LBM 4
Tutor
1
DAFTAR ISI
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
B. Skenario
Seorang mahasiswa terbukti melakukan plagiat dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah (KTI). Ia menuliskan kutipan namun tidak disertai sumber
yang memadai. Hasil kemiripan (similarity) dalam turnitin menunjukkan angka
50%. Oleh sebab itu mahasiswa tersebut mendapatkan sanksi.
C. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana dasar hukum yang mengatur plagiarisme?
2. Apa saja macam-macam plagiarisme?
3. Apa ciri-ciri plagiarisme?
4. Apa saja faktor-faktor yang bisa menyebabkan terjadinya plagiarisme?
5. Berapa presentase maksimal kemiripan yang diperbolehkan dalam karya
ilmiah?
6. Apa sanksi yang diberikan untuk tindakan plagiarisme?
7. Bagaimana pencegahan supaya tidak terjadi plagiarisme?
8. Bagaimana cara melakukan paraphrase?
9. Bagaimana pandangan/hukum plagiarism dalam islam?
4
PETA KONSEP
PLAGIARISME
SANKSI
MAHASISWA:
a. TEGURAN
b. PERINGATAN TERTULIS
c. PENUNDAAN PEMBERIAN SEBAGIAN HAK
MAHAISWA
d. PEMBATALAN NILAI SATU ATAU BEBERAPA MATA
KULIAH YANG DIPEROLEH MAHASISWA
e. PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT DARI STATUS
SEBAGAI MAHASISWA
f. PEMBERHENTIAN TIDAK DENGAN HORMAT DARI
STATUS SEBAGAI MAHASISWA: ATAU
g. PEMBATALAN IJAZAH APABILA MAHASISWA
TELAH LULUS DARI SUATU PROGRAM
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
6
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NO 1 TAHUN 1989
TENTANG PENERJEMAHAN DAN/ATAU PERBANYAKAN CIPTAAN
UNTUK KEPENTINGAN PENDIDIKAN , ILMU PENGETAHUAN,
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN.
Pasal 8
“Hak Cipta atas karya terjemahan diakui sebagai ciptaan tersendiri dan
mendapatkan perlindungan berdasarkan Undang-undang Hak Cipta dengan
ketentuan bahwa hak moral pemegang Hak Cipta harus diperhatikan”
2. Macam-macam plagiarisme
7
4. Self plagiarism
Menurut Panjabi
1. Mosaic plagiarism
2. Duplicate publication
a. Metaphore plagiarism
Mengkutip dan menjiplak karya tulis orng lain untuk menjelas makna tulisan
sendiri tanpa mencantumkan sumber.
b. Intentional
Plagiarisme yang dilakukan dengan sengaja
Contohnya tidak mencatumkan sumber
c. Unintentional
Tidak sengaja melakukan plagiarisme, tidak bisa melakukan paraphrase
yang baik.
8
3. Ciri-ciri plagiarisme
9
5. Presentase maksimal kemiripan yang diperbolehkan dalam karya ilmiah
10
6. Sanksi yang diberikan untuk tindakan plagiarisme
Pasal 12
11
f. pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen/peneliti/tenaga
kependidikan;
g. pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai
dosen/peneliti/tenaga kependidikan; atau
h. pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang
bersangkutan.
(4) Menteri atau Pejabat yang berwenang dapat menolak usul untuk
mengangkat kembali dosen/peneliti/tenaga kependidikan dalam jabatan
guru besar/profesor/ahli peneliti utama perguruan tinggi lain, apabila
dosen/peneliti/tenaga kependidikan tersebut pernah dijatuhi sanksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f atau huruf g serta dijatuhi
sanksi tambahan berupa pemberhentian dari jabatan guru besar/profesor.ahli
peneliti utama.
12
c. pernyataan Pemerintah bahwa yang bersangkutan tidak berwenang
melakukan tindakan hukum dalam bidang akademik
BAB IV PENCEGAHAN
Pasal 6
13
g. Pengakuan karya milik orang lain.
h. Dengan cara sosialisasi terkait UU no 28 tahun 2014 tentang hak cipta
kepada seluruh masyarakat akademik.
i. Melampirkan karya tulis tidak melakukan plagiat.
j. Keputusan pimpinan untuk karya tulis di upload pada jurnal yang valid di
portal garuda.
k. Harus banyak membaca , referensi nya harus banyak.
14
9. Pandangan atau hukum plagiarism dalam islam
Dilihat dari sisi islampun, kegiatan plagiat adalah kegiatan yang buruk. Sisi buruk
yang timbul karena plagiat adalah:
15
antara tradisi keilmuan para ulama adalah menisbatkan keterangan ilmiah yang
menarik kepada orang yang pertama kali mengucapkannya.” (Bustanul ‘Arifin, hal. 4,
Syamilah).
Plagiat tidak boleh dilakukan karena berbagai alasan, misal suatu karya diciptakan
dengan observasi atau penelitian yang memakan biaya dan waktu yang banyak dan
dalam proses observasi atau penelitian sangat menguras tenaga. Alasan lain adalah
dapat membuat si pencipta karya merugi.
“Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu
merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan”
اض ِم ن ْ ك ُ مْ ۚ َو ََل
ٍ ج ا َر ة ً ع َ ْن ت َ َر ِ ي َ ا أ َي ُّ هَ ا ا ل َّ ذِ ي َن آ مَ ن ُ وا ََل ت َأ ْك ُ ل ُ وا أ َ ْم َو ا ل َ ك ُ مْ ب َ ي ْ ن َ ك ُ مْ ب ِ ال ْ ب َ ا
َ ِ ط ِل إ ِ ََّل أ َ ْن ت َك ُ و َن ت
َّللا َ ك َا َن ب ِ ك ُ ْم َر ِح ي ًم ا َّ ت َ ق ْ ت ُل ُ و ا أ َن ْ ف ُ س َ ك ُ ْم ۚ إ ِ َّن
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
Menerangkan yang dimaksud dalam hak intelektual termasuk harta kekayaan maka
keberadaan nya sangat terlindungi rasulullah bersabda
“sesungguhnya darah (jiwa) dan harta mu adalh haram atau dilindungi” (HR.
Termidzi)
16
Komisi fatwa juga mengambil kaidah fiqih “ tidak boleh melakukan tindakan hukum
atas hak milik orang lain tanpa seizinya ‘’
“Rasullullah sangat mencela segala tindakan yang bisa merugikan orang lain
rasulullah bersabda tidak boleh membahayakan (merugikan) diri sendiri dan tidk
boleh pula membahayakan (merugikan) orang lain”. (HR ibnu majah dari ubadah bin
Shamit)
17
BAB III
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19