Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT DAN NON PERFORMING LOAN

(NPL) TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK RAKYAT


INDONESIA PERIODE 2006-2015

Oleh :
Citra Ramadhany
Pembimbing : Tri Sukirno Putro dan Indri Yovita

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia


Email : citra_ramadhany@yahoo.co.id

InfluenceOf The Credit Distribution and Non Performing Loan (NPL) toward the
Profitability Bank Rakyat Indonesia Period 2006-2015

ABSTRACT

This study aimes to analyze the effect inflicted by The variable, Credit
Distribution and Non Performing Loan (NPL) towards the Profitability Bank
Rakyat Indonesia Period 2006-2015. The research using quantitative analysis,
partial and simultaneous analysis (multiple linear regression analysis using
EVIEWS version 9.5 program facility). The results of tests that have been done,
simultaneous regression test (F test) shows that the, Credit Distribution and Non
Performing Loan (NPL) together significant influence toward the Bank Rakyat
Indonesia. Test the partial regression (t test) indicates that the Credit Distribution
variables have a significant influence toward the Bank Rakyat Indonesia, Non
Performing Loan variables have a significant influence toward the Bank Rakyat
Indonesia. The influence of the Bank Rakyat Indonesia described by a variable
Credit Distribution and Non Performing Loan (NPL) jointly amounted to 77,8%
(R2=0,778406) while the remaining 22,2% is influenced by other variables not
examined in the study this research.

