memberikan
keuntungan klinis (kelas rekomendasi IIb, tingkatan bukti
C)
4. Pengurangan berat badan
Gambar 2Strategi pengobatan pada pasien gagal jantung kronik simptomatik (NYHA
fc II-IV). Disadur dari ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and
2
chronic heart failure 2012
TERAPI FARKAMOLOGIS PADA GAGAL JANTUNG
DENGAN EF NORMAL ( GAGAL JANTUNG
DIASTOLIK )
Sampai saat ini belum ada terapi yang terbukti secara khusus,
dapat menurunkanmortalitas dan morbiditas pada pasien
dengan gagal jantung diastolik. Diuretik digunakan untuk
mengatasi retensi garam dan cairan serta mengatasi keluhan
sesak nafas. Terapi iskemia miokard dan hipertensi yang
adekuat sangat penting dalam penting dalam tatalaksana
kelainan ini, termasuk tatalaksana pengaturan laju nadi,
terutam pada pasien dengan fibrilasi atrial.
4. Hiperurisemia
Hioerurisemia dan gout sering terjadi pada gagal
jantung dan biasanya disebabkan karena pemberian
diuretik yang berlebihan.Hiperurisemia
berhubungan dengan prognosis yang lebih buruk
pada gagal jantung sistolik.Allupurinol dapat
digunakan untuk pencegahan gout walaupun dengan
tingkat keamanan yang belum jelas.Pada gout yang
simtomatik, pemberian kolkisin lebih baik daripada
NSAID, tetapi pemberiannya pada pasien dengan
gangguan ginjal harus berhati-hati dan dapat
menyebabkan diare.Dapat juga diberikan
kortikosteroid intra-artikular, tetapi pemberian
kortikosteroid secara sistemik tidak dianjurkan
karena dapat menyebakan retensi garam dan cairan.
5. Kanker
Beberapa obat kemoterapi (antrasiklin dan
trastuzumab) dapat menyebabkan atau
memperburuk disfungsi ventrikel kiri dan gagal
jantung.Deksrazon dapat memberikan proteksi
jantung bagi pasien yang menerima terapi
antrasiklin.Evaluasi fraksi ejeksi pra dan paska
kemoterapi merupakan hal yang penting untuk
dikerjakan.Pada pasien kemoterapi yang mengalami
gagal jantung maka kemoterapi harus dihentikan
dan mendapat terapi standar gagal jantung
sebagaimana seharusnya.
6. Disfungsi erektil
Disfungsi erektil harus diterapi sebagaimana
mestinya. Pemberian penghambat fosfordiesterase
V ( sildenafil ) bukan merupakan kontraindikasi,
terkecuali pada pasien yang mendapat nitrat rutin.
Beberapa studi menunjukan bahwa obat itu juga
dapat efek hemodinamik yang menguntungkan bagi
pasien gagl jantung sistolik, namun pada gagal
jantung diastolik, pemberian obat ini harus berhati-
hati, karena beberapa studi menyatakan bahwa obat
ini dapat menyebabkan gangguan pada LVOT ( Left
Ventricle Outflow Tract)
KEPUSTAKAAN :
1. Dickstein K, Cohen-Solal A, Filippatos G, et al. ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute
and chronic heart failure 2008. Eur Heart J 2008;29:2388–442.
2. McMurray JJ V, Adamopoulos S, Anker SD, et al. ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute
and chronic heart failure 2012: The Task Force for the Diagnosis and Treatment of Acute and Chronic
Heart Failure 2012 of the European Society of Cardiology. Developed in collaboration with the Heart. Eur
Heart J [Internet]
2013;32:e1–641 – e61. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22611136
3. Rydén L, Grant PJ, Anker SD, et al. ESC guidelines on diabetes, pre-diabetes, and cardiovascular diseases
developed in collaboration with the EASD. Eur Heart J 2013;34:3035–87.
4. Piña I. Acute HF: Guidance on Reducing Readmissions [Internet].2013 [cited 2015 Feb 21].