PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh :
Christina Dwi Maretniatin
NIM :048114031
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
iv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan
Penulis,
v
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Dibuat di Yogyakarta
Yang menyatakan
vi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
SECARA IN VITRO”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
atas semua karunia yang diberikan-Nya. Juga kepada semua pihak yang telah
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
2. Ibu Erna Tri Wulandari, MSi, Apt. selaku dosen pembimbing yang telah
4. Ibu Yustina Sri Hartini, M. Si., Apt selaku Dosen Penguji yang telah
vii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
penulis dalam hal statistika sehingga penulis dapat mengolah data yang
diperoleh.
7. Bapak dan Ibu untuk segala kasih sayang, doa, nasehat, dukungan,
10. Yohanes Wahyu Evan Eryanto : terimakasih atas doa, kasih sayang,
11. Bapak Wik Janarko : terimakasih atas bantuannya sehingga penulis bisa
12. Bapak Kari dan Ibu Wayan : terimakasih atas pinjaman buku Sirih
Merahnya.
14. Mas Eriet dan Mbak Wewen : terimakasih atas segala bantuan, masukan,
Made, Reni, Siska, Ana, Rian, Rissa, Manda, Novi, Nur’aniyah, Wiwid,
viii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Retry, Oktaf, Pipit, Cicil, Fila, Dian (Sapi), Agung. Terimakasih untuk
17. Dan semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu saran dan kritik sangat diharapkan demi kebaikkan skripsi ini.
Penulis
ix
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
INTISARI
Sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) merupakan tanaman berkhasiat
untuk mengobati penyakit keputihan. Kandungan kimia yang terdapat dalam daun
sirih merah adalah alkaloid, minyak atsiri, polifenol, flavonoid, dan tanin
(Sudewo, 2005).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antifungi ekstrak etanol
daun sirih merah terhadap Candida albicans dan mengetahui kandungan kimia
yang terdapat dalam ekstrak etanol daun sirih merah. Penelitian ini merupakan
jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola satu
arah.
Identifikasi senyawa kimia yang terkandung di dalam ekstrak etanol daun
sirih merah dilakukan dengan menggunakan metode uji tabung dan Kromatografi
Lapis Tipis (KLT). Pengujian potensi antifungi terhadap Candida albicans
dilakukan dengan metode difusi paper disk dan dilusi padat. Uji potensi antifungi
dilakukan dengan lima variasi konsentrasi yaitu 20%; 30% ; 40%; 50%, dan 60%
b/v, dengan Ketokonazol sebagai kontrol positif dan Tween 80 (konsentrasi 5%)
sebagai kontrol negatif. Hasil pengukuran diameter zona hambat dianalisis dengan
Kolmogorov Smirnov Test, ANOVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji Least
Significant Difference (LSD) dengan taraf kepercayaan 95 %.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirih merah
memiliki potensi antifungi. Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) muncul pada
konsentrasi 50%. Dari hasil KLT diduga ekstrak etanol daun sirih merah
mengandung senyawa aktif alkaloid, minyak atsiri, dan flavonoid.
Kata kunci : Potensi antifungi, Piper crocatum, Candida albicans, ekstrak etanol
daun sirih merah, alkaloid, minyak atsiri, flavonoid.
x
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) is a plant that is used as an
antifungal for candidiasis. Chemical constituents of this plant are alkaloids,
etherial oils, polifenols, flavonoids, and tanins.
This research was aimed to determine the antifungal potential to against
Candida albicans and to know the chemical constituents of etanol extract Sirih
Merah Leaves. This research was a pure experimental research using one way
complete random design.
Chemical constituents identification of Sirih Merah Leaf etanol extract
used tube test and Thin Layer Chromatography (TLC). On the antifungal
potention test to against Candida albicans with paper disk difution method and
solid dilution. On the antifungal potention test, there were five concentration
variation. They were 20%; 30%; 40%; 50%; and 60% (b/v) concentration, with
Ketokonazol as positive control and Tween 80 (5% concentration) as negative
control. The result of diametres of inhibition zone were analyzed with
Kolmogorov Smirnov Test, One Way ANOVA, and Least Significant Difference
(LSD) at significant level of 0,05.
The results of this research showed that etanol extract Sirih Merah leaves
have antifungal potention. Minimum Bactericidal Concentration (MBC) of etanol
extract Sirih Merah leaves appeared at 50% (b/v) concentration. Based on the
results of Thin Layer Chromatography (TLC), Sirih Merah Leaf etanol extract
contains alkaloids, etherial oils, and flavonoids.
xi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ ii
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................. iv
INTISARI................................................................................................. x
ABSTRACT............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL..................................................................................... xv
BAB I. PENGANTAR............................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................. 1
B. Permasalahan...................................................................... 2
C. Keaslian Penelitian............................................................. 3
D. Manfaat Penelitian.............................................................. 3
E. Tujuan Penelitian................................................................ 3
A. Sirih Merah........................................................................ 4
xii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
B. Penyarian........................................................................... 8
D. Candida albicans............................................................... 12
E. Media…………………………………………………… 14
G. Sterilisasi........................................................................... 17
I. Landasan Teori................................................................. 19
J. Hipotesis............................................................................ 20
B. Variabel Penelitian............................................................ 21
C. Definisi Operasional……………………………………. 22
D. Bahan…………………………………………………… 22
E. Alat……………………………………………………… 23
F. Tatacara Penelitian……………………………………… 24
3. Ekstraksi............................................................... 24
xiii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Candida albicans................................................... 27
A. Determinasi Tanaman………………………………….... 31
(KLT)…………………………………………………… 34
A. Kesimpulan……………………………………………….. 56
B. Saran.................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 57
LAMPIRAN............................................................................................... 60
BIOGRAFI................................................................................................. 77
xiv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I. Hasil pengamatan uji kandungan kimia ekstrak etanol daun sirih
Tabel II. Harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun sirih merah........ 38
Tabel III. Harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun sirih merah........ 41
Tabel IV. Harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun sirih merah........ 44
Tabel V. Diameter zona hambat yang terbentuk oleh ekstrak etanol daun
sirih merah………………………………………………………. 48
Tabel VII. Hasil uji potensi antifungi ekstrak etanol daun sirih merah dengan
xv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Alkaloid…………………………………………………………. 39
Minyak Atsiri…………………………………………………… 42
Flavonoid....................................................................................... 45
xvi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3. Foto Tanaman Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.)...... 62
Lampiran 4. Foto Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.)............. 62
(Disemprot Dragendorff)........................................................... 64
(Disemprot AlCl3)...................................................................... 68
(Disemprot AlCl3)...................................................................... 69
xvii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Lampiran 12. Pengamatan diameter zona hambat ekstrak etanol daun sirih merah
Lampiran 13. Pengamatan diameter zona hambat kontrol negatif (Tween 80)
Lampiran 14. Hasil pengukuran KHM ekstrak etanol daun sirih merah dengan
Lampiran 15. Hasil pengukuran KBM ekstrak etanol daun sirih merah dengan
xviii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar belakang
Saat ini obat tradisional dengan bahan baku sirih merah (Piper crocatum
Ruiz & Pav.) banyak digemari oleh kalangan masyarakat. Booming nya produk
dengan bahan baku sirih merah diakibatkan oleh kepercayaan masyarakat bahwa
sirih merah dapat membasmi berbagai macam penyakit. Akan tetapi kepercayaan
masyarakat tersebut tidak didasarkan pada hasil penelitian melainkan dari berita
untuk keperluan ngadi saliro (kesehatan tubuh dan kecantikan) khususnya oleh
Daun sirih merah secara empiris dapat digunakan sebagai obat untuk
mengatasi keputihan menahun (kronis) dan akut yang sulit disembuhkan (Sudewo,
2005). Salah satu penyebab keputihan adalah adanya infeksi fungi, oleh sebab itu
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antifungi sirih merah. Salah
satu fungi penyebab keputihan adalah Candida albicans. Keputihan dapat terjadi
pada selaput lendir mulut dan vagina. Keputihan yang disertai rasa gatal dapat
sebagai gejala utama terjadinya candidiasis yaitu infeksi jamur yang menyerang
kulit atau jaringan yang lebih dalam. Candidiasis vagina dapat tanpa gejala gatal,
tetapi keluhan yang dikemukakan berupa bertambahnya keputihan bila lelah atau
sebelum datang haid (Gandahusada, 1998). Pada saat kekebalan tubuh menurun,
fungi yang ada dalam tubuh akan menyerang tidak saja bagian kulit, tetapi melalui
1
2
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
perantara darah menyebar ke seluruh tubuh dan menyerang organ vital seperti
alkaloid, senyawa polifenol, tanin, dan minyak atsiri. Senyawa alkaloid diketahui
dapat bersifat bakteriostatik dan pada umumnya telah banyak digunakan sebagai
antifungi (Robinson, 1991). Ekstrak etanol daun sirih merah diduga berpotensi
Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM). Perlu juga diteliti
B. Permasalahan
a. Apakah ekstrak etanol daun sirih merah memiliki potensi antifungi terhadap
Candida albicans ?
b. Kandungan kimia apakah yang terkandung dalam ekstrak etanol daun sirih
merah?