Keyword: Credit Distribution, Non Performing Loan (NPL) and Profitability

PENDAHULUAN bank dan merupakan sumber utama


pada pendapatan bank pada umunya.
Bank menurut Undang-Undang Bank merupakan salah satu
RI No 10 tahun 1998 tentang lembaga keuangan yang mempunyai
Perbankan: Bank adalah badan usaha peranan penting di dalam
yang menghimpun dana dari perekonomian suatu Negara sebagai
masyarakat dalam bentuk simpanan lembaga perantara keuangan
dan menyalurkannya kepada (financial intermediary). Sektor
masyarakat dalam bentuk kredit dan perbankan merupakan syarat dengan
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka risiko, terutama karena melibatkan
meningkatkan taraf hidup rakyat pengelolaan uang masyarakat dan
banyak. Sebagai lembaga diputar dalam bentuk berbagai
intermediary, pemberian kredit investasi, seperti pemberian kredit,
masih merupakan kegiatan pokok pembelian surat-surat berharga dan
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 926
penanaman dana lainnya. Kegiatan Pendapatan bunga yang
utama suatu bank yaitu membeli diterima oleh pihak bank merupakan
uang dari masyarakat (menghimpun pendapatan terbesar dari kegiatan
dana) melalui simpanan dan operasional bank. Pendapatan bunga
kemudian menjual uang yang terbesar adalah dari pemberian kredit
diperoleh dari penghimpun dana kepada nasabah, yang merupakan
dengan cara (menyalurkan dana) kegiatan yang sangat berisiko karena
kepada masyarakat umum dalam ada kemungkinan kredit yang
bentuk kredit atau pinjaman (Siamat, diberikan kepada nasabah tidak dapat
2005:37). dilunasi atau menjadi kredit macet.
Meningkatnya jumlah Hal tersebut tentu akan menyebabkan
pemberian kredit akan menyebabkan menurunnya pendapatan bank yang
meningkatnya kredit macet yang juga pada akhirnya akan menurunkan laba
disertai meningkatnya beban. Jika bank. Jadi permasalahan yang ada
kondisi dalam suatu bank terjadi adalah bagaimana bank dapat
peningkatan pemberian kredit maka memaksimalkan pendapatan bunga
kredit macet akan meningkatkan walaupun dengan risiko yang besar
yang tidak diikuti dengan sehingga dapat memperbesar
peningkatan perolehan pendapatan, pendapatan bunga yang akan
sumber dana yang akan disalurkan meningkatkan laba.
kembali kepada masyarakat akan Dalam proses pemberian kredit,
berkurang. Tetapi jika kondisi ada berapa masalah didalamnya yaitu
sebaliknya dimana jumlah dari dari segi intern salah satunya apabila
pemberian kreditnya mengalami bank sudah tidak mampu
penurunan, maka pendapatan mengeluarkan dana, sedangkan dari
menurun dan kredit macet pun segi ekstern yaitu apabila nasabah
mengalami penurunan, yang mengajukan permohonan kredit dan
akhirnya perkembanganmodal bank tidak direalisasikan oleh bank karena
menurun yang mempengaruhi jumlah kurangnya persyaratan yang diajukan
sumber dana yang akan disalurkan oleh nasabah tersebut (Subagyo
kembali kepada masyarakat. Ahmad, 2015:42).
Pengelokasian dana yang tidak Tidak semua penyaluran kredit
efisien menyebabkan pemberian akan memberikan keuntungan
kredit berkurang. Sebab akibat dana kembali, karena seringkali
yang akan disalurkan pada periode pengembalian kredit yang disalurkan
ikut turun. Keadaan seperti ini akan tidak berjalan dengan lancar dan
menghambat kegiatan operasional pada kenyataanya tidak pernah lepas
bank itu sendiri dan juga dari adanya kredit bermasalah.
menurunkan pendapatan bank. Kredit bermasalah akan berakibat
Pengalokasian dana yang tidak tepat pada kerugian bank, yaitu kerugian
dapat saja terjadi pada bank. Hal ini karena tidak diterimanya kembali
bisa saja pengelokasian dana yang dana yang telah disalurkan, maupun
tidak tepat terutama pada pemberian pendapatan bunga yang tidak dapat
kreditnya. Menurunnya ekuitas akan diterima. Artinya, bank kehilangan
mempengaruhi pemberian kredit kesempatan mendapat bunga yang
pada periode berikutnya (Subagyo berakibat pada penurunan
Ahmad, 2015:41).
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 927
pendapatan secara total. (Ismail: risiko kredit. Dengan adanya hal
2010: 123). tersebut akan berdampak pada
Dilihat dari fungsi bank sebagai perusahaan dalam menghasilkan
lembaga keuangan yang kegiatan labanya. Kredit menjadi sumber
usahanya menyalurkan dana ke pendapatan dan keuntungan bank
masyarakat dalam bentuk kredit, yang terbesar. Namun disamping itu,
maka dapat dikatakan bahwa kredit juga merupakan jenis kegiatan
kegiatan perkreditan merupakan menanamkan dana yang sering
tulang punggung dari kegiatan utama menjadi penyebab utama bank
bank. Kredit menjadi sumber menghadapi masalah kredit, karena
pendapatan dan keuntungan bank, kredit tidak dikelola dengan baik
disamping itu kredit juga merupakan maka akan menjadi kredit
jenis kegiatan penanaman dana yang bermasalah (non performing loan)
sering menjadi penyebab utama suatu (Rachmat Firdaus dan Maya
bank dalam menghadapi masalah Ariyanti, 2011:4).
besar yaitu adanya suatu keadaan Pihak bank dituntut untuk
dimana nasabah sudah tidak sanggup menjaga prestasi dan fasilitas kredit
membayar kewajibannya kepada yang diberikan agar tujuan
bank seperti yang telah diperjanjikan perkreditan yang berkualitas dapat
sehingga kredit tersebut bermasalah terwujud serta dapat memaksimalkan
atau kredit macet atau yang biasa profitabilitas suatu bank tersebut.
disebut Non Performing Loan (NPL). Profitabilitas suatu bank yang diukur
(NPL) merupakan rasio yang dengan asset yang dananya sebagian
menunjukkan pinjaman yang besar berasal dari dana simpanan
mengalami kesulitan pelunasan masyarakat.
akibat adanya faktor kesenjangan dan Profitabilitas yang digunakan
faktor eksternal diluar kemampuan dalam penelitian ini menggunakan
kendali debitur. Rasio ini Return On Assets (ROA), Karena
