Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN AKHIR PRODUK PROJECT BASED LEARNING (PjBL )

“Asuhan Keperawatan Komunitas di Tk Ar-Ridlo Malang”

Kelompok 1

PENYUSUN

Ketua : Muhammad Mariadi Firdaus 201610420311010


Anggota : Muhammad WahyuSamudra 201610420311001
Arlia Safitri 201610420311002
Tasya Aprilia Anggraini 201610420311003
Sinta Dewi Permataningsih 201610420311004
Verdatus Solehah 201610420311005
Vina Husna Rahmawati 201610420311006
Oktika Khoirunnisa 201610420311007
Esthi Wahyu Prianingdyah 201610420311008
Aprillyanti Izzah 201610420311009
Yunika Era Pratiwi 201610420311011
Aprillya Prihatinie Fitriah U. 201610420311012
Nur Fitri Firamadani 201610420311013
Alma Nedia Rahman 201610420311014
Achmad Rizki Putra Pratana 201610420311015
Muhammad Ilham Fadyllah 201610420311016
Sahruni Anugrah P. 201810420312071
Ridzka Ayu Liventia N. 201810420312073

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala , penulis panjatkan karena hanya
berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya pengerjaan produk PjBL Blok Keperawatan Gawat
Darurat II dengan judul produk ““Asuhan Keperawatan Komunitas di Tk Ar-Ridlo Malang”
dapat terselesaikan dengan baik.

Sholawat serta salam tidak lupa pula tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, panutan yang selalu kami rindukan syafaatnya. Penulis menyadari bahwa produk PjBL
ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak. Semoga
apa yang telah diberikan kepada peneliti, senantiasa mendapatkan balasan yang terbaik dari
Allah SWT.

Tim penulis sadar bahwa produk PjBL ini masih sangat jauh dari kata sempurna maka
tim penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhirnya tim penulis
mengharap semoga produk PjBL ini bermanfaat bagi peneliti lain maupun bagi orang lain
yang membaca saat ini dan dikemudian hari.

Malang, 9 Oktober 2019

Kelompok 1

ii
Daftar Isi

LAPORAN AKHIR PRODUK PROJECT BASED LEARNING (PjBL ).........................1

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

1.1Latar belakang.....................................................................................................................5

1.2 Tujuan Penulisan................................................................................................................3

1.2.1 TujuanUmum..................................................................................................................3

1.2.2 TujuanKhusus.................................................................................................................3

BAB II........................................................................................................................................4

TINJAUN PUSTAKA..............................................................................................................4

2.1 Definisi Keperawatan Sekolah..........................................................................................4

2.2 Dimensi Model dan Perawatan Klien pada Setting Sekolah..........................................4

2.3 Peran Perawat di Kesehatan Sekolah...............................................................................5

1.The generalist clinician role..................................................................................................5

2.4 Standar Profesional Praktik Perawat Sekolah................................................................7

2.5 Health Promotion di Sekolah............................................................................................8

2.6 Program Kesehatan Sekolah yang Komprehensive........................................................8

2.7 Peluang Perawat Pendidikan Kesehatan di Sekolah....................................................10

2.8 Lingkungan Sekolah yangSehat......................................................................................11

BAB III....................................................................................................................................13

HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................................13

A. INTI KOMUNITAS (CORECOMUNITY)....................................................................13

IDENTITAS SEKOLAH.......................................................................................................14

A.DEMOGRAFI.....................................................................................................................15

B.STATISTIK VITAL...........................................................................................................17

C. DATA 8 SUBSISTEM.......................................................................................................24
iii
ANALISA DATA....................................................................................................................46

LAMPIRAN PEMERIKSAAN FISIK SISWA-SISWI KELAS B1 & B2........................48

1.2 Saran..................................................................................................................................50

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................51

Lampiran 1..............................................................................................................................52

SOP SIKAT GIGI..................................................................................................................52

Lampiran 2..............................................................................................................................55

Lembar Partisipasi Kelompok..............................................................................................55

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan
keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara mnyeluruh dan tepat
ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan utnuk ikut meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal (Fallen dan Dwi, 2010).

Aspek kesehatan menjadi sangat penting, tidak hanya pada lingkungan institusi atau
fasilitas pelayanan kesehatan, tetapi juga di lingkungan keluarga dan masyarakat, lembaga
Pendidikan, khusunya sekolah. Sekolah merupakan lingkungan akademik tempat anak anak
menuntut ilmu. Prinsip prinsip kesehatan diharapkan berkembang dan diaplikasikan dengan
baik dimulai dari lingkungan sekolah, karena sekolah memiliki tanggung jawab untuk
mendidik termasuk mendidik murid untuk berperilaku sehat. Sekolah juga merupakan sorotan
masyarakat, sekolah yang bersih, rapi atau sehat akan menjadi contoh masyarakat sekitarnya
(Swarjana, 2016).

Khususnya di Indonesia, terdapat Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang programnya


ditujukan tidak hanya untuk murid tetapi juga semua warga sekolah dan lingkungannya.
Bahkan terkait healthpromotion, kita mengenal adanya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) termasuk tatanan institusi Pendidikan atau sekolah. Terkait dengan hal tersebut
terdapat indikator yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes, 2011) yang meliputi : Mencuci tangan menggunakan sabun, Mengonsumsi
makanan dan minuman yang sehat, Menggunakan jammban sehat, Membuang sampah di
tempat sampah, Tidak merokok, Tidak mengonsusmsi narkotika, alkohol, psikotoprika, dan
zat adktif lainnya, Tidak meludah di sembarang tempat, Memberantas jentk nyamuk, dll

Anak usia sekolah dasar yaitu anak yang berusia 5-12 tahun, pada masa dimana anak
mulai belajar memahami suatu hal dan kegiatan atau tindakan yang dilakukan. Masalah gizi
dan kesehatan yang seringkali dialami pada masa usia sekolah ini adalah obesitas, kurang

v
vitamin A (KVA), anemia, gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), gizi kurang, dan
masalah kesehatan gigi dan mulut yaitu karies gigi. Salah satu masalah kesehatan gigi yang
terbesar yang dialami anak sekolah adalah karies gigi. Karies gigi merupakan suatu penyakit
jaringan keras gigi yang diakibatkan oleh mikroorganisme pada karbohidrat yang dapat
difermentasikan sehingga terbentuk asam dan menurunkan pHdibawah kritis mengakibatkan
terjadinya demineralisasi jaringan keras gigi (Sumawinata,2009).

