Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pengembangan Produk

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, 2007

“pengembangan produk adalah strategi untuk pertumbuhan perusahaan

dengan menawarkan produk baru atau yang di modifikasi ke segmen

pasar yang sekarang. Mengembangkan konsep produk menjadi produk

fisik untuk menyakinkan bahwa gagasan produk dapat diubah menjadi

produk yang dapat di wujudkan.

Pengembangan produk ini sendiri bukanlah hal yang mudah,

karena dalam pengembangan produk itu sedniri terdapat banyak

hambatan baik itu dari dalam perusahaan ataupun dari luar persahaan.

Tidak sedikit perusahaan yang mengalami kegagalan dalam

mengembangkan produknya yang di sebabkan karena perusahaan

tersebut tidak dapat memecahkan hambatan-hambatan tersebut.

2. Tujuan Pengembangan Produk

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, 2007. “Suatu

perusahaan yang melakukan pengembangan terhadap produknya

terlebih dahulu harus menyadari apa tujuan dilakukan pengembangan

tersebut dan bagaimana proses pengembangan proses tersebut

6
7

dilaksanakan sehingga dapat mencapai sasaran yang diinginkan. Untuk

memperoleh laba yang diinginkan melalui volume penjualan yang di

tingkatkan suatu perusahaan harus memperbaiki atau menambah

produk-produk yang dihasilkan berdaarkan atas dua fungsi dasar yaitu

pemasaran dan inovasi produk. Produk baru secara keseluruhan,

misalnya produk baru dirancang untuk menjaga posisi perusahaan

dalam pangsa pasar, atau untuk menjaga posisi perusahaan untuk

mengembaliikan investasi disaat merintis posisi pasar baru, sehingga

dapat dikatakan bahwa tujuan pengembangan produk yang dilaksanakan

oleh perusahaan.

3. Tahap-Tahapan Pengembangan Produk

Menurut Ricky.W.Griffin, Ronald.J.Ebert, 2006. ”Program

pengembangan produk yang dilakukan oleh perusahaan pada

dasarnya adalah untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan demikian, para eksekutif

puncak, khususnya yangberhubungan dengan program ini, dituntut

haruslah benar-benar mengembangkan dan mengelola produknya

dengan sebaik mungkin. Untuk mencapai hal itu, perusahaan

tentuharus mengikuti langkah-langkah dari pengembangan produk ini

secara sistematis. 7 Tahap proses pengembangan Produk


8

a. Gagasan produk

Pengembangan produk dimulai dengan pencarian gagasan

bagi produk-produk baru. Para manajer puncak harus mendefinisikan

produk dan pasar yang ingin ditekankanya menyatakan tujuan produk

baru itu. Merek juga harus menyatakan berapa banyak usaha yang harus

dicurahkan untuk mengembangkan produk terobosan, memodifikasi

produk lama dan meniru produk pesaing.

b. Penyaringan

Tahap ini dirancang untuk menghilangkan seluruh gagasan

produk yang tidak berhubungan dengan kemampuan atau tujuan

perusahaan. Para perwakilan dari pemasaran, teknis dan produksi harus

memberikan input pada tahap ini.

c. Pengujian konsep

Setelah gagasan disaring, perusahaan menggunakan riset pasar

untuk mendaptkan input dari konsumen tentang manfaat dan harga.

Gagasan yang telah melewati tahap penyaringan kemudian dilanjutkan

dengan membuat konsep serta dilanjutkan dengan mengembangkan

konsep produk tersebut. Pada dasarnya konsumen tidak membeli

gagasan dari suatu produk melainkan konsep dari produk tesebut.

Dari berbagai konsep produk yang ada kemudian dilakukan

pengujian yang pada akhirnya di pilih konsep produk yang paling

tepat.
9

d. Analisis bisnis

Setelah mengumpulkan opini konsumen, Adapun cara

mengevaluasi usulan dengan cara membuat suatu perkiraan tentang

tingkat penjualan, biaya produksi, dan keuntungan yang diharapkan

sesuai dengan sasaran peruahaan. Analisis usaha biasanya selalu

berubah-ubah dalam melakukan perbaikan, jika didapatkan informasi

yang baru, sehingga perkiraan yang dibuat semakin mendekati

kebenaran

e. Pengembangan prototipe

Sewaktu perusahaan telah menentukan potensi profitabilitas

produk. Bagian teknik atau riset dan pengembangan akan membuat

prototipe. Prototipe ini dapat menjadi sangat mahal, yang sering kali

memerlukan peralatan dan pengembangan komponen yang ekstensif.

f. Pengujian produk dan uji pemasaran.