menujukkan kemampuan manajemen Return On Assets (ROA)
bank dalam mengelola kredit memfokuskan kemampuan
bermasalah yang diberikan oleh perusahaan untuk memperoleh laba
bank. Artinya, semakin tinggi rasio dalam operasi perusahaan. Return On
maka semakin buruk kualitas kredit Assets (ROA) digunakan untuk
bank yang disebabkan oleh kerugian mengukur efektivitas perusahaan di
tingkat pengembalian kredit macet dalam menghasilkan keuntungan
(Widaningsih, 2010:19). dengan memanfaatkan aktiva yang
Kasmir (2010:102) menyatakan dimilikinya. Apabila Return On
bahwa, semakin banyak kredit yang Assets (ROA) meningkat berarti
disalurkan atau diberikan maka akan profitabilitas perusahaan meningkat
semakin besar pula perolehan laba sehingga dampak akhirnya adalah
sehingga mampu mempertahankan peningkatan profitabilitas.Maka,
kelangsungan dan sekaligus penelitian ini menggunakan Return
memperbesar usaha yang sudah ada On Asets (ROA) sebagai proksi
(Kasmir, 2010:102). profitabilitas, keuntungan bagi
Pemberian kredit yang perusahan tersebut. (Dendawijaya,
dilakukan oleh bank tidak jauh dari 2009:118).
risiko yang ada di dalamnya yaitu
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 928
Berdasarkan latar belakang disalurkan kepada pihak-pihak yang
masalah yang telah diuraikan diatas, membutuhkan dana dalam bentuk
maka permasalahan yang dapat pemberian kredit sehingga
diidentifikasi antara lain : 1)Apakah nampaknya jumlah kredit yang
Pemberian Kreditberpengaruh diberikan merupakan salah satu
terhadap Profitabilitas pada Bank usaha yang penting bagi dunia
Rakyat Indonesia? 2) Apakah Non perbankan. Dan sumber pendapatan
Performing Loan (NPL) berpengaruh bank pun mayoritas berasal dari
terhadap Profitabilitas pada Bank kegiatan penyaluran dan pemberian
Rakyat Indonesia? kredit (dalam bentuk hasil bunga).
Adapaun tujuan yang ingin Menurut (Munawir, 2007:86),
dicapai dari penelitian ini yaitu Profitabilitas merupakan hal yang
:Untuk mengetahui pengaruh wajib dipenuhi oleh bank untuk
Pemberian Kredit dan Non menjaga kontinyuitas usaha. Seiring
Performing Loan (NPL) terhadap dengan banyaknya pesaing dalam
Profitabilitas pada Bank Rakyat dunia perbankan, manajemen
Indonesia pada tahun 2006-2015. perbankan dituntut harus terus
berinovasi agar dapat menjaga
TELAAH PUSTAKA kontinyuitas usaha bank. Salah satu
caranya yaitu melalui pemberian
Pemberian Kredit kredit kepada orang-orang yang
Hasibuan (2004:87), Kredit membutuhkan dana. Semakin banyak
adalah semua jenis pinjaman yang bank menyalurkan Kredit ini maka
harus dibayar kembali bersama semakin banyak pendapatan bunga
bunganya untuk peminjam sesuai yang akan diperoleh. Kredit yang
jenis perjanjian yang telah disalurkan mempunyai pengaruh
disepakati.Prinsip penyaluran kredit yang signifikan terhadap
adalah prinsip kepercayaan dan profitabilitas. Artinya bahwa secara
kehati-hatian. teori semakin banyak jumlah kredit
Suhardjo (2006:11), Pemberian yang diberikan maka akan semakin
Kredit adalah Penyediaan uang banyak pendapatan yang diperoleh.
berdasarkan persetujuan pinjam sehingga sasaran umum perbankan
meminjam berkewajiban melunasi untuk memaksimumkan profitabilitas
hutangnya setelah jangka waktu dapat tercapai. Jadi secara teori
tertentu dengan jumlah bunga yang menunjukkan adanya hubungan yang
telah ditentukan. positif antara jumlah pemberian
Sebagaimana dijelaskan dalam kredit dengan profitabilitas. Besarnya
Undang-undang Perbankan nomor 10 kontribusi jumlah kredit yang
tahun 1998 tentang perbankan bahwa disalurkan yang secara langsung
fungsi utama perbankan Indonesia mempengaruhi profitabilitas.
adalah sebagai penghimpun dana dan
penyaluran dana masyarakat. Dari Non Performing Loan (NPL)
pengertian tersebut dapat Dalam pemberian kredit, selisih
disimpulkan bahwa bank dalam rugi terjadi jika pelaksanaan tidak
menghimpun dana dari masyarakat sesuai dengan rencana yang
dalam bentuk simpanan dan untuk ditetapkan, dapat berupa angsuran
selanjutnya dana tersebut akan tidak sesuai dengan perjanjian kredit,
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 929
nasabah tidak dapat melunasi nasabah tidak dapat membayar lunas
pinjamannya dalam jangka waktu utangnya, maka menjadikan
yang disepakati, kredit tidak perjalanan kredit terhenti atau macet
digunakan sesuai dengan tujuan (Rachmat Firdaus dan Maya
permohonan kredit dan Ariyanti, 2011:4).
sebagainya.Kondisi ini umumnya Untuk mengatasi kredit macet
disebut dengan kredit bermasalah pihak bank perlu melakukan
(Ahmad Subagyo, 2015:41). penyelamatan sehingga tidak akan
Kredit bermasalah atau kredit menimbulkan kerugian.
macet adalah kredit yang di Penyelamatan dapat dilakukan
dalamnya terdapat hambatan yang dengan memberikan keringanan
disediakan oleh dua unsur yakni dari berupa jangka waktu pembayaran
pihak perbankkan dalam atau jumlah angsuran terutama bagi
menganalisis maupun dari pihak kredit terkena musibah atau dengan
nasabah yang dengan sengaja atau melakukan penyitaan bagi kredit
tidak sengaja dalam kewajibannya yang sengaja lalai untuk membayar.
tidak melakukan pembayaran Menurut Rachmat Firdaus dan
(Widaningsih, 2010:18). Maya Ariyanti (2011:35)
Kredit bermasalah akan menyatakan bahwa walaupun
berakibat pada kerugian bank, yaitu penyusunan perencanaan kredit telah
kerugian Karena tidak diterimanya melalui tahap analisis, namun
kembali dana yang telah disalurkan, hendaknya tetap memperhitungkan
maupun pendapatan bunga yang risiko yang mungkin timbul yaitu
tidak dapat diterima. Artinya, bank gagalnya pengembalian sebagian
kehilangan kesempatan mendapat kredit yang diberikan dan menjadi
bunga, yang berakibat pada kredit bermasalah. Hal tersebut biasa
penurunan pendapatan secara total terjadi dalam bisnis perbankan
(Ismail, 2010:123). dimana hampir mustahil bahwa