Beberapa faktor luar yang merupakan faktor predisposisi dan faktor penghambat yang
berhubungan tidak langsung dengan proses terjadinya karies gigi antara lain usia, jenis
kelamin, suku bangsa, letak geografis, kultur sosial penduduk, dan kesadaran, sikap dan
perilaku individu terhadap kesehatan gigi. Berdasarkan data WHO tahun 2012, di seluruh
dunia 60-90% anak- anak sekolah dan hamprir 100% orang dewasa memiliki karies yang
sering menimbulkan rasa sakit serta dapat mempengaruhi kulitas hidup, dengan prevalensi
dan keparahannya yang bervariasi. Karies merupakan penyakit universal yang dapat terjadi
pada semua usia, ras, sosial-ekonomi, dan jenis kelamin. Salah satu faktor yang meningkatkan
resiko terjadinya karies gigi adalah rendahnya pengetahuan terhadap penyakit gigi dan mulut.
Jenis kelamin mempengaruhi pengetahuan individu tentang kesehatan gigi dan mulut, selain
itu pengetahuan juga mempengaruhi perilaku individu untuk datang ke dokter gigi ketika
mereka mengalami rasa sakit (Carneiro,2016).

Kondisi kesehatan gigi dan mulut yang tidak sehat dapat mengakibatkan keterbatasan
fungsi-fungsi sehingga aktivitas kerja dan belajar jadi menurun. Karies yang sudah parah
nantinya akan mempengaruhi kesehatan dan kulitas hidup yang menyebabkan rasa sakit, sulit
tidur dan makan, menurunya indeks masa tubuh, tidak masuk sekolah bahkan rawat inap serta
biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan karies yang parah akan lebih tinggi daripada kasus
karies yang awal (Baginska, dkk., 2015).

Karies menjadi salah satu bukti tidak terawatnya kondisi gigi dan mulut masyarakat
indonesia, padahal itu merupakan indikator yang digunakan oleh WHO untuk mengukur
tingkat kesehatan mulut penduduk di sebuah negara. Riset kesehatan dasar (Riskesdes) depkes
menunjukkan 72,1% penduduk punya pengalaman karies dan sebanyak 46,5 % diantaranya
merupakan karies aktif yang belum dirawat. Perawatan gigi sejak dini akan meminimalkan
komplikasi penyakit gigi yang membahayakan. Dalam hal kebiasaan menggosok gigi, 91,1%
penduduk usia 10 tahun keatas telah melakukannya setiap hari. Namun, hanya 7,3% yang
telah menggosok gigi secara benar. Orang tua memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan
anggotakeluargaterutamaanakkarenaorangtuaharusmemilikipengetahuanyangcukup
2
tentang kesehatan gigi dan mulut serta karies gigi. Pengetahuan mengenai 5 kesehatan akan
berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka panjang dari pendidikan kesehatan
(Yulianti, 2011)

Menurut kemenkes RI (2016) Pencegahan karies gigi atau penyakit gigi dan mulut yaitu
dengan memelihara kebersihan mulut (menghilangkan plak dan bakteri). Memelihara
kebersihan mulut dapat dilakukan berbagai cara salah satunya cara yang paling efektif dengan
menggosok gigi secara rutin, agar kita dapat memutuskan rantai penyebab terjadinya karies
dan berbagai penyakit mulut lainnya. Memperkuat gigi (dengan Flour). Cara memperkuat gigi
dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung flour . Namun beberapa dari kita mungkin
masih percaya dan menggunakan daun sirih untuk menyehatkan gigi. Tidak dianjurkan
menyikat gigi dengan mengguakan batu bata atau pun dengan tanah liat, beberap orang masih
menggunakan cara ini. Mengurangi konsumsi makanan yang manis dan lengket. Makanan
yang kita makan merupakan nutrisi yang penting untuk tubuh kita namun beberapa makanan
mungkin tidak cocok untuk kesehatan gigi dan mulut kita. Membiasakan makanan yang
berserat dan menyehatkan gigi. Makanan berserat selain bagus untuk kesehatan tubuh juga
bagus untuk kesehatan gigi dan mulut.

1.2 TujuanPenulisan
1.2.1 TujuanUmum
Tujuan dari pengerjaan Project BasedLearnign (PJBL) untuk memudahkan
mahasiswa keperawatan mempelajari HealthPromotion tentang kesehatan mulut dan
gigi sebagai bahan untuk melakukan rencana intervensi keperawatan hingga
implementasi keperawatan.

1.2.2 TujuanKhusus
- Mengetahui apa itu KeperawatanSekolah.
- Mengetahui Model Dan Perawatan Klien Pada SettingSekolah.
- Mengetahui Peran Perawat Di KesehatanSekolah.
- Mengidentifikasi Standar Profesional Pratik perawatsekolah.
- Merencanakan HealthPromotion diSekolah.
- Mengetahui Peluang Perawat Pendidikan Kesehatan diSekolah.
- Mengidentifikasi Lingkungan SekolahSehat.

3
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Definisi Keperawatan Sekolah


Ada beberapa definisi tentang keperawatan sekolah. Salah satu definisi yang
dikenal adalah sebagai berikut : “School nursingis a branch of community health
nursing that deeks to identify or prevent school health problem sand
intervenestoremedy or reduce these problems” (Hitchocket al,.2003). Definisi
tersebut menyebutkan bahwa keperawatan sekolah adalah bagian dari keperawatan
kesehatan komunitas yang bertujuan untuk mengidentifikasi atau mencegah
masalah masalah kesehatan sekolah dan memberikan intervensi untuk memperbaiki
atau mengurangi masalah tersebut. Perawat komunitas atau perawat kesehatan
sekolah sebaiknya terbiasa dalam melakukan screening, monitoring, dan pelayanan
kesehatan. Perawat kesehatan sekolah berkontrubusi langsung terhadap pendidikan
untuk murid dengan mengimplementasikan strategi pencegahan yang mampu
mempromosikan fisik, emosional, dan sosial murid-murid sehingga mereka siap
belajar dengan baik (Swarjana,2016).

Schoolnursingis a specializedpracticeor profesional nursing that advances the


well-being, academic success and life long achievement and health of students”
(NASN,2010). Definisi dari National Association of School Nurse (NASN) tersebut
menyebutkan bahwa keperawatan sekolah adalah praktik khusus keperawatan
profesional yang mengutamakan kesejahteraan, keberhasilan akademik dan
prestasi, serta kesehatan para siswa (Swarjana,2016).

2.2 Dimensi Model dan Perawatan Klien pada SettingSekolah


Untuk dapat memberikan asuhan keperawatan pada settingsekolah, maka kita
dapat melihat gambar berikut yang menampilkan sebuah dimensi model, yang
dapat dijadikan acuan perawat komunitas terkait dengan kesehatan sekolah. Seperti
pada area keperawatan lainnya, perawatan pada settingsekolah juga menggunakan
nursingprocessdalammemperikanasuhankeperawatan(Swarjana,2016).

