Anda di halaman 1dari 10

BAB II

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Kajian Teori
A. Bank

1. Pengertian Bank
Ditinjau dari asal mulanya, bank berasal dari bahasa Italia, yakni dari kata
bancu yang berarti meja atau tempat menukarkan uang. Meja inilah yang
dipergunakan oleh para banker untuk melayani nasabah. Istilah bancu kemudian
resmi populer menjadi bank. Sekarang ini, istilah bank memiliki banyak arti
dan makna tersendiri sesuai dari beberapa pandangan oleh para ahli. Salah
satunya ialah menurut Kasmir, (2010:11) Bank secara sederhana dapat diartikan
sebagai “lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta
memberikan jasa bank lainnya”.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang


perbankan yang telah diubah dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998:
1) Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
menyangkut kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.
2) Bank adalah badang usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
3) Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
komvensional dan atau berdasarkan perinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Peranan Bank
Menurut Ali (2006:256), Bank mempunyai peranan penting bagi
perekonomian suatu negara, antara lain sebagai lembaga intermediasi yaitu bank
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat. Bank bukan hanya memikirkan laba yang mereka dapatkan dari
kegiatan usahanya, tetapi juga memberikan kesejahteraan bagi para nasabah,
misalnya nasabah yang mendepositokan uangnya dibank.

Dari kegiatan investasi ini, pihak bank akan memberikan sebuah imbalan
(feedback) berupa bunga yang akan diberikan kepada nasabah sesuai dengan
kesepakatan antar dua belah pihak. Uang yang didepositokan nasabah akan
digunakan pihak bank untuk kegiatan usahanya. Dengan banyaknya nasabah
yang mendepositokan uanganya, tentunya perekonomian suatu negara akan
mengalami kenaikan.

3. Sumber Dana Bank


Secara garis besar sumber dana bank berasal dari:
a. Dana dari modal bank (dana pihak pertama)
b. Dana pinjaman dari pihak luar (dana pihak kedua)
c. Dana dari masyarakat (dana pihak ketiga).

4. Jenis-Jenis Bank
Berdasarkan Undang-undang RI nomor 10 tahun 1990 salah satunya antara lain :
a. Dilihat Dari Segi Fungsinya
1) Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank perkreditan rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Dilihat Dari Segi Kepemilikannya


1) Bank Milik Pemerintah
Dimana bank akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah,
sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.
2) Bank Milik Swasta Nasional
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta
nasional serta akte pendiriannya pun dimiliki oleh swasta. Begitu pula
pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.

c. Dilihat Dari Segi Status


1) Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau
yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.
2) Bank Non Devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan
transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan
transaksi seperti bank devisa. Dimana transaksi yang dilakukan masih
dalam batas-batas Negara.

d. Dilihat Dari Segi Cara Menentukan Harga


1) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional
2) Bank yang berdasarkan prinsip syariah, aturan perjanjian berdasarkan

e. Dilihat Dari Fungsi dan Tujuan Usaha


1) Bank Central Bank central
Bank yang bertindak sebagai bankers bank pimpinan penguasa moneter,
mendorong dan mengarahkan semua jenis bank yang ada.
2) Bank Umum
Bank milik negara, swasta, maupun koperasi yang dalam pengumpulan
dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro, deposito, serta
tabungan dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka
pendek.
B. Modal Kerja
1. Pengertian Modal Kerja
Menurut Sawir (2005), Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam
jangka pendek atau lancar, termasuk di dalamnya kas, sekuritas, piutang,
persediaan, dan biaya dibayar di muka yang ada dalam perusahaan. Modal
termasuk bagian penting yang harus dimiliki suatu perusahaan demi kelancaran
kegiatan usaha perusahaan. Tanpa adanya modal, perusahaan akan mengalami
banyak hambatan dan kesulitan dalam menjalankan kegiatan operasional, yang
mana kegiatan tersebut akan membawa perusahaan dalam pencapaian
profitabilitas yang diinginkan. Sebaliknya, apabila perusahaan memiliki modal
yang memadai, maka bukan hanya dapat menjalankan kegiatan operasionalnya,
tetapi juga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pendukung kegiatan
operasional perusahaan.