Kredit menjadi sumber semua kredit yang disalurkan akan
pendapatan dan keuntungan bank 100% berjalan lancar sehingga
yang terbesar. Namun disamping itu, sedikit atau banyak akan menghadapi
kredit juga merupakan jenis kegiatan kredit bermasalah (non performing
menanamkan dana yang sering loan/NPL).
menjadi penyebab utama bank Menurut (Suhardjono,
menghadapi masalah kredit, karena 2002:243), NPL adalah rasio yang
seandainya kredit tidak dikelola digunakan untuk mengukur
dengan baik maka akan menjadi kemampuan bank mengenai risiko
kredit bermasalah (non performing kegagalan pengembalian kredit oleh
loan). Nasabah-nasabah yang debitur.Semakin besar NPL, maka
memperoleh kredit dari bank tidak semakin besar resiko kegagalan
seluruhnya dapat mengembalikannya kredit yang disalurkan dan berpotensi
dengan baik tepat pada waktunya menurunkan pendapatan bunga serta
yang disepakati. Pada kenyataan menurunkan laba. Apabila laba yang
selalu ada sebagian nasabah yang dihasilkan turun, maka akan
karena suatu sebab tidak dapat menurunkan ROA. Dapat dikatakan
mengembalikan kredit kepada bank semakin tinggi rasio NPL maka
yang telah meminjamnya.Akibat semakin rendah kinerja suatu bank.
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 930
NPL yang tinggi akan memperbesar (Munawir 2002:269) Return On
biaya, sehingga bank harus Asset (ROA) merefleksikan seberapa
menanggung kerugian dalam banyak perusahaan telah
kegiatan operasionalnya yang hal ini memperoleh hasil atas dasar sumber
dapat berpengaruh terhadap daya keuangan yang ditanamkan oleh
penurunan laba (ROA) yang perusahaan tersebut. Semakin besar
diperoleh bank yang nantinya dapat Return On Asset (ROA) suatu bank,
berpotensi sebagai penyebab semakin besar pula tingkat
kerugian bank. keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik pula posisi
Prifitabilitas bank tersebut dari segi penggunaan.
Profitabilitas adalah Return On Asset (ROA) merupakan
kemampuan suatu bank dalam rasio yang digunakan untuk
menghasilkan laba usaha dengan mengukur kemampuan manajemen
modal sendiri dan modal asing yang Bank dalam memperoleh
digunakan untuk menghasilkan laba. Profitabilitas dan mengelola tingkat
Kemampuan menghasilkan laba ini efisiensi usaha bank secara
akan memberikan jawaban akhir keseluruhan.
tentang efektivitas manajer bank dan
memberikan gambaran tentang Hipotesis
efektivitas pengelolaan suatu bank Berdasarkan landasan teori
tersebut. Karena tingginya dapat diambil sebuah hipotesis untuk
profitabilitas suatu bank menyimpulkan bahwa :
menunjukkan bahwa sebagian besar 1. Pemberian Kredit berpengaruh
kinerja keuangan bank tersebut juga signifikan terhadap
dikatakan baik. Profitabilitas suatu Profitabilitaspada Bank Rakyat
perbankan dapat diukur dengan Indonesia periode 2006-2015 dan
kesuksesan bank atas kemampuan mempunyai hubungan positif.
menggunakan aktivanya secara 2. Non Performing Loan (NPL)
produktif, dengan kata lain berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas suatu bank dapat Profitabilitaspada Bank Rakyat
diketahui dengam Indonesia periode 20062015 dan
memperbandingkan antara laba yang mempunyai hubungan negative.
diperoleh dalam suatu periode
dengan jumlah aktiva atau jumlah METODE PENELITIAN
modal dari bank tersebut (Riyanto
1998:36). Penelitian ini dilakukan
Maka dalam penelitian ini secara nasional yaitu Indonesia.
Return On Asset (ROA) dipilih Diambil salah satu jenis bank yaitu
sebagai indikator pengukuran kinerja Bank Rakyat Indonesia yang
keuangan perbankan. Karena Rerurn merupakan salah satu bank umum
On Asset (ROA) digunakan untuk yang go publik. Penelitian
mengukur efektifitas perusahaan difokuskan pada masalah
didalam menghasilkan keuntungan Profitabilitas yang dilakukan oleh
dengan memanfaatkan aktiva yang Bank Rakyat Indonesia terdiri dari
dimilikinya. Sedangkan menurut Pemberian Kredit danNon
pendapat yang dikemukakan oleh Performing Loan (NPL). Penelitian
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 931
ini menggunakan data kuantitatif Pemberian Kredit merupakan
berupa data sekunder, yaitu data penyediaan uang berdasarkan
yang diperoleh dari pusat data yang persetujuan pinjam meminjam
ada, diantaranya publikasi lembaga berkewajiban melunasi
yang berwenang, perpustakaan atau hutangnya setelah jangka waktu
penelitian terdahulu. Data yang tertentu dengan jumlah bunga
diperlukan dalam penelitian ini yang telah ditentukan.
adalah data sekunder Laporan 2. Non Performing Loan (NPL) :
Keuangan Bank Rakyat Indonesia ( )
pada tahun 2006-2015 yang Non Performing Loan (NPL)
tercantum pada situs resmi Bank merupakan rasio bredit
Rakyat Indonesia (www.bri.co.id). bermasalah dengan total kredit,
Data-data yang dikumpulkan adalah NPL mencerminkan risiko kredit
sebagai berikut : yang ditanggung bank.Penyajian
1. Data Pemberian Kredit pada data dalam bentuk persen.
Bank Rakyat Indonesia pada Perhitungan NPL dapat
tahun 2006-2015 dirumuskan sebagai berikut
2. Data Non Performing Loan (Mawardi, 2005) :
(NPL) pada Bank Rakyat NPL =
Indonesia pada tahun 2006-2015
3. Profitabilitas / Return On Aseets
3. Data Profitabilitas pada Bank
(ROA) : Y
Rakyat Indonesia pada tahun
2006-2015
ROA merupakan pengukuran
kemampuan perusahaan secara
Metode Analisis Data
keseluruhan di dalam
Dalam penelitian ini penulis
menghasilkan keuntungan
menggunakan metode analisis
dengan jumlah keseluruhan
deskriptif dan metode analisis
aktiva yang tersedia didalam
kuantitatif.Untuk menganalisis
perusahaan (Syamsuddin,
besarnya hubungan dan pengaruh
2007:11). Perhitungan Return On
variabel independen terhadap
Assets (ROA) dapat dirumuskan
variabel dependen digunakan metode
sebagai berikut :
analisis regresi berganda dengan
fungsi : ROA = x 100