3
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
C. Keaslian Penelitian
Berdasarkan studi pustaka yang dilakukan oleh penulis, sampai saat ini
penelitian tentang uji potensi antifungi ekstrak etanol daun sirih merah terhadap
D. Manfaat penelitian
a. Manfaat Teoritis
kefarmasian terutama tentang obat-obat tradisional, dalam hal ini ekstrak etanol
daun sirih merah yang berkhasiat mengobati keputihan yang disebabkan oleh
Candida albicans.
b. Manfaat Praktis
bahwa daun sirih merah merupakan tanaman obat yang berkhasiat untuk
mengobati keputihan.
E. Tujuan penelitian
Candida albicans.
sirih merah.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Sirih Merah
1. Keterangan botani
Tanaman sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) termasuk dalam
familia Piperaceae (Anonim, 2006a). Sinonim dari tanaman sirih merah yaitu
2006a), Piper ornatum N. E. Br. (Anonim, 1998). Nama daerah tanaman sirih
2. Deskripsi
berbunga. Batangnya beruas dengan jarak buku 5-10 cm. Di setiap buku tumbuh
bakal akar. Daun bertangkai membentuk jantung dengan bagian atas meruncing,
bertepi rata, dan permukaannya mengkilap atau tidak berbulu. Panjang daunnya
bisa mencapai 15-20 cm. Warna daun bagian atas hijau bercorak putih keabu-
abuan bagian bawah daun berwarna merah hati cerah. Daunnya berlendir, berasa
3. Kandungan kimia
4
5
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
a) Alkaloid
sehingga metabolit sekunder ini banyak digunakan sebagai obat, sedangkan peran
dari gangguan serangga dan hewan (Mursyidi, 1990). Hampir semua alkaloid
bersifat toksis, artinya dalam dosis kecil sudah menunjukkan keaktifan biologi
dan keracunan pada hewan dan manusia. Secara biologi, alkaloid menyebabkan
krusakan sel membran karena interaksi dengan membran sterol (Bruneton, 1999).
Alkaloid berasa pahit dan sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam
kloroform, eter, dan pelarut organik lain yang relatif nonpolar dan tak campur
Mayer menunjukkan adanya senyawa alkaloid. Pada uji secara KLT, alkaloid
dapat dideteksi dengan sinar UV 254 nm, UV 365 nm dan pereaksi Dragendorff.
alkaloid berfluoresensi biru atau kuning pada UV 365 nm. Alkaloid akan
berwarna coklat atau orange setelah disemprot dengan Dragendorff, tetapi warna
yang terjadi tidak stabil (Wagner, H., Bladt, S., and Zgainski, E.M., 1984).
pelat berlapiskan silika gel dan dideteksi dengan pereaksi Dragendorf. Fase gerak
yang digunakan t butanol : kloroform : dietil amina (2:7:1v/v). Dan deteksi yang
b) Flavonoid
Flavonoid terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, batang atau
dahan, kayu, kulit, tepung sari, bunga, buah, biji (Markham, 1988). Flavonoid
berupa senyawa yang larut dalam air karena pada umumnya senyawa ini berikatan
70%.
(Robinson, 1991).
Aglikon flavonoid adalah polifenol, oleh karena itu mempunyai sifat kimia
lain.
adalah BAW (n-butanol : asam asetat : air ( 4:1:5 v/v ) ) dan asam asetat 5%.
1987).
Pada uji tabung terjadinya warna hijau sampai biru dengan penambahan
tampak sebagai zona biru gelap dengan latar belakang kuning pada lempeng KLT,
7
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
(dapat berfluoresensi kuning, biru atau hijau) (Wagner, H., Bladt, S., and
c) Minyak Atsiri
Minyak atsiri didefinisikan sebagai bahan yang mempunyai bau khas dan
ditemukan dalam berbagai bagian tanaman (Tyler ,V.E., Brady, L.R., and
Robert,E., 1998). Pada umumnya minyak atsiri larut dalam etanol, dan pelarut
organik lain, kurang larut dalam etanol yang kadarnya kurang dari 70% (Anonim,
pengembang toluene : etil asetat (93 : 7 v/v). Dan fase diam yang digunakan
adalah silika gel. Untuk deteksinya digunakan vanilin-H2SO4 (Wagner, H., Bladt,
4. Kegunaan
Secara empiris ekstrak daun sirih merah dalam pemakaian secara tunggal
penyakit. Efek zat aktif yang terkandung dalam daun sirih merah dapat
merangsang saraf pusat dan daya pikir. Di samping itu, juga memiliki efek
penghilang bengkak. Daun sirih merah juga mampu mengatasi penyakit seperti
8
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
keputihan menahun (kronis) dan akut yang sulit disembuhkan, diabetes mellitus,
peradangan akut pada organ tertentu, luka yang sulit sembuh, kanker payudara
dan kanker rahim, tifus, leukemia, TBC, lemah syahwat, ambeien, batuk, maag
kronis, jantung koroner, darah tinggi, dan asam urat (Sudewo, 2005).
B. Penyarian
Penyarian adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari bahan yang
tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia yang disari mengandung zat aktif
yang dapat larut dan zat aktif yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat,
kecepatan difusi zat yang larut melalui lapisan-lapisan batas antara cairan penyari
dengan bahan yang mengandung zat tersebut. Untuk melakukan penyarian harus
(kapang, khamir dan kuman lebih sulit tumbuh dalam etanol diatas 20%), tidak
beracun, netral, absorbsinya baik, dapat bercampur air pada segala perbandingan,
damar, klorofil, lemak, tanin, dan saponin (Anonim, 1986). Jenis pelarut lain
9
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
2. Metode-metode penyarian
senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani dengan menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan
massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku
a. Cara dingin
menembus dinding sel dan akan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan di luar sel, maka
terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di dalam sel dan di luar sel.
2) Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna
b. Cara panas
1) Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya selama
waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya
pendingin balik.
