Anda di halaman 1dari 15

Sistem Periodik Unsur

Sistem periodik unsur adalah susunan unsur-unsur berdasarkan urutan nomor atom dan
kemiripan sifat unsur-unsur tersebut. Disebut “periodik”, sebagaimana terdapat pola kemiripan
sifat unsur dalam susunan tersebut. Sistem periodik unsur (tabel periodik) modern yang saat ini
digunakan didasarkan pada tabel yang dipublikasikan oleh Dmitri Mendeleev pada tahun 1869.

Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:


Teori Atom
Struktur Atom

Tabel Sistem Periodik Unsur

Tabel
periodik unsur modern
(Sumber: Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change
(5th edition). New York: McGraw Hill)

Punya PR yang gak ngerti? Yuk tanya di Forum StudioBelajar.com

Format tabel periodik:


1. Masing-masing unsur terdapat dalam satu kotak yang berisi nomor atom, lambang unsur,
dan nomor massa. Kotak-kotak tersebut berurut dari kiri ke kanan berdasarkan kenaikan
nomor atom.
2. Kotak-kotak tersebut tersusun membentuk barisan horizontal (periode) dan barisan
vertikal (golongan). Setiap periode diberi nomor dari 1 hingga 7. Setiap golongan diberi
nomor dari 1 hingga 8 dengan huruf A atau B. Pada sistem IUPAC baru, setiap golongan
diberi nomor dari 1 hingga 18 tanpa huruf A atau B. Unsur-unsur dalam satu golongan
yang sama pada tabel periodik akan memiliki kemiripan sifat.
3. Unsur-unsur golongan 1A−8A (golongan 1−2, 13−18) merupakan unsur golongan utama.
Unsur-unsur golongan 1B−8B (golongan 3−12) merupakan unsur logam transisi. Dua
deret unsur di bagian bawah, yakni lanthanida dan aktinida, disebut unsur logam transisi
dalam.

Sifat-sifat pada sistem periodik unsur:


Sifat logam

Berdasarkan sifat, unsur-unsur dapat dikelompokkan menjadi logam, nonlogam, dan metalloid.
Unsur-unsur logam memiliki sifat-sifat: konduktor panas dan listrik yang baik, dapat ditempa
dan ductile, titik leleh relatif tinggi, cenderung melepaskan elektron kepada unsur nonlogam.
Unsur-unsur nonlogam memiliki sifat-sifat: nonkonduktor panas dan listrik, tidak dapat ditempa
dan rapuh/getas, kebanyakan berwujud gas pada temperatur kamar, cenderung menerima
elektron dari unsur logam. Unsur-unsur metalloid memiliki sifat-sifat seperti logam dan juga
nonlogam. Sifat logam semakin berkurang dari kiri ke kanan dan dari bawah ke atas sistem
periodik unsur, kecuali hidrogen. Unsur-unsur metalloid berada pada “tangga” yang membatasi
unsur-unsur logam dan nonlogam.

Jari-jari atom

Jari-jari atom adalah setengah dari jarak antara dua inti dari dua atom logam yang sejajar atau
dalam sebuah molekul diatomik. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, jari-jari atom
cenderung semakin besar, sebagaimana pertambahan kulit elektron. Dalam satu periode, dari kiri
ke kanan, jari-jari atom cenderung semakin kecil, sebagaimana pertambahan muatan inti efektif.

Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com

Energi ionisasi

Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan oleh sebuah atom atau ion dalam fase gas untuk
melepaskan sebuah elektronnya. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, energi ionisasi
pertama cenderung semakin kecil, sebagaimana jarak dari inti ke elektron terluar bertambah
sehingga tarikan elektron terluar oleh inti berkurang. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan,
energi ionisasi pertama cenderung semakin besar, sebagaimana pertambahan muatan inti efektif
sehingga tarikan oleh inti bertambah.
Ringkasan sifat-sifat sistem periodik unsur: jari-
jari atom, energi ionisasi, dan sifat logam
(Sumber: Petrucci, Ralph H. et al. 2011. General Chemistry: Principles and Modern Applications
(10th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.)