Y = β0 + β1X1 + β2X2 +µ Uji Asumsi Klasik


Keterangan : Gujarati (2006:64)
Y = Return On Asset (%) mengemukakan beberapa asumsi
= Intercept klasik yang harus dipenuhi untuk
, = Koefesie Regresi suatu hasil estimasi regresi linier
= Pemberian Kredit agar hasil tersebut dikatakan baik
= Non Performing Loan (%) dan efesien.
µ = Eror Pengujian ini dilakukan untuk
memeriksa ada atau tidaknya
Definisi Operasional dan Indikator pelanggaran terhadap asumsi klasik
Variabel model regresi. Pelanggaran terhadap
1. Pemberian Kredit : ( ) asumsi klasik akan menyebabkan
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 932
koefisien-koefisien regresi memiliki terjadi pada setiap penelitian dimana
standar error yang besar dan hasil urutan pada pengamatan-pengamatan
statistic tidak akurat. Model regresi memiliki arti. Oleh karenanya,
yang baik tidak menyebabkan otokorelasi atau sering disebut
pelanggaran terhadap asumsi klasik. korelasi serial (serial corelation)
Adapun yang termasuk dalam uji terjadi kebanyakan pada serangkaian
asumsi klasik sebagai berikut : data runtun waktu. Intisari
otokorelasi adalah bahwa error term
a) Uji Normalitas pada suatu periode-periode waktu
Uji normalitas ini bertujuan secara sistematik tergantung kepada
untuk menguji apakah dalam sebuah error term pada periode-periode
model regresi, variabel dependen, waktu yang lain.
variabel independen atau keduanya Dalam penelitian ini untuk
mempunyai distribusi normal melihat adanya autokorelasi atau
ataukah tidak.Model regresi yang tidak maka dapat menggunakan uji
baik adalah distribusi data normal autokorelasi yang dikembangkan
atau mendekati normal (Gujarati, oleh Bruesch dan Godfrey yang lebih
2006:64).Untuk menguji, apakah umum dan dikenal dengan uji
dalam model regresi, variabel Langrange Multiplier (LM-test)
pengganggu atau residual memiliki Dasar pengambilan keputusan
distribusi normal atau tidak dapat untuk uji Bruesch –Godfrey adalah :
diketahui dengan membandingkan a. Bila nilai probability Obs*R-
nilai Jarque-Bera dengan nilai Chi- square > = 5%, berarti tidak ada
tabel. Jika nilai probabilita > (0,05) auto korelasi.
Maka dapat disimpulkan data b. Bila nilai probability Obs*R-
berdistribusi normal. aquare ≤ = 5%, berarti masalah
autokorelasi.
b) Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas adalah d) Uji Heterokedastisitas
kondisi adanya hubungan linear Uji heterokedastisitas
antara variabel independen. Karena Pengujian ini bertujuan untuk
melibatkan beberapa variabel menguji apakah dalam sebuah model
independen, maka multikolineritas regresi terjadi ketidaksamaan
tidak akan terjadi pada persamaan varians dalam residual suatu
regresi sederhana (Winarno, pengamatan yang baik. Untuk
2007:51). Ada atau tidaknya mendeteksi keberadaan
multikolinearitas dapat diketahui heterokedastisitas digunakan metode
atau dilihat dari koefisien korelasi uji White, dimana apabila nilai
masing-masing variabel bebas. Jika probabilitas observasi R2 lebih besar
koefisien korelasi diantara masing- dibandingkan tingkat resiko
masing variabel bebas lebih besar kesalahan yang diambil (digunakan
dari 0,7 maka terdapat = 5 %). Maka residual digolongkan
multikolinieritas. homoskedasitas.