Menurut Munawir,S, (2005:150) untuk menentukan besarnya angka modal


kerja maka dirumuskan dengan:

Modal Kerja = Aktiva Lancar – Hutang Lancar

Menurut Munawir (2010:14) ada 3 konsep modal kerja yang umum


digunakaan, yaitu :

1) Konsep Kuantitatif
Konsep ini menitik beratkan kepada kuantum yang diperlakukan untuk
mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang
bersifat rutin atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk
tujuan operasi jangka penpek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal
kerja adalah jumlah aktiva lancar (gross working capital ).

2) Konsep Kualitatif
Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini
pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang
jangka pendek (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal
dari pinjaman jangka panjang maupun para pemilik perusahaan.
3) Konsep Fungsional
Konsep ini menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka
menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan.

2. Jenis Modal Kerja


Menurut Gito Sudarmo (2004), modal kerja dalam suatu perusahaan
dapatdigolongkan menjadi:
a. Modal kerja permanen (Permanent Working Capital)
Yaitu modal kerja yang harus selalu ada pada perusahaan agar berfungsi
dengan baik dalam satu periode akuntansi. Modal kerja permanen terbagi
menjadi dua, yaitu:
1) Modal kerja primer (Primary Working Capital), yaitu sejumlah modal
kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk
menjaminkelangsungan kegiatanusahanya.
2) Modal kerja normal (Normal Working Capital), yaitu sejumlah modal
kerja yang dipergunakan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan
produksi pada kapasitas normal.

b. Modal kerja variabel (Variable Working Capital)


Yaitu modal kerja yang dibutuhkan saat-saat tertentu dengan jumlah yang
berubah-ubah sesuai dengan perubahaan keadaan dalam satu periode. Modal
kerja variabel dapat dibedakan:
1) Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital), yaitu sejumlah
modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan
musim.
2) Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital), yaitu sejumlah modal
kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan
permintaan produk.
3) Modal kerja darurat (Emergency Working Capital), yaitu modal kerja
yang besarnya berubah-ubah yang penyebabnya tidak diketahui
sebelumnya.
3. Sumber Modal Kerja
Menurut Munawir (2005 :119-122), Pada umumnya sumber modal kerja
suatu perusahaan terdiri dari:
1) Hasil operasi perusahaan
2) Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga, saham dan obligasi
3) Penjualan aktiva tidak lancar

C. Kredit
1. Pengertian Kredit
Menurut Kasmir (2008:101), bahwa penerima kredit menerima kepercayaan
sehingga mempunyai kewajiban untuk mengembalikan pinjamannya sesuai
dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Mahmoeddin
(2002:2), bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkan
kesepakatan bank dengan pihak lain yang mengharuskan peminjam untuk
melunasi pinjamannya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga
imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Kredit merupakan salah satu
kegiatan utama bank yang mendominasi pengalokasian dana bank. Sekarang ini
nasabah lebih sering untuk melakukan pengkreditan daripada untuk menabung
dibank. Dikarenakan, sebagian masyarakat masih memakai cara tradisional
untuk menyimpan uang mereka misalnya meletakkan uang dilemari atau
dibawah kasur. Padahal cara tersebut kurang baik untuk dilakukan, bahkan dapat
membahayakan aset mereka sendiri seperti pencurian. Maka dari itu keuntungan
yang lebih banyak diperoleh bank ialah dari pengkreditan.

2. Jenis Kredit
Menurut Kasmir (2010) jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi,
antara lain:
a. Jenis kredit dilihat dari segi tujuan:
1. Kredit Konsumtif
Kredit konsumtif bertujuan untuk memperoleh barang-barang atau
kebutuhan lainnya guna memenuhi kebutuhan dalam konsumsi.
2. Kredit Produktif
Kredit produktif bertujuan untuk memungkinkan si penerima kredit
dapat mencapai tujuan yang apabila tanpa kredit tersebut tidak mungkin
dapat diwujudkan.
3. Kredit Perdagangan
Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan
perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang
pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan
tersebut.

b. Jenis kredit dilihat dari segi jangka waktu:


1) Kredit jangka waktu pendek
Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1
tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan
modal kerja.
2) Kredit jangka menengah
Jangka waktu kredit berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun,
kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja.
3) Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu
diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk
investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau
manufaktur dan juga kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

c. Jenis Kredit dilihat dari segi jaminan:


1) Kredit dengan jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu.
Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud.
2) Kredit tanpa jaminan
Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang
tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha,
karakter serta loyalitas si calon debitur selama berhubungan dengan bank
yang bersangkutan.
d. Jenis Kredit dilihat dari segi kualitasnya:
1) Kredit Lancar (Pass)

 Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu dan

 Memiliki mutasi rekening yang aktif.

2) Kredit dalam Perhatian Khusus (Special Mention)

 Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang belum


melampaui 90 hari

 Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan.

3) Kredit Kurang Lancar (Substandard)

 Terjadi pelangggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari


90 hari, dan

 Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur; atau

3. Penggolongan kualitas kredit


Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/28/DPNP tanggal 31
Juli 2013 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, tingkat kualitas kredit
dibagi menjadi 5 kategori/golongan, yaitu lancar, dalam perhatian khusus,
kurang lancar, diragukan, dan macet.

2.1.2 Kajian Empiris


2.1.3 Hipotesa Penelitian

Menurut Supriono (2011:94), Kredit Modal Kerja adalah kredit yang dibutuhkan
untuk membiayai kebutuhan modal kerja suatu perusahaan dan digunakan untuk
menunjang perputaran kegiatan usahanya. Perputaran kegiatan usaha yang
dimaksud ialah perusahaan mampu mengoptimalkan dana yang berasal dari kredit
modal kerja untuk memenuhi semua kebutuhan perusahaan baik kebutuhan
operasional maupun kebutuhan lainnya seperti penggajian. Sehingga dengan ini
dana yang berasal dari modal kerja digunakan secara efisien oleh perusahaan dan
nantinya juga akan memberikan keuntungan pada perusahaan tersebut. Modal kerja
sangat diperlukan perusahaan guna untuk kelancaran dan kelangsungan kegiatan
usaha, dengan tujuan agar perusahaan mampu bersaing dengan para pesaing.
Dengan adanya modal kerja pada suatu perusahaan, yang awalnya perusahaan
hanya dapat beroperasi minimum, sekarang sudah dapat beroperasi secara luas tanpa
terhalang oleh dana perusahaan yang memadai. Akan tetapi, modal kerja yang tinggi
tidak memastikan bahwa perusahaan tersebut dapat menggunakan dana yang ada
dengan baik, sehingga dana tersebut tidak produktif. Hal tersebut berdampak
terhadap tingkat profitabilitas. Begitu juga sebaliknya, modal kerja yang kurang
memadai dapat menjadi kemunduran atau bahkan kegagalan suatu perusahaan dan
tentunya dapat menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan.

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia N0.12/11/DPNP/2010 bahwa “Kredit


bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet.
Penyebab sering timbulnya kredit bermasalah, dikarenakan pihak peminjam atau
debitur dengan sengaja atau tidak sengaja tidak mengangsur dana yang dipinjam
sesuai jangka waktu yang telah disepakati baik dari pihak peminjam atau debitur
dengan pihak yang meminjamkan dana atau kreditur. Sengaja atau tidak sengajanya
pihak peminjam atau debitur tidak melunasi pinjaman, tentunya akan sangat
merugikan kreditur (bank) .

Untuk menghindari lebih banyaknya lagi kredit bermasalah, pihak kreditur


(bank) membuat suatu kebijakan atau strategi yang mencerminkan tingkat toleransi
terhadap risiko kredit yang mungkin terjadi pada tingkat keuntungan yang
diharapkan yaitu manajemen risiko kredit (Arthesa, 2006:204-205). Pelaksanaan
manajemen risiko kredit sangat perlu untuk diterapkan pihak kreditur (bank) secara
berkesinambungan seiring dengan adanya risiko tunggakan kredit yang semakin
meningkat. Dengan adanya manajemen risiko kredit dapat meminimalkan
tunggakan kredit tersebut dengan cara peninjauan nasabah yang kemungkinan akan
mengalami penunggakan kredit misalnya pihak peminjam atau debitur sulit untuk
ditemui ketika pinjaman sudah jatuh tempo, sehingga pihak kreditur (bank) dapat
mengantisipasi akan timbunya kredit bermasalah sejak dari awal.

Anda mungkin juga menyukai