4
Dimulai dari assesmentyang mencakup pengkajian dalam hal biofisik,
psikososial,fisik, sosial, perilaku, dan sistem kesehatan. Langkah-langkahnya
meliputi diagnosis, kemudian membuat perencanaan. Dalam membuat perencanaan,
maka perlu dipahami bahwa intervensi yang akan diberikan mecakup pencegahan
primer, sekunder dan tersier. Selanjutnya adalah implementasi, yaitu melaksanakan
tindakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun, yang mencakup ketiga
level pencegahan tersebut. Langkah terakhir adalah evaluasi. Yang dievaluasi juga
mencakuppencegahanprimer,sekunder,dantersier(Swarjana,2016).

2.3 Peran Perawat di KesehatanSekolah


Perawat sekolah atau perawat kesehatan sekolah memilii peran yang sangat
penting dalam upaya meningkatkan kesehatan siswa, serta mencegah dan
melindungi siswa dari berbagai macam penyakit. Adapun peran tersebut antara
lain:
1. The generalist clinician role
Perawat kesehatan, konseling, dan pendidikan kesehatan kepada murid-murid
dan keluarganya. Pelayanan initerintegrasi dengan program pendidikan sekola.
Pada negara maju seperti Amerika, perawat ini dipekerjakan pada sekolah,
baik di tingkat daerah (district) maupun pada local government ataupun
departemen kesehtan. Perawat ini bekerja di sekolah dan mereka memberikan
pelayanan kesehatan selama jam sekolah. Perawat ini dapat merawat murid,
keluarga, dan staf yang memiliki resiko terhadap masalah kesehatan ataupun
penyakit. Mengembangkan dan mengimplementasikan intervensi yang tepat
untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yang telah teridentifikasi,
memformulasikan kebijakan dan program untuk memecahkan masalah
potensial danaktual.
2. The primary care role
Primary care role dilaksanakan oleh perawat praktisioner yang berpraktik di
bawah pengawasan dokter. Perawat ini mendiagnosis dan memberikan
intervensi terhadap masalah kesehatan dan berkoordinasi dengan tim kesehatan
lainnya. Manajemen kasus akut minor, penyakit kronis, pendidikan kesehatan
dan dukungan kesehatan lingkungan juga diberikan oleh perawat ini. Pengkajian
tahunan terhadap perkembangan anak-anak juga termasuk ke dalam pelayanan
ini. Banyak perawat model ini yang mengimplementasikan klinik berbasis
sekolah(school-based clinics),pelayanan berhubungan dengan sekolah (school-

5
linked services), kolaborasi (collaborative), dan pelayanan berbasis komunitas
(community based services).

6
3. The manager and coordinator of care role
Sebagai seorang manajer, perawat sekolah bertanggung jawab terhadap
beragam kegiatan yang digariskam oleh NASN. Peran manajemen tersebut
mencakup perencanaan program untuk pelayanan secara komprehensif kepada
klien di sekolah yang ada di komunitas. Manajemen strategi yang efektif dapat
memastikan keberlanjutan pelayanan kesehatan di komunitas, selanjutnya ke
sekolah dan akhirnya kembali lagi ke rumah.
Peran lain dari perawat sekolah adalah peran role conceps, yaitu:
a. Provider of client care, penyedia pelayanan perawatan bagi klien. Dalam
hal in perawat harus memiliki pengetahuan klinis, proses keperawatan, dan
juga pengetahuan tentang klien dengan kebutuhan khusus (spesial
healthneeds).
b. Communicator, sebagai perawat yang mampu mengkomunikaskan
pelayanan yang diberikan kepada klien, perawat dituntut mampu menjadi
komunikator yang baik, sehingga mereka mampu berkomunikasi secara
tertulis, verbal, dannonverbal.
c. Planner and coordinator of client care, mampu menyusun program,
berkoordinasi dengan sekolah serta dengan sistem kesehatan masyarakat
(communityhealthsystem).
d. Client teacher, mampu menjadi seorang pendidk di bidang kesehatan
(healthedcator).
e. Investigator, mampu melakukan penelitian atau sebagai peneliti terutama
terkait dengan kesehatan sekolah untuk mengembangkan sesuatu yang baru
(innovation).
f. Role with inthede scipline of nursing, perawat kesehatan sekolah berperan
juga dalam meningkatkan kualitas perawatan, selalu mengejar peningkatan
profesional secara terus-menerus, dan menunjukkan perilakuprofesional.

7
2.4 Standar Profesional Praktik PerawatSekolah
Standar profesional praktik perawat sekolah diantaranya:
1. Standar I. Assesment: perawat sekolah mengumpulkan data yang
diperlukan dalam perawatan sekolah
2. Standar II. Diagnosis: perawat sekolah menganalisis data pengkajian untuk
menentukan diagnosis keperawatan
3. Standar III. Outcome identification: perawat sekolah mengidentifikasi hasil
yang diharapkan untuk klien
4. Standar IV. Planning: Perawat sekolah mengembangkan sebuah rencana
atau aksi yang intervensi spesifik untuk mencapai hasil yangdiharapkan.
5. Standar V. Implementation: perawat sekolah mengimplementasikan
intervensi-intervensi yang telah tercantum dalam rencanatindakan.
6. Standar VI. Evaluation: perawat sekolah mengevaluasi perkembangan
klien terhadap pencapaian tujuan.
Berikut ini adalah contoh tentang sesuatu yang perlu dimonitor padanak-anak
usia sekolah, yaitu :
a. Kesehatan secara fisik ( Physical health)
b. Kesehatan secara emosional (emotional health)
c. Kebiasaan yang tidak sehat, misalnya: merokok, narkoba, aktivitas seksual,
atau aktivitas seks yangmenyimpang.
d. Proses terjadinya kekerasan ( seksual, emotional, verbal, dan pshysic)
e. Ketidakhadiran kronis
f. Gagal memperoleh nilai yang baik(failing grades)
g. Konsumsi obat dan reaksinya (medicine intake and reactions)
h. Interaksi dengan kelompok, guru, dan figur yang berwenang lainnya
i. Isu-isu tentang keamanan (safety issues)
j. Fokus terhadap aspek sosial; lingkungan rumah, KDRT,dll