Dengan menggunakan hal-hal yang dipelajari dari

prototipe, perusahaan menjalankan produksi yang terbatas. Kemudian

perusahaan dapat menguji produk tersebut untuk melihat apakah

produknya memenuhi persyaratan kinerja. Jika ya, maka produknya

akan dijual pada daerah yang terbatas. Karena kampanye promosi dan

saluran distribusi harus ditetapkan untuk uji pasar, tahap ini menjadi

cukup mahal.
10

g. Komersialisasi

Jika hasil uji pemasaran positif, perusahaan akan memulai

produksi dan pemasaran berskala penuh. Komersialisasi yang

bertahap, yang bertujuan menyebarkan produk tersebut ke daerah yang

semakin luas, mencegah ketegangan yang semestinya tidak perlu

terjadi pada kemampuan produksi awal. Sebaiknya, keterlambatan

dalam komersialisasi dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan

lain untuk mengeluarkan produk saingan.

4. Produk Helm

Menurut Abdinnour-Helm, 2005. “Helm adalah bagian dari

perlengkapan pengendara motor roda dua berbentuk bulat menutupi

kepala yang berfungsi melindungi kepala pemakainya apabila terjadi

benturan. Pada tahun 2003 dimulainya operasi permusnahan helmyang

bukan standart jajaran kepolisian, ada beberapa warga dari kalangan

mahasiswa yang mengeluh dengan penggunaan helm standart.

Berbagai alasan mulai dari kepala terasa berat, tidak nyamann, kurang

bisa mendengar jika ada yang memanggil dan sebagainya. Perlunnya

untuk mengurangi tingkay risiko kecelakaan serta fungsi dari kaca

helm adalah melindungi mata dari angin dan debu. Ada banyak

ketidaknyamanan yang bisa berujung pada kecelakaan dijalan saat

mengendarai sepeda motor tanpa helm yang ada kaca pelindungnya,

serta helm sangat membantu kita untuk membuat kepala, wajah dan
11

rambut agar tetap kering tidak kehujanan. Kombinasi setelan setelan

mantel hujan, sepatu bot dan helm cukup untuk menaklukan hujan

ketika berkendara dengan sepeda motor. Bagi sebagian orang, daerah

kepala harus tetap kering agar tidak jatuh sakit, sehingga akan sangat

terbantu sekali oleh helm ketika hujan jatuh secara mendadak ditengah

jalan. Jika menggunakan helm standart cetok/helm proyek, maka

kemunginan untuk basah di bagian kepala sangat besar.


