Kelompok 1
PENYUSUN
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala , penulis panjatkan karena hanya
berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya pengerjaan produk PjBL Blok Keperawatan Gawat
Darurat II dengan judul produk ““Asuhan Keperawatan Komunitas di Tk Ar-Ridlo Malang”
dapat terselesaikan dengan baik.
Sholawat serta salam tidak lupa pula tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, panutan yang selalu kami rindukan syafaatnya. Penulis menyadari bahwa produk PjBL
ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak. Semoga
apa yang telah diberikan kepada peneliti, senantiasa mendapatkan balasan yang terbaik dari
Allah SWT.
Tim penulis sadar bahwa produk PjBL ini masih sangat jauh dari kata sempurna maka
tim penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhirnya tim penulis
mengharap semoga produk PjBL ini bermanfaat bagi peneliti lain maupun bagi orang lain
yang membaca saat ini dan dikemudian hari.
Kelompok 1
ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
1.1Latar belakang.....................................................................................................................5
1.2.1 TujuanUmum..................................................................................................................3
1.2.2 TujuanKhusus.................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
TINJAUN PUSTAKA..............................................................................................................4
BAB III....................................................................................................................................13
IDENTITAS SEKOLAH.......................................................................................................14
A.DEMOGRAFI.....................................................................................................................15
B.STATISTIK VITAL...........................................................................................................17
C. DATA 8 SUBSISTEM.......................................................................................................24
iii
ANALISA DATA....................................................................................................................46
1.2 Saran..................................................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................51
Lampiran 1..............................................................................................................................52
Lampiran 2..............................................................................................................................55
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Aspek kesehatan menjadi sangat penting, tidak hanya pada lingkungan institusi atau
fasilitas pelayanan kesehatan, tetapi juga di lingkungan keluarga dan masyarakat, lembaga
Pendidikan, khusunya sekolah. Sekolah merupakan lingkungan akademik tempat anak anak
menuntut ilmu. Prinsip prinsip kesehatan diharapkan berkembang dan diaplikasikan dengan
baik dimulai dari lingkungan sekolah, karena sekolah memiliki tanggung jawab untuk
mendidik termasuk mendidik murid untuk berperilaku sehat. Sekolah juga merupakan sorotan
masyarakat, sekolah yang bersih, rapi atau sehat akan menjadi contoh masyarakat sekitarnya
(Swarjana, 2016).
Anak usia sekolah dasar yaitu anak yang berusia 5-12 tahun, pada masa dimana anak
mulai belajar memahami suatu hal dan kegiatan atau tindakan yang dilakukan. Masalah gizi
dan kesehatan yang seringkali dialami pada masa usia sekolah ini adalah obesitas, kurang
v
vitamin A (KVA), anemia, gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), gizi kurang, dan
masalah kesehatan gigi dan mulut yaitu karies gigi. Salah satu masalah kesehatan gigi yang
terbesar yang dialami anak sekolah adalah karies gigi. Karies gigi merupakan suatu penyakit
jaringan keras gigi yang diakibatkan oleh mikroorganisme pada karbohidrat yang dapat
difermentasikan sehingga terbentuk asam dan menurunkan pHdibawah kritis mengakibatkan
terjadinya demineralisasi jaringan keras gigi (Sumawinata,2009).
Beberapa faktor luar yang merupakan faktor predisposisi dan faktor penghambat yang
berhubungan tidak langsung dengan proses terjadinya karies gigi antara lain usia, jenis
kelamin, suku bangsa, letak geografis, kultur sosial penduduk, dan kesadaran, sikap dan
perilaku individu terhadap kesehatan gigi. Berdasarkan data WHO tahun 2012, di seluruh
dunia 60-90% anak- anak sekolah dan hamprir 100% orang dewasa memiliki karies yang
sering menimbulkan rasa sakit serta dapat mempengaruhi kulitas hidup, dengan prevalensi
dan keparahannya yang bervariasi. Karies merupakan penyakit universal yang dapat terjadi
pada semua usia, ras, sosial-ekonomi, dan jenis kelamin. Salah satu faktor yang meningkatkan
resiko terjadinya karies gigi adalah rendahnya pengetahuan terhadap penyakit gigi dan mulut.
Jenis kelamin mempengaruhi pengetahuan individu tentang kesehatan gigi dan mulut, selain
itu pengetahuan juga mempengaruhi perilaku individu untuk datang ke dokter gigi ketika
mereka mengalami rasa sakit (Carneiro,2016).
Kondisi kesehatan gigi dan mulut yang tidak sehat dapat mengakibatkan keterbatasan
fungsi-fungsi sehingga aktivitas kerja dan belajar jadi menurun. Karies yang sudah parah
nantinya akan mempengaruhi kesehatan dan kulitas hidup yang menyebabkan rasa sakit, sulit
tidur dan makan, menurunya indeks masa tubuh, tidak masuk sekolah bahkan rawat inap serta
biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan karies yang parah akan lebih tinggi daripada kasus
karies yang awal (Baginska, dkk., 2015).