8
2.5 HealthPromotion diSekolah
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan peserta didik, guru, dan staf
sekolah lainnya, diperlukan upaya promosi kesehatan yang harus dilaksanakan
secara baik dengan melibatkan semua unsur dalam sekolah. Terkait hal ini, WHO
dengan didukung oleh CDC, pada tahun 1995 menyelenggarakan “ An Expert
Comitte Meeting on Comprehensive School Health Education and Promotion”.
Penyelenggaraan ini dimaksudkan untuk mendorong institusi pendidikan dan
kesehatan serta lembaga tertentu untuk mengordinasikan upaya-upaya untuk
promosi kesehatan melalui sekolah-sekolah. WHO menginisiasi Global
HealthInitiatif dengan tujuan meningkatkan jumlah sekolah yang benar-benar
disebut sebagai “ Health Promoting Schools (HPS) (Swarjana, 2016).
Promosi kesehatan pada tatanan sekolah sangat penting dilakukan untuk
menunjang derajat kesehatan terutama masyarakat di lingkungan sekolah. Sekolah
merupakan perpanjangan tangan pendidikan kesehatan bagi keluarga. Oleh sebab
itu lingkungan sekolah, baik lingkngan fisik maupun lingkungan sosial yang sehat,
akan sangat berpengaruh terhadap perilaku sehat anak-anak (murid). Kunci
pendidikan kesehatan di sekolah adalah guru, oleh sebab itu perilaku guru harus
dikondisikan, melalui pelatihan-pelatihan kesehatan, seminar, lokakarya, dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2014).
2.6 Program Kesehatan Sekolah yangKomprehensive
Dalam rangka menjaga dan meningkatkan kesehatan warga sekolah, sekolah
perlu melaksanakan bebagai macam program yang dapat mewujudkan sekolah
yang sehat. Beberapa program berikut penting untuk dilaksanakan dengan baik.
Program ini dikenal dengan comprehensive school health programs
1) Keterlibatan keluarga dan komunitas (family and community involvement)
Program kesehatan sekolah sebaiknya melibatkan keluarga dan komunitas.
Mereka dapat dijadikan sebagai mitra kerja yang baik. Mereka juga dapat
memberikan dukungan yang besar agar program kesehatan sekolah dapat
berjalan dengan baik dan dapt mencapai tujuan.
2) Pendidikan kesehatan (health educatin)
Pendidikan kesehatan dapat dilakukan untuk memberikan pemahaman yang
baik kepada peserta didik di sekolah. Dengan pengetahuan yang memadai di
bidang kesehatan diharapkan mampu membentuk sikap dan memptivasi

9
mereka untuk berperikaku yangsehat.

10
3) Pendidikan fisik (physical education)
Mendidik peserta didik tentang pentingnya aktivitas fisik di sekolah, termasuk
kegiatan olahraga secara teratur dalam rangka meningkatkan kesehatan dan
mencegah penyakit.
4) Pelayanan kesehatan (health services)
Pelayanan kesehatan disekolah mencakup pelayanan untuk pencegahan
penyakit, pelayanan untuk kondisi darurat, termasuk pelayanan untuk kondisi
akut dan kronis.
5) Pelayanan nutrisi (nutrition services)
Pelayanan yang terkait dengan nutrisi, terutrama nutrisi peserta didik.
Mencakup menyediakan lingkungan yang mampu mempromosikan kebiasaan
mengonsumsi makanan yang sehat. Dengan nutrisi adekuat, memungkinkan
peserta didik untuk berada dalam kondisi kesehatan yang baik sehingga
berdampak positif terhadap prestasi akademiknya.
6) Konseling psikologis dan pelayanan sosial (counseling psycological and social
services)
Aktivitas yang difokuskan pada kognitif, emosional, perilaku, dan kebutuhan
sosial indivisu, kelompok dan keluarga. Dengan konseling dan pelayanan
sosial, dimungkinkanterjadinya upaya pencegahan terjadinya masalah yang
lebih berat. Di samping itu, hal ini juga dapat memfasilitasi peserta didik untuk
pembelajaran yang positif, membentuk perilaku sehat, dan meningkatkan
perkembangan yang sehat.
7) Lingkungan sekolah yang sehat (healthy school environment)
Menjaga dan meningkatkan kesehatan lingkungan fisik, emosional, sosial
dalam sekolah yang akan mampu menyediakan lingkungan fisik yang aman,
dan dukungan dari lingkungan agar peserta didik dapat belajar dengan baik.
8) Promosi kesehatan untuk staf sekolah (health promotion for staff)
Pengkajian, edukasi, dan fitness activities untuk staf pengajar dan staf lainnya.
Hal ini didesain untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan para staf
karena di sekolah mereka merupakan role models bagi peserta didik.

11
2.7 Peluang Perawat Pendidikan Kesehatan diSekolah
Sebagai seorang perawat sekolah , banyak kesempatan atau peluang di sekolah
yang dapat dimanfaatkan untuk membantu sekolah meningkatkan derajat kesehatan
sekolah , melakukan pencegahan , maupun promosi kesehatan , Menurut Bradley
B.J.,Proctor S.T., Lordi S.L., Zaiger D.S ., NASN (dalam Clemen-stoneet al.,2002)
peluang perawat sekolah dalam healtheducation mencakup :

1. Advocate : melakukan advokasi hal-hal yang terkait dengan kesehatan agar


sekolah yang bersangkutan dapat sejajar seperti sekolah lainnya , mendapatkan
hak-haknya sebagai semestinya. Hal ini perlu upaya yang keras agar dapat
menyuarakan kepentingan sekolah termasuk kepada pihak pemerintah setempat
atau pihak terkait lainnya . Misalnya mendorong pemerintah agar lebih
memperhatikan bantuan dana atau yang lainnya agar sekolah dapat
melaksanakan upaya promotive yang salah satunya dengan healtheducation
(Swarjana,2016).

2. Classroom instruction : perawat sekolah dapat memanfaatkan kelas guna


memasukkan intruksi-intruksi tentang kesehatan agar menjadi perhatian dan
dilaksanakan oleh peserta didik , guru , dan yang lainnya di lingkungan sekolah
(Swarjana,2016).

3. Client teaching : peserta didik , guru , dan staf lainnya dapat dijadikan sebagai
klien dalam pendidikan misalnya mengajarkan mereka tentang pencegahan
hipertensi , mencegah overweight , dan yang lainnya (Swarjana,2016).

4. Curriculum planning : perawat sekolah secara aktif terlibat dalam perencanaan


dan evaluasi kurikulum tentang kesehatan disekolah , termasuk tentang isu-isu
kesehatan (Swarjana, 2016).

5. Resource person : perawat sekolah dapat melakukan konsultasi dengan guru ,


administrator sekolah atau dengan orangtua murid tentang status kesehatan
mereka atau guru dapat meminta perawat sekolah untuk membantunya bila
ada beberapa murid yang perlu untuk dibantu kerena masalah kesehatannya,
termasuk tentang healtheducationclass (Swarjana,2016).

6. Role modeling : perawat sekolah dapat mendidik guru , murid , dan orangtua
muriddenganmenjadikandirimerekasebagaimodelperan(rolemodel)di
12
sekolah dengan berperilaku sehat , menerapkan nutrisi yang baik , dan lain-lain
(Swarjana, 2016).

