Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KEPERAWATAN MENJELANG

AJAL
EFEKTIFITAS TERAPI AKUPUNTUR UNTUK PASIEN PASCA
STROKE

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Menjelang Ajal Pengampu Mata
Kuliah : Ns. Indri Wahyuningsih,S. Kep., M.Kep

OLEH

ESTHI WAHYU P

201610420311008

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2019
LEMBAR PERNYATAAN ORIGINALITAS

JUDUL :

IDENTITAS PENULIS

NAMA : Esthi Wahyu Prianingdyah

Email : esthiwahyu65@gmail.com

NIM : 201610420311008

No. HP : 085817581115

Dengan ini saya menyatakan bahwa essay dengan judul tersebut di atas merupakan karya
original, dan tidak mengandung unsur plagiarisme di dalamnya. Jika terbukti terdapat
pelanggaran di dalam tulisan tersebut, maka saya siap bertanggung jawab.

Malang, 16 November 2019

Penulis

Esthi Wahyu P.
EFEKTIFITAS TERAPI AKUPUNTUR UNTUK PASIEN PASCA
STROKE

LATAR BELAKANG

Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan


peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak
sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian. Stroke
merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang bisa terjadi pada
siapa saja dan kapan saja. Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik
dan hemorragik. Stroke iskemik terjadi karena obstruksi total atau sebagian
pembuluh darah otak yang menyebabkan suplai darah ke jaringan otak berkurang.
Sedangkan stroke hemorragik terjadi karena perdarahan atau pecahnya pembuluh
darah otak baik di subarachnoid, intraserebral maupun karena aneurisma. (Prihatin
2018)

Dalam penanganan stroke terdapat beberapa tahapan yaitu, tatalaksana fase akut
yang memiliki prinsip stabilisasi kondisi pasien, konfirmasi diagnosis yang cepat dan
efisien, pemilihan pemeriksaan laboratorium yang tepat untuk menetapkan pengobatan
yang sesuai dan pencegahan perburukan serta komplikasi. Lalu ada terapi pencegahan
sekunder atau rehabilitasi. Salah satu pilihan pengobatan tambahan untuk fase rehabilitasi
adalah akupunktur. Akupunktur adalah pengobatan tradisional dari Cina yang berarti
tusuk jarum. Dasar teori pengobatan akupunktur adalah pola aliran energi (Qi) yang
melalui meridian tubuh. Akupunktur dapat menjadi pengobatan penyakit yang
diakibatkan gangguan pada aliran energi (Qi) dengan memulihkan kembali pola aliran
energi (Qi). Masih menjadi topik yang kontroversial mengenai akupunktur sebagai terapi
rutin untuk penderita stroke dan stroke yang berhubungan dengan disfungsi. Akupunktur
memberikan hasil pengobatan yang positif tetapi dengan efektifitas yang terbatas untuk
terapi tambahan konvensional fase rehabilitasi pada beberapa studi walaupun ada
beberapa yang tidak memberikan efek menguntungkan untuk pengobatan fungsional,
aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup. (Oktaria dan Fazriesa 2017)
MANFAAT

Penusukan pada titik akupunktur dapat membuka aliran energi, sehingga dapat
memulihkan keseimbangan aliran (Qi) dan memperbaiki jaringan saraf yang rusak,
membentuk jaraingan saraf baru, dan mengoptimalkan jalur yang telah rusak.