12

B. Penelitian Yang Relevan

1. (Kurniawan & Sukma, 2016). Penelitian di bidang pengembangan

produk sampai saat ini telah mengalami kemajuan yang berarti terlebih

di Amerika Serikat sebagai negara dengan tingkat pengembangan

produk baru yang cepat, intense, dan konsisten. Banyak perusahaan-

perusahaan yang berhasil dalam mengembangkan produk barunya

melalui tahapan yang terstruktur dan bergerak dari dua sudut pandang

yaitu: technology-push dan market-pull. Pada tahap awal ini, studi akan

dilakukan dengan pendekatan deskriptif, untuk menggambarkan dan

menemukan variabel-variabel penelitian yang signifikan. Studi akan

diarahkan untuk memetakan perusahaan-perusahaan dari sisi metrik-

metrik yang sudah disebutkan di atas. Data untuk penelitian ini

diperoleh melalui kuesioner standar yang telah dimodifikasi dalam

Bahasa Indonesia. Data terdiri dari enam (6) bagian yaitu: profil

responden, sistem metrik industri, kondisi metrik korporat, kondisi

metrik proyek, keterkaitan kinerja dengan proses di perusahaan, metrik

riset dan pengembangan industri. Dalam penelitian ini tingkat precision

of requirement yang diinginkan adalah 95% dan tidak diperbolehkan

adanya duplikasi respon dari responden. Setiap perusahaan hanya

memperoleh satu paket kuesioner sebagai form yang harus diisi. Hasil

penelitian ini adalah dalam menerapkan strategi pengembangan produk

baru, perusahaan bersifat responsif terhadap pasar. Industri manufaktur


13

di Indonesia ditandai dengan tingkat peluncuran produk baru yang

rendah. 53% dari perusahaan menyatakan hanya memiliki kurang dari 4

produk baru setiap tahunnya. Sekitar 1/3 perusahaan hanya

mengalokasikan kurang dari 4% dari penjualan tahunan untuk dana

kegiatan R&D. Inisiatif untuk mengembangkan produk baru umumnya

datang dari arahan top level manajemen dan juga dari pihak luar. 61%

perusahaan memiliki prosedur pengembangan produk baru yang formal,

namun tidak memiliki unit khusus untuk menangani kegiatan ini,

dimana 74% menyatakan bahwa kegiatan tersebut dirangkap oleh

bagian lain. Bagian marketing banyak berperan dalam memberikan dan

menentukan ide produk baru, sedangkan bagian R&D lebih berperan

dalam mewujudkan ide tersebut menjadi feasible untuk diproduksi.

Bagian produksi cenderung berperan pasif, hanya sebatas pelaksana

lapangan. Dalam hal performance produk baru, pelaksanaan

pengembangan produk baru memberikan keuntungan bagi perusahaan,

baik secara internal maupun eksternal.


14

2. (Yustian, 2017) Pengembangan produk dimotivasi oleh sains dan

teknologi, perubahantuntutan, persaingan, dan persyaratan konsumen

untuk meningkatkan laba. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

dan menganalisis alat yang diterapkan dalam pengembangan produk PT

MSA dan alternatifnya. Quality Function Deployment (QFD) digunakan

untuk menentukan atribut produk untuk permintaan konsumen, kinerja

perusahaan, tingkat minat, parameter teknis, persyaratan proses, dan

prosedur kualitas untuk meningkatkan produk. Penelitian ini dirancang

sebagai metode penelitian kuantitatif. Aplikasi QFD di PT MSA

menghasilkan 15 atribut produk, yang diminta oleh konsumen. Atribut-

atribut tersebut diinterpretasikan melalui 9 parameter teknis di House of

Quality (HOQ) untuk susu segar kemasan, dan 15 atribut produk untuk

yoghurt. Berdasarkan analisis prioritas, PT MSA akan melakukan

keputusan bisnis untuk mengembangkan produk yoghurt, yang

diharapkan akan meningkatkan total penjualan.


15

3. (Aulia, Widiharih, & Hoyyi, 2017) Keselamatan adalah faktor penting

yang perlu dipertimbangkan dalam keselamatan berkendara. Salah satu

faktor penting yang perlu dipertimbangkan adalah penggunaan helm

Standar Nasional Indonesia (SNI). Banyaknya keberadaan helm ber-SNI,

membuat konsumen khususnya pelajar, memiliki preferensi sendiri

dalam memilih helm. Metode yang dapat digunakan untuk memilih helm

yang paling favorit adalah ELECTRE dan TOPSIS. Kedua metode ini

adalah metode yang digunakan untuk memecahkan masalah MADM.

Ada 8 merek helm yaitu INK, KYT, BMC, HIU, VOG, BOGO, NHK,

dan GM. Untuk kriteria pemilihan helm adalah helm pengaman (helm

pengaman saat dikenakan), harga helm terjangkau, helm mudah

ditemukan, berbagai warna helm, tersedia berbagai ukuran, helm

menutupi seluruh wajah, kaca helm nyaman saat dipakai, kaca helm

bening, kualitas helm bagian luar helm, kualitas busa helm, dan

ketahanan terhadap benturan. Dengan menggunakan metode ELECTRE,

penelitian ini mendapatkan hasil bahwa helm yang paling disukai adalah

merek helm INK yang memiliki jumlah elemen baris sebanyak 5. Untuk

metode TOPSIS, helm yang paling favorit adalah merek helm KYT

dengan nilai preferensi sebesar 0,7146.