10
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
2) Soxhletasi adalah ekstraksi yang menggunakan pelarut yang selalu baru yang
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar) yaitu secara
4) Infundasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96˚C-
5) Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥30 menit) dan temperatur
menguap (minyak atsiri) dan bahan (segar atau simplisia) dengan uap air
fase uap air dari ketel secara kontinyu sampai sempurna dan diakhiri dengan
terlarut dari suatu bahan padat. Serbuk kering ditempatkan dalam thimble yang
terbuat dari kertas saring dan dimasukkan ke dalam ekstraktor soxhlet. Ekstraktor
11
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
dihubungkan dengan labu alas bulat berisi cairan penyari dan kondensor. Prinsip
metode ekstraksi dengan soxhlet adalah saat cairan penyari dipanaskan akan
menguap, uap cairan penyari naik melalui pipa samping kondensor (pendingin
balik). Adanya kondensor akan mengembunkan uap sehingga uap akan turun
kembali melalui thimble yang berisi serbuk sehingga thimble akan terisi cairan
penyari secara perlahan-lahan. Cairan penyari sambil turun melarutkan zat aktif
dalam serbuk. Saat cairan mencapai permukaan sifon, cairan akan turun kembali
ke labu alas bulat. Cairan penyari tersebut membawa senyawa yang ingin
Saat penyarian, cairan penyari akan menembus dinding sel dan akan
masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif (proses osmosis). Zat aktif
akan larut dan karena ada perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam
sel dengan di luar sel, larutan yang pekat akan didesak keluar (proses difusi).
ekstraksi yang lain karena pada proses ekstraksi ini serbuk akan selalu terbasahi
oleh cairan penyari yang jernih dan ini berlangsung secara kontinyu sehingga
ekstraksi akan efektif (Wild and de Koning, 1997). Selain itu pelarut yang
D. Candida albicans
1. Deskripsi
2006b). Pada sediaan apus eksudat, Candida tampak sebagai yeast lonjong.,
bertunas, gram positif, berukuran 2-3 x 4-6 µm, dan sel-sel bertunas menyerupai
2. Candidiasis
Candidiasis adalah mikosis yang menyerang kulit atau jaringan yang lebih
dalam lagi. Penyebabnya adalah Candida albicans yaitu suatu fungi patogenik
pada manusia. Fungi ini seringkali terdapat pada mukosa mulut, oropharynx, dan
kulit, kuku atau organ tubuh seperti ginjal, jantung dan paru-paru. Candidiasis
dapat pula terjadi pada selaput lendir mulut dan vagina. Infeksi karena Candida sp
terjadi karena adanya faktor predisposisi, misalnya diabetes, AIDS, daerah kulit
yang lembab dan obesitas. Candidiasis pada mukosa mulut dan vagina seringkali
disebabkan oleh infeksi fungi yang terjadi ketika pertumbuhan dari Candida yang
berlebih yaitu saat pH normal vagina berubah dan keseimbangan hormon yang
berubah. Keputihan dapat disebabkan adanya benda asing atau kotoran dalam
menimbulkan vaginitis dengan gejala utama fluor albus atau keputihan yang
13
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
sering disertai rasa gatal. Candidiasis vagina dapat juga tanpa gejala gatal, tetapi
Pada saat kekebalan tubuh menurun, fungi yang ada di dalam tubuh akan
menyerang tidak saja bagian kulit, tetapi melalui perantara darah menyebar ke
seluruh tubuh dan menyerang organ vital seperti jantung, paru-paru dan otak
(Budimulya, 1992).
3. Pengobatan Candidiasis
merupakan antijamur sistemik per oral yang diserap baik melalui saluran cerna
dan menghasilkan kadar plasma yang cukup untuk menekan aktivitas barbagai
jenis jamur (Anonim, 1995). Ketokonazol dapat diberikan 1 x 400 mg/hari selama
5 hari, untuk kulit dan selaput lendir dan pada infeksi sistemik dapat diberikan
dosis yang lebih tinggi dan lebih lama dengan mengelola fungsi hepar
(Gandahusada, 1998).
E. Media
(semi solid), dan media cair. Untuk mendapatkan suatu lingkungan kehidupan
haruslah ada air, sumber karbon, sumber nitrogen, mineral, vitamin, dan gas.
sel yang lain terhadap tekanan osmose, maka mikroba untuk pertumbuhannya
apabila media yang digunakan tidak steril, karena tidak dapat dibedakan
dengan pasti apakah mikroba tersebut berasal dari material yang diperiksa
antimikroba ini dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode dilusi dan
difusi.
b. Metode dilusi
dengan media pertumbuhan cair atau padat. Media yang berisi konsentrasi obat
keruh.
Suatu metode yang akurat untuk menentukan sensitifitas suatu obat adalah
ditentukan dengan metode dilusi cair melalui pengujian menggunakan tabung atau
wadah yang sesuai. Mikroba patogen yang sudah diinokulasikan pada media
adanya pertumbuhan mikroba; maka hanya ada satu konsentrasi yang dibutuhkan
Sel dari tabung yang menunjukkan tidak adanya pertumbuhan dapat disubkultur
16
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
ke dalam media dengan jumlah antibiotik yang kecil untuk menunjukkan apakah
dari antibiotik yang dapat membunuh organisme disebut dengan KBM. KBM
selalu lebih tinggi dari KHM, biasanya antibiotik dapat lebih membunuh
c. Metode difusi
daerah hambatan pertumbuhan mikrobia karena berdifusinya obat dari titik awal
pemberian ke daerah difusi (Jawetz, Melnick & Adelberg, 1996). Metode difusi
kemampuan obat untuk berdifusi ke dalam media tempat fungi uji dapat
disk yang menghambat antibiotik atau zat uji di atas agar. Besarnya daerah difusi
sesuai dengan pertumbuhan atau hambatan fungi uji dan sebanding dengan kadar
Pada metode ini biasanya juga digunakan cara sumuran yaitu media agar
dibuat sumuran dengan garis tengah tertentu (umumnya 8 mm). Larutan obat
dimasukkan ke dalam sumuran tersebut dan diinkubasikan pada suhu 37°C selama
18-24 jam. Pembacaan hasil dilakukan dengan mengukur daerah atau zona
Metode difusi yang lain adalah cara tuang (pour plate). Metode ini
reaksi yang mengandung agar cair yang telah didinginkan pada suhu 45°C (Volk
Pada metode difusi terdapat zona radikal yaitu suatu daerah di sekitar
paper disk dimana tidak ditemukan adanya pertumbuhan fungi uji. Kemudian
dikenal zona irradikal yang merupakan daerah dimana pertumbuhan fungi uji
dihambat oleh antibiotik, tetapi tidak dimatikan. Pada zona irradikal masih
terdapat pertumbuhan fungi tetapi kurang subur bila dibandingkan dengan daerah
G. Sterilisasi
terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ada 3 cara utama yang umum dipakai
menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121˚C selama 15 menit, artinya
keadaan steril dicapai dengan cara mempertahankan suhu 121˚C selama 15 menit
(Ratna, 1993).
didalam ruangan autoklaf tergantikan dengan uap jenuh. Apabila masih ada udara,
maka suhu didalam ruangan tersebut akan turun jauh dibawah suhu yang dicapai
18
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
oleh uap jenuh murni pada tekanan yang sama. Yang dapat mematikan
mikroorganisme adalah suhu tinggi uap, bukan tekanan uap. Autoklaf merupakan
alat yang esensial dalam setiap laboratorium mikrobiologi (Pelczar, M.J., Jr., and
pembagian campuran senyawa ke dalam fase diam dan fase gerak (Stahl, 1985).
daerah ultra violet (UV) gelombang pendek (radiasi utama kira-kira 254 nm) atau
jika senyawa itu dapat dideteksi ke fluoresensi radiasi UV gelombang pendek dan
atau gelombang panjang (365 nm). Suatu senyawa jika tidak dapat dideteksi
dengan UV maka harus dideteksi dengan reaksi kimia atau pereaksi semprot.
komponen yaitu :
a. Fase Diam
Fase diam yang digunakan dalam KLT adalah bahan penyerap (adsorben).
Silika gel merupakan penyerap yang paling banyak digunakan dalam KLT. Bahan
pengikat yang biasa digunakan adalah gypsum. Silika gel yang diberikan
tambahan gypsum dikenal dengan nama ”silika gel G”. Silika gel juga dapat
dan dikenal dengan sebutan ”silika gel GF”. Selain silika gel terdapat bahan lain
yang digunakan sebagai bahan penyerap antara lain amilum, selulosa, sefadex,
dan poliamida.
b. Fase Gerak
Fase gerak merupakan medium angkut yang terdiri dari satu atau beberapa
pelarut. Fase gerak bergerak dalam fase diam yaitu suatu lapisan berpori karena
adanya gaya kapiler. Pelarut yang digunakan harus bertingkat mutu analitik
(Stahl, 1985).