2.8 Lingkungan Sekolah yangSehat


Lingkungan sekolah dapat ikut berkontribusi dalam memengaruhi kesehatan
sekolah termasuk kesehatan warga sekolah baik guru , murid , orangtua , serta
masyrakat di sekitarnya. Lingkungan yang sehat termasuk lingkungan fisiksekolah
, psikologis , sosial , dan lainnya semestinya selalu dimonitor sehingga semuanya
berdampak positif terhadap warga sekolah dan lingkungannya. Dengan demikian ,
semua warga sekolah dapat menjalankan tugas masing-masing dengan baik. Hal
yang terutama adalah bagaimana agar lingkungan diorganisasi sebaik-baiknya, di
manastres yang tidak sehat . (unhealthy stress) dapat diturunkan dan risiko
keselamatan ( safety hazards) dapat dieliminasi untuk semua peserta didik dan
personil sekolah. Menurut Comer , Igo, Nader ( dalam Clemen-stoneetal., 2002)
sebuah lingkungan sekolah yang sehat memiliki berapa sebagai berikut:

1. An architecturaldesign. Arsitektur sekolah didesain sedemikian rupa sehingga


memenuhi kebutahan sekolah terkait dengan program pembelajaran di
sekolah , mempertimbangkan kebutuhan untuk anak-anak dan guru atau staff
sekolah yang mengalami kecacatan ( disabled students and staff) (Swarjana,
2016).

2. A comfortable environment. Lingkungan yang nyaman untuk belajar –


mengajar. Tersedia fasilitas sekolah yang nyaman , mencakup tempat duduk ,
temperature . ventilasi , toilet , dan fasilitas airminum.

3. Safety program. Memiliki prosedur kegawatdaruratan


( proceduresforemergencycare).

4. Procedure to ensure safe , memastikan keamanan kondisi sanitasu tang bebas


dari bahaya lingkungan ( environment alhazards).

5. A recreactional program. Program rekreasi ini penting untuk memberikan


kesegaran dan hiburan bagi semua pesertadidik.

6. Shedule of school activities . perlu perencanaan jadwal aktifitas sekolah dalam


rangka memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis peserta didik dalam level
yang beragam.

13
7. School lunch program. Program makan siang untuk pemenuhan nutrisi yang
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik serta fasilitas untuk tempat makan
yang nyaman ( comfortable deating).

8. Psycho social counseling and consultation. Menyelenggarakan program


konseling psikososial dan konsultasi pelayanan untuk peserta didik (Swarjana,
2016).

14
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. INTI KOMUNITAS (CORECOMUNITY)


1.1 Visi DanMisi
a. Visi
Mencetak generasi islamberahlaq mulia, kreatif dan mandiri
b. Misi
- Menanamkan rukun islam dan rukun iman melaluipembiasaan
- Menanamkan karakter islam dalam kegiatan belajarmengajar
- Mengoptimalkan perkembangan siswa dengan menstimulasi potensi
individu.
c. Tujuan
- Menjadikan generasi beriman, bertaqwa dan berkarakterislami
- Siswa mampu menggunakan kemampuan teknologi untuk mengasah
kreatifitas dankemandirian
d. Motto
Islami, kreatif, mandiri

1.2 Riwayat SingkatSekolah


TK Ar-Ridlo Malang, berdiri pada tahun 1993 bertempat di jalan
Raden Temenggung Suryo No. 31A Kelurahan Purwantoro, Kecamatan
Blimbing, Kota Malang, yang telah terakreditasi A. TK Ar-Ridlo dipimpin
oleh Ibu Uswatun Khasanah,MPdI, yang telah menjabat menjadi kepala
sekolah pada 1 januari 2014, Ibu Uswatun Khasanah diangkat seagai pegawai
Tk AR-Ridlo sejak 1 januari 2005. TK Ar-Ridlo telah berdiri selama 26 tahun
dengan jumlah guru sebanyak 16 orang guru, 2 orang karyawan kebersihan,
dan 1 orangsatpam.

15
IDENTITAS SEKOLAH

a. Nama Sekolah : TK Ar-Ridlo


b. Status : Swasta
c. Nama Yayasan : Yayasan Ar-Ridlo Indragiri Malang
d. Terakreditasi :A
e. NSS : 101235730033
f. Alamat Sekolah : Jl. Raden Temenggung Suryo
Kelurahan : Purwantoro
Kecamatan : Blimbing
Kota : Malang
Propinsi : Jawa Timur
Kode Pos : 65123
Nomor Tlpn. Sekolah : 0341415896
g. Tahun Beroperasi : 1993
h. Luas Lahan : 33017 m2
i. Luas bangunan : 305m2
j. Kepala SD
Nama : Uswatun Khasanah,MPdI
NIP : 196912292005012004
Alamat : Jl. Pospat 35B, RT 04/RW10 Purwantoro
Blimbing Kota Malang
No.Handphone : 085815078307
a. Jumlah Siswa
Jumlahkeseluruhan : 141 siswa
JumlahKelasA : 66siswa
JumlahKelasB : 75siswa
JumlahPlaygroub : 25 siswa
b. TenagaPendidik : 16 orang

16
1.3 Riwayat KegiatanSekolah
Proses belajar mengajar TK Ar-Ridlo berjalan sesuai jadwal yang
ditentukan oleh sekolah yaitu hari senin-sabtu yang dimulai dari jam 07.00-
11.00. Kegiatan yang dilakukan pada hari senin dimulai dengan melakukan
upacara dilanjutkan dengan kelas UMI (mengaji), kemudian dilanjutkan
dengan kelas Sentra di mana setiap harinya siswa-siswi berpindah kelas
dengan systemmovingclass. Kelas Sentra dibagi menjadi 6 aspek yaitu
persiapan, seni, peran (profesi), IMTAQ, sains, dan sentra balok.

B. DEMOGRAFI
2.1 Jumlah siswa/siswi TK Ar-Ridlo Malang
Tabel. 1 Data Jumlah siswa/siswi B1 danB2
Jenis Kelamin
Tingkat/Kelas Jumlah
Laki-laki Perempuan
Kelas B1 dan B2 24 anak 19 anak 43 anak

Diagram 1. Perbandingan siswa/siswi sesuai dengan jenis kelamin


Kesimpulan : dari data yang didapatkan dari kelas B1 dan B2 bahwa jumlah
siswa-siswi Tk Ar-Ridlo pada kelas B1 dan B2 yang paling dominan adalah
anak laki-laki yaitu sebesar 56%, sedangkan anak perempuan sebesar 19%.