16

4. (Ato’Illah, 2015) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

pengembangan produk pupuk Npk dan Sp dapat meningkatkan volume

penjualan dan unttuk mengetahui seberapa besar pengaruh

pengembangan produk pupuk Npk dan Sp dalam meningkatkan volume

penjualan pada “CV.Tirta Telaga 999” di Lumajang. Penelitian ini

melakukan pengujian apabila perusahaan mengadakan pengembangaan.

produk maka diharapkan volume penjualan dapat meningkat atau dapat

mencapai target. “Pengembangan produk pupuk dapat meningkatkan

volume penjualan pada “CV. Tirta Telaga 999”. Dengan menggunakan

metode kualitatif dan metode kuantitatif dan menyebarkan.kuesioner

maka hasil analisis data menunjukkan bahwa pengembangan produk

pupuk dapat meningkatkan volume penjualan pupuk pada “CV. Tirta

Telaga 999” secara signifikan dan pengaruh pengembangan produk

pupuk dalam meningkatkan volume penjualan pupuk pada “CV. Tirta

Telaga 999” sebesar 95,16% dan sisanya sebesar 4,84% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Keterbatasan

penelitian ini adalah hanya meneliti pengaruh pengembangan produk

terhadap peningkatan volume penjualan, sedangkan variabel lain yang

mempengaruhi volume penjualan suatu perusahaan diharapkan dapat

diteliti oleh peneliti selanjutnya.


17

5. (Yuliawati, 2016) Permintaan untuk siswa, mahasiswa atau pekerja

kantor untuk melakukan studi dan pekerjaan mereka mengharuskan

mereka untuk duduk lebih lama di tempat belajar atau tempat kerja

mereka. Tempat belajar harus dirancang agar nyaman, ergonomis, dan

memiliki sentuhan estetika. Lampu belajar adalah salah satu aspek

penting di tempat belajar. Desain lampu studi telah meningkat dalam

aspek dan fungsinya. Namun, seiring dengan peningkatannya, ada

tuntutan fungsi tambahan untuk desain yang ada. Oleh karena itu,

penelitian ini bertujuan untuk merancang dan memproduksi lampu meja

dengan fungsi tambahan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Untuk

mewujudkan tujuan ini, metode Kano dan Quality Function Deployment

(QFD) diterapkan. Hasil perhitungan menunjukkan 12 atribut (kebutuhan

pelanggan) dan 10 prioritas parameter teknis diimplementasikan dalam

desain produk lampu meja. Fungsi tambahan dari lampu meja ini adalah

mematikan daya secara otomatis antara lampu meja dan lampu malam

setiap kali salah satu lampu tidak digunakan, desain flip, jam digital,

kipas angin, lampu malam, pengisi daya telepon seluler, tempat alat tulis,

dan kemampuan untuk tetap menyala selama listrik padam.


18

6. (Maulida, Gunadhi, & Priyatna, 2013) Penelitian ini dilakukan di

Perusahaan Koperasi Peternak Garut Selatan (KPGS), untuk peneliti

yang dilakukan adalah melakukan perancangan produk dan kemasan

permen caramel susu yang di produksi oleh KPGS. Masalah yang muncul

adalah perlu dilakukan pengembangan dan inovasi produk yang befokus

terhadap keinginan pelanggan untuk dapat bersaing dengan produk

kompetitor. Tujuan penelitian adalah mendapatkan desain kemasan dan

mutu produk permen yang sesuai dengan keinginan pelanggan yang

diharpakan akan meningkatkan produktivitas usaha. Berdasarkan

permasalahan tersebut akan dilakukan perancangan dan pengembangan

produk permen caramel susu dengan menggunakan model QFD (Quality

Function Deployment). Dari hasil analisa diketahui bahwa

pengembangan produk yang perlu dilakukan adalah menambah variasi

rasa pada isi produk, penggunaan kemasan yang menarik, danterdapat

label halal pada kemasan.


19

7. (Ginting Rosani, Batubara Theresia Yosephin, Widodo. 2017) Dalam

perubahan pola pikir manusia seiring dengan perkembangan teknologi,

tren dan kebutuhan akan produk-produk berkualitas semakin menuntut

pengembangan fungsi-fungsi produk yang lebih kompleks untuk

memenuhi harapan-harapan produk. Mendesain ulang produk yang

dibuat adalah kotak tisu multifungsi. Produk ini ditujukan untuk

kebutuhan keluarga atau rumah tangga. Salah satu metode yang

berangkat dari kebutuhan konsumen adalah Quality Function

Deployment yang biasa disingkat QFD. Dalam QFD ini kontrol kualitas

suatu produk didasarkan pada keinginan dan kebutuhan konsumen.