Karies menjadi salah satu bukti tidak terawatnya kondisi gigi dan mulut masyarakat
indonesia, padahal itu merupakan indikator yang digunakan oleh WHO untuk mengukur
tingkat kesehatan mulut penduduk di sebuah negara. Riset kesehatan dasar (Riskesdes) depkes
menunjukkan 72,1% penduduk punya pengalaman karies dan sebanyak 46,5 % diantaranya
merupakan karies aktif yang belum dirawat. Perawatan gigi sejak dini akan meminimalkan
komplikasi penyakit gigi yang membahayakan. Dalam hal kebiasaan menggosok gigi, 91,1%
penduduk usia 10 tahun keatas telah melakukannya setiap hari. Namun, hanya 7,3% yang
telah menggosok gigi secara benar. Orang tua memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan
anggotakeluargaterutamaanakkarenaorangtuaharusmemilikipengetahuanyangcukup
2
tentang kesehatan gigi dan mulut serta karies gigi. Pengetahuan mengenai 5 kesehatan akan
berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka panjang dari pendidikan kesehatan
(Yulianti, 2011)
Menurut kemenkes RI (2016) Pencegahan karies gigi atau penyakit gigi dan mulut yaitu
dengan memelihara kebersihan mulut (menghilangkan plak dan bakteri). Memelihara
kebersihan mulut dapat dilakukan berbagai cara salah satunya cara yang paling efektif dengan
menggosok gigi secara rutin, agar kita dapat memutuskan rantai penyebab terjadinya karies
dan berbagai penyakit mulut lainnya. Memperkuat gigi (dengan Flour). Cara memperkuat gigi
dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung flour . Namun beberapa dari kita mungkin
masih percaya dan menggunakan daun sirih untuk menyehatkan gigi. Tidak dianjurkan
menyikat gigi dengan mengguakan batu bata atau pun dengan tanah liat, beberap orang masih
menggunakan cara ini. Mengurangi konsumsi makanan yang manis dan lengket. Makanan
yang kita makan merupakan nutrisi yang penting untuk tubuh kita namun beberapa makanan
mungkin tidak cocok untuk kesehatan gigi dan mulut kita. Membiasakan makanan yang
berserat dan menyehatkan gigi. Makanan berserat selain bagus untuk kesehatan tubuh juga
bagus untuk kesehatan gigi dan mulut.
1.2 TujuanPenulisan
1.2.1 TujuanUmum
Tujuan dari pengerjaan Project BasedLearnign (PJBL) untuk memudahkan
mahasiswa keperawatan mempelajari HealthPromotion tentang kesehatan mulut dan
gigi sebagai bahan untuk melakukan rencana intervensi keperawatan hingga
implementasi keperawatan.
1.2.2 TujuanKhusus
- Mengetahui apa itu KeperawatanSekolah.
- Mengetahui Model Dan Perawatan Klien Pada SettingSekolah.
- Mengetahui Peran Perawat Di KesehatanSekolah.
- Mengidentifikasi Standar Profesional Pratik perawatsekolah.
- Merencanakan HealthPromotion diSekolah.
- Mengetahui Peluang Perawat Pendidikan Kesehatan diSekolah.
- Mengidentifikasi Lingkungan SekolahSehat.
3
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
4
Dimulai dari assesmentyang mencakup pengkajian dalam hal biofisik,
psikososial,fisik, sosial, perilaku, dan sistem kesehatan. Langkah-langkahnya
meliputi diagnosis, kemudian membuat perencanaan. Dalam membuat perencanaan,
maka perlu dipahami bahwa intervensi yang akan diberikan mecakup pencegahan
primer, sekunder dan tersier. Selanjutnya adalah implementasi, yaitu melaksanakan
tindakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun, yang mencakup ketiga
level pencegahan tersebut. Langkah terakhir adalah evaluasi. Yang dievaluasi juga
mencakuppencegahanprimer,sekunder,dantersier(Swarjana,2016).
5
linked services), kolaborasi (collaborative), dan pelayanan berbasis komunitas
(community based services).
6
3. The manager and coordinator of care role
Sebagai seorang manajer, perawat sekolah bertanggung jawab terhadap
beragam kegiatan yang digariskam oleh NASN. Peran manajemen tersebut
mencakup perencanaan program untuk pelayanan secara komprehensif kepada
klien di sekolah yang ada di komunitas. Manajemen strategi yang efektif dapat
memastikan keberlanjutan pelayanan kesehatan di komunitas, selanjutnya ke
sekolah dan akhirnya kembali lagi ke rumah.
Peran lain dari perawat sekolah adalah peran role conceps, yaitu:
a. Provider of client care, penyedia pelayanan perawatan bagi klien. Dalam
hal in perawat harus memiliki pengetahuan klinis, proses keperawatan, dan
juga pengetahuan tentang klien dengan kebutuhan khusus (spesial
healthneeds).
b. Communicator, sebagai perawat yang mampu mengkomunikaskan
pelayanan yang diberikan kepada klien, perawat dituntut mampu menjadi
komunikator yang baik, sehingga mereka mampu berkomunikasi secara
tertulis, verbal, dannonverbal.
c. Planner and coordinator of client care, mampu menyusun program,
berkoordinasi dengan sekolah serta dengan sistem kesehatan masyarakat
(communityhealthsystem).
d. Client teacher, mampu menjadi seorang pendidk di bidang kesehatan
(healthedcator).
e. Investigator, mampu melakukan penelitian atau sebagai peneliti terutama
terkait dengan kesehatan sekolah untuk mengembangkan sesuatu yang baru
(innovation).
f. Role with inthede scipline of nursing, perawat kesehatan sekolah berperan
juga dalam meningkatkan kualitas perawatan, selalu mengejar peningkatan
profesional secara terus-menerus, dan menunjukkan perilakuprofesional.
7
2.4 Standar Profesional Praktik PerawatSekolah
Standar profesional praktik perawat sekolah diantaranya:
1. Standar I. Assesment: perawat sekolah mengumpulkan data yang
diperlukan dalam perawatan sekolah
2. Standar II. Diagnosis: perawat sekolah menganalisis data pengkajian untuk
menentukan diagnosis keperawatan
3. Standar III. Outcome identification: perawat sekolah mengidentifikasi hasil
yang diharapkan untuk klien
4. Standar IV. Planning: Perawat sekolah mengembangkan sebuah rencana
atau aksi yang intervensi spesifik untuk mencapai hasil yangdiharapkan.
5. Standar V. Implementation: perawat sekolah mengimplementasikan
intervensi-intervensi yang telah tercantum dalam rencanatindakan.
6. Standar VI. Evaluation: perawat sekolah mengevaluasi perkembangan
klien terhadap pencapaian tujuan.