TINJAUAN LITERATUR

1. Structural Changes Induced by Acupuncture in the Recovering Brain


after Ischemic Stroke

Jurnal ini menjelaskan tentang akupuntur untuk mengamati perubahan


jaringan grey matter (GM) pasien stroke iskemik. Populasi dalam penelitian ini
sebanyak 21 peserta dengan stroke kronis usia berusia 35–80 tahun. Pada penelitian
ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu 21 pasien stroke secara acak ditugaskan
untuk menerima akupunktur plus perawatan konvensional (Grup A) atau hanya
konvensional (Grup B) selama 4 minggu. Semua pasien di kedua kelompok
menerima kondisi istirahat pemindaian resonansi magnetik fungsional (fMRI)
sebelum dan sesudah perawatan.
Intervensi yang diberikan Setiap subjek penelitian ini menerima perawatan
standar dasar, termasuk Anti-platelet terapi agregasi (100mg aspirin sekali per
hari), pelindung saraf pengobatan (500mg citicoline per hari), dan lainnya
perawatan sesuai dengan gejala klinis. pada Grup A yaitu 11 pasien menerima
perawatan akupunktur. Titik akupuntur adalah sebagai berikut: Baihui (GV20),
Fengchi (GB20), Quchi (LI11), Hegu (LI4), Yanglingquan (GB33), Zusanli
(ST36), Sanyinjiao (SP6), dan Xuanzhong (GB39). Setelah tusuk jarum, kami
menggunakan beberapa teknik akupunktur tambahan seperti manipulasi lembut
dengan menyodorkan, mengangkat, dan memutar untuk mencapai de qi (termasuk
mati rasa, sakit, distensi, berat, dan sensasi lainnya), yang diyakini sebagai bagian
penting efikasi akupunktur. Peserta diperlakukan dengan 20 semua sesi, sekali
sehari, 5 sesi berturut-turut, dan 2 hari libur dalam seminggu, dengan durasi 30
menit. Grup B (10 pasien) hanya menerima perawatan standar dasar.

Berdasarkan setelah intervensi pengobatan, perbedaan yang signifikan


adalah ditemukan dalam skor MBI antara dua kelompok (Grup A: dari
32,4 ± 7,8 hingga 44,9 ± 6,4; GroupB: mulai 33,00 ± 6,6 hingga 38,3 ± 7,2; 𝑃
=0,00). Selain itu, perbedaan tingkat perubahan skor MBI menunjukkan
peningkatan signifikan di Grup A, dibandingkan dengan Grup B (Grup A: 13.0 ±
3.58; Grup B: 5,275 ± 0,902. Ada beberapa yang signifikan perubahan yang jelas
pada area otak yang berhubungan dengan kognisi atau emosi.(Wu et al. 2018)
2. Additional effects of acupuncture on early comprehensive
rehabilitation in patients with mild to moderate acute ischemic stroke:
a multicenter randomized controlledtrial

Jurnal ini menjelaskan tentang akupuntur yang bertujuan untuk


menentukan akupunktur efek sebagai tambahan dalam rehabilitasi komprehensif
dini untuk stroke iskemik akut dan disfungsi sekunder akibat stroke. Populasi
dalam penelitian ini sebanyak 250 pasien diacak menjadi dua kelompok:
akupunktur (AG) atau tanpa akupunktur (NAG). Kedua kelompok menerima
rehabilitasi stroke konvensional.

Intervensi yang diberikan kelompok akupunktur juga menerima tambahan


tiga puluh menit terapi akupunktur sebagai perawatan di samping tempat tidur,
enam hari per minggu selama tiga minggu (total delapan belas sesi). Jarum kulit
kepala dipertahankan selama empat jam. Pasien dalam kelompok kontrol hanya
menerima perawatan rehabilitasi stroke konvensional, yang merupakan sama
dengan kelompok akupunktur. Namun, tidak ada akupunktur perawatan diberikan
selama masa studi keseluruhan untuk kelompok kontrol.

Berdasarkan setelah intervensi perbaikan signifikan dari pengobatan


akupunktur diamati pada NIHSS (p <0,001), VFSS (p <0,001),
MMSE (p <0,001), MoCA (p = 0,001). Lebih banyak pasien dengan
gangguan menelan pulih dalam AG (p = 0,037). Rendahnya insiden reaksi
akupunktur yang ringan mengindikasikan keamanannya. (Chen et al. 2016)

3. The Effects of Acupuncture on Cerebral Blood Flow in Post-Stroke


Patients: A Randomized Controlled Trial

Jurnal ini menjelaskan tentang akupuntur yang mengevaluasi


efek akupunktur pada aliran darah otak setelah stroke. Populasi dalam penelitian
ini sebanyak 17 pasien rawat inap (rentang usia, 44-79 tahun) 1-3 bulan pasca-
stroke dialokasikan untuk akupunktur. Dibagi menjadi dua kelompok yaitu
Kelompok TA 8 pasien SA 9 pasien dengan karaktek pasien yang berbeda