c) Uji Autokorelasi Uji F Statistik


Sarwoko (2005:127) Uji statistik F pada dasarnya
otokorelasi (autocorelation) dapat menunjukkan apakah semua variabel
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 933
independen yang mempunyai pengaruh variabel independen secara
pengaruh secara bersama-sama individual terhadap variabel
terhadap variabel dependen (Ghozali, dependen, dengan level taraf nyata
2005). Pengujian dilakukan dengan sebesar 0.05 atau 5%, dengan
mengukur nilai probabilitas menggunakan rumus (Purwanto,
siginifikansi. Jika nilai probabilitas 2004).
signifikansi ≤ 0.05 maka hipotesis Hipotesis penelitian yang diuji
tidak dapat ditolak. Ini berarti secara pada uji statistic t adalah sebagai
bersama-sama variabel independen berikut :
mempunyai pengaruh signifikan 1. H0 : , = 0 Tidak ada pengaruh
terhadap variabel dependen. yang signifikan antara variabel
Sebaliknya jika nilai probabilitas bebas terhadap variabel terikat.
signifikansi ≥ 0.05 maka hipotesis 2. H1 : ≠ 0 Ada pengaruh
ditolak. Ini berarti secara bersama- yang signifikan antara variabel
sama variabel independen tidak bebas terhadap varaibel terikat.
mempunyai pengaruh signifikan Dengan kriteria pengujian
terhadap variabel dependen. sebagai berikut :
1. Hipotesis Positif
Koefisien Determinasi (R2) dan  Terima Ho apabila t-statistik
Koefisien Korelasi (R) < t-tabel
Pengujian koefisien  Terima H1 apabila t-statistik
determinasi dilakukan untuk melihat > t-tabel
seberapa besar varibel-variabel bebas 2. Hipotesis Negatif
secara bersama-sama semampu  Terima Ho apabila t-statistik
memberikan penjelasan mengenai < t-tabel
variabel terikatnya. Dalam output  Terima H1 apabila t-statistik
hasil pengolahan Eviews, nilai > t-tabel
ditampilkan pada table Model
Summary, pada kolom R Square. HASIL PENELITIAN DAN
Nilai menunjukkan besarnya PEMBAHASAN
variabel-variabel bebas yang
mempengaruhi variabel terikat. Nilai Uji Asumsi Klasik
berkisar antara 0 dan 1 (0 a. Hasil Uji Normalitas
). Semakin besar nilai , maka
semakin besar variasi variabel terikat Tabel 1
yang dapat dijelaskan oleh variasi Uji Normalitas
variabel-variabel bebasnya.
Sebaliknya, semakin kecil nilai , 7
Series: Residuals
maka semakin kecil variasi variabel 6 Sample 2006 2015
Observations 10
terikat yang dapat dijelaskan oleh 5
Mean -4.10e-18
variasi variabel bebas. 4 Median 0.000677
Maximum 0.003078
3 Minimum -0.005194
Std. Dev. 0.002416
Uji t Statistik 2 Skewness -1.015197
Uji t digunakan untuk Kurtosis 3.226370
1
mengetahuiUji Parsial atau Uji t Jarque-Bera 1.739060
Probability 0.419148
yaitu uji yang digunakan untuk 0
-0.005 0.000 0.005
mengetahui seberapa sugnifikan Sumber : Data Olahan, 2016
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 934
Dalam penelitian ini untuk c. Hasil Uji Autokorelasi
menguji apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual Tabel 3
memiliki distribusi normal atau tidak Uji Autokorelasi
dapat diketahui dengan
Breus ch-Godfrey Serial Correlation LM Tes t:
membandingkan nilai probabilitas F-s tatis tic 0.694158 Prob. F(2,5) 0.5419

dengan α ( 0,05 ). Jika nilai


Obs *R-s quared 2.173210 Prob. Chi-Square(2) 0.3374

Tes t Equation:

probabilitas > 0,05 maka data yang Dependent Variable: RESID


Method: Leas t Squares
Date: 06/02/16 Tim e: 19:46

digunakan dalam penelitian Sam ple: 2006 2015


Included obs ervations : 10
Pres am ple m is s ing value lagged res iduals s et to zero.