Karakteristik produk tisu multifungsi yang diperoleh dari tujuan

perancangan adalah Kotak Tisu Multifungsi memiliki fungsi utama biru,

memiliki fungsi balok utama, memiliki motif fungsi utama polkadot,

memiliki lubang fungsi persegi panjang utama, memiliki fungsi besi

penutup utama, memiliki fungsi utama penutup besi, memiliki stiker

ornamen, memiliki fungsi tambahan tempat permen, memiliki fungsi

warna tambahan merah muda, memiliki motif garis fungsional tambahan

dan memiliki bahan fungsional besi tambahan. Kemudian dapatkan

alternatif terbaik dengan total biaya Rp.75.895.


20

8.. Gentha Oryza Dharma, Dyah Rachmawati Lucitasari., Muhammad

Shodiq. 2018. Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat

menyebabkan masalah pada berat badan, kemurungan, masalah pada

jantung dan bahkan membuat tubuh rentan terkena penyakit. Kebanyakan

orang mengetahui bahwa tidur sangatlah penting, namun justru semakin

hari semakin mendapatkan jam tidurnya berkurang karena berbagai alasan.

Dari permasalahan di atas terlihat adanya kebutuhan headset dan penutup

mata tidur yang lebih praktis untuk digunakan. Perancangan ulang headset

dan penutup mata tidur ini akan dilakukan dengan menggunakan metode

Nigel Cross sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pengembangan desain ini

diawali dengan mengklasifikasikan tujuan-tujuan dari perancangan dan

menetapkan fungsi serta batasan sistem. Setelah itu menyusun kebutuhan

konsumen untuk membuat spesifikasi alat yang baru, kemudian

menetapkan karakteristik produk atau target apa yang akan dicapai

sehingga sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selanjutnya pembangkitan

alternatif dari alat headset dan penutup mata untuk tidur desain baru,

kemudian akan dievaluasi untuk dipilih mana yang terbaik untuk

diproduksi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat headset dan penutup

mata untuk tidur yang baru dapat diterima oleh konsumen, berdasarkan

survey akhir, menunjukkan 95% konsumen tidur lebih cepat dibandingkan

dengan alat yang lama, 85% responden menyatakan puas dan merasa alat

sesuai dengan harapan dan 75% bersedia membeli alat headset dan penutup

mata untuk tidur yang baru.


21

9. (Suhendar, 2014) Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan

atribut-atribut pelayanan akademik yang menjadi prioritas berdasarkan

harapan mahasiswa, selain itu penuls berharap dapat memberikan

masukan/usulan kepada pihak manajemen universitas dalam upaya

peningkatan layanan akademik di UB. Metode penelitian yang digunakan

adalah metode survey terhadap pelayanan akademik UB baik berupa

harapan/keinginan maupun tingkat kepuasan oleh mahasiswa. Selain itu

pene,iti juga menggunakan metode wawancara dan observasi untuk

mendapatkan data parameter teknik yang merupakan jawaban atas

keinginan dan harapan para konsumen. Selanjutnya data informasi

atribut jasa pelayanan yang diperoleh dari mahasiswa diolah dan

dianalisis dengan menggunakan model Quality Function Deployment

(QFD) dan matrix House of Quality (HOQ). Kesimpulan dari hasil

analisis dengan menggunakan model QFD terhadap atribut jasa

pelayanan akademik di UB dapat diketahui 5 prioritas pengembangan

dan perbaikan adalah sebagai berikut: 1) Memberikan Pelatihan dan

Pengembangan softskill, dan sistem pelayanan prima kepada staff

administrasi, 2) Mempersiapkan FAQ untuk staff administrasi, 3) Rapat

rutin dosen dengan koordinator MK dan Kaprodi, 4) Meningkatkan

pelayanan sistem informasi akademik di portal BIG, 5) Meningkatkan

pengawasan dan evaluasi kesesuiaan Silabus dengan BAP.


22

10.(Soekarta Rendra, Amri Irman, Suharsono , 2016) Kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat telah mendorong

manusia untuk mengatasi segala permasalahan yang timbul di kehidupan.

Hampir semua orang tidak bisa lepas dari dunia teknologi, baik itu

teknologi sederhana maupun teknologi tinggi. contonya adalah alat-alat

elektronik yang beragam dan mempermudah pekerjaan sehari-hari.

