1 PB
1 PB
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok yang penting
bagi masyarakat Indonesia. Minyak goreng dapat dikonsumsi oleh seluruh lapisan
masyarakat. Peningkatan kebutuhan dalam mengkonsumsi makanan akan
cenderung meningkatkan permintaan produk minyak goreng. Sebagian besar
permintaan terhadap minyak goreng ialah untuk konsumsi rumah tangga. Pada
saat ini minyak goreng kelapa sawit dipasarkan dalam dua bentuk, yaitu secara
curah dan kemasan (bermerek) tertentu. Minyak goreng curah dan minyak goreng
bermerek merupakan hasil dari proses industri namun memiliki perbedaan dari
segi kualitas (Anonimus, 2014).
Peningkatan kebutuhan terhadap minyak goreng menyebabkan semakin banyak
muncul perusahaan yang bergerak dalam industri minyak goreng kelapa sawit,
terutama minyak goreng bermerek. Saat ini tercatat lebih dari 30 merek yang
beredar di pasaran seperti Bimoli,Filma,Tropical,Sania,Sunco,Hemat,Happy
Oil,Fortune,Kunci Mas,Rose Brand, Sunrise dan lainnya.Produk yang menarik
dapat diartikan sebagai produk yang memberikan keterangan, mempengaruhi serta
menyakinkan konsumen tentang adanya suatu yang menarik dari barang atau jasa
dan dapat menggerakan khalayak untuk menggunakan produk tersebut. Akan
tetapi, untuk melakukan pembelian tentu saja konsumen tidak membeli hanya
karena satu atribut saja, melainkan oleh beberapa kombinasi atribut.
Produsen harus mengetahui atribut dan kombinasi atribut yang mempengaruhi
keputusan konsumen dalam membeli produknya. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengidentifikasi tentang preferensi konsumen terhadap minyak goreng
berdasarkan atributnya. Dengan mengetahui kombinasi atribut minyak goreng
yang dipilih kosumen dapat membantu untuk mengembangkan minyak goreng
kemasan yang sesuai dengan preferensi konsumen tersebut (Anonimus, 2014).
Identifikasi Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana preferensi konsumen
terhadap atribut produk minyak goreng kemasan di Kota Medan ?, bagaimana
urutan atribut dari minyak goreng kemasan yang paling penting menurut
preferensi konsumen di Kota Medan ?, bagaimana tingkat keakuratan prediksi
model hasil estimasi dengan hasil aktual pada proses conjoint ?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi konsumen terhadap atribut
produk minyak goreng kemasan di Kota Medan, untuk menganalisis urutan atribut
yang paling penting dari produk minyak goreng kemasan berdasarkan preferensi
konsumen di Kota Medan, untuk mengetahui tingkat keakuratan prediksi antara
hasil estimasi dengan hasil aktual pada proses conjoint..
LANDASAN TEORI
Teori Konsumen
Teori perilaku konsumen yaitu teori yang menjelaskan tindakan konsumen dalam
(Hanna, 2001).
Pemasaran
Analisis Conjoint
Analisis Conjoint ialah teknik yang digunakan secara khusus untuk mengetahui
bagaimana perilaku konsumen terhadap suatu produk atau jasa dan untuk
membantu mendapatkan kombinasi atau komposisi atribut-atribut suatu produk
atau jasa baik baru maupun lama yang paling disukai konsumen. Atribut-atribut
merupakan elemen-elemen yang terdapat pada suatu produk yang berfungsi
menjelaskan karakter produk tersebut(Hair et al, 2006).
𝑼(𝑿) = ∑ ∑ 𝜷𝐢𝐣𝑿𝒊𝒋
𝒊=𝟏 𝒋=𝟏
Dimana:
Dimana :
Ii = {max(aij) – min(aij)}, untuk masing – masing i
Pada bidang pemasaran, analisis ini banyak digunakan untuk mengetahui
preferensi konsumen akan produk baru atau desain produk. Jadi, pada dasarnya
tujuan analisis conjoint adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi seseorang
terhadap suatu objek yang terdiri dari atas satu/banyak bagian.
Penelitian Terdahulu
Berdasarkan skripsi Resmawati (2013) dengan penelitiannya berjudul “Analisis
Preferensi Konsumen terhadap Produk Susu Berbasis Analisis Conjoint”
menggunakan Metode Presentasi “pairwise-comparison” bertujuan untuk
memahami dan mengetahui preferensi konsumen terhadap kombinasi atribut
produk susu khusus untuk umur remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis conjoint dengan menggunakan pairwise-comparison sebagai
metode presentasinya. Atribut yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
susu, rasa, kemasan dan kandungan lemak. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kemasan merupakan atribut terpenting dibandingkan dengan atribut
lainnya dengan nilai relaltive importance sebesar 56,13%. Atribut terpenting
kedua yaitu rasa susu dengan nilai relaltive importance 38,55%. Kandungan
lemak menempati rangking ketiga dengan nilai relaltive importance sebesar
4,28%, dan jenis susu sebagai atribut keempat dengan relaltive importance nilai
sebesar 1,05%. Selain itu, stimuli yang diinginkan konsumen untuk produk susu
khusus umur remaja adalah jenis susu kental, rasa coklat, kemasan kaleng, dan
kandungan lemak non fat.