berdistribusi normal. Dari Tabel 1 Variable Coefficient Std. Error t-Statis tic Prob.

diatas dapat dilihat bahwa nilai KREDIT_YANG_DIBERIKAN__R


NON_PERFORMING_LOAN____
C
2.84E-09
0.039160
-0.001873
1.10E-08
0.189432
0.008142
0.258598
0.206723
-0.230019
0.8063
0.8444
0.8272
RESID(-1) 0.093625 0.450846 0.207666 0.8437
probabilita 0.419148 > 0.05 , berarti RESID(-2) -0.478608 0.408012 -1.173025 0.2936

R-s quared 0.217321 Mean dependent var -4.10E-18


data yang digunakan dalam Adjus ted R-s quared
S.E. of regres s ion
-0.408822
0.002868
S.D. dependent var
Akaike info criterion
0.002416
-8.563410
Sum s quared res id 4.11E-05 Schwarz criterion -8.412118
penelitian ini terdistribusi normal. Log likelihood
F-s tatis tic
47.81705
0.347079
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Wats on s tat
-8.729378
2.218429
Prob(F-s tatis tic) 0.836393

b. Hasil Uji Multikolinearitas Sumber : Data Olahan, 2016

Tabel 2 Untuk mengetahui ada atau


Uji Multikolinearitas tidak penyakit autokorelasi dalam
suatu model dapat digunakan uji
Breusch-Godfrey Serial Corelation
Variance Inflation Factors LM Test. Dari data Tabel 3 diatas
Date: 06/02/16 Time: 19:47 dapat dilihat bahwa nilai probabilita
Sample: 2006 2015 Obs*Rsquared ( Prob. Chi-Square
Included observations: 10 (2) ) adalah 0.3374 > 0.05, model ini
tidak terdapat autokorelasi.
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF d. Uji Heterokedastisitas

Tabel 4
KREDIT_YANG_DIB... 9.48E-17 14.78724 3.254408 Uji Heteroskedastisitas
NON_PERFORMING... 0.025745 27.68250 3.254408
C 4.87E-05 64.90071 NA Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 2.074932 Prob. F(5,4) 0.2496


Obs*R-squared 7.217325 Prob. Chi-Square(5) 0.2050

Sumber : Data Olahan, 2016 Scaled explained SS 3.936767 Prob. Chi-Square(5) 0.5586

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Model regresi yang baik Method: Least Squares
Date: 06/02/16 Time: 19:46
seharusnya tidak terjadi korelasi Sample: 2006 2015
Included observations: 10
antar variabel bebas. Hasil uji Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
multikolinieritas, nilai VIF variabel C 0.000217 0.000187 1.164769 0.3088
independen pada penelitian tidak KREDIT_YANG_DIBERIKAN__R^2
KREDIT_YANG_DIBERIKAN__R*NON_P...
4.55E-16
1.06E-08
2.85E-16
1.12E-08
1.594619
0.946853
0.1860
0.3973
melebihi angka 10. Berdasarkan KREDIT_YANG_DIBERIKAN__R
NON_PERFORMING_LOAN____^2
-6.39E-10
0.059956
4.66E-10
0.095969
-1.371230
0.624742
0.2422
0.5660

Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai VIF NON_PERFORMING_LOAN____ -0.007210 0.008609 -0.837481 0.4494

R-squared 0.721733 Mean dependent var 5.26E-06


variabel Pemberian Kredit yaitu Adjusted R-squared 0.373898 S.D. dependent var 8.27E-06
S.E. of regression 6.54E-06 Akaike info criterion -20.75343
3.254408 , variabel Non Performing Sum squared resid 1.71E-10 Schwarz criterion -20.57188
Log likelihood 109.7672 Hannan-Quinn criter. -20.95259
Loan 3.254408. Kedua variabel F-statistic 2.074932 Durbin-Watson stat 1.959921
Prob(F-statistic) 0.249619
diatas memiliki nilai VIF dibawah
10. Sumber : Data Olahan, 2016
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 935
Berdasarkan gambar diatas berpengaruh relatif dan signifikan
Untuk mendeteksi keberadaan pada profitabilitas.
heteroskedastisitas dapat
menggunakan uji White. Apabila Uji t ( Parsial )
nilai probabilitas ( p value ) 1. Kredit yang diberikan memiliki
observasi R2 lebih besar nilai t-statistic -2.536014 dengan
dibandingkan tingkat resiko probabilitas 0.0389 yang apabila
kesalahan yang diambil yaitu α 0,05, dibandingkan dengan derajat
maka residual digolongkan kesalahan 0.05 atau sebesar 5
homoskedastisitas. Dari data Tabel 4 persen, nilai probabilita lebih
diatas dapat dilihat bahwa nilai kecil daripada derajat kesalahan.
probabilita Obs* R-Squared 0.2050 > Artinya, H0 ditolak dan H1
0.05 , maka dapat disimpulkan diterima yang berarti nilai tukar
bahwa data diatas bebas dari berpengaruh signifikan terhadap
heteroskedastisitas dan memiliki Profitabilitas.
kesamaan varians dalam model 2. Non Performing Loan (NPL)
regresi. memiliki nilai t-statistic -
5.000847 dengan probabilitas
Hasil Estimasi Analisis Regresi 0.0016 yang apabila
Linier Berganda Profitabilitas dibandingkan dengan derajat
Tahun 2006-2015 kesalahan 0.05 atau sebesar 5
persen, nilai probabilita lebih
Tabel 5 kecil daripada derajat kesalahan.
Uji F ( Simultan ) Artinya, H0 ditolak dan H1
diterima yang berarti Non
Dependent Variable: ROA__ Performing Loan (NPL)
Method: Least Squares
Date: 06/02/16 Time: 19:37 berpengaruh signifikan terhadap
Sample: 2006 2015 Profitabilitas.
Included observations: 10