I. LANDASAN TEORI
Daun sirih merah secara empiris telah digunakan oleh masyarakat sebagai
obat untuk mengatasi keputihan menahun (kronis) dan akut yang sulit
Fungi ini dapat bersifat patogen apabila terjadi penurunan daya tahan tubuh.
alkaloid, senyawa polifenol, tanin, dan minyak atsiri (Sudewo, 2005). Alkaloid
termasuk senyawa fenol yang mekanisme kerjanya sebagai antifungi dengan cara
mendenaturasi protein fungi. Selain itu pada minyak atsiri yang mengandung
atsiri mempengaruhi aktivitas sebagai fungisida. Ekstrak etanol daun sirih merah
Dalam penelitian ini akan dilihat kandungan senyawa aktif dalam ekstrak
etanol daun sirih merah dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Metode
KLT digunakan karena metode ini dapat memisahkan golongan senyawa sehingga
J. HIPOTESIS
Candida albicans.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian tentang uji potensi antifungi ekstrak etanol daun sirih merah
B. Variabel penelitian
a. Variabel bebas : Ekstrak etanol daun sirih merah dengan berbagai macam
Agar), waktu inkubasi (24 jam), suhu inkubasi (37oC), kepadatan suspensi
21
22
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
C. Definisi Operasional
1. Ekstrak etanol daun sirih merah adalah ekstrak yang diperoleh dengan cara
2. Daya antifungi adalah kemampuan ekstrak etanol daun sirih merah untuk
3. Candida albicans adalah fungi uji gram positif yang berbentuk bulat lonjong,
Kesehatan Yogyakarta.
4. Zona hambat adalah zona jernih yang sama sekali tidak dijumpai pertumbuhan
albicans.
D. Bahan
Daun sirih merah yang diperoleh dari daerah Condong Catur, Sleman
Yogyakarta; Kultur murni Candida albicans ATCC 10231 yang diperoleh dari
steril, fase diam = selulosa, silika gel GF 254, fase gerak = n-butanol : asam asetat
: air (4:1:5 v/v), t-butanol : kloroform : dietil amina (2:7:1v/v), toluene : etil asetat
E. Alat
(Janke & Kunkel, Ika-labotechnik, RV05-ST), autoklaf (Metode KT-40, ALP co,
Ltd, Hamurashi, Tokyo, Japan), lampu UV 254 nm dan UV 365 nm, oven
Indotest Multi LAB), Laminar Air Flow (Inches W.C.), Lemari pendingin
(Sharp), Glass beaker (pyrex), cawan petri, tabung reaksi (pyrex), Erlenmeyer
(pyrex), pipet volume (pyrex), batang pengaduk, gelas ukur (pyrex), jarum ose,
kertas sampul, kompor listrik, penggaris, lampu Bunsen, plat KLT, penyemprot
F. Tatacara penelitian
1. Determinasi tanaman
dengan cara mencocokkan tanaman segar sirih merah dengan pustaka (Backer and
2. Pengumpulan bahan
Daun sirih merah diambil dari tanaman sirih merah di daerah Condong
menghilangkan kotoran yang melekat, lalu ditiriskan sampai sisa air menghilang.
Daun dikeringkan dalam oven dengan suhu 45˚C selama 48 jam. Setelah kering,
lalu diserbuk dengan blender sampai halus dan diayak menggunakan ayakan
3. Ekstraksi
digunakan etanol 96% sebanyak 300 ml dan pengisiannya dengan tiga kali
sirkulasi. Soxhletasi dihentikan bila tetesan terakhir dalam alat soxhlet sudah
Merah dengan Metode Uji Tabung dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Uji Alkaloid : Ekstrak (0,5 g) dipanaskan dalam tabung reaksi besar dengan asam
klorida 1% (2,5 ml) selama 30 menit dalam penangas air mendidih. Suspensi
disaring dengan kapas ke dalam tabung reaksi. Larutan dibagi dua sama banyak,
lalu ke dalam larutan tabung-1 ditambah dengan reaksi Dragendorff (3 tetes) dan
Uji Minyak Atsiri : Sebanyak 0,5 g ekstrak ditambahkan 1 ml eter kocok, saring.
Filtrat dikering uapkan. Bila sedikit berbau aromatik, larutan residu dengan 3 tetes
etanol, uapkan lagi sampai kering. Bila terjadi bau aromatik spesifik,
Uji Flavonoid : Ekstrak (0,5 g ) ditambahkan air (2,5 ml), dipanaskan selama 10
menit di atas air mendidih. Larutan disaring melalui kapas. Larutan ditambahkan
dengan Besi (III) Klorida (3 tetes), larutan berwarna hijau sampai biru
Uji Tanin : Ekstrak etanol (0,5 g) dipanaskan dengan air (2,5 ml) selama 30 menit
diatas tangas air. Disaring, filtrat (5 ml) ditambah larutan natrium klorida 2% (1
ml), bila terjadi suspensi atau endapan disaring melalui kertas saring, kemudian
adanya tanin.
26
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dibuat dengan melarutkan 0,5 gram ekstrak
etanol daun sirih merah dengan Tween 80 (konsentrasi 5%) sebanyak 2 ml.
Identifikasi Alkaloid : Ekstrak ditotolkan pada fase diam silika gel GF 254 nm
dengan menggunakan pipa kapiler pada lempeng KLT. Fase gerak tertier butanol :
bawah sinar UV 254 nm dan UV 365 nm dan dideteksi dengan pereaksi semprot
Dragendorff. Harga Rf dan warna bercak uji dibandingkan dengan harga Rf dan
warna pembanding.
metanol.
lempeng KLT. Fase diam yang digunakan silika Gel GF 254 nm dan fase gerak
yang digunakan toluena : etil asetat (93:7 v/v). Sebagai pembanding digunakan
eugenol. Senyawa dieluasi hingga batas tertentu (10 cm) kemudian dikeringkan.
Selanjutnya dilihat pada UV 254 nm dan UV 365 nm. Pereaksi semprot yang
digunakan yaitu vanilin-asam sulfat. Harga Rf dan warna bercak uji dibandingkan
dengan harga Rf dan warna pembanding. Harga Rf dan warna bercak uji
lempeng KLT. Fase diam yang digunakan adalah selulosa, fase gerak n-butanol :
asam asetat : air (4:1:5 v/v), dan pembanding rutin. Langkah selanjutnya adalah
Alumunium (III) Klorida. Harga Rf dan warna bercak uji dibandingkan dengan
ujung mikropipet dan media SDA yang akan digunakan untuk pemeriksaan
aktivitas antifungi disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121˚C dengan tekanan 1
etanol (%)
60 1,2 2
50 1,0 2
40 0,8 2
30 0,6 2
20 0,4 2
28
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
0,1 mg serbuk Ketokonazol dalam 100 ml metil alkohol dan kontrol negatif
Tween 80.
diambil 1 ose fungi dari pertumbuhan dan diinokulasikan secara streak plate.
Inkubasi dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 37°C. Digunakan sebagai
stok.
merah dilakukan dengan metode difusi secara paper disk. Satu koloni fungi
dengan standar Mc. Farland II (6.108 CFU/ml) hingga kekeruhannya sama. Dari
SDA yang telah memadat dengan cara spread plate, kemudian didiamkan selama
29
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
15 menit. Setelah itu, diletakkan paper disk 6 mm pada jarak tertentu diatas cawan
petri.