Berikut ini adalah contoh tentang sesuatu yang perlu dimonitor padanak-anak
usia sekolah, yaitu :
a. Kesehatan secara fisik ( Physical health)
b. Kesehatan secara emosional (emotional health)
c. Kebiasaan yang tidak sehat, misalnya: merokok, narkoba, aktivitas seksual,
atau aktivitas seks yangmenyimpang.
d. Proses terjadinya kekerasan ( seksual, emotional, verbal, dan pshysic)
e. Ketidakhadiran kronis
f. Gagal memperoleh nilai yang baik(failing grades)
g. Konsumsi obat dan reaksinya (medicine intake and reactions)
h. Interaksi dengan kelompok, guru, dan figur yang berwenang lainnya
i. Isu-isu tentang keamanan (safety issues)
j. Fokus terhadap aspek sosial; lingkungan rumah, KDRT,dll
8
2.5 HealthPromotion diSekolah
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan peserta didik, guru, dan staf
sekolah lainnya, diperlukan upaya promosi kesehatan yang harus dilaksanakan
secara baik dengan melibatkan semua unsur dalam sekolah. Terkait hal ini, WHO
dengan didukung oleh CDC, pada tahun 1995 menyelenggarakan “ An Expert
Comitte Meeting on Comprehensive School Health Education and Promotion”.
Penyelenggaraan ini dimaksudkan untuk mendorong institusi pendidikan dan
kesehatan serta lembaga tertentu untuk mengordinasikan upaya-upaya untuk
promosi kesehatan melalui sekolah-sekolah. WHO menginisiasi Global
HealthInitiatif dengan tujuan meningkatkan jumlah sekolah yang benar-benar
disebut sebagai “ Health Promoting Schools (HPS) (Swarjana, 2016).
Promosi kesehatan pada tatanan sekolah sangat penting dilakukan untuk
menunjang derajat kesehatan terutama masyarakat di lingkungan sekolah. Sekolah
merupakan perpanjangan tangan pendidikan kesehatan bagi keluarga. Oleh sebab
itu lingkungan sekolah, baik lingkngan fisik maupun lingkungan sosial yang sehat,
akan sangat berpengaruh terhadap perilaku sehat anak-anak (murid). Kunci
pendidikan kesehatan di sekolah adalah guru, oleh sebab itu perilaku guru harus
dikondisikan, melalui pelatihan-pelatihan kesehatan, seminar, lokakarya, dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2014).
2.6 Program Kesehatan Sekolah yangKomprehensive
Dalam rangka menjaga dan meningkatkan kesehatan warga sekolah, sekolah
perlu melaksanakan bebagai macam program yang dapat mewujudkan sekolah
yang sehat. Beberapa program berikut penting untuk dilaksanakan dengan baik.
Program ini dikenal dengan comprehensive school health programs
1) Keterlibatan keluarga dan komunitas (family and community involvement)
Program kesehatan sekolah sebaiknya melibatkan keluarga dan komunitas.
Mereka dapat dijadikan sebagai mitra kerja yang baik. Mereka juga dapat
memberikan dukungan yang besar agar program kesehatan sekolah dapat
berjalan dengan baik dan dapt mencapai tujuan.
2) Pendidikan kesehatan (health educatin)
Pendidikan kesehatan dapat dilakukan untuk memberikan pemahaman yang
baik kepada peserta didik di sekolah. Dengan pengetahuan yang memadai di
bidang kesehatan diharapkan mampu membentuk sikap dan memptivasi
9
mereka untuk berperikaku yangsehat.
10
3) Pendidikan fisik (physical education)
Mendidik peserta didik tentang pentingnya aktivitas fisik di sekolah, termasuk
kegiatan olahraga secara teratur dalam rangka meningkatkan kesehatan dan
mencegah penyakit.
4) Pelayanan kesehatan (health services)
Pelayanan kesehatan disekolah mencakup pelayanan untuk pencegahan
penyakit, pelayanan untuk kondisi darurat, termasuk pelayanan untuk kondisi
akut dan kronis.
5) Pelayanan nutrisi (nutrition services)
Pelayanan yang terkait dengan nutrisi, terutrama nutrisi peserta didik.
Mencakup menyediakan lingkungan yang mampu mempromosikan kebiasaan
mengonsumsi makanan yang sehat. Dengan nutrisi adekuat, memungkinkan
peserta didik untuk berada dalam kondisi kesehatan yang baik sehingga
berdampak positif terhadap prestasi akademiknya.
6) Konseling psikologis dan pelayanan sosial (counseling psycological and social
services)
Aktivitas yang difokuskan pada kognitif, emosional, perilaku, dan kebutuhan
sosial indivisu, kelompok dan keluarga. Dengan konseling dan pelayanan
sosial, dimungkinkanterjadinya upaya pencegahan terjadinya masalah yang
lebih berat. Di samping itu, hal ini juga dapat memfasilitasi peserta didik untuk
pembelajaran yang positif, membentuk perilaku sehat, dan meningkatkan
perkembangan yang sehat.
7) Lingkungan sekolah yang sehat (healthy school environment)
Menjaga dan meningkatkan kesehatan lingkungan fisik, emosional, sosial
dalam sekolah yang akan mampu menyediakan lingkungan fisik yang aman,
dan dukungan dari lingkungan agar peserta didik dapat belajar dengan baik.
8) Promosi kesehatan untuk staf sekolah (health promotion for staff)
Pengkajian, edukasi, dan fitness activities untuk staf pengajar dan staf lainnya.
Hal ini didesain untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan para staf
karena di sekolah mereka merupakan role models bagi peserta didik.
11
2.7 Peluang Perawat Pendidikan Kesehatan diSekolah
Sebagai seorang perawat sekolah , banyak kesempatan atau peluang di sekolah
yang dapat dimanfaatkan untuk membantu sekolah meningkatkan derajat kesehatan
sekolah , melakukan pencegahan , maupun promosi kesehatan , Menurut Bradley
B.J.,Proctor S.T., Lordi S.L., Zaiger D.S ., NASN (dalam Clemen-stoneet al.,2002)
peluang perawat sekolah dalam healtheducation mencakup :
3. Client teaching : peserta didik , guru , dan staf lainnya dapat dijadikan sebagai
klien dalam pendidikan misalnya mengajarkan mereka tentang pencegahan
hipertensi , mencegah overweight , dan yang lainnya (Swarjana,2016).