2.2 Pendidikan terakhir orang tua siswa/siswi TK Ar-Ridlo Malang pada kelas B1
dan B2
Tabel 2. Pendidikan terakhir orang tua siswa-siswi Kelas B1 dan B2 dari
sampel 25 orang siswa

17
Pendidikan Terakhir Orang Tua Siswa-Siswi Jumlah
S1/S2/S3 12 orang
Diploma I/II/III/IV 1 orang
SMA 4 orang
Lain-lain -

Diagram 2. Pendidikan terakhir orang tua siswa-siswi kelas B1 dan B2 dari 25


sampel siswa
Kesimpulan : Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
terakhir orang tua siswa-siswi TK Ar-Ridlo pada kelas B1 dan B2 dengan
jumlah sampel yang diambil 25orang siswa rata-rata sarjana yaitu sebanyak
71%, wali murid yang pendidikan terakhirnya Diploma sebanyak 23% dan
SMA sebanyak 6%.

18
C. STATISTIK VITAL
3.1 Kebiasaan sarapanpagi
Dari data survey pada pola hidup sehat kebiasaan sarapan pagi adalah sebagai
berikut:

Tabel 3. Data kebiasaan sarapan pagi siswa-siswi dari 25 sampel yang diambil
di kelas B1 dan B2 B2
Kebiasaan Sarapan Pagi siswa-siswi Jumlah
Sarapan 14 anak
Kadang-kadang 2 anak
Tidak Sarapan 1 anak

Diagram 3. Kebiasaan sarapan pagi siswa-siswi dari 25 sampel yang diambil di


kelas B1 dan B2

Kesimpulan : Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa dominan siswa-


siswi TK Ar-Ridlo dari 25 sampel pada kelas B1 dan B2 rata-rata sarapan pagi
sebanyak 82%, kadang-kadang sarapan pagi sebanyak 12%, dan yang tidak
sarapan pagi sebanyak 6%.

19
3.2 Kebiasaan cuci tangan siswa-siswi B1 danB2
Tabel4. Kebiasaan mencuci tangan siswa-siswi kelas B1 dan B2 dari 25
sampel yangdiambil
Kebiasaan Cuci Tangan Siwa-siswi Jumlah
Ya 17 anak
Kadang-kadang -
Tidak -

Diagram 4. Persentase kebiasaan mencuci tangan dari 25 sampel yang diambil


Kesimpulan : Dari digram di atas dapat di simpulkan bahwa siswa-siswi TK
Ar-Ridlo berdasarkan sampel 25 orang yang diambil melakukan cuci tangan
sebelum dan sesudah makan dengan nilai100%

3.3 Kebiasaan sikatgigi


Dari survey data siswa-siswa yang melakukan kebiasaan gosok gigi pada
sampel 25 anak di kelas B1 dan B2 adalah sebagi berikut :

20
Tabel 5. Kebiasaan gosok gigi pada siswa-siswi kelas B1 dan B2
Kebiasaan Gosok Gigi Jumlah
<2 x sehari 0
2x sehari 7 anak
>2 x sehari 10 anak

Diagram 5. Kebiasaan gosok gigi pada siswa-siswi kelas B1 dan B2

Kesimpulan : Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa-


sisi TK AR-Ridlo pada sampel yang diambil menggosok gigi sebanyak 3 kali
sehari yaitu saat mandi 2 kali sehari, dan sebelum tidur sebesar 83%,
sedangkan siswa yang menggosok gigi sebanyak 2 kali sehari yaitu pada saat
mandi saja sebesar 17%.

21
3.4 Jajanan favoritsiswa/siswi
Tabel 6. Jajanan siswa-siswi kelas B1 dan B2
Jenis Jajanan Jumlah
Jagung manis, cilok, sempol (A) -
Ice cream, permen, ciki (B) 3 anak
Roti, susu, coklat, buah (C) 10 anak
Lain-lain (D) 4 anak

Diagram 6. Jajanan siswa-siswi kelas B1 dan B2


Kesimpulan : Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa dari sampel yang
diambil pada kelas B1 dan B2 sebanyak 25 anak, rat-rata lebih suka jajanan
seperti roti, susu,coklat dan buah sebesar 59%, sedangkan yang menyukai
semua jajanan yang disebutkan di atas sebesar 23%, dan yang menyukai
jajanan icecream, permen, dan ciki sebesar18%.

22
3.5 Riwayat kesehatan siswa/siswi
Dari survey data kami mendapatkan beberapa riwayat penyakit yang pernah
diderita siswa-siswi TK Ar-Ridlo pada sampel yang diambil sebanyak 25 anak
pada kelas B1 dan B2 sebagai berikut :
Tabel 7. Riwayat kesehatan siswa-siswi kelas B1 dan B2
Riwayat Kesehatan Siswa-Siswi Jumlah

DBD 2 anak

Cacar 4 anak

Tipoid 3 anak

Diare 2 anak

Asma 1 anak

Flu 1 anak

Difteri 1 anak

Pneumonia 1 anak

Malaria 1 anak

Lain-lain (beberapa penyakit yang


2 anak
disebutkan di atas)

Diagram 7. Persentase riwayat kesehatan Kelas B1 dan B2

23
Kesimpulan :Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa dari 25 sampel
yang diambil di kelas B1 dan B2, siswa-siswi mengalami penyakit cacar
sebesar 22%, Tipoid 17%, diare, DBD, lain-lain sebesar 11%, penyakit
malaria, ifteri, pneumonia, asma dan flu sbesar 5%.

3.6 Data Karies Gigi Siswa-siswi


Data karies gigi yang didapatkan dari hasil pemeriksaan sebagai berikut
Tabel 8. Kejadian Karies gigi pada siswa-siswi kelas B1 dan B2
Kejadian Karies Gigi Jumlah
(+) 22
(-) 20

Diagram 8. Kejadian karies gigi pada siswa-siswi di kelas B1 dan B2


Kesimpulan : dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi yang
mengalami karies gigi yaitu sbesar 52%.

24
3.7 Data IMT siswasiswi
Data IMT yang didapatkan dari pemeriksaan TB dan BB di kelas B1 dan B2
sebagai berikut.

Tabel 9. Data IMT siswa-siswi kelas B1 dan B2


Data IMT Jumlah
< 18 34 anak
18 2 anak
>18 7 anak

Diagram 9. Data IMT siswa-siswi kelas B1 dan B2

Kesimpulan : Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata IMT


siswa-siswi kela B1 dan B2 yaitu <18 sebesart 79%, sedangkaj yang 18
sebesar 16%, dan yang >18 sebesar5%.