Langkah yang terakhir, hasil pengenceran dari ekstrak etanol daun sirih
merah dan kontrol diteteskan diatas paper disk sebanyak 10 µl. Sebagai kontrol
positif digunakan Ketokonazol dan kontrol negatif digunakan Tween 80, lalu
diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37˚C. Diukur diameter zona hambatnya
Metode Dilusi Padat : Di ambil 1 ose fungi dari stok fungi, kemudian
disuspensikan ke dalam 5 ml SDA cair campur rata dan inkubasi pada suhu 37˚C
selama 24 jam. Hasil suspensi dibandingkan dengan standar Mc. Farland II (6.108
CFU/ml) hingga kekeruhannya sama lalu diambil 0,5 ml. Kemudian 0,5 ml
ekstrak etanol daun sirih merah dengan kadar tertentu ditambahkan dalam
suspensi tadi dan dicampur rata dengan 15 ml SDA yang cairkan. Setelah divortex
lalu dituang dalam cawan petri steril secara pour plate dan dibiarkan memadat
lalu diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37˚C. Setelah masa inkubasi,
diamati dan diberi penilaian menggunakan notasi (+) untuk media yang tampak
keruh. Hal ini berlaku untuk tiap ekstrak etanol daun sirih merah, kontrol negatif
(Tween 80) dan kontrol positif (Ketokonazol). Hasil pengamatan dianalisis untuk
plate. Kadar Bunuh Minimum (KBM) ditentukan apabila sudah tidak ada
dengan adanya zona hambat di sekitar paper disk. Replikasi perlakuan masing-
masing dilakukan sebanyak 5 kali. Hasil pengukuran diameter zona hambat yang
normal atau tidak. Kemudian diameter zona hambat yang terbentuk dari masing-
masing konsentrasi dianalisis dengan ANOVA satu arah, dilanjutkan dengan uji
LSD dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan khasiat antar
yang timbul dan mengamati warna bercak tersebut. Nilai Rf dan warna bercak
BAB IV
digunakan. Tujuan dilakukan determinasi tanaman sirih merah ini supaya tanaman
yang digunakan sebagai bahan penelitian ini benar-benar tanaman sirih merah
(Piper crocatum Ruiz & Pav.) sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
penggunaan.
tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman sirih merah (Piper
Tanaman sirih merah yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
adalah tanaman sirih merah dengan lokasi tumbuh yang sama agar diperoleh
adalah daunnya yang dikumpulkan pada bulan November 2007. Daun diambil
pada keadaan segar dengan kondisi daun dipilih setelah bagian 3 atau 4 tangkai
31
32
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
dari pucuk dahan dan 3 tangkai sebelum pangkal dahan, bukan daun yang
terlalu muda atau terlalu tua, dengan asumsi bahwa kandungan zat aktif pada daun
adalah maksimal.
kotoran yang melekat, lalu ditiriskan sampai sisa air menghilang dan ditempatkan
kadar air sehingga tidak mudah ditumbuhi oleh fungi, menghambat bekerjanya
enzim yang dapat merusak senyawa aktif dari daun sirih merah, dan menghindari
pembusukan. Daun dinyatakan kering apabila daun mudah dipatahkan dan mudah
hancur bila diremas dengan tangan. Daun kering ini kemudian diserbuk dengan
harus dihaluskan menjadi serbuk, diayak dengan nomor ayakan 4/18 (Anonim,
Aperture dengan ukuran 250 mikrometer. Tujuan dari pengayakan yaitu untuk
(Anonim, 1986). Daun dalam bentuk serbuk memiliki luas permukaan yang lebih
besar dibandingkan dengan daun utuh. Kondisi ini menyebabkan kontak yang
lebih besar antara serbuk dengan larutan penyari etanol sehingga senyawa aktif
yang terkandung didalam daun dapat tersari sempurna pada saat proses penyarian.
Berat basah daun awal adalah 1060 kg, setelah dikeringkan dan diserbuk
ekstraksi yang lain karena pada proses ekstraksi ini serbuk akan selalu terbasahi
oleh cairan penyari yang jernih dan ini berlangsung kontinyu sehingga ekstraksi
akan efektif. Selain itu pelarut yang dibutuhkan tidak terlalu banyak. Kelemahan
cara soxhletasi adalah terbatas pada senyawa yang tahan terhadap panas, untuk
senyawa yang mudah rusak oleh panas maka tidak cocok digunakan.
dipanaskan akan menguap, uap cairan penyari naik melalui pipa samping
sehingga uap akan turun kembali melalui thimble yang berisi serbuk sehingga
thimble akan terisi cairan penyari secara perlahan-lahan. Cairan penyari akan
membasahi serbuk dalam thimble, kemudian penyari akan melarutkan zat aktif
yang terdapat dalam serbuk. Saat cairan mencapai permukaan sifon, cairan akan
turun kembali ke labu alas bulat. Cairan penyari tersebut membawa senyawa yang
ingin diekstraksi (Anonim, 1986). Cairan penyari berupa etanol 96%. Etanol 96%
memiliki rentang polaritas yang lebar sehingga sebagian besar kandungan zat aktif
baik polar, semipolar, maupun non polar akan terlarut dalam etanol 96%. Etanol
yang keluar dari soxhlet menjadi bening yang menandakan bahwa penyarian
senyawa aktif yang larut dalam etanol sudah tersari sempurna. Larutan penyari
34
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
hasil dari soxhletasi kemudian diuapkan dengan Vacum Rotary Evaporator untuk
memisahkan cairan penyari yang masih tersisa sehingga diperoleh ekstrak kental.
penimbangan ekstrak kental tersebut diperoleh bobot ekstrak kental sebesar 8,9
gram. Ekstrak kental yang siap digunakan ini disimpan dalam wadah tertutup
dalam lemari es. Suhu dingin dari lemari es dapat menghambat pertumbuhan
(KLT)
daun sirih merah dengan mengamati warna yang terbentuk dari reaksi antara zat
aktif yang ada dengan pereaksi yang digunakan. Kandungan kimia daun sirih
merah meliputi flavonoid, alkaloid, senyawa polifenol, tanin dan minyak atsiri
(Sudewo, 2005). Pada ekstrak etanol daun sirih merah dilakukan uji alkaloid, uji
flavonoid, uji tanin dan uji minyak atsiri karena dari hasil identifikasi serbuk daun
pada uji tabung dapat melalui pengamatan warna. Peristiwa terjadinya warna
disebabkan karena struktur zat aktif dari tanaman yang mengandung gugus
apabila didalam reaksi warna yang terbentuk secara intensif tidak berubah.
a. Identifikasi Alkaloid
Reaksi positif jika terbentuk endapan dengan penambahan pereaksi Mayer dan
Dragendorff. Pada uji alkaloid sampel di didihkan dengan HCl 1% dengan tujuan
alkaloid menunjukkan hasil yang positif, hal ini berarti ekstrak etanol daun sirih
pereaksi dimungkinkan oleh adanya atom nitrogen yang memiliki lone pair
elektron pada struktur alkaloid yang dapat membentuk ikatan komplek dengan ion
logam berat sehingga terbentuk kristal yang tidak larut dalam air.
Identifikasi adanya minyak atsiri dalam ekstrak etanol daun sirih merah
hasil positif ditunjukkan dengan timbulnya bau aromatik khas sirih merah. Pada
36
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
identifikasi minyak atsiri digunakan eter dan etanol untuk melarutkan minyak
atsiri di dalam ekstrak etanol daun sirih merah sehingga saat dipanaskan dapat
tercium bau khas daun sirih. Dari hasil percobaan didapatkan hasil yang positif,
hal ini berarti ekstrak daun sirih merah mengandung minyak atsiri. Bagian utama
dari minyak atsiri adalah terpenoid yang menyebabkan wangi, bau yang khas pada
tumbuhan.
c. Identifikasi Flavonoid
Ekstrak etanol daun sirih merah dididihkan dengan aquadest dan disaring
saat masih panas karena senyawa flavonoid lebih mudah larut dalam air panas.
warna hijau tua, hal ini berarti ekstrak etanol daun sirih merah mengandung
flavonoid.
d. Identifikasi Tanin
endapan dengan penambahan kedua larutan tersebut. Hasil identifikasi tanin dari
ekstrak etanol daun sirih merah menunjukkan tidak terbentuknya endapan, hal ini
tidak berarti ekstrak etanol daun sirih merah tidak mengandung tanin.
berlangsung.