6. Role modeling : perawat sekolah dapat mendidik guru , murid , dan orangtua
muriddenganmenjadikandirimerekasebagaimodelperan(rolemodel)di
12
sekolah dengan berperilaku sehat , menerapkan nutrisi yang baik , dan lain-lain
(Swarjana, 2016).
13
7. School lunch program. Program makan siang untuk pemenuhan nutrisi yang
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik serta fasilitas untuk tempat makan
yang nyaman ( comfortable deating).
14
BAB III
15
IDENTITAS SEKOLAH
16
1.3 Riwayat KegiatanSekolah
Proses belajar mengajar TK Ar-Ridlo berjalan sesuai jadwal yang
ditentukan oleh sekolah yaitu hari senin-sabtu yang dimulai dari jam 07.00-
11.00. Kegiatan yang dilakukan pada hari senin dimulai dengan melakukan
upacara dilanjutkan dengan kelas UMI (mengaji), kemudian dilanjutkan
dengan kelas Sentra di mana setiap harinya siswa-siswi berpindah kelas
dengan systemmovingclass. Kelas Sentra dibagi menjadi 6 aspek yaitu
persiapan, seni, peran (profesi), IMTAQ, sains, dan sentra balok.
B. DEMOGRAFI
2.1 Jumlah siswa/siswi TK Ar-Ridlo Malang
Tabel. 1 Data Jumlah siswa/siswi B1 danB2
Jenis Kelamin
Tingkat/Kelas Jumlah
Laki-laki Perempuan
Kelas B1 dan B2 24 anak 19 anak 43 anak
2.2 Pendidikan terakhir orang tua siswa/siswi TK Ar-Ridlo Malang pada kelas B1
dan B2
Tabel 2. Pendidikan terakhir orang tua siswa-siswi Kelas B1 dan B2 dari
sampel 25 orang siswa
17
Pendidikan Terakhir Orang Tua Siswa-Siswi Jumlah
S1/S2/S3 12 orang
Diploma I/II/III/IV 1 orang
SMA 4 orang
Lain-lain -
18
C. STATISTIK VITAL
3.1 Kebiasaan sarapanpagi
Dari data survey pada pola hidup sehat kebiasaan sarapan pagi adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. Data kebiasaan sarapan pagi siswa-siswi dari 25 sampel yang diambil
di kelas B1 dan B2 B2
Kebiasaan Sarapan Pagi siswa-siswi Jumlah
Sarapan 14 anak
Kadang-kadang 2 anak
Tidak Sarapan 1 anak
19
3.2 Kebiasaan cuci tangan siswa-siswi B1 danB2
Tabel4. Kebiasaan mencuci tangan siswa-siswi kelas B1 dan B2 dari 25
sampel yangdiambil
Kebiasaan Cuci Tangan Siwa-siswi Jumlah
Ya 17 anak
Kadang-kadang -
Tidak -
20
Tabel 5. Kebiasaan gosok gigi pada siswa-siswi kelas B1 dan B2
Kebiasaan Gosok Gigi Jumlah
<2 x sehari 0
2x sehari 7 anak
>2 x sehari 10 anak
21
3.4 Jajanan favoritsiswa/siswi
Tabel 6. Jajanan siswa-siswi kelas B1 dan B2
Jenis Jajanan Jumlah
Jagung manis, cilok, sempol (A) -
Ice cream, permen, ciki (B) 3 anak
Roti, susu, coklat, buah (C) 10 anak
Lain-lain (D) 4 anak
22
3.5 Riwayat kesehatan siswa/siswi
Dari survey data kami mendapatkan beberapa riwayat penyakit yang pernah
diderita siswa-siswi TK Ar-Ridlo pada sampel yang diambil sebanyak 25 anak
pada kelas B1 dan B2 sebagai berikut :
Tabel 7. Riwayat kesehatan siswa-siswi kelas B1 dan B2
Riwayat Kesehatan Siswa-Siswi Jumlah
DBD 2 anak
Cacar 4 anak
Tipoid 3 anak
Diare 2 anak
Asma 1 anak
Flu 1 anak
Difteri 1 anak
Pneumonia 1 anak
Malaria 1 anak
23
Kesimpulan :Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa dari 25 sampel
yang diambil di kelas B1 dan B2, siswa-siswi mengalami penyakit cacar
sebesar 22%, Tipoid 17%, diare, DBD, lain-lain sebesar 11%, penyakit
malaria, ifteri, pneumonia, asma dan flu sbesar 5%.
24
3.7 Data IMT siswasiswi
Data IMT yang didapatkan dari pemeriksaan TB dan BB di kelas B1 dan B2
sebagai berikut.
25
D.DATA 8 SUBSISTEM
4.1 LingkunganFisik
4.1.1 Keadaan UmumSekolah
Dari hasil observasi, lingkungan fisik TK Ar-Ridlo dapat
diperoleh data yaitu : keadaan umum sekolah sangat bersih, sumber air
berasal dari PDAM. Tempat pembuangan sampah dibedakan menjadi 3
yaitu warna merah, kuning, biru. Pengolah sampah dilakukan oleh
petugas pembuangan sampah akhir daerah Lowokwaru.
Kondisi siswa-siswi tampak rapi, dengan menggunakan
seragam yang telah ditentukan setiap harinya. Siswa-siswi datang ke
sekolah sebelum pelajaran di mulai. Sekolah ini termaksud sekolah
yang luas, setiap bagian-bagiannya di tata dengan rapi, lingkungan
sekolah sangat bersih, tidak ada sampah bertebaran di halaman sekolah.