25
D.DATA 8 SUBSISTEM
4.1 LingkunganFisik
4.1.1 Keadaan UmumSekolah
Dari hasil observasi, lingkungan fisik TK Ar-Ridlo dapat
diperoleh data yaitu : keadaan umum sekolah sangat bersih, sumber air
berasal dari PDAM. Tempat pembuangan sampah dibedakan menjadi 3
yaitu warna merah, kuning, biru. Pengolah sampah dilakukan oleh
petugas pembuangan sampah akhir daerah Lowokwaru.
Kondisi siswa-siswi tampak rapi, dengan menggunakan
seragam yang telah ditentukan setiap harinya. Siswa-siswi datang ke
sekolah sebelum pelajaran di mulai. Sekolah ini termaksud sekolah
yang luas, setiap bagian-bagiannya di tata dengan rapi, lingkungan
sekolah sangat bersih, tidak ada sampah bertebaran di halaman sekolah.
Terdapat tempat bermain untuk siswa-siswi, yang berada didalam
ruangan dan diluar ruangan. Selain tempat bermain, sekolah ini juga
difasilitasi dengan adanya kolam renang, perpustakaan, ruang balok,
masjid, UKS, dan dapur yang menunjang kegiatan belajar-mengajar
siswa-siswi TK Ar-Ridlo. Keadaan toilet di sekolah ini bersih, terdapat
tempat mencuci tangan, terdapat serbet yang digantung didkat area cuci
tangan, yang diganti setiap harinya, dan terdapat minikantin.

4.1.2 Keadaan KhususSekolah


TK Ar-Ridlo memiliki banyak ruangan yang terdiri dari 2
lantai, pada lanati 1 terdapat ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 7
ruang kelas, 1 ruang bermain, 1 ruang kolam renang yang digunakan 2
minggu sekali, 1 dapur, 2 toilet, 2 area mencuci tangan, 1 perpustakaan,
1 ruangan UKS, 1 masjid, 2 tempat wudhu dibedakan laki-laki dan
perempuan. Selain itu, terdapat halaman luas untuk tempat bermain
siswa-siswi, dan juga terdapat tempat bermain di luar ruangan untuk
siswa-siswi. Di sekolah ini terdapat mini kantin yang menjual jajanan
untuk siswa-siswi. Sekolah ini menyediakan madding atau papan
informasi untuk siswa-siswi dan orangtua.
Pada ruangan kelas terdapat kursi dan meja untuk siswa-siswi,
terdapat 1 papan tulis (whiteboard) setiap kelasnya, pada kelas B1

26
terdapat 1 bed yang digunakan untuk praktik sentra peran. Siswa-siswi

27
dibiasakan melepaskan sepatu sebelum masuk kelas, dan meletakan tas
pada rak yang berada di depan kelas. Ruangan kelas tampak bersih dan
rapi, terdapat banyak poster yang mengedukasi siswa-siswi pada
dinding ruangan. Ruangan kelas selalu dibersihkan oleh petugas
kebersihan sekolah setiap harinya. Sekolah ini di jaga oleh seorang
satpam, yang biasa mengamankan keadaan siswa-siswi, orang tua
siswa-siswi tidak diperkenankan masuk ke dalam lingkungan sekolah
saat proses belajar mengajar berlangsung, dan di gerbang sekolah
ditempelkan tulisan yaitu “Ayah Bunda antarkan aku sampai sini ya”.
Sebelum siswa-siswi pulang, satpam yang menjaga gerbang,
memanggil nama siswa-siswi yang telah dijemput orang tuannya
dengan menggunakan microphone. Selain itu guru-guru kelas akan
mengecek siapa saja siswa yang sudah dijemput dan memperhatikan
barang-barang siswa agar tidak tertinggal disekolah.

4.1.3 Hasil Observasi lingkungan Fisik


Tabel 10. Hasil Observasilingkungan
Variabel yang Nilai
Kriteria Penilaian Bobot Skor Nilai
diteliti max
Halaman Sekolah ( √ ) Bersih dan tidak berbau 4 4 16 16
( ) Becek pada waktu hujan 3
( )Berdebu 2
( ) Becek danberdebu 1
Lantai ruang belajar ( √ ) Terbuat dari bahan kedapair 5 4 20 20
( ) Kedap air dan adaretakan 3
( ) Sebagianair 2
( ) Tidak kedapair 1
Dinding sekolah (√ ) Ada sekat antara ruang, bahan 3 5 15 15
kuat, dan dinding bersih
( ) Memenuhi 2syarat 3
( ) Memenuhi 1syarat 2
Atap ( √ ) Tidak bocor, bahan Kuat 4 7 28 28
( ) Memenuhi 1syarat 3
Luas ventilasi ( √ ) >20% luas lanti 5 4 20 20

28
( ) 15-2-% luaslantai 3
( ) 10-15% luaslantai 2
( ) <10% luaslantai 1
Pencahayaan ( )Baik 4 5 25 12
( √ )Sedang 3
( )Kurang 2
Tempat sampah ( ) Ada satu disetiapruangan 2 5 10 6
(√ ) Tidak ada satu tempat sampah 3
untuk ruangan
Tempat ( √ ) Bak sampah tertutup 3 5 15 15
pembuangan ( ) Bak sampahterbuka 3
sampah ( ) Di tanahterbuka 2
Pemusnahan ( √ )Diangkut petugas < 3 hari 4 5 20 20
sampah sekali
( ) Diangkut petugas > 3 hari 3
kembali
( ) Di timbun kalau sudahpenuh 2
Toilet dan kamar ( √ ) Ada, terpisah antara pria dan 3 5 15 15
mandi wanita
( ) Ada, tidakterpisah 3
( ) Tidakterpisah 2
Kebersihan kamar ( √ ) Bersih dan tidak berbau 3 4 12 12
mandi ( ) Bersih tapiberbau 3
( ) Kurangbersih 1
Sumber air ( √ ) PDAM/perpipaan 5 4 20 20
warung/kantin ( ) SumurPompa 3
( ) Sumurgali 2
( ) Tidakada 1
Ventilasi ( ) >20% luaslantai 3 4 12 3
warung/kantin ( ) 15-20% luaslantai 3
sekolah ( ) 10-15% luaslantai 2
( √ ) <10% luas lantai 1
Kesehatan penjual ( √ ) Sehat, tidak ada 5 5 25 25
di warung/kantin luka/penyakit

29
30
sekolah ( ) Sehat, pembawa penyakit 3
(carier)
( ) Tidaksehat 2
Tempat ( √ ) Tertutup, dan bebas dari lalat 5 5 25 25
penyimpanan dan kecoa
makanan ( ) Terbuka, bebas dari lalat dan 3
kecoa
( ) Terbuka, ada lalat dankecoa 2
Tempat Penyajian ( √ ) Bersih, terlindung dari lalat 5 6 30 30
makanan dan debu
( ) Memenuhi satusyarat
4
Jumlah 308 282