Masih bingung? Yuk diskusi di Forum StudioBelajar.com

Jari-jari ion

Jari-jari ion adalah jari-jari dari kation atau anion yang dihitung berdasarkan jarak antara dua inti
kation dan anion dalam kristal ionik. Kation (ion bermuatan positif) terbentuk dari pelepasan
elektron dari kulit terluar atom netral sehingga tolakan antar elektron berkurang, tarikan elektron
oleh inti lebih kuat, dan jari-jari dari kation lebih kecil dari atom netralnya. Anion (ion
bermuatan negatif) terbentuk dari penangkapan elektron pada atom netral sehingga tolakan antar
elektron bertambah dan jari-jari dari anion lebih besar dari atom netralnya. Dalam satu golongan
pada sistem periodik unsur, dari atas ke bawah, jari-jari ion bermuatan sama cenderung semakin
besar, sebagaimana pertambahan kulit elektron. Dalam periode, pada deretan ion isoelektronik
(spesi-spesi dengan jumlah elektron sama dan konfigurasi elektron sama, seperti O2-, F–, Na+,
Mg2+, dan Al3+ dengan 10 elektron), semakin besar muatan kation maka semakin kecil jari-jari
ion, namun semakin besar muatan anion maka semakin besar jari-jari ion.
Jari-jari atom dan ion beberapa unsur
dalam satuan pm
(Sumber: Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change
(5th edition). New York: McGraw Hill)

Afinitas elektron

Afinitas elektron adalah kuantitas perubahan energi ketika sebuah atom atau ion dalam fase gas
menerima sebuah elektron. Jika kuantitas perubahan energi bertanda positif, terjadi penyerapan
energi, sedangkan jika bertanda negatif, terjadi pelepasan energi. Semakin negatif nilai afinitas
elektron, semakin besar kecenderungan atom atau ion menerima elektron (afinitas terhadap
elektron semakin besar). Dalam satu golongan pada tabel periodik unsur, dari atas ke bawah,
afinitas elektron cenderung semakin kecil, dengan banyak pengecualian. Dalam satu periode,
dari kiri ke kanan, sampai golongan 7A, afinitas elektron cenderung semakin besar, dengan
banyak pengecualian.
Nilai afinitas elektron unsur-unsur golongan utama
dalam satuan kJ/mol
(Sumber: Gilbert, Thomas N. et al. 2012. Chemistry: The Science in Context (3rd edition). New
York: W. W. Norton & Company, Inc.)

Elektronegativitas

Elektronegativitas adalah ukuran kemampuan suatu atom dalam sebuah molekul (keadaan
berikatan) untuk menarik elektron kepadanya. Semakin besar elektronegativitas, semakin mudah
atom tersebut menarik elektron kepadanya sendiri. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah,
elektronegativitas cenderung semakin kecil. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan,
elektronegativitas cenderung semakin besar.

Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com

Elektronegativitas dari
unsur-unsur dalam skala Linus Pauling
(Sumber: Petrucci, Ralph H. et al. 2011. General Chemistry: Principles and Modern Applications
(10th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.)
Sistem Periodik Unsur – Referensi
Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition). New Jersey:
Pearson Education, Inc.
– Chang, Raymond. 2010. Chemistry (10th edition). New York: McGraw Hill
– Gilbert, Thomas N. et al. 2012. Chemistry: The Science in Context (3rd edition). New York: W.
W. Norton & Company, Inc.
– Petrucci, Ralph H. et al. 2011. General Chemistry: Principles and Modern Applications (10th
edition). Toronto: Pearson Canada Inc.
– Purba, Michael. 2006. Kimia 1A untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
– Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change (5th
edition). New York: McGraw Hill
– Stacy, Angelica M. 2015. Living by Chemistry (2nd edition). New York: W.H. Freeman and
Company
– Tro, Nivaldo J. 2011. Introductory Chemistry (4th edition). Illinois: Pearson Prentice Hall.

Judul Artikel: Sistem Periodik Unsur


Kontributor: Nirwan Susianto, S.Si.
Alumni Kimia UI

Materi StudioBelajar.com lainnya:

1. Sifat Koligatif Larutan


2. Hukum Faraday
3. Tata Nama Senyawa

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Banyak sekali unsur-unsur yang telah ditemukan oleh para ahli dibumi. Mulai dari unsur yang
bersifat logam,nonlogam,semilogam dan lain-lain. Penemuan unsur-unsur tentunya melalui
proses yang panjang. Semua unsur tidak ada yang ditemukan murni di alam. Unsur-unsur
tersebut memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda yang menyebabkan sulit untuk
mempelajarinya. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam mempelajari unsur-unsur tersebut,
para ahli telah berupaya untuk mengelompokkan unsur-unsur tersebut berdasarkan kemiripan
sifat dan karakteristik unsur-unsur tersebut .
Dalam makalah ini kami membahas tentang unsur-unsur dari golongan IIIA yang terdiri dari:
boron (B), aluminium (Al), galium (Ga), indium(In), dan thalium (Tl). Golongan ini memiliki
sifat yang berbeda dengan golongan IA dan golongan IIA. Dan unsur-unsur pada golongan IVA
adalah karbon (C), silikon (SI), germanium (Ge), timah (Sn), timbal (Pb).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah unsur-unsur golongan III A ditemukan?
2. Apa saja sifat fisika dan kimia dari masing-masing unsur golongan III A ?
3. Apa saja kegunaan dari masing-masing unsur golongan III A ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini, antara lain:

1. Agar dapat mengetahui sifat kimia dan sifast kimia golongan IIIA.
2. Agar dapat menemukan serta dapat mengetahui bentuk zat kimia dari golongan golongan
IIIA.
3. Agar dapat mengetahui manfaat golongan IIIA dalam kehidupan sehari-hari.
4. Agar dapat mengetahui proses pembuatan/proses memperoleh unsur-unsur golongan
IIIA.
5. Serta mengetahui sejarah masing-masing unsur golongan IIIA.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah unsur-unsur golongan III A

Unsur-unsur pada golongan IIIA mencakup satu unsur non-logam dan empat unsur lainnya yang
memiliki sifat kelogaman yang sama (Miessler, 1991). Unsur-unsur pada golongan IIIA
menunjukkan perbedaan sifat yang cukup bervariasi. Boron merupakan unsur non-logam,
aluminium merupakan unsur logam namun menunjukkan banyak kemiripan sifat kimia dengan
boron, dan unsur sisanya seluruhnya memiliki karakteristik sebagai unsur logam (Sharpe, 1992).

Meskipun keadaan oksidasi positif tiga (+3) merupakan karakteristik utama untuk semua unsur
golongan IIIA, keadaan positif satu (+1 atau + saja) terdapat dalam senyawaan semua unsur
golongan IIIA kecuali boron, dan untuk thallium keadaan tersebut merupakan keadaan oksidasi
yang stabil. Faktanya thallium menunjukkan kemiripan dengan banyak unsur lain (alkali tanah,
perak, merkuri, dan timbal ) sehingga disebut duckbill platypus di antara unsur-unsur lainnya
(Sharpe, 1992).

Golongan III A terdiri dari boron, alumunium, galium, indium, dan talium. Sejarah penemuan
unsur-unsur tersebut tidak sama antara unsur satu dengan unsur lainnya. Unsur-unsur yang ada
dialam tidak ditemukan dalam keadaan murni. Adapun sejarah ditemukannyaunsur-unsur
golongan III A adalah sebagai berikut:

A. Boron (B)
Boron berasal dari bahasa arab yaitu Buraq dan bahasa Persia yaitu burah.Senyawa boron telah
diketahui sejak ribuan tahun yang lalu, tetapi unsur ini tidak ditemukan sampai tahun 1880 oleh
Sir Humpry Davy, Gay-Lussac, dan Thenard.

B. Alumunium (Al)
Aluminium ditemukan pada tahun 1827 0leh Freidrich Wohler.Alumunium merupakan logam
yang paling banyak ketiga dalam kerak bumi (setelah oksigen dan silikon), kandungannya sekitar
8,8% pada kulit bumi. Unsur ini terdapat dalam bijih bauksit, Al2O3.2H2O (kadarnya 35-60%),
granit, dan tanah liat.

C. Galium (Ga)
Galium berasal dari bahasa Latin: Gallia yang berarti Perancis; juga dari bahasa Latin, gallus
terjemahan dari Lecoq, yang berarti ayam jantan. Unsur ini diprediksi dan disebut Mendeleev
sebagai ekaaluminum dan ditemukan secara spektroskopik oleh Lecoq de Boisbaudran pada
tahun 1875, yang pada tahun yang sama berhasil mengambil logam ini secara elektrolisis dari
solusi hidroksida di KOH

D. Indium (In)
Indium ditemukan pada tahun 1863 oleh Reich and Richter dan unsur ini dinamai bedasarkan
garis berwarna indigo biru yang merupakan spectrum dari elemen ini. Pertama kali dijumpai
pada mineral seng, hingga kini mineral seng adalah sumber utama dari produksi unsur ini.
Indium pertama kali diisolasi setahun semenjak pertama kali unsur ini ditemukan. Sampai pada
tahun 1924, hanya satu gram yang tersedia di seluruh dunia dalam bentuk terisolasi.

E. Talium (Tl)
Talium berasal dari bahasa Yunani: thallos, yang berarti ranting hijau. Talium ditemukan secara
spektroskopis oleh Crookes pada tahun 1861. Nama elemen ini diambil dari garis hijau di
spektrumnya. Logam ini berhasil diisolasi oleh Crookes dan Lamy pada tahun 1862 pada saat
yang bersamaan. Talium terdapat di crooksite, lorandite, dan hutchinsonite. Ia juga ada
dalam pyrites.

2.2 sifat fisika unsur golongan III A

B Al Ga In Tl
Nomor atom 5 13 31 49 81
Jari –jari atom (A0) 0,80 1,25 1,24 1,50 1,55
Jari –jari ion (A0) - 0,45 0,60 0,81 0,95
Kerapatan (g/cm3) 2,54 2,70 5,90 7,30 11,85
Titik Leleh (0K) 2300 932 303 429 577
Titik Didih (0K) 4200 2720 2510 2320 1740
Energi ionisasi (I) (kJ/mol) 807 577 579 556 590
Energi ionisasi (II) (kJ/mol) 2425 1816 1979 1820 1971
Energi ionisasi (III) (kJ/mol) 3658 2744 2962 2703 2874

Tabel diatas menunjukkan ringkasan beberapa sifat penting dari unsur-unsur golongan IIIA.
Fakta yang terpenting pada tabel diatas adalah tingginya titik leleh Boron dan titik leleh Galium
yang relatif rendah; peningkatan yang signifikan pada potensial reduksi dari atas ke bawah dalam
satu golongan; tingginya energi ionisasi dari golongan nonlogam (boron) dan besarnya
peningkatan kepadatan dari atas ke bawah dalam satu golongan.
Kecenderungan sifat logam golongan IIIA:

 Jari-jari logam cenderung berkurang dari Ga- Tl, kecuali logam Al


 Jari-jari ion cenderung meningkat dari Al – Tl
 Energi ionisasi pertama unsur golongan IIIA cenderung berkurang dari Al – Tl
 Keelektronegatifan unsur golongan IIIA cenderung bertambah dari Al – Tl
 Titik cair unsur golongan IIIA cenderung bertambah dari Ga – Tl, kecuali Al memiliki
titik cair yang besar
 Titik didih unsur golongan IIIA cenderung berkurang dari Al – Tl

2.3 Sifat kimia unsur golongna III A

A. Boron adalah unsur golongan IIIA dengan nomor atom lima. Warna dari unsur boron adalah
hitam. Boron memiliki sifat diantara logam dan nonlogam (semimetalik). Boron lebih bersifat
semikonduktor daripada sebuah konduktor logam lainnya. Secara kimia boron berbeda dengan
unsur- unsur satu golongannya. Boron juga merupakan unsur metaloid dan banyak ditemukan
dalam bijih borax. Ada dua alotrop boron; boron amorfus adalah serbuk coklat, tetapi boron
metalik berwarna hitam. Bentuk metaliknya keras (9,3 dalam skala Moh) dan konduktor yang
buruk dalam suhu kamar. Tidak pernah ditemukan bebas dalam alam. , tetapi timbul sebagai
asam othorboric dan biasanya ditemukan dalam sumber mata air gunung berapi dan sebagai
borates di dalam boron dan colemantie. Ulexite, mineral boron yang lain dianggap sebagai serat
optik alami. Ciri-ciri optik unsur ini termasuklah penghantaran cahaya inframerah. Pada suhu
piawai boron adalah pengalir elektrik yang kurang baik, tetapi merupakan pengalir yang baik
pada suhu yang tinggi. Boron merupakan unsur yang kurang elektron dan mempunyai p-orbital
yang kosong. Ia bersifat elektrofilik. Sebagian boron sering berkelakuan seperti asam Lewis
yaitu siap untuk terikat dengan bahan kaya elektron untuk memenuhi kecenderungan boron
untuk mendapatkan elektron.

B. aluminium murni adalah logam berwarna putih keperakan dengan banyak karakteristik yang
diinginkan. Aluminium ringan, tidak beracun (sebagai logam), nonmagnetik dan tidak memercik.
Aluminium sangat lunak dan kurang keras. Aluminium adalah logam aktif seperti yang
ditunjukkan pada harga potensial reduksinya dan tidak ditemukan dalam bentuk unsur di alam.
Aluminium adalah unsur ketiga terbanyak dalam kulit bumi, tetapi tidak ditemukan dalam
bentuk unsur bebas. Walaupun senyawa aluminium ditemukan paling banyak di alam, selama
bertahun-tahun tidak ditemukan cara yang ekonomis untuk memperoleh logam aluminium dari
senyawanya.

C. Galium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ga dan nomor
atom 31. sebuah logam miskin yang jarang dan lembut, galium merupakan benda padat yang
mudah rapuh pada suhu rendah namun mencair lebih lambat di atas suhu kamar dan akan
melebur ditangan. Terbentuk dalam jumlah sedikit di dalam bauksit dan bijih seng. Penerapan
pentingnya ialah dalam senyawa galium arsenida, digunakan sebagai semikonduktor, terutama
dalam dioda pemancar cahaya. Sifat-sifat kimia unsur Galium biasanya adalah hasil dari proses
pembuatan aluminium. Pemurnian bauksit melalui proses Bayer menghasilkan konsentrasi
ghalium pada larutan alkali dari sebuah aluminium. Elektrolisis menggunakan sebuah elektroda
merkuri yang memberikan konsentrasi lebih lanjut dan elektrolisis lebih lanjut menggunakan
katoda baja tahan karat dari hasil natrium gallat menghasilkan logam galium cair. Galium murni
membutuhkan sejumlah proses akhir lebih lanjut dengan zona penyaringan untuk membuat
logam galium murni.
D. Indium adalah sebuah unsur post transisi metal yang meiliki bilangan oksidasi +3, sama seperti
galium. Indium tidak bereaksi dengan air, namun ia beroksidasi dengan kuat terhadap unsur
halogen membentuk senyawa indium(III). Indium biasanya tidak dibuat di dalam laboratorium.
Indium adalah hasil dari pembentukan timbal dan seng. Logam indium dihasilkan melalui proses
elektrolisis garam indium di dalam air. Indium sering diasosiasikan dengan seng dan dari bahan
inilah indium diproduksi secara komersil. Indium juga ditemukan di bijih besi, timbal dan
tembaga.

E. Talium adalah salah satu unsur golongan III A dengan simbol Tl dan mempunyai nomor atom
81. Talium adalah logam yang lembut dan berwarna kelabu dan lunak dan dapat dipotong
dengan sebuah pisau. halium kelihatannya seperti logam yang berkilauan tetapi ketika
bersentuhan dengan udara, thalium dengan cepat memudar menjadi warna kelabu kebiru-biruan
yang menyerupai timbal. Jika thalium berada di udara dalam jangka waktu yang lama maka akan
terbentuk lapisan oksida pada thalium. Jika thalium berada di air maka akan terbentuk thalium
hidroksida. Logam ini sangat lunak dan mudah dibentuk. Ia dapat dipotong dengan pisau. Logam
thalium diperoleh sebagai produk pada produksi asam belerang dengan pembakaran pyrite dan
juga pada peleburan timbal dan bijih besi.