Terdapat tempat bermain untuk siswa-siswi, yang berada didalam
ruangan dan diluar ruangan. Selain tempat bermain, sekolah ini juga
difasilitasi dengan adanya kolam renang, perpustakaan, ruang balok,
masjid, UKS, dan dapur yang menunjang kegiatan belajar-mengajar
siswa-siswi TK Ar-Ridlo. Keadaan toilet di sekolah ini bersih, terdapat
tempat mencuci tangan, terdapat serbet yang digantung didkat area cuci
tangan, yang diganti setiap harinya, dan terdapat minikantin.
26
terdapat 1 bed yang digunakan untuk praktik sentra peran. Siswa-siswi
27
dibiasakan melepaskan sepatu sebelum masuk kelas, dan meletakan tas
pada rak yang berada di depan kelas. Ruangan kelas tampak bersih dan
rapi, terdapat banyak poster yang mengedukasi siswa-siswi pada
dinding ruangan. Ruangan kelas selalu dibersihkan oleh petugas
kebersihan sekolah setiap harinya. Sekolah ini di jaga oleh seorang
satpam, yang biasa mengamankan keadaan siswa-siswi, orang tua
siswa-siswi tidak diperkenankan masuk ke dalam lingkungan sekolah
saat proses belajar mengajar berlangsung, dan di gerbang sekolah
ditempelkan tulisan yaitu “Ayah Bunda antarkan aku sampai sini ya”.
Sebelum siswa-siswi pulang, satpam yang menjaga gerbang,
memanggil nama siswa-siswi yang telah dijemput orang tuannya
dengan menggunakan microphone. Selain itu guru-guru kelas akan
mengecek siapa saja siswa yang sudah dijemput dan memperhatikan
barang-barang siswa agar tidak tertinggal disekolah.
28
( ) 15-2-% luaslantai 3
( ) 10-15% luaslantai 2
( ) <10% luaslantai 1
Pencahayaan ( )Baik 4 5 25 12
( √ )Sedang 3
( )Kurang 2
Tempat sampah ( ) Ada satu disetiapruangan 2 5 10 6
(√ ) Tidak ada satu tempat sampah 3
untuk ruangan
Tempat ( √ ) Bak sampah tertutup 3 5 15 15
pembuangan ( ) Bak sampahterbuka 3
sampah ( ) Di tanahterbuka 2
Pemusnahan ( √ )Diangkut petugas < 3 hari 4 5 20 20
sampah sekali
( ) Diangkut petugas > 3 hari 3
kembali
( ) Di timbun kalau sudahpenuh 2
Toilet dan kamar ( √ ) Ada, terpisah antara pria dan 3 5 15 15
mandi wanita
( ) Ada, tidakterpisah 3
( ) Tidakterpisah 2
Kebersihan kamar ( √ ) Bersih dan tidak berbau 3 4 12 12
mandi ( ) Bersih tapiberbau 3
( ) Kurangbersih 1
Sumber air ( √ ) PDAM/perpipaan 5 4 20 20
warung/kantin ( ) SumurPompa 3
( ) Sumurgali 2
( ) Tidakada 1
Ventilasi ( ) >20% luaslantai 3 4 12 3
warung/kantin ( ) 15-20% luaslantai 3
sekolah ( ) 10-15% luaslantai 2
( √ ) <10% luas lantai 1
Kesehatan penjual ( √ ) Sehat, tidak ada 5 5 25 25
di warung/kantin luka/penyakit
29
30
sekolah ( ) Sehat, pembawa penyakit 3
(carier)
( ) Tidaksehat 2
Tempat ( √ ) Tertutup, dan bebas dari lalat 5 5 25 25
penyimpanan dan kecoa
makanan ( ) Terbuka, bebas dari lalat dan 3
kecoa
( ) Terbuka, ada lalat dankecoa 2
Tempat Penyajian ( √ ) Bersih, terlindung dari lalat 5 6 30 30
makanan dan debu
( ) Memenuhi satusyarat
4
Jumlah 308 282
31
32
9 Ruang Berenang 1
10 Ruang Balok 1
11 Kamar Mandi 1
Ruang Tempat R.
Lantai 1 Guru
UKS
Ruang
Dapur TOILET Wudhu Sekerta
Perp
us
Berenang (L) riat
MADDING
Masjid
HalamanSekolah
GE
RB
AN
G Tempat
Parkiran Pegawai Wudhu (P)
Ruang Bermain
Outdoor
Ruang Ruang
Lantai 2 Kelas Kelas Ruang
Ruang Ruang Aula
Kelas Toilet
Kelas
33
4.2 Lingkungan Sosial DanKesehatan
Dari hasil observasi pada Tk Ar-Ridlo Kota Malang dapat disimpulkan
bahwa sekolah tersebut memiliki beberapa fasilitas social seperti mini kantin
yang di buat agar siswa-siswi tidak keluar dari lingkungan sekolah untuk
membeli jajanan, selain itu terdapat dapur yang digunakan untuk membuat
makanan siswa- yang tidak membawa bekal. Selain itu terdapat tempat
bermain di luar kelas, terdapat masjid yang berada di lingkungan sekolah,
sehingga siswa-siswi melaksanakan kegiatan ibadah masih tetap dalam
lingkungan sekolah. Terdapat fasilitas UKS, yang beroprasi dengan baik,
dengan guru yang dilatih khusus dari Puskesmas Cisadea yaitu Paguyupan
guru UKS. Di dalam ruang UKS tidak terdapat bed, hanya terdapat meja dan
tempat duduk.