Intervensi yang diberikan adalah mencakup dua periode pengobatan 30


menit (periode 1 dan periode 2) dipisahkan oleh istirahat 30 menit sidang. Setiap
periode perawatan termasuk 20 menit jarum tusuk. Dengan metode crossover,
semua pasien menerima kedua perawatan. Perawatan dilakukan dalam posisi
duduk. Grup TA menerima akupunktur yang sejati di LV-3, LV-4, SJ-5 untuk
grup SA menerima akupuntur yang palsu. Ultrasonografi Doppler transkranial
digunakan untuk mengukur kecepatan aliran rata-rata (MFV) dan kecepatan aliran
puncak (PFV) di belahan yang sehat dan rusak sebelum (T0), di tengah (T15), dan
5 menit setelah (T25) pengobatan. Tekanan darah diukur pada T0 dan T25.
Berdasarkan setelah intervensi yang diberikan dengan pengaruh yang
signifikan terhadap kecepatan aliran darah otak oleh TA. Pada belahan otak yang
sehat, TA meningkatkan PFV sementara SA menurun. Dapat membuktikan
akupunktur menjadi alat yang berguna untuk aliran darah otak
peningkatan selama rehabilitasi pasca stroke. (Ratmansky et al 2016)

PEMBAHASAN

Pemberian terapi akupuntur oleh perawat kepada pasien stroke sangatlah


bermanfaat dan memberikan keuntungan dalam kualitas hidup pasien khususnya
memperbaiki jaringan saraf yang rusak, membentuk jaraingan saraf baru, dan
mengoptimalkan jalur yang telah rusak yang sudah dipaparkan dalam beberapa referensi
jurnal diatas. Terapi akupuntur terbukti efektif mampu memulihkan dan mengembalikan
aliran darah di otak. Oleh karena itu, penulis sangat merekomendasikan pada perawat
agar dapat memberikan salah satu perawatan pada rehabilitasi pasien pasca stroke dengan
terapi akupuntur.

KESIMPULAN

Stroke atau peredaran darah di otak, merupakan penyakit yang paling banyak
menyebabkan cacat pada kelompok usia diatas 45 tahun. Stroke memerlukan pelaksanaan
yang intensif. Namun, perlu diakui bahwa biaya untuk memperoleh pelayanan kesehatan
saat ini semakin besar. Untuk itu diupayakan suatu jalan keluar yang dapat
dipertanggungjawabkan. Pengobatan dengan akupuntur atau tusuk jarum dapat dijadikan
salah satu altematif untuk mengobati stroke.

Akupuntur dapat memberikan efek yang lebih baik pada pasien penderita stroke.
Efek pengobatannya dapat dicapai dalam waktu singkat. Peralatan yang digunakan
sangatlah sederhana, sehingga biaya pengobatan tidak terlalu mahal. Selain itu, bila
dilakukan oleh seorang ahli akupuntur, maka cara pengobatannya memberikan hasil yang
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Chen, Lifang et al. 2016. “Additional effects of acupuncture on early comprehensive


rehabilitation in patients with mild to moderate acute ischemic stroke : a multicenter
randomized controlled trial.” BMC Complementary and Alternative Medicine: 1–9.
http://dx.doi.org/10.1186/s12906-016-1193-y.

Oktaria, Dwita, dan Sabrina Fazriesa. 2017. “Efektivitas Akupunktur untuk Rehabilitasi
Stroke Effectivity of Acupuncture for Stroke Rehabilitation.” Majority 6(2): 64–71.

Prihatin, Lia Wahyu. 2018. “PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI AIUEO DAN


MELODIC INTONATION THERAPY (MIT) TERHADAP WAKTU
KEMAMPUAN BICARA PADA PASIEN STROKE DENGAN AFASIA
MOTORIK DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM SEMARANG.” Ita
Sofiatun, Sri Puguh Kristiyawati, S. Eko Ch. Purnomol.

Ratmansky, Motti, MD, Adi Levy, MD, Aviv Messinger, DipAC, Alla Birg, MD, Lilach
Front, MSc, and Luly Treger, MD, PhD. 2016. “The Effects of Acupuncture on
Cerebral Blood Flow in Post-Stroke Patients :” 22(1): 33–37.

Wu, Ping et al. 2018. “Structural Changes Induced by Acupuncture in the Recovering
Brain after Ischemic Stroke.” 2018.
LAMPIRAN

JURNAL REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai