Anda di halaman 1dari 6

Airway

Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas (Hlm. 24)

Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi saluran nafas guna


mempertahankan jalan nafas yang bersih

Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian airway yaitu :

1. Kaji kepatenan jalan nafas pasien. Apakah pasien dapat berbicara atau bernafas bebas ?
2. Tanda tanda yang terjadinya obstruksi jalan nafas antara lain :
a. Adanya snoring atau gurgling
b. Stridor atau suara nafas tidak normal
c. Agitasi (Hipoksia)
d. Penggunaan otot bantu napas tidak normal
e. Sianosis
3. Look dan listen bukti adanya saluran pernapasan bagian atas dan potensi penyebab
obstruksi :
a. Muntahan
b. Perdarahan
c. Gigi lepas atau hilang
d. Gigi palsu
e. Trauma wajah
4. Jika terjadi obstruksi jalan napas, maka pastikan jalan napas pasien terbuka
5. Lindungi tulang belakang dari gerakan yang tidak perlu yang berisiko mengalami cedera
tulang belakang
6. Gunakan berbagai alat bantu untuk memantenkan jalan napas pasien sesuai indikasi :
a. Chin lift / jaw thrust
b. Lakukan suction
c. Oropharyngeal airway / iasopharyngeal airway, laryngeal mask airway
d. Lakukan intubasi
Breathing

Ketidakefektifan Pola Nafas (Hlm.60)

Inspirasi dan / ekspirasi yang tidak memberi ventilasi yang adekuat

Gangguan Pertukaran Gas (Hlm.185)

Kelebihan atau kekurangan oksigenasi / eliminasi karbon dioksida di membran kapiler


alveolar

Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian breathing antara lain :

1. Look, listen, dan feel, lakukan penilaian terhadap ventilasi dan oksigen.
a. Inspeksi, dari tingkat pernapasan, tandanya : cyanosis, penetrating injury, flail
chest, sucking chest wounds, dan penggunaan otot bantu napas.
b. Palpasi, untuk adanya pergeseran trakea, fraktur ruling iga, subcutaneous
emphysema, perkusi berguna untuk diagnosis hemathorax dan pneumotoraks
c. Auskultasi, untuk adanya : suara abnormal dada
2. Buka dada pasien dan observasi pergerakan dinding dada pasien
3. Tentukan laju dan tingkat kedalaman nafas
4. Penilaian kembali status mental
5. Dapatkan bacaan pulse oksimetri jika perlu
6. Pemberian intervensi untuk ventilasi yang tidak adekuat atau oksigenasi :
a. Pemberian terapi oksigen
b. Bag valve masker
c. Intubasi (endotrakeal atau nasal)
7. Kaji adanya masalah pernapasan yang mengacam jiwa
Circulation

Penurunan Curah Jantung (Hlm.63)

Ketidakadekuatan pompa darah oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh

Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer (Hlm. 448)

Berisiko mengalami penurunan oksigen yang mengakibatkan kegagalan pengantaran nutrisi


ke jaringan pada tingkat kapiler

Risiko Penurunan Perfusi Jaringan Serebral (Hlm.443)

Berisiko mengalami penurunan sirkulasi jaringan serebral yang dapat menggangu kesehatan

Risiko Perdarahan (Hlm. 40)

Beresiko untuk mengalami penurunan volume darah yang dapat mengganggu kesehatan

Kekurangan Volume Cairan (Hlm.185)

penurunan cairan intravaskular, interstisial, atau intrasel. Diagnosis ini merujuk pada
dehidrasi yang merupakan kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar natrium.

Risiko Syok (Hlm.396)

Berisiko mengalami ketidakedekuatan aliran darah ke jaringan tubuh yang dapat


menyebabkan disfungsi selular yang mengancam jiwa

Risiko infeksi (Hlm. 234)

Berisiko terhadap invasi organisme patogen

Langkah dalam pengkajian terhadap status sirkulasi antara lain :

1. Cek nadi dan mulai melakukan CPR


2. CPR terus dilakukan sampai defbrilasi siap digunakan
3. Kontrol perdarahan yang dapat mengancam kehidupan dengan pemberian penekanan
secara langsung
4. Palpasi nadi radikal jika diperlukan :
a. Menentukan ada atau tidaknya
b. Menentukan kualitas secara umum (kuat/lemah)
c. Identifikasi rate (lambat, normal, atau cepat)
d. Regularity
5. Kaji kulit melihat adanya tanda hipoperfusi atau hipoksia
6. Lakukan treatment terhadap hipoperfusi
Disability

Pada primary survey, disability dikaji dengan menggunakan skala AVPU :

a. A : alert, yaitu merespon suara dengan tepat, misalnya memnuhi perintah yang diberikan
b. V : vocalises, muungkin tidak sesuai atau mengeluarkan suara yang tidak bisa dimengerti
c. P : respons to pain only ( harus dinilai semua keempat tungkai jika ekstremitas awal yang
digunakan untuk mengkaji gagal untuk merespon)
d. U :unresponsive to pain, jika tidak merespon baik stimulus nyeri / verbal

Nyeri akut (Hlm.297)

Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyengkan akibat adanya kerusakan jaringan
yang aktual dan potensial, atau digambarkan dengan istilah seperti kerusakan, awitan yang
tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat di
antisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan,
Eksposure

Risiko cedera (Hlm.238)

Berisiko mengalami cedera sebagai akibat dari kondisi lingkungan yang berinteraksi dengan
sumber-sumber adaptif dan pertahanan individu

Hipotermia (Hlm.219)

Suhu tubuh berada dibawah rentan normal

Dalam situasi yang diduga telah terjadi mekanisme trauma yang mengancam jiwa, maka
rapid trauma assesment segera dilakukan :

1. Lakukan pemeriksaan kepala, leher, dan ekstremitas


2. Perhatikan setiap temuan luka yang mengancam jiwa

Intervensi yang dapat dilakukan :

a. Monitor electrocardogram
b. Monitor analisa gas darah
c. Mengukur tekanan darah
d. Pulse oximetri untuk mengukur saturasi oksigen
e. Kolaborasi dengan kateter urine dan naso gastric tube

Alur Primary Survey Pada Medical Dewasa (Pre-Hospital Emergency Carre Council, 2012) 8;35
20.03.19

Anda mungkin juga menyukai