4.3 Ekonomi
4.3.1 Anak membawaBekal
Dari survei data siswa-siswi dari 25 sampel yang diambil pada kelas B1
dan B2 yang membawa bekal sebagai berikut:
Tabel 12. Data siswa-siswi kelas B1 dan B2 yang membawa bekal
Membawa Bekal Jumlah
Tidak Pernah 0
Selalu 11 anak
Kadang-Kadang 3 anak
Jarang 3 anak
35
Tabel 13. Data pekerjaan orangtua Siswa-siswi kelas B1 dan B2
36
Tabel 14. Data pendapatan orangtua siswa-siswi kelas B1 dan B2
Pendapat Orang Tua Jumlah
<Rp. 500.000,00 -
Rp. 500.000,00 – Rp. 1.000.000,00 1 anak
Rp. 1.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00 5
nak
>Rap. 3.000.000,00 9 anak
37
4.4. Keselamatan Dan Transportasi
4.4.1 Keselamatan
Dari hasil wawancara dengan beberapa guru/pegawai dan
siswa-siswi TK Ar-Ridlo didapatkan hasil keselamatan siswa-siswi TK
Ar-Ridlo digunakan teknik kantin di dalam lingkungan sekolah. Hal ini
dikarenakan supaya siswa-siswi TK Ar-Ridlo tidak keluar dari
lingkungan sekolah saat jam istirahat. Terdapat satpam yang menjaga
area sekolah, pagar yang selalu di tutup, orang tua tidak dibolehkan
masuk kelingkungan sekolah, orang tua hanya boleh mengantar dan
menjemput sampai depan gerbang, pada gerbang sekolah ditulis “ayah
bunda antarkan aku sampai sini ya”. Terdapat cctv di area sekolah.
Siswa-siswi diwajibkan berada di dalam lingkungan sekolah saat
menunggu jemputan.
4.4.2 Transportasi
Dari survei data yang kami dapatkan terdapat transportasi yang
digunakan untuk mengantarkan siswa-siswi sebagai berikut :
Tabel 15. Data alat transportasi untuk mengantar siswa-siswi kelas B1
dan B2
38
Diagram. 13 Presentase alat transportasi untuk mengatar siswa- siswi
kelas B1 dan B2
39
- Membungkukan badan jika melewati orang yang sedangduduk
40
h. Membiasakan adab yang baik dan merapikan barangditempatnya
- Meletakkan tas, buku, sepatu padatempatnya
- Selesai menggunakan barang/alat/mainandikembalikan
- Meletakan buku UMI di atas bangku/meja
i. Cara mengkomunikasikan dengan orangtua yaitu orangtua
dikumpulkan di awal tahun diberikan informasi dan buku panduan
sekolah.
4.5.2 Hukuman bagi yangmelanggar
a. Siswa akan disendirikan
b. Diminta untuk membaca istighfarsebanyak-banyaknya
4.5.3 Hadiah untuk yang berprestasi
a. Siswa yang berprestasi akan diberikan hadiah tersendiri oleh
sekolah
4.5.4 Kegiatan denganPuskesmas
a. Puskesmas Cisadea mengadakan pemeriksaan rutin di TKAr-Ridlo
b. Apabila ada anak yang sakit dibawa ke UKS lalu di rujuk ke
Puskesmas
c. Apabila ada siswa yang sakit guru kelas akan langsung memberikan
izin agar besok istirahat terlebihdahulu
4.6 Komunikasi
Dari Hasil pengkajian (wawancara dan observasi ) pada staf guru dan murid
di dapatkan:
a) Komunikasi Formal:
Melalui rapat wali murid, wagroub dengan wali murid, dan buku
penghubung
b) Komunikasi Informal :
Di lingkungan sekolah terdapat madding yang berisi informasi yang
ditujukan untuk murid dan orangtua, terdapat poster tentang kesehatan,
slogan tentang ilmu-ilmu pendidikan, dan tentang kebersihan
lingkungan.
41
4.7 Pendidikan
4.7.1 Kurikulum
Di TK Ar-Ridlo menggunakan kurikulum KTSP K13 RA. Dalam 1
tema berlangsung selama 17 minggu, dalam 1 semester terdapat 5 tema,
pada saat ini sedang berlangsung tema alat komunikasi. Kegiatannya
siswa-siswi akan berkunjung ke kantor pos dan berlanjut ke taman
alun-alun.
Tabel 16. Jadwal Kegiatan SIswa-siswi TK Ar-Ridlo
Hari Pukul Kelas A Kelas B
Senin 07.00-07.30 Upacara
07.30-08.50 Kelas UMMI dan Sholat Dhuha
08.50-09.00 Istirahat
09.00-10.00 Kegiatan inti
Kegiatan inti
10.00-10.30 Makan/minum/evaluasi
10.30-11.00 Makan/minum/evaluasi
Selasa 07.00-07.30 CircleTime
07.30-08.50 Kelas UMMI dan Sholat Dhuha
08.50-09.00 Istirahat
09.00-10.00 Kegiatan inti
Kegiatan inti
10.00-10.30 Makan/minum/evaluasi
10.30-11.00 Makan/minum/evaluasi
Rabu 07.00-07.30 CircleTime
07.30-08.50 Kelas UMMI dan Sholat Dhuha
08.50-09.00 Istirahat
09.00-10.00 Kegiatan inti
Kegiatan inti
10.00-10.30 Makan/minum/evaluasi
10.30-11.00 Makan/minum/evaluasi
Kamis 07.00-07.30 Jalan Sehat
07.30-08.50 Kelas UMMI dan Sholat Dhuha
08.50-09.00 Istirahat
09.00-10.00 Kegiatan inti
Kegiatan inti
10.00-10.30 Makan/minum/evaluasi
10.30-11.00 Makan/minum/evaluasi
Jum’at 07.00-08.30 Praktik Wudhu dan sholat Dhuha
42
08.30-09.30 Kelas UMMI
09.30-10.00 Makan/minum/evaluasi
Sabtu 07.00-07.30 Senam Ceria
07.30-09.00 Kegiatan Ekstra Sekolah
4.7.2 Ekstrakulikuler
Tabel 18 Kegiatan Ekstrakulikuler TK Ar-Ridlo
Kegiatan
Mewarnai
Drumband
Tari
Karate
Renang
Da’i Kecil
Komputer
Kegiatan ekstrakulikuler dilaksanakan setiap hari sabtu jam 07.30-
09.00.