Dalam kehidupan sehari-hari menjemur adalah salah satu aktifitas yang

terkadang sering kita lakukan bukan hanya menjemur pakaian, kasur dll

aktifitas menjemur juga sering di lakukan oleh pelaku indutri perumahan

contohnya indutri kerupuk, ikan asin, dan sebagainya. Akan tetapi salah

satu kendala yang sering terjadi pada saat proses menjemur adalah

datangnya hujan yang tiba-tiba, cuaca yang tidak menentu akan

menghambat dan menghawatirkan aktifitas menjemur kita pada saat kita

tinggal bepergian keluar rumah. Dalam penulisan ini diamati apa yang

diperlukan dalam hal mengatasi persoalan menjemur dihubungkan

dengan semua aktifitas dan perubahan lingkungan yang terjadi yang

berkaitan dengan penjemuran tersebut. Lalu ditentukanlah model dan

desain yang dinginkan untuk mengatasi persoalan yang ingin diatasi,

selanjutnya diperoleh rancangan jemuran sebagaimana diinginkan.


23

B. Kerangka Berfikir

Permasalahan

Belum diketahuinya cara merancang


produk helm yang memiliki fitur
Data
tambahan sebagai alat berkomunikasi
Pengumpulan data diperoleh
tanpa menggunakan kabel sebagai sarana
dengan cara menyebar petisi
berkomunikasi pada saat berkendara.
questioner untuk 100 orang
dengan pertanyaan tentang
Pengolahan data seberapa banyak masyarakat

Pengolahan data menggunakan metode yang setuju untuk

NIDA dan QFC. perancangan produk helm


headset Bluetooth berfitur alat
Analisis komunikasi.
Data yang sudah di dapat dengan cara
menyebar petisi yang sudah di olah akan di
analisa agar kelayakan dari penelitian bisa
dikatakan baik.

Hasil yang diharapkan


Untuk mengetahui cara merancang
produk helm yang memiliki fitur
tambahan sebagai alat untuk
berkomunikasi tanpa menggunakan
kabel sebagai sarana komunikasi disaat
berkendara
24

DAFTAR PUSTAKA

Philip Kohler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Ed 12. Terj.
Benjamin molan. Jakarta:Prehallindo, 2007. Hal.320.
Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert. Bisnis. Terj. Sita Wardhani. Surabaya:
Erlangga.2006. Hal. 312.
Abdinnour-Helm,SF, Chaparro, BS & Farmer, SM. 2005. Using the End-User
Computing Satisfaction (EUCS) Intrument to measure satisfaction with a
web site. Decision Sciences. Volume 36. No.2.
Kurniawan & Sukma, 2016. Stategi dan proses pengembangan produk.
Universitas Widyatama, Bandung.
Yustian Okky Rizkia, 2015. Analisis pengembangan produk berbasis Quality
Function Deployment (QFD). Fakultas Bisnis dan Manajemen. Universitas
Widyatama.
Aulia, Widiharih, & Hoyyi, 2017. Pemilihan helm terfavorit dengan MADM
berbasis GUI MATLAB. Universitas Diponogoro.
Ato’Illah, 2015. pengembangan produk pupuk Npk dan Sp dapat meningkatkan
volume penjualan.CV.Tirta Telaga 999. Lumajang
Yuliawati Evi & Edy Rustam Aji, 2016. Pengembangan produk lampu meja
belajar dengan metode kano dan QFD. Institut Teknologi Adhi Tama
Surabaya.
Maulida, Gunadhi, & Priyatna, 2013. Pengambangan permen susu kamarel untuk
meningkatkan produktivitas usaha berdasarkan kebutujan konsumen.
Sekolah Tinggi teknologi Garut.
Ginting Rosani, Batubara Theresia Yosephin, Widodo. 2017. Desain produk
tempat Tissue multifungsi dengan menggunakan metode QFD. Universitas
Sumatera Utara.
Gentha Oryza Dharma, Dyah Rachmawati Lucitasari., Muhammad Shodiq. 2018.
perancangan ulang Headset dan penutup mata menggunakan metode Nigel
Cross.
Suhendar Endang, Suroto. 2014. Penerapan metode QFD dalam upaya
peningkatan kualitas pelayanan pelayanan akademik pada UB. Universitas
Indraprasta PGRI.
Soekarta Rendra, Amri Irman, Suharsono , 2016. Perancangan penutup jemuran
otomatis multifungsi menggunakan metode QFD. Universitas
Muhammadiyah Sorong.

Anda mungkin juga menyukai