METODE PENELITIAN
2. Mendesain Stimuli
Kombinasi antara faktor dengan level disebut satu stimuli. Dalam penelitian ini
bentuk stimuli yang bisa dibentuk yaitu warna, kejernihan, brntuk kemasan, harga
per kemasan, ukuran kemasan, media promosi dan outlet. Dalam penelitian
ini,menggunakan metode full-profile yang mengevaluasi banyak faktor.Pada
pengukuran ini untuk memudahkan responden dalam mengevaluasi semua stimuli
digunakan fractional factorial design pada SPSS 17.0 .
Tabel 3.4.b Design Stimuli Produk Minyak Goreng Kemasan
5. Hasil Analisis
Output yang dihasilkan dari proses analisis conjoint berupa nilai utility yaitu suatu
perbandingan antara nilai kegunaan dengan tiap-tiap taraf atributnya, importance
values yaitu suatu nilai perbandingan antara nilai kepentingan dengan tiap-tiap
atribut minyak goreng kemasan serta nilai korelasi Pearson dan Kendall’s Tau
untuk mengetahui seberapa tinggi predictive accuracy-nya.
Correlationsa
Value Sig.
Dari analisis conjoint yang telah dilakukan mengenai preferensi konsumen pada
minyak goreng kemasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil kombinasi stimuli menunjukkan taraf/level atribut yang paling disukai
konsumen berdasarkan nilai kegunaan adalah kombinasi atribut yakni kejernihan
minyak yang bening, warna minyak kuning keemasan, kemasan dalam bentuk
botol, ukuran produk 1L, harga per produk kemasan<Rp.20.000, media promosi
diketahui dari media elektronik dan oulet di pasar modern (minimarket).
2. Tingkat kepentingan atribut tertinggi yang menjadi perhatian konsumen adalah
atribut bentuk kemasan dilanjut atribut ukuran kemasan ,atribut media promosi,
atribut harga per kemasan, atribut warna, atribut kejernihan, dan tingkat
kepentingan atribut terendah yang menjadi penilaian konsumen adalah atribut
outlet.
3. Angka korelasi yang dihasilkan tinggi (diatas 0,5) pada nilai korelasi Pearson’s
(0.997) maupun Kendall’s Tau (0.996) dan kedua korelasi tersebut adalah
signifikan karena keduanya dibawah 0,05. Ada hubungan yang kuat antara
penilaian responden yang sebenarnya dengan hasil penilaian pada proses konjoint.
Saran
1. Produsen perlu memperhatikan atribut produk minyak goreng kemasan yang
terbaik sebagai pertimbangan pemasaran dan evaluasi pengembangan produk
yang sesuai preferensi konsumenberdasarkan kombinasi taraf/level dengan
kemasan minyak dalam botol, ukuran kemasan minyak 1L, media promosi
diketahui dari media elektronik, harga per produk kemasan<Rp.20.000, warna
minyak kuning keemasan, kejernihan minyak bening dan outlet di pasar modern
(minimarket).
2. Dengan mengetahui preferensi konsumen terhadap atribut-atribut produk,
membantu produsen dalam memasarkan dan mengembangkan produk yang sesuai
dengan kesukaan konsumen sehingga konsumen tetap mempertahankan merek
produk minyak yang ditawarkan dipasaran.
3. Untuk mempertahankan konsumen sebaiknya dalam memproduksi produk
minyak goreng tetap mempertahankan harga. Harga merupakan atribut yang
paling penting menurut konsumen.Oleh karena itu, produsen perlu melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai kesesuaian harga yang diharapkan konsumen
dengan biaya produksi yang dibutuhkan untuk mencitptakan produk minyak
goreng kemasan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus.2014. Komoditas Kelapa Sawit.http://www.members.bumn.go.id.
Diakses tanggal 24 September 2014
Hair, J. F. Wiliam C. Black, Barry J. Babin dan R.L. Tatham.2006 Multivariate
Data Analysis, Sixth Edition, Pearson Education Inc. New Jersey.
Hanna, N. 2001. Customer Behavior: An Applied Approach Internasional.
Prentice-Hall.
Irvani, B. 2008. Analisis Preferensi dan Kepercayaan Konsumen
TerhadapMinyak Goreng Sawit Bermerek di Kota
Bogor.www.google.comDiakses pada tanggal 6 Sepetember 2014.
Kotler, P. 2007.Manajemen Pemasaran. (Edisi VII Jilid I.). Jakarta. FE-UI Press