43
4.8 Rekreasi
TK Ar-Ridlo beberapa kali mengada kegiatan rekreasi, kegiatan
rekreasi tidak hanya dilakukan di luar sekolah, tetapi beberapa kali juga
diadakan di dalam sekolah dengan mendatangkan narasumber professional
sesuai dengan tema yang diusung. Setiap melaksanakan rekreasi ada tema-tema
yang ditetapkan, misalnya dalam satu semester ada beberapa tema, salah satu
contohnya yaitu kesehatan keselamatan kerja (K3) dengan mendatangkan
pemadam kebakaran. Kegiatan rekreasi diberikan tugas kepada guru kelas
untuk menjadi penanggung jawab. Untuk kegiatan rekreasi di luar sekolah
yang akan dilaksanakan yaitu dengan tema komunikasi, para siswa akan diajak
untuk mengunjungi alun-alun atau kantor pos. pada setiap kegiatan rekreasi
orangtua tidak diharuskan untuk megikuti kegiatan tersebut.
44
ANALISA DATA
Diagnosa Keperawatan
1. Kurangnya pendidikan kesehatan gigi dan mulut (menggosok gigi dengan baik dan
benar) b/d Tingginya angka karies gigisiswa
2. Kurangnya pengetahuan guru dan orangtua tentang pentingnya gizi seimbang untuk
tumbuh kembang anak preschool b/d Kurangnya nilai IMT padasiswa
46
LAMPIRAN PEMERIKSAAN FISIK SISWA-SISWI KELAS B1 & B2
JENIS BB TB TB
NO IMT KARIES
KELAMIN (kg) (CM) (M)
1 L 18 111 1.11 14.61 TIDAK
2 L 19 107 1.07 16.60
3 L 28 116 1.16 20.81 TIDAK
4 L 18 108 1.08 15.43 YA
5 L 21 117 1.17 15.34 TIDAK
6 L 18 115 1.15 13.61 TIDAK
7 L 25 111 1.11 20.29 YA
8 L 17 110 1.1 14.05 TIDAK
9 L 26 113 1.13 20.36 YA
10 L 18 111 1.11 14.61 TIDAK
11 L 20 115 1.15 15.12 YA
12 L 22 128 1.28 13.43 TIDAK
13 L 19 107 1.07 16.60 YA
14 L 20 118 1.18 14.36 TIDAK
15 L 19 119 1.19 13.42 TIDAK
16 L 19 113 1.13 14.88 YA
17 L 20 101 1.01 19.61 YA
18 L 20 105 1.05 18.14 TIDAK
19 L 19 102 1.02 18.26 YA
20 L 20 111 1.11 16.23 YA
21 L 20 112 1.12 15.94 YA
22 L 31 117.5 1.175 22.45 TIDAK
23 L 19 106 1.06 16.91 YA
24 L 19 106 1.06 16.91 TIDAK
25 P 18 113 1.13 14.10 TIDAK
26 P 21 118 1.18 15.08 YA
27 P 17 109 1.09 14.31 YA
28 P 19 112 1.12 15.15 YA
29 P 18 110 1.1 14.88 YA
30 P 17 109 1.09 14.31 YA
31 P 21 110 1.1 17.36 YA
32 P 18 107 1.07 15.72 YA
33 P 20 113.5 1.135 15.53 YA
34 P 16 105 1.05 14.51 YA
35 P 17 107 1.07 14.85 TIDAK
36 P 17 105 1.05 15.42 TIDAK
37 P 25 106 1.06 22.25 TIDAK
38 P 20 112 1.12 15.94 TIDAK
39 P 16 99 0.99 16.32 TIDAK
40 P 19 108 1.08 16.29 YA
41 P 18 106 1.06 16.02 TIDAK
47
48
42 P 15 101 1.01 14.70 YA
43 P 24 111 1.11 19.48 TIDAK
49
Skoring USG
Urgensi
A:B = A A :6 B:3
Seriousness
A:B = A A :5 B :4
Growth
A:B = B A :4 B:5
Diagnosa Keperawatan
1. Kurangnya pendidikan kesehatan gigi dan mulut (menggosok gigi dengan baik dan benar) b/d Tingginya angka karies gigi siswa
2. Kurangnya pengetahuan guru dan orangtua tentang pentingnya gizi seimbang untuk tumbuh kembang anak preschool b/d Kurangnya nilai
IMT pada siswa
50
Intervensi Asuhan KeperawatanKomunitas
Metode
51
karies gigi. cara melakukan sama
3. Siswa gosok gigi yang Mempraktekkan
mampu baik dan benar. cara
menyebutka menggosok gigi
n penyebab yang baik dan
karies gigi. benar.
4. Siswa 4. Lakukan
mampu kerjasama
menyebutka dengan pihak
n tanda dan sekolah, tenaga
gejala karies kesehatan UKS,
gigi. di sekolah,
5. Siswa hingga ke
mampu puskesmas.
menyebutka
n
pencegahan
karies gigi
dengan
melakukan
gosok gigi
52
yang baik
dan benar
2. Kurangnya Setelah 1. Setelah 1. Guru dan orangtua 1. Berikan Sasaran: Selasa,
pengetahuan guru dilakukan pertemuan 1 mampu penyuluhan
- Orangtua 08-10-
dan orangtua promosi x 60 menit menyebutkan tentang asupan
siswa. 2019
tentang pentingnya kesehatan dengan guru tentang cara gizi seimbang.
- Guru
gizi seimbang untuk diharapkan dan pemberian asupan 2. Berikan contoh
sekolah.
tumbuhkembang guru dan orangtua, gizi untuk makanan sehat
- Petugas
anak preschool orangtua diharapkan meningkatkan gizi dengan gizi
UKS.
berhubungan mengerti guru dan seimbang anak seimbang yang
- Petugas
dengan kurangnya kebutuhan gizi orangtua preschool. sesuai untuk
puskesmas.
nilai IMT pada seimbang pada mengerti 2. Guru dan orangtua anak preschool.