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. Koefisien Korelasi


KREDIT_YANG_DIBERIKAN__R -2.47E-08 9.74E-09 -2.536014 0.0389
Berdasarkan hasil regresi
NON_PERFORMING_LOAN____ -0.802405 0.160454 -5.000847 0.0016 diperoleh koefisien 0.827649
C 0.073439 0.006980 10.52072 0.0000
mendekati 1. Hal ini disimpulkan
R-squared 0.827649 Mean dependent var 0.044560 bahwa terdapat hubungan yang kuat
Adjusted R-squared 0.778406 S.D. dependent var 0.005821 antara pemberian kredit dan non
S.E. of regression 0.002740 Akaike info criterion -8.718378
Sum squared resid 5.26E-05 Schwarz criterion -8.627602 performing loan terhadap
Log likelihood 46.59189 Hannan-Quinn criter. -8.817958 profitabilitas.
F-statistic 16.80739 Durbin-Watson stat 1.885716
Prob(F-statistic) 0.002125
Koefisien Determinasi ( R2 )
Sumber : Data Olahan, 2016 Berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh nilai Adjusted R Square
Dari perhitungan diperoleh 0.778406 yaitu sekitar 77,8 persen
hasil nilai F-Statistik 16.80739 profitabilitas dapat dijelaskan oleh
dengan probabilitas 0.002125 < α kredit yang diberikan dan non
0,05 maka H0 ditolak dan H1 performing loan. Sementara sekitar
diterima. Ini berarti kredit yang 22,2 persen dijelaskan oleh variabel
diberikan dan non performing loan di luar objek penelitian.
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 936
Hasil Uji Regresi Linear Berganda dalam penelitian. Kedua variabel
Berdasarkan hasil analisis yaitu :
data menggunakan Eviews 9.5 SV 2. pemberian kredit dan non
maka didapat persamaan analisis performing loan (NPL)
regresi berganda sebagai berikut : mempengaruhi profitabilitas.
Pada periode tahun 2006-2015
Y = 0.073439 - 2.47E-08 X1- model yang digunakan dalam
0.802405 X2 penelitian yaitu pemberian kredit
berpengaruh positif dan
1. Nilai Konstanta signifikan terhadap profitabilitas.
Nilai konstanta adalah 3. Namun, non performing loan
0.073439 mempunyai arti bahwa jika (NPL) berpengaruh negatif dan
variabel pemberian kredit dan non signifikan terhadap profitabilitas.
performing loan (NPL) bernilai nol, Koefisien determinasi R2 yaitu
maka profitabilitas sebesar 77,8 persen variabel yang
0.073439Miliar USD. digunakan dalam penelitian
2. Koefisien Regresi Kredit Yang berpengaruh terhadap
Diberikan profitabilitas.
Nilai koefisien kredit yang
diberikan sebesar -2.47E-08hal ini Saran
berarti kredit yang Berdasarkan hasil analisis dan
diberikanberpengaruh negatif kesimpulan yang telah diuraikan
terhadap profitabilitas. sebelumnya, saran yang dapat
3. Koefisien Regresi Non dikemukakan adalah sebagai berikut:
Performing Loan (NPL) 1. Bagi Perusahaan perbankan
Nilai koefisien non performing hendaknya lebih menjaga
loan (NPL) -0.802405hal ini berarti stabilitas penyaluran kredit agar
non performing loan berpengaruh tetap terus meningkat dengan
negatif terhadap profitabilitas tidak mengesampingkan prinsip
kehati-hatian yang sudah
SIMPULAN DAN SARAN diterapkan pada setiap
perusahaan perbankan. Karena
Simpulan penyaluran kredit merupakan
Penelitian ini bertujuan untuk usaha kegiatan utama bank
mengetahui pengaruh pemberian setidaknya bank lebih memilih-
kredit dan non performing loan milih nasabah dalam
(NPL) terhadap profitabilitas pada menyalurkan kreditnya sehingga
Bank Rakyat Indonesia pada periode terhindar dari meningkatnya
tahun 2006-2015. Dari hasil resiko kredit macet yang dapat
penelitian menghasilkan kesimpulan merugikan bank.
sebagai berikut : 2. NPL (Non Performing Loan)
1. Pada Periode Tahun 2006-2015 berpengaruh negatif terhadap
secara keseluruhan maupun profitabilitas bank, sehingga
parsial atau uji F dan uji t, model pengambil kebijakan perlu
yang digunakan dalam model menjaga agar jumlah Non
regresi ini layak untuk digunakan Performing Loan tidak
membengkak, atau maksimal
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 937
sebesar 5% sesuai dengan Hasil penelitian ini
ketentuan Bank Indonesia. Oleh memberikan masukan khususnya
karena itu agar nilai NPL dari bagi perusahaan perbankan untuk
tahun ke tahun dapat dikurangi, dapat meningkatkan penyaluran
maka bank harus menetapkan jumlah kredit, karena kredit
atau mempunyai prinsip kehati- merupakan usaha pokok bagi
hatian untuk diterapkan pada perbankan. Dengan jumlah kredit
kredit yang bermasalah. Hal ini yang besar tentu bank akan
dapat dilakukan dengan cara memperoleh pendapatan bunga
setiap pelepasan pinjaman bank sebanding dengan pemberian
wajib memenuhi aturan bank kreditnya sesuai dengan tingkat
teknis perihal kebijakan kredit, bunga yang telah disepakati oleh
misal pinjaman harus dilindungi kedua belah pihak. Tetapi dalam hal
dengan agunan yang memadahi penyaluran kredit ini, pihak harus
dan memenuhi syarat legalitas tetapmemperhatikan resiko yang
serta marketable. Calon debitur mungkin akan terjadi (kredit macet).
harus dikenal bank dan Oleh karena itu pihak bank harus
bereputasi baik, sesuai penilaian lebih waspada dan hati-hati untuk
bank, usaha yang dibiayai adalah menghindari terjadinya resiko kredit
prospektif dan profitable serta tersebut, sehingga nantinnya resiko
monitoring terhadap pinjaman akibat kredit tidak mengurangi
yang diberikan sehingga dapat profitabilitas yang akan diperoleh
dihindari penyalahgunaan kredit. suatu bank.
Disamping itu bank juga harus
mempunyai sistem penyelamatan DAFTAR PUSTAKA
kredit yang memadahi sehingga
apabila terjadi kredit bermasalah Data Bank Rakyat Indonesia
dapat segera diatasi. (PERSERO) Tbk. Periode
3. Agar penyaluran kredit dan NPL 2006-2015. (www.bri.co.id).
(Non Performing Loan) Dendawijaya, Lukman, 2009.
berpengaruh terhadap Manajemen Perbankan.
profitabilitas ROA (Return On Jakarta: Ghalia Indonesia.
Asset) pada perbankan, maka Firdaus, Rachmat dan Maya
sebaiknya perusahaan perbankan Ariyanti, 2011, Manajemen
lebih aktif lagi dalam Perkreditan Bank Umum,
mempromosikan kegiatan Cetakan Kelima, Bandung:
penyaluran kredit dengan Alfabet.
memanfaatkan tingkat NPL (Non Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-
Performing Laon) yang sedang Dasar Ekonometrika . Jilid 1.
turun dari tahun ke tahun Alih Bahasa Julius Mulyadi.
sehingga dapat meningkatkan Jakarta: Erlangga
laba bersih yang diperoleh. Gujarati, Damodar N, 2007. Dasar-
Apabila laba bersih meningkat Dasar Ekonometrika. Jakarta:
dan total aktiva yang dimiliki Erlanga.
bank juga meningkat, maka akan Hasibuan, Melayu, SP. Dasar-Dasar
tercermin return on asset (ROA) Perbankan. PT. Gunung
yang bagus pula. Agung, Jakarta, 2004.
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 938
Irmayanto, Juli. Bank dan Lembaga Riyanto, Bambang, 1998. Dasar-
Keuanagan Lainnya. FE Dasar Pembelanjaan
Trisakti, Jakarta, 1997. Perusahaan, Yayasan Badan
Ismail, 2010. Manajemen Penerbit Gajah Mada,
Perbankan. Kencana. Yogyakarta.
2010.0291. Sarwoko, 2005. Dasar-Dasar
Kasmir, 2004. Bank dan Lembaga Ekonometrika. Yogyakarta :
Keuangan Lainnya. Edisi Andi Offset.
Keenam Jakarta. PT. Raja Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen
Grafindo Persada. Lembaga keuangan, edisi
Kasmir, 2010. Bank dan Lembaga keempat, badan penerbit
Keuangan Lainnya. Jakarta: Fakultas Ekonomi
PT Raja Grafindo Persada. Universitas Indonesia.
Mawardi, Wisnu 2005. Analisis Jakarta.
Faktor factor yang Sinungan, Mudarsa. ”Dasar-Dasar
mempengaruhi Kinerja dan Teknik Manajemen
Keuangan Bank Umum di Perkreditan”. Bumi Aksara,
Indonesia (studi kasus pada Jakarta, 1995.
bank umum Dengan total Suhardjono, Bastian, Indra, 2006.
asset kurang dari 1 triliun), Akuntansi Perbankan. Buku
jurnal bisnis strategi, vol XI, dua, Edisi Pertama. Salemba
No 2, September 2005. Empat. Jakarta.
Munawir, S, 2002. Analisis Sudarsono, Heri. 2005. Bank dan
Informasi Keuangan, Lembaga Keuangan. Edisi 2.
Yogyakarta: Libert Yogyakarta : Ekonisia.
Yogyakarta. Syamsuddin, Lukman, 2007.
Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Manajemen Keuangan. Edisi
Keuangan. Yogyakarta : Keempat. Yogyakarta :BPFE.
Liberty. Subagyo, Ahmad, 2015. Teknik
Muhammad, Kholiq Mahfud dan Penyelesaian Kredit
Millatina Arimi,2012, Bermasalah. Jakarta. Mitra
Faktor-Faktor Yang Wacana Media.
Mempengaruhi Profitabilitas, Sigid, Ahmad, 2004. Analisis
Jurnal Manajemen Volume Pengaruh Kredit dan Non
1,No,2,Universitas Performing Loan Terhadap
Diponogoro. Profitabilitas Pada Bank
Muhammad, 2005. Manajemen. Umum Milik Pemerintah
Yogyakarta : UPP AMP (Studi Kasus: PT. Bank
YKPN. Rakyat Indonesia (Persero)
Purwanto S.K, Suharyadi, 2004. Tbk. Periode 2011-2013.
Statistik Untuk Ekonomi dan Werdaningtyas, Hesti.2002, “Faktor
Keuangan Modern. Jakarta: Yang Mempengaruhi
Salemba Empat. Profitabilitas Bank Take Over
Raymond, Mcleod, Jr, George Pramerger Di Indonesia”,
Schell, 2004. System Jurnal Manajemen Indonesia,
informasi manajemen. Vol 1, No 2, 2002.
PT.Indek, Jakarta.
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 939
Widaningsih, 2010. Analisis
Informasi Keuangan.
Bandung: Unikom.
Winarno, Wing Wahyu. 2007.
Analisis Ekonometrik dan
Statistik dengan Eviews. Unit
Penerbit dan Percetakan
Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
Yuliani. 2007. Hubungan Efisiensi
Operasional dengan Kinerja
Profitabilitas pada Sektor
Perbankan yang Go Public di
Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Manajemen dan Bisnis
Sriwijaya, Vol. 5, No. 10,
Agustus 2013.

JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 940

Anda mungkin juga menyukai