2.4 kegunaan unsur-unsur golongan III A

A. Boron yang tidak murni digunakan pada pertunjukan kembang api untuk memberikan warna
hijau dan dalam roket sebagai pemicu, Na2B4O75H2O Pentrahidra ini digunakan dalam jumlah
yang banyak dalam pembuatan serat gelas yang dijadikan insulasi (insulation fiberglass) dan
pemutih sodium perborat (sodium perborate bleach), Asam borik digunakan dalam produk
tekstil. Senyawa-senyawa boron lainnya digunakan dalam pembuatan kaca borosilica dan dalam
penyembuhan arthritis, Isotop boron-10 digunakan sebagai kontrol pada reaktor nuklir, sebagai
tameng pada radiasi nuklir dan dalam instrumen-instrumen yang digunakan untuk mendeteksi
netron, Boron nitrida memiliki sifat-sifat yang cemerlang karena ia sekeras berlian, dapat
digunakan sebagai insulator listrik walau dapat menghantar panas seperti logam. Senyawa ini
juga memiliki sifat lubrikasi seperti grafit, Boron hidrida dapat dengan mudah dioksidasi dan
melepaskan banyak energi dan pernah digunakan sebagai bahan bakar roket, dan permintaan
filamen boron juga meningkat karena bahan ini kuat dan ringan dan digunakan sebagai struktur
pesawat antariksa.

B. Alumunium merupakan logam yang ringan, kuat dan tahan korosi, sehingga banyak digunakan
untuk peralatan rumah tangga, bingkai jendela, sampai kerangka bangunan, Aluminium
digunakan sebagai pelapis kemasan biskuit, cokelat, dan rokok, campuran logam 90% Al dan
10% Mg magnalinum, bersifat kuat dan ringan, banyak digunakan pada pembuatan pesawat
terbang, tawas, KAl (SO4), digunakan untuk penjernihan air dan zat antikeringan, Al(OH3)
digunakan untuk menetralkan asam lambung yang berlebihan dan karena sifatnya yang mudah
menghantarkan panas dengan tahan karat, Aluminium (Al) banyak digunakan untuk membuat
alat-alat masak.
C. Galium dengan mudah bercampur dengan kebanyakan logam dan digunakan sebagai komponen
dalam campuran peleburan yang rendah. Plutonium digunakan pada senjata nuklir yang
dioperasikan dengan campuran dengan galium untuk menstabilisasikan allotrop plutonium,
karena galium membasahi gelas dan porselin, maka galium dapat digunakan untuk menciptakan
cermin yang cemerlang, Galium arsenida digunakan sebagai semikonduktor terutama dalam
dioda pemancar cahaya dan Galium juga digunakan pada beberapa termometer bertemperatur
tinggi.

D. Indium digunakan untuk membuat komponen elektronik seperti thermistor dan fotokonduktor,
Indium dapat digunakan untuk membuat cermin yang memantul seperti cermin perak, Indium
digunakan pada LED ( Light Emitting Diode) dan laser diode, Indium digunakan untuk membuat
penel surya, Indium dapat digunakan untuk mencegah proses korosi seng pada baterai, Indium
biasa digunakan pada solder (untuk mengelas), dan Indium dalam jumlah kecil digunakan pada
peralatan yang berhubungan dengan gigi.

E. Talium digunakan sebagai bahan semikonduktor pada selenium, digunakan sebagai dopant (
meningkatkan) kristal natrium iodida pada peralatan deteksi radiasi gamma seperti pada kilauan
alat pendeteksi barang pada mesin hitung di supermarket, Radioaktif thalium-201 (waktu paruh
73 jam) digunakan untuk kegunaan diagnosa pada pengobatan inti, Thalium digunakan pada
elektroda dan larut pada penganalisaan oksigen, Thalium juga digunakan pada pendeteksi
inframerah, Thalium adalah racun dan digunakan pada racun tikus dan insektisida, tetapi
penggunaannya dilarang oleh banyak Negara, Talium sulfat, yang tak berwarna, tak berasa, dan
sangat beracun sebagai obat pembasmi hama, dan Talium dipakai dalam pembuatan roket dan
kembang api.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Unsur-unsur dari logam utama golongan III A adalah : boron ( B), aluminium (Al),
galium (Ga), indium ( In), thalium (Tl).
2. Unsur-unsur dari logam utama golongan III A umumnya dapat bereaksi dengan udara,
air, asam, unsur-unsur halogen membentuk senyawa.
3. Unsur-unsur dari logam utama golongan III A di alam tidak ditemukan dalam bentuk
unsur melainkan dalam bentuk senyawanya. Oleh karena itu, diperlukan beberapa proses
yang digunakan untuk dapat mengisolasi unsur tersebut dari senyawanya.
4. Unsur-unsur dari logam utama golongan III A dan senyawanya memiliki kegunaan
masing-masing dalam kehidupan sehari-hari dan dalam industri.

Anda mungkin juga menyukai