Pengaruh Lama Waktu Perendaman dan Larutan Dekapsulasi terhadap Penetasan Siste
Artemia sp.
The Effect of Length Bathing Period and Decapsulation Solution Against Hatching Rate of
Artemia sp Cyst.
Aris Widodo, Mulyana, Fia Sri Mumpuni
E-mail: mulyanamarhalymsi@gmail.com
ABSTRACT
The aim of this research is to know the effect of length bathing period and decapsulation solution
against hatching rate of Artemia sp cyst. The treatments are length bathing period and
decapsulation solution factors. The results of research showed there is not significantly different
in length bathing period to all treatments, but there is significantly different in decapsulation
solution to all treatments. The highest hatching rate (78.9 %) is gotten from length bathing period
15 minutes and the mixture of NaOCl + NaOH solution, but the lowest hatching rate (34.1 %) is
gotten from length bathing period 15 minutes and the mixture of NaOCl + CaO solution.
Key Words: Decapsulation, hatching rate, Artemia, length bathing period
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dan larutan dekapsulasi
terhadap tingkat penetasan kista Artemia sp. Sebagai perlakuan adalah lama perendaman dan jenis
larutan dekapsulasi. Hasil penelitian tidak memperlihatkan adanya perbedaan yang nyata pada
lama perendaman di antara perlakuan, tetapi memperlihatkan perbedaan yang nyata dalam hal
jenis larutan dekapsulasi di antara perlakuan. Tingkat penetasan tertinggi (78,9%) diperoleh pada
lama perendaman 15 menit dan campuran larutan campuran NaOCl + NaOH, sedangkan tingkat
penetasan terendah (34,1%) diperoleh pada lama perendaman 15 menis dan campuran larutan
dekapsulasi NaOCl + CaO.
Kata Kunci: Dekapsulasi, tingkat penetasan, Artemia, lama perendaman
Aris Widodo, Mulyana, Fia Sri Mumpuni. 2016. Pengaruh Lama waktu Perendaman dan Larutan
Dekapsulasi terhadap Penetasan Siste Artemia sp. Jurnal Mina Sains 2(1): 31-38.
Tingkat penetasan tertinggi terdapat interaksi antar perlakuan tidak berbeda nyata
pada lama waktu 15 menit dengan jenis larutan atau tidak signifikan dan untuk mengetahui
NaOCl + NaOH sebanyak 78.9%, sedangkan dari masing-masing perlakuan, maka dilakukan
penetasan terendah ada pada perlakuan lama uji Tukey (BNJ).
waktu 15 menit dengan jenis larutan Ca(OCl)2
+ CaO dan pada perlakuan yang menggunakan Kualitas Air
air laut tingkat penetasan siste Artemia sp. Kualitas air selama pelaksanaan
relatif sama pada setiap perlakuan lama penelitian diperoleh data, salinitas sebesar 32
waktunya. Setelah dilakukan uji statistik, maka ppt, suhu berkisar 27-28 0C, pH dengan kisaran
dapat dilihat pada F hitung dan pada F tabel 7-8 dan oksigen terlarut 4- 6 ppm. Nilai angka
menunjukkan bahwa perlakuan lama waktu tersebut masih dalam kisaran yang normal bagi
tidak berbeda nyata (Fhit < 0,05), sebaliknya kehidupan Artemia sp. Data parameter kualitas
penggunaan larutan dekapsulasi berbeda nyata air dapat dilihat pada Tabel 2.
(Fhit > 0,05) pada selang kepercayaan 95%,
80
60 AIR LAUT
40 NaOCl + NaOH
20 Ca(OCl)2 + CaO
0
5 MENIT 10 MENIT 15 MENIT 20 MENIT
Perbedaan lama waktu yang digunakan sedikit. Siste dengan warna pucat sedikit
memberikan hasil persentase penetasan yang mengadung hematin dalam korion sehingga
tidak berbeda. Dari Tabel 1 dapat diketahui tidak terlindung dengan baik kelangsungan
bahwa persentase penetasan tertinggi terjadi hidup embrionya. Hal ini sesuai dengan
pada lama waktu pencucian 15 menit dengan pengamatan bahwa siste Artemia yang
jenis larutan dekapsulasi NaOCl + NaOH yaitu digunakan berwarna coklat muda atau pucat.