Metode:
siswa. anak preschool tentang mampu 3. Beri
kebutuhan menyebutkan kesempatan - Ceramah dan
gizi asupan gizi untuk guru dan diskusi.
seimbang meningkatkan gizi orangtua untuk
pada anak seimbang anak bertanya.
preschool. preschool. 4. Berikan leaflet
2. Guru dan dengan
orangtua membahas
mampu asupan gizi
53
menyebutkan seimbang untuk
pemberian
gizi
seimbang
pada anak
preschool.
3. Guru dan
orangtua
54
IMPLEMENTASI
55
EVALUASI
57
BAB IV
KESIMPULAN DANSARAN
4.1 Kesimpulan
Keperawatan komunitas yaitu suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan
keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara kesinambungan.
Khususnya di Indonesia, terdapat Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang programnya ditujukkan
tidak hanya untuk murid tetapi juga semua warga sekolah dan lingkungannya. Terkait
healthpromotion, kita mengenal adanya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) termasuk tatanan
institusi Pendidikan atau Sekolah. Kondisi kesehatan gigi dan mulut yang tidak sehat dapat
mengakibatkan keterbatasan fungsi-fungsi sehingga aktivitas kerja dan belajar jadi menurun. Karies
yang sudah parah nantinya akan mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup yang menyebabkan
rasa sakit, sulit tidur dan makan. Riset kesehatan dasar depkes menunjukkan 72,1% penduduk
punya pengalaman karies dan sebanyak 46,5% diantaranya merupakan karis aktif yang belum
dirawat. Perawatan sejak dini akan meminimalkan komplikasi penyakit gigi yang membahayakan.
Dalam hal kebiasaan menggosok gigi kebanyakan penduduk usia anak 10 tahun keatas. Pencegahan
karies gigi yaitu dengan memelihara kebersihan mulut. Memelihara kesehatan mulut dapat
dilakukan dengan cara yang efektif. Mengurangi makanan yang manis dan lengket. Membiasakan
makanan yang berserat dan menyehatkan gigi.
4.2 Saran
Menurut kelompok saya, Kondisi kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting karena jika
kesehatan gigi dan mulut tidak sehat dapat mengakibatkan fungsi-fungsi aktivitas kerja menurun.
Karies yang sudah parah nantinya akan mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup yang
menyebabkan rasa sakit, sulit tidur dan makan. Sedangkan menurut riset kesehatan dasar depkes
menunjukkan 72,1% penduduk punya pengalaman karies dan sebanyak 46,5% diantaranya
merupakan karies aktif yang belum dirawat. Jadi cara untuk memelihara kesehatan mulut dapat
dilakukan dengan cara efektif dapat megurangi makanan yang manis dan lengket dan membiasakan
makanan yang berserat dan menyehatkan gigi.
58
DAFTAR PUSTAKA
Baginska, J., Rodakowska, E., Wilkzynska-Borawska, N. dan Jamiolkowski, J., (2015). Indeks Of
Clinical Consequences Of Untreated Dental Caries (Pufa) In
PrimaryDentitionOfChildrenFormNorth-East Poland. MedicalUniversityofBialystok, 58(2):
442-447.
Carneiro, L., Kabulwa, M., Makyao, M., Mrosso, G., dan Choum, R., (2011). Oral
HealthKnowledgeandPracticesofSecondarySchoolStudents, Tanga, Tanzania. Internasional
JournalofDentistry, 11: 1-7.
http://www.depkes.go.id/development/site/depkes/pdf.php?id=1-
16101000003
Notoatmodjo, S. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Yulianti , Rizka Puji. 2011. Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Kesehatan Gigi Dan
Mulut Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Di Sdn V Jaten Karanganyar. Diploma
thesis, Universitas MuhammadiyahSurakarta.
59
Lampiran 1
StandarOperasionalProsedur (SOP)
ORAL HYGIENE
PersiapanPerawat:
1. Menuntunberdoamenurutkeyakinan
2. Mencucitangan
PersiapanPasien:
1. Memberitahutindakan yang akandilakukan
2. Memposisikanpasiensenyamanmungkin
3. Melengkapi informed consent
PersiapanLingkungan:
1. Ciptakanlingkungan yang tenangdanaman
2. Jaga privasidaripasien
PelaksanaanTindakan
Evaluasi EvaluasiTindakan :
1. Pasiendapatmempraktekancaramenyikatgigidenganbenar
2. Pasienmerasabersihdannyaman
Dokumentasi DokumentasiTindakan :
Padahari…..(tgl/jam) telahdilakukantindakanlatihanmencucitanganpada
An/Tn/Ny……. Usia…….olehperawat/terapis (namaterang&tandatangan)
1. Mencatatsemuatindakan yang
dilakukandanresponpasienselamatindakandankondisipasiensetelahtindakan
2. Catatdenganjelas, mudahdibaca, ditandatanganidisertainamajelas.
Referensi Pratiwi.2010. Gigi Sehat – Merawat Gigi Sehari- Hari. Kompas, Jakarta.
Departemen kesehatan RI (2010). Standart pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Di puskesmas Jakarta : Departemen kesehatan.
World HealthOrganization. 2012. Oral heath .http://www.who.int/mediacentre.
(diakses 22 September 2019)
62
Lampiran 2
LAMPIRAN DOKUMENTASI
63
Ruangan Kelas
64
Tempat Bermain Outdoor
Ruang Berenang
65
Ruang Mandi
Ruang Bermain
66
Mini Kantin
Ruang UKS
67
Masjid
Toilet
68
Tangga Menuju Lantai 2
Handrub
69
Rak Penyimpanan Tas
70
Pagar Pengaman Di Lantai 2
71
Madding
Tmpat Sampah
72
Ruang Dapur
Gerbang Depan
73
Halaman Sekolah
Ruang Guru
74
Taman Sekolah
75
Lampiran 3
Fasilitator Ketua
76
7
7