37
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
sementara keberadaan alkaloid, minyak atsiri, dan flavonoid dalam ekstrak etanol
gambaran yang lebih pasti mengenai kandungan kimia dalam ekstrak etanol daun
sirih merah. Analisis KLT mempunyai beberapa keuntungan yaitu waktu yang
a) Identifikasi Alkaloid
254 nm dan fase geraknya adalah tertier butanol : kloroform : dietil amina (2:7:1
254 nm, terlihat sebagai bercak gelap dengan latar belakang berfluoresensi.
diaktifkan terlebih dahulu dengan cara lempeng dipanasi di oven agar pori-
porinya terbuka sehingga perambatan bercak saat eluasi atau pengembangan dapat
menggunakan pipa kapiler. Eluasi lempeng KLT dilakukan di dalam tabung yang
jenuh akan uap dari fase gerak. Penempatan kertas saring yang dibasahi dengan
fase gerak pada dinding tabung akan membantu dan mempercepat proses
dengan cepat dan optimal. Jarak rambat yang ditentukan pada penelitian ini adalah
10 cm. Eluasi dilakukan sampai pada saat fase gerak tepat melampaui jarak yang
Dari KLT yang telah dilakukan hasilnya dapat dilihat secara visual bahwa
terjadi pemisahan senyawa setelah ditotolkan pada fase diam dan dieluasi dengan
Dari hasil KLT didapat harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun
Tabel II. Harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun sirih merah
Rf Rf Rf
I II III
Gambar 1. Kromatogram Ekstrak etanol daun sirih merah pada
identifikasi Alkaloid
Keterangan :
I = deteksi dengan sinar tampak
II = deteksi dengan sinar UV 254 nm
III = deteksi dengan sinar UV 365 nm (setelah disemprot
Dragendorff)
A = ekstrak etanol daun sirih merah
B = pembanding skopolamin
Fase diam = silika gel GF 254 nm
Fase gerak = t butanol : kloroform : dietil amina (2:7:1 v/v)
Jarak pengembangan = 10 cm
Dari hasil KLT diperoleh 1 bercak pemisahan untuk sampel ekstrak etanol
daun sirih merah dengan Rf sebesar 0,19. Pembanding skopolamin memiliki harga
sebesar 0,19 merupakan alkaloid. Hal ini diperkuat dengan warna bercak ekstrak
etanol daun sirih merah yang sama dengan warna bercak pembanding setelah
disemprot dengan Dragendorff yaitu orange. Menurut Wagner, H., Bladt, S.,
berwarna orange dan pembanding skopolamin juga berwarna orange, hal ini
Identifikasi minyak atsiri dengan KLT menggunakan fase diam silika gel
GF 254 nm yang bersifat polar. Perbedaan sifat kepolaran dari silika gel GF 254
nm dan minyak atsiri diharapkan agar tidak terjadi pengikatan antara zat uji
dengan fase diam sehingga zat uji dapat tereluasi dengan baik dengan bantuan
fase gerak yang sifatnya sama dengan zat uji. Fase gerak yang digunakan toluene :
etil asetat (93:7 v/v) yang bersifat non polar sama dengan minyak atsiri. Fase
gerak yang digunakan harus memiliki sifat yang relatif sama dengan senyawa
yang akan dipisahkan tetapi harus memiliki sifat yang tidak campur dengan fase
menggunakan pipa kapiler. Eluasi lempeng KLT dilakukan di dalam tabung yang
jenuh akan uap dari fase gerak. Penempatan kertas saring yang dibasahi dengan
fase gerak pada dinding tabung akan membantu dan mempercepat proses
41
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
dengan cepat dan optimal. Jarak rambat yang ditentukan pada penelitian ini adalah
10 cm. Eluasi dilakukan sampai pada saat fase gerak tepat melampaui jarak yang
Pembanding yang digunakan dalam KLT ekstrak etanol daun sirih merah
atsiri daun sirih merah terdapat eugenol (Anonim, 2008b). Identifikasi KLT
minyak atsiri ekstrak etanol daun sirih merah dilakukan juga dengan
semprot yang digunakan adalah vanilin-asam sulfat (Wagner, H., Bladt, S., and
Dari hasil KLT didapat harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun
Tabel III. Harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun sirih
merah
Rf Rf Rf
I II III
Gambar 2. Kromatogram ekstrak etanol daun sirih merah pada
identifikasi Minyak Atsiri
Keterangan :
I = deteksi dengan sinar tampak
II = deteksi dengan sinar UV 254 nm
III = deteksi dengan sinar tampak (setelah disemprot vanilin
asam-sulfat)
A = ekstrak etanol daun sirih merah
B = pembanding eugenol
Fase diam = silika gel GF 354 nm
Fase gerak = toluene : etil asetat (93:7 v/v)
Jarak pengembangan = 10 cm
Dari hasil identifikasi minyak atsiri (Tabel III), dapat ditarik kesimpulan
bahwa terdapat minyak atsiri dalam ekstrak etanol daun sirih merah. Hal ini
dilihat dari adanya kesamaan warna antara bercak sampel dengan bercak
43
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
disemprot dengan vanilin-asam sulfat dapat berwarna biru. Menurut Wagner, H.,
Bladt, S., and Zgainski, E.M., (1984) setelah disemprot dengan vanilin-asam
sulfat maka bercak akan berwarna biru, hijau, merah, serta coklat dan ini
menunjukkan adanya minyak atsiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel benar-
benar mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri yang terdapat didalam ekstrak
Minyak atsiri ekstrak etanol daun sirih merah di duga mempunyai ikatan
rangkap yang terkonjugasi atau mempunyai cincin aromatis dan juga mempunyai
gugus kromofor karena pada UV 254 nm bercak berwarna kuning kehijauan. Pada
kromofor terjadi peredaman bercak dengan latar belakang yang bersinar berwarna
c) Identifikasi Flavonoid
dan fase gerak BAW yaitu n-butanol : asam asetat : air (4:1:5 v/v) yang bersifat
non polar. Silika gel tidak digunakan sebagai fase diam karena dapat membentuk
eluasi. Untuk deteksi adanya bercak digunakan pereaksi semprot Aluminium (III)
semprot karena pereaksi ini digunakan untuk mendeteksi senyawa yang memiliki
44
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
orto dihidroksi seperti flavonoid. Pembanding baku yang digunakan pada analisis
kualitatif ini adalah rutin karena menurut Harbone (1987) rutin adalah senyawa
(Robinson, 1991).
didalam tabung yang jenuh akan uap dari fase gerak. Penjenuhan dilakukan
dengan menempatkan kertas saring yang dibasahi oleh fase gerak pada dinding
tabung. Tujuan penjenuhan tabung eluasi dengan uap dari fase gerak agar
perambatan dapat berlangsung cepat dan optimal. Eluasi dilakukan hingga jarak
eluasi yang ditentukan (10 cm) tepat terlampaui oleh fase gerak. Jarak 10 cm
Dari hasil KLT didapat harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun
Tabel IV. Harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun sirih
merah
Rf Rf Rf
I II III
Gambar 3. Kromatogram ekstrak etanol daun sirih merah pada
Identifikasi Flavanoid
Keterangan :
I = deteksi dengan sinar tampak
II = deteksi dengan sinar UV 365 nm
III = deteksi dengan sinar tampak (setelah disemprot AlCl3)
A = ekstrak etanol daun sirih merah
B = pembanding rutin
Fase diam = selulosa
Fase gerak = n-butanol : asam asetat : air (4:1:5 v/v)
Jarak pengembangan = 10 cm
sebanyak 1 buah bercak pemisahan untuk sampel ekstrak etanol daun sirih merah
dengan harga Rf sebesar 0,57 dan pembanding rutin memiliki harga Rf 0,57.
46
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
karena harga Rf-nya sama dengan pembanding. Hal ini diperkuat dengan warna
bercak yang sama dengan warna bercak pembanding setelah disemprot dengan
flavonoid. Jenis flavonoid yang terdapat dalam ekstrak etanol daun sirih merah
kerjanya adalah senyawa uji ditempatkan dalam media padat yang telah
diinokulasikan fungi uji. Senyawa uji akan terdifusi ke dalam media dan
24 jam akan diperoleh zona hambat yang menunjukkan besarnya potensi antifungi
senyawa uji jika dibandingkan dengan kontrol negatif. Dalam penelitian ini
metode difusi secara paper disk dengan pertimbangan senyawa uji akan lebih
Suhu pada waktu inkubasi sebesar 37°C seperti suhu tubuh manusia
karena Candida albicans termasuk flora normal dalam tubuh manusia. Pada suhu
37°C merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan Candida albicans.
Media penanaman fungi uji yang digunakan yaitu Saboraoud Dextrosa Agar
47
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
albicans bertujuan agar jumlah fungi uji yang akan dibiakkan dikendalikan
standar baku yang ada sehingga akan diperoleh hasil yang kurang lebih sama.
Tahap uji potensi antifungi ini diawali dengan uji potensi antifungi secara
ekstrak etanol daun sirih merah 20%, 30%, 40%, 50%, dan 60% b/v sebanyak 10
µl. Kadar yang bervariasi bertujuan untuk mengetahui apakah pada konsentrasi
albicans dan juga untuk melihat hubungan kenaikan tingkat konsentrasi dengan
karena sebagai pelarut ekstrak etanol daun sirih merah. Dari uji awal ini diketahui
bahwa ekstrak etanol daun sirih merah mempunyai potensi antifungi terhadap
Candida albicans. Hal ini ditunjukkan dengan adanya zona hambat disekitar
paper disk.
48
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Dari data diatas diperoleh hasil bahwa kadar 40% dan 50% memiliki rata-
rata diameter zona hambat yang sama, hal ini diduga karena zat aktif ekstrak
etanol daun sirih merah pada konsentrasi tersebut tidak seluruhnya berdifusi pada
paper disk. Sedangkan untuk konsentrasi 20%, 30%, dan 60% diketahui bahwa
dengan semakin tingginya konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah maka
perbedaan kelompok konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah dengan kontrol
dilakukan uji statistik ANOVA satu arah yang sebelumnya dilakukan uji
bahwa data terdistribusi normal jika nilai signifikansinya > 0,05. Dari analisis ini
diketahui bahwa data hasil penelitian ini terdistribusi normal yang ditunjukkan
dengan nilai signifikansi 0,112 (> 0,05). Oleh karena itu uji dilanjutkan dengan
ANOVA satu arah. Uji ANOVA satu arah digunakan untuk mengetahui potensi
antifungi ekstrak etanol daun sirih merah dengan berbagai konsentrasi serta
pengaruh dari kontrol negatif dan kontrol positif terhadap pertumbuhan Candida
albicans dengan membandingkan nilai F uji dengan F tabel. Apabila F uji > F
49
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
tabel maka Hnull ditolak dan H1 diterima, demikian juga sebaliknya (Pratista,
2004).
setiap variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah memiliki perbedaan
sebagai berikut : setiap variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah tidak
Dari ANOVA satu arah yang dilakukan terhadap diameter zona hambat
yang ditimbulkan oleh ekstrak etanol daun sirih merah dengan berbagai variasi
konsentrasi dengan kontrol negatif dan kontrol positif, ternyata Hnull ditolak dan
H1 diterima dikarenakan nilai F uji (18,610) > F tabel (6,16) atau dapat dilihat
probabilitasnya sebesar 0,000 < 0,05 sehingga Hnull ditolak. Hal ini berarti setiap
variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah serta kontrol negatif dan
kontrol positif memiliki mean yang berbeda. Dari kesimpulan yang diperoleh
pada tabel ANOVA perlu dilakukan uji lanjut atau Post Hoc Test dengan
95%. Uji LSD dilakukan untuk antar variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih
konsentrasi dan kelompok kontrol (Tabel VI). Parameter dari uji ini adalah setiap
variasi konsentrasi ekstrak daun sirih merah memiliki perbedaan yang bermakna
dalam hal diameter zona hambat yang dihasilkan baik antar variasi konsentrasi
50
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
maupun terhadap kontrol positif Ketokonazol dan kontrol negatif Tween 80 jika
K(-) - Bb Btb Bb Bb Bb Bb
K(+) Bb - Bb Bb Bb Bb Btb
e.e Bb Btb Bb Bb Bb Bb -
60%
Terlihat pada tabel VI bahwa antara konsentrasi 50% dengan 40% dan
30% menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna, juga konsentrasi 40%
kontrol negatif tidak memiliki perbedaan yang bermakna, diduga konsentrasi 20%
ekstrak etanol daun sirih merah konsentrasi 60%; 50%; 40%; dan 30% dengan
kontrol negatif memiliki nilai signifikansi < 0.05 dan menghasilkan zona hambat
yang berbeda bermakna, artinya variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih
Akan tetapi diameter zona hambat masing-masing ekstrak lebih kecil jika
bahwa variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih tersebut kurang efektif dari
pada kontrol positif. Sedangkan konsentrasi 60% tidak berbeda bermakna dengan
kontrol positif Ketokonazol, kemungkinan ekstrak etanol daun sirih merah dengan
Candida albicans.
Hasil uji LSD pada tabel VI terlihat bahwa sebagian besar menunjukkan
antar kelompok konsentrasi pada pertumbuhan Candida albicans. Hal ini berarti
variasi konsentrasi dari ekstrak etanol daun sirih merah memiliki potensi sebagai
digunakan sebagai pelarut ekstrak etanol daun sirih merah. Tween 80 yang
digunakan sebagai kontrol negatif tidak memberikan diameter zona hambat, hal
52
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
ini berarti hanya ekstrak etanol daun sirih merah saja yang mempunyai potensi
sebagai antifungi.
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah SDA yang bersifat
asam. Hal ini dimaksudkan untuk membedakan dari mikroorganisme yang lain
karena jamur dapat tumbuh pada kisaran pH yang luas termasuk pada kisaran pH
juga yang dapat tumbuh pada pH 0,5 dan pH 9,5 (Pelczar & Chan, 1986). SDA
Setelah pengujian zona hambat dengan metode difusi paper disk maka
Dari uji potensi antifungi dengan metode difusi paper disk diperoleh data
bahwa variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah dapat menghambat
53
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
pertumbuhan Candida albicans. Metode yang dipakai adalah dilusi padat untuk
etanol daun sirih merah yang diuji, dengan menggunakan media Saboraoud
Dextrosa Agar.
bertujuan agar jumlah fungi uji yang akan dibiakkan dikendalikan populasinya
yang ada sehingga akan diperoleh hasil yang kurang lebih sama.
Tabel VII. Hasil uji potensi antifungi ekstrak etanol daun sirih merah
dengan metode dilusi padat dengan waktu inkubasi 24 jam
kekeruhan media yang berisi fungi uji yang sudah diberikan ekstrak etanol daun
sirih merah. Semakin keruh berarti pertumbuhan fungi uji semakin subur dan
(Trihendrokesowo, 1986). Dari hasil dilusi padat pada tabel VII, terlihat bahwa
semakin besar konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah maka pertumbuhan
fungi uji juga semakin kurang subur dan sebaliknya. Pertumbuhan fungi uji yang
pertumbuhan fungi uji sama sekali. Sedangkan untuk kontrol negatif Tween 80
menunjukkan bahwa pertumbuhan fungi uji sangat subur sekali, hal ini berarti
dengan metode streak plate dari hasil dilusi padat. Hasil yang diperoleh dari uji
penegasan secara streak plate pada konsentrasi 50% dan 60% sudah tidak dapat
kesimpulan bahwa ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 50%
terendah dari ekstrak etanol daun sirih merah yang dapat menghambat dan
Hasil penelitian ini ternyata ekstrak etanol daun sirih merah berpotensi
digunakan sebagai obat (Mursyidi, 1990). Hampir semua alkaloid bersifat toksis,
artinya dalam dosis kecil sudah menunjukkan keaktifan biologi pada hewan dan
sebagai antifungi karena salah satu fungsi dari senyawa ini adalah sebagai
penghambat fungi (Robinson, 1991). Candida albicans adalah fungi gram positif
yang mempunyai dinding sel yang kaku yang mengandung kitin juga polisakarida,
bereaksi dengan senyawa yang terdapat dalam minyak atsiri ekstrak etanol daun
sirih merah. Senyawa minyak atsiri ini akan merusak atau mempengaruhi
permeabilitas selektif dari sel Candida albicans. Kerusakan membran sel dapat
fenol. Senyawa fenol akan membentuk komplek dengan protein sel sehingga
maka metabolisme sel terganggu dan sel akan mati. Struktur dinding sel akan
mengalami denaturasi protein karena senyawa fenol ini akan berikatan dengan
BAB V
A. KESIMPULAN
Candida albicans.
2. Kandungan kimia yang terdapat dalam ekstrak etanol daun sirih merah
B. SARAN
a. Perlu dilakukan isolasi terhadap ekstrak etanol daun sirih merah untuk
mengetahui senyawa aktif dalam daun sirih merah yang berpotensi sebagai
merah.
56
57
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 17, 25-26, Direktorat Pengawasan Obat dan
Makanan Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 562-563, Bagian Farmakologi,
Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2001, “Jangan Sepelekan Jamur”, dalam Intisari, Volume 4, April 2001,
139-144, Gramedia, Jakarta.
Anonim, 2008a, Candidiasis Yeast Symptoms, Treatment & Causes Fact Book,
http://www. healthnewsflash.com/, diakses pada tanggal 16 April 2008
Backer, C.A., and Bakhuizen van den Brink, R.C., 1965, Flora of Java, Volume
II, N.V.P. Noordhoff-Groningen, The Netherland.
Entjang, 2001, Mikrobiologi dan Parasitologi, 160, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Guenther, E., 1987, Essential Oil, diterjemahkan oleh S. Ketaren, Jilid I, Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta.
Hugo, W. B., and Russel, A. D., 1987, Pharmaceutical Microbiology, 4th, Edisi V,
285-286. Blackwell Scientific Publication. Oxford.
Jawetz E., Melnick, J.l., and Adelberg, E.A., 1996, Medical Microbiology,
diterjemahkan oleh Edi Nugroho, R.F. Maulana, Edisi XX, 160, 627-629,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Lay, B.W., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Edisi I, 83-87, 91-94, 100-
101, P.T. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Mursyidi, A., 1990, Analisa Metabolit Sekunder, 63-76, Pusat Antar Universitas
Bioteknologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Pratista, A., 2004, Aplikasi SPSS 10.05 Dalam Statistik Dan Rancangan
Percobaan, 99-100, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Ratna Sri H., 1993, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktik, 55-56, PT. Gramedia,
Jakarta.
Ristanto, 1989, Kursus Singkat Fisiologi Fungi, 67, PAU, Bioteknologi, UGM,
Yogyakarta.
59
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Sudewo, B., 2005, Basmi Penyakit Dengan Sirih Merah, Cet I, 33-36, 40, 45, P.T.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Tortora, J., Gerard; Funke, R., Berdell; Case, I., and Christine L., 2004,
Microbiology An Introduction, Eigth Ed, 579-580, Benjamin Cumming,
San Francisco.
Tyler, V.E., Brady, L.R., Robert, E., 1998, Pharmacognosy, 9th ed, Lea and
Febiger, Philadelphia.
Volk, W.A. and Wheller, M.F., 1988, Basic Microbiology, diterjemahkan oleh
Markham, M., Edisi V, Jilid I, 298, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Wagner, H., Bladt, S., Zgainski, E.M., 1984, Plant Drug Analysis : A Thin Layer
Chromatography Atlas, Springer-Verlag, Berlin-Heidelberg-New York-
Tokyo.
Lampiran 3. Foto Tanaman Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.)
Lampiran 4. Foto Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.)
63
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
B. Pembanding (skopolamin)
B. Pembanding (skopolamin)
B. Pembanding (Eugenol)
B. Pembanding (Eugenol)
B. Pembanding (Rutin)
B. Pembanding (Rutin)
B. Pembanding (Rutin)
Lampiran 12. Pengamatan diameter zona hambat ekstrak etanol daun sirih
merah terhadap Candida albicans dengan metode difusi paper disk waktu
inkubasi 24 jam
Keterangan :
A. Kontrol positif Ketokonazol
B. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 20%
C. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 30%
D. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 40%
E. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 50%
F. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 60%
71
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Lampiran 13. Pengamatan diameter zona hambat kontrol negatif (Tween 80)
terhadap Candida albicans dengan metode difusi paper disk waktu inkubasi
24 jam
72
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Lampiran 14. Hasil pengukuran KHM ekstrak etanol daun sirih merah
dengan metode dilusi padat pada waktu inkubasi 24 jam
A B C
D E
F G
Keterangan :
A. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 20%
B. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 30%
C. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 40%
D. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 50%
E. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 60%
F. Kontrol Negatif (Tween 80)
G. Kontrol Positif (Ketokonazol)
73
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Lampiran 15. Hasil pengukuran KBM ekstrak etanol daun sirih merah
dengan metode dilusi padat waktu inkubasi 24 jam
A B
C D
Keterangan :
A. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 20%
B. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 30%
C. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 40%
D. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 50%
E. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 60%
74
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
dayahambat
N 25
Mean ,8760
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation ,15885
Most Extreme Differences Absolute ,240
Positive ,240
Negative -,134
Kolmogorov-Smirnov Z 1,200
Asymp. Sig. (2-tailed) ,112
Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. ,000(c)
95% Confidence Lower Bound ,000
Interval Upper Bound ,113
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
c Based on 25 sampled tables with starting seed 299883525.
75
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Oneway
ANOVA
dayahambat
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1,499 6 ,250 18,610 ,000
Within Groups ,376 28 ,013
Total 1,875 34
Multiple Comparisons
Mean
Difference 95% Confidence Interval
(I) perlakuan (J) perlakuan (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
60% 50% ,22000* ,07329 ,006 ,0699 ,3701
40% ,26000* ,07329 ,001 ,1099 ,4101
30% ,36000* ,07329 ,000 ,2099 ,5101
20% ,38000* ,07329 ,000 ,2299 ,5301
kontrol positif -,12000 ,07329 ,113 -,2701 ,0301
kontrol negatif ,52000* ,07329 ,000 ,3699 ,6701
50% 60% -,22000* ,07329 ,006 -,3701 -,0699
40% ,04000 ,07329 ,590 -,1101 ,1901
30% ,14000 ,07329 ,066 -,0101 ,2901
20% ,16000* ,07329 ,038 ,0099 ,3101
kontrol positif -,34000* ,07329 ,000 -,4901 -,1899
kontrol negatif ,30000* ,07329 ,000 ,1499 ,4501
40% 60% -,26000* ,07329 ,001 -,4101 -,1099
50% -,04000 ,07329 ,590 -,1901 ,1101
30% ,10000 ,07329 ,183 -,0501 ,2501
20% ,12000 ,07329 ,113 -,0301 ,2701
kontrol positif -,38000* ,07329 ,000 -,5301 -,2299
kontrol negatif ,26000* ,07329 ,001 ,1099 ,4101
30% 60% -,36000* ,07329 ,000 -,5101 -,2099
50% -,14000 ,07329 ,066 -,2901 ,0101
40% -,10000 ,07329 ,183 -,2501 ,0501
20% ,02000 ,07329 ,787 -,1301 ,1701
kontrol positif -,48000* ,07329 ,000 -,6301 -,3299
kontrol negatif ,16000* ,07329 ,038 ,0099 ,3101
20% 60% -,38000* ,07329 ,000 -,5301 -,2299
50% -,16000* ,07329 ,038 -,3101 -,0099
40% -,12000 ,07329 ,113 -,2701 ,0301
30% -,02000 ,07329 ,787 -,1701 ,1301
kontrol positif -,50000* ,07329 ,000 -,6501 -,3499
kontrol negatif ,14000 ,07329 ,066 -,0101 ,2901
kontrol positif 60% ,12000 ,07329 ,113 -,0301 ,2701
50% ,34000* ,07329 ,000 ,1899 ,4901
40% ,38000* ,07329 ,000 ,2299 ,5301
30% ,48000* ,07329 ,000 ,3299 ,6301
20% ,50000* ,07329 ,000 ,3499 ,6501
kontrol negatif ,64000* ,07329 ,000 ,4899 ,7901
kontrol negatif 60% -,52000* ,07329 ,000 -,6701 -,3699
50% -,30000* ,07329 ,000 -,4501 -,1499
40% -,26000* ,07329 ,001 -,4101 -,1099
30% -,16000* ,07329 ,038 -,3101 -,0099
20% -,14000 ,07329 ,066 -,2901 ,0101
kontrol positif -,64000* ,07329 ,000 -,7901 -,4899
*. The mean difference is significant at the .05 level.
77
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Biografi Penulis
2001, SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun 2001 - 2004. Setelah tamat dari
Apoteker, Pelepasan Wisuda, Open House, Asisten Praktikum Botani Dasar pada