sebesar 78,9 %, sedangkan tingkat persentase
terendah terjadi pada lama waktu yang 15 Larutan Dekapsulasi
menit yaitu sebesar 34,1 % dengan jenis Adanya perbedaan larutan yang
larutan yang berbeda Ca(OCl)2 + CaO. Pada digunakan sebagai bahan dekapsulasi
perlakuan dengan menggunakan larutan air memberikan pengaruh pada tingkat persentase
laut tidak terlihat adanya perbedaan pada setiap penetasan. Berdasarkan hasil analisa, bahan
lama waktu dekapsulasi hal tersebut pendekapsulasi yang baik untuk merk artemia
dimungkinkan karena bahan pendekapsulasi supreme plus adalah NaOCl + NaOH, hal ini
yang digunakan tidak mampu menipiskan terjadi karena larutan hipoklorit yang
cangkang Artemia sp. Perbedaan persentasi mengalami peristiwa disosiasi menjadi OCl-
penetasan diakibatkan oleh proses penipisan mampu mengoksidasi C34H32N4O4FeOH
cangkang siste pada saat pencucian. Lama (hematin) sehingga mempengaruhi
waktu pencucian dimungkinkan akan kemampatan dari hematin dan lama-kelamaan
berpengaruh pada embrio karena larutan hematin ini akan larut. Hal ini sesuai dengan
dekapsulasi yang digunakan dapat menembus pendapat Sorgelos et al. (1986) dalam
lapisan embrio, hal tersebut dapat tejadi jika Ekaputra (1991) yang menyatakan dari korion
jumlah kandungan hematin pada siste yang pada siste Artemia sp. dapat dilarutkan dalam
Jurnal Mina Sains ISSN: 2407-9030 Volume 2 Nomor 1, April 2016 37
larutan hipoklorit dengan proses oksidasi. Hal mengandung ultraviolet, (2) suhu di atas 36 0C,
tersebut sesuai dengan hasil penelitian Raharjo (3) pengaruh katalisator beberapa logam
(2004) yang menyatakan bahwa pengaruh seperti Cu, Ni, Co, Cr, dan Fe, dan (4)
larutan dekapsulasi yang berbeda terhadap satu pengaruh katalisator senyawa garam
jenis merk artemia menghasilkan peresentase ammonium dan bahan organik.
penetasan yang tidak sama.
Pengaruh pemberian larutan KESIMPULAN DAN SARAN
dekapsulasi terhadap penetasan siste Artemia
sp. terjadi pada jenis larutan NaOCl + NaOH Kesimpulan
karena penggunaan larutan tersebut mampu 1. Bahan pendekapsulasi terbaik untuk merk
meningkatkan persentase penetasan siste dagang Artemia sp Supreme plus adalah
Artemia sp. hingga 11-18%. Hal ini sejalan campuran larutan NaOCl + NaOH.
dengan Mudjiman (1989) bahwa siste yang 2. Lama/waktu perendaman tidak
bermutu baik apabila ditetaskan dalam air menghasilkan tingkat persentase penetasan
bersalinitas 35 ppt penetasannya sekitar 45 % siste Artemia sp. yang berbeda
sedangkan apabila didekapsulasi terlebih
dahulu, penetasannya dapat mencapai 58 %. Saran
Selain itu, Purwakusuma (2002) juga 1. Untuk meningkatkan persentase penetasan
menyatakan bahwa dengan adanya proses siste Artemia sp. perlu dilakukan
dekapsulasi, persentase penetasan siste dapat dekapsulasi.
meningkat sampai dengan 10%. Peningkatan 2. Lama waktu dekapsulasi disarankan tidak
nilai persentase penetasan siste akibat terpaku pada perubahan warna Artemia sp
pemberian dekapsulasi disebabkan karena melainkan menggunakan standar waktu
embrio tidak susah payah keluar mengeluarkan yang jelas.
energinya untuk memecahkan cangkang
sehingga dapat meningkatkan kelangsungan DAFTAR PUSTAKA
hidupnya. Sekitar 30% energi embrio
digunakan hanya untuk proses penetasan Ekaputra.1991. Pengaruh Perbedaan Lama
cangkang yang keras (korion). Proses Perendaman pada Larutan Dekapsulasi
dekapsulasi mampu menghilangkan korion dengan Konsentrasi Natrium Hipoklorit
tanpa mempengaruhi kelangsungan hidup dari (klorin) yang Berbeda Terhadap
embrio. Persentase Penetasan Siste Artemia sp.
Berbeda dengan penggunan larutan Skripsi. Program Study Budidaya
dekapsulasi Ca(OCl)2 + CaO dari Tabel 1, Perikanan. Fakultas Perikanan.
dapat dilihat bahwa tingkat persentase Universitas Brawijaya. Malang.
penetasan siste relatif sama bahkan menurun
artinya penggunaan larutan ini tidak Mudjiman A. 1989. Udang Renik Air Asin
memberikan pengaruh yang baik, hal tersebut (Artemia salina). Jakarta: Bhatara.
dimungkinkan karena kandungan hematin pada
siste yang digunakan tipis sehingga larutan Purwakusuma.2002. Artemia salina (Brine
dekapsulasi dapat menembus sampai embrio shrimp).Http://www.O-FISH.
sehingga dapat menyebabkan kematian pada
embrio itu sendiri. Raharjo H. 2004. Pengaruh Larutan
Keberhasilan dalam proses dekapsulasi Dekapsulasi dan Pengkayaan Terhadap
terkait dengan kualitas dan kuantitas bahan Penetasan Siste Artemia sp. [Skripsi].
yang digunakan untuk dekapsulasi. Karena Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu
sifat dari larutan klorin maupun kaporit akan Kelautan IPB.
berkurang apabila tidak disimpan di tempat
yang aman. Menurut Mudjiman (1989), hal-hal Sorgelos P. 1979. The Brine Shrimp, Artemia
yang dapat menyebabkan turunnya kualitas salina: A Bottleneck in Mariculture.
larutan klorin dalam penyimpanan antara lain FAO. England.
adalah (1) sinar matahari langsung yang
38 Widodo et al. Pengaruh lama waktu