Kesimpulan : Jumlah nilai yang diperoleh = 282/308 x 100% = 91,5%


(sangat baik)

Adapun tingkatan penilaian pada sarana sanitasi dasar di sekolah di


asumsikan sebagai bereikut:
1. Sangatbaik : jika total skor 80%-100%
2. Baik : jika total skor70%-79%
3. Cukup : jika total skor antara50%-69%
4. Kurangbaik : jika total skor dibawah50%

4.1.4 Inventaris TKAr-Ridlo


Tabel 11. Inventaris TK Ar-Ridlo
NO URAIAN JUMLAH
1 Ruang kelas 7
2 Ruang Kepala Sekolah 1
3 Ruang Guru 1
4 Ruang Perpustakaan 1
5 Ruang UKS 1
6 Masjid 1
7 Ruang Dapur 1
8 Ruang Bermain 1

31
32
9 Ruang Berenang 1
10 Ruang Balok 1
11 Kamar Mandi 1

4.1.5 Denah TK Ar-Ridlo

Ruang Tempat R.
Lantai 1 Guru
UKS
Ruang
Dapur TOILET Wudhu Sekerta
Perp
us
Berenang (L) riat

Ruang Ruang Ruang R.Bermain


Kelas Kelas Kepsek Indoor

MADDING
Masjid
HalamanSekolah
GE
RB
AN
G Tempat
Parkiran Pegawai Wudhu (P)

Ruang Bermain
Outdoor

Ruang Ruang
Lantai 2 Kelas Kelas Ruang
Ruang Ruang Aula
Kelas Toilet
Kelas

33
4.2 Lingkungan Sosial DanKesehatan
Dari hasil observasi pada Tk Ar-Ridlo Kota Malang dapat disimpulkan
bahwa sekolah tersebut memiliki beberapa fasilitas social seperti mini kantin
yang di buat agar siswa-siswi tidak keluar dari lingkungan sekolah untuk
membeli jajanan, selain itu terdapat dapur yang digunakan untuk membuat
makanan siswa- yang tidak membawa bekal. Selain itu terdapat tempat
bermain di luar kelas, terdapat masjid yang berada di lingkungan sekolah,
sehingga siswa-siswi melaksanakan kegiatan ibadah masih tetap dalam
lingkungan sekolah. Terdapat fasilitas UKS, yang beroprasi dengan baik,
dengan guru yang dilatih khusus dari Puskesmas Cisadea yaitu Paguyupan
guru UKS. Di dalam ruang UKS tidak terdapat bed, hanya terdapat meja dan
tempat duduk.

4.3 Ekonomi
4.3.1 Anak membawaBekal
Dari survei data siswa-siswi dari 25 sampel yang diambil pada kelas B1
dan B2 yang membawa bekal sebagai berikut:
Tabel 12. Data siswa-siswi kelas B1 dan B2 yang membawa bekal
Membawa Bekal Jumlah
Tidak Pernah 0
Selalu 11 anak
Kadang-Kadang 3 anak
Jarang 3 anak

Diagram 10. Data siswa-siswi B1 dan B2 yang membawa bekal


34
Kesimpulan: dari diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa-
siswi yang selalu membawa bekal adalah sebesar 65% anak, yang
kadang-kadang membawa bekal sebesar 18%, yang jarang membawa
bekal sebesar 17%.

4.3.2 Keuangan Sekolah


Uang SPP siswa-siswi TK AR-Ridlo sebesar : Rp. 180.000,00/bulan.
Gaji guru-guru TK Ar-Ridlo dibayar mengguanakan SPP siswa-siswi.
Mendapat dana bantuan pemerintah setiap 1 tahunsekali

4.3.3 Pekerjaan OrangTua


Dari survey data didapatkan pekerjaan orangtua siswa-siswi dari
sampel 25 anak di kelas B1 dan B2 sebagai berikut:

35
Tabel 13. Data pekerjaan orangtua Siswa-siswi kelas B1 dan B2

Pekerjaan Orangtua Siswa-siswi Jumlah


Swasta (Buruh/Pabrik) 7 anak
Wiraswasta 3 anak
PNS 1 anak
Petani -
Lain-lain 5 anak

Diagram 11. Jenis pekerjaan orangtuaSiswa-Siswi Kelas B1 dan B2


Kesimpulan: Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan
orangtua siswa adalah pekerja swasta sebesar 64%, wiraswasta 27%,
PNS 9%.

4.3.4 Pendapatan OrangTua


Dari survei data didapatkan jumlah pendapatan orangtua siswa-siswi
kelas B1 dan B2 perbulannya sebagai berikt :

36
Tabel 14. Data pendapatan orangtua siswa-siswi kelas B1 dan B2
Pendapat Orang Tua Jumlah
<Rp. 500.000,00 -
Rp. 500.000,00 – Rp. 1.000.000,00 1 anak
Rp. 1.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00 5
nak
>Rap. 3.000.000,00 9 anak

Diagram 12. Data pendapatan orangtua Siswa-siswi kelas B1 dan B2


Kesimpulan: dari diagram di atas penghasilan keluarga selama sebulan
rata-rata>Rp.3.000.000,00sebesar60%,penghasilan1.000.000,00-
3.000.000,00 sebesar 33%, dan Rp.500.000,00-1.000.000,00 sebesar
7%.

37
4.4. Keselamatan Dan Transportasi
4.4.1 Keselamatan
Dari hasil wawancara dengan beberapa guru/pegawai dan
siswa-siswi TK Ar-Ridlo didapatkan hasil keselamatan siswa-siswi TK
Ar-Ridlo digunakan teknik kantin di dalam lingkungan sekolah. Hal ini
dikarenakan supaya siswa-siswi TK Ar-Ridlo tidak keluar dari
lingkungan sekolah saat jam istirahat. Terdapat satpam yang menjaga
area sekolah, pagar yang selalu di tutup, orang tua tidak dibolehkan
masuk kelingkungan sekolah, orang tua hanya boleh mengantar dan
menjemput sampai depan gerbang, pada gerbang sekolah ditulis “ayah
bunda antarkan aku sampai sini ya”. Terdapat cctv di area sekolah.
Siswa-siswi diwajibkan berada di dalam lingkungan sekolah saat
menunggu jemputan.

4.4.2 Transportasi
Dari survei data yang kami dapatkan terdapat transportasi yang
digunakan untuk mengantarkan siswa-siswi sebagai berikut :
Tabel 15. Data alat transportasi untuk mengantar siswa-siswi kelas B1
dan B2

Transportasi Yang digunakan


Jumlah
Siswa-siswi
Di antar orang tua 16 anak
Berangkat Sendiri 0
Lain-lain 1 anak

38
Diagram. 13 Presentase alat transportasi untuk mengatar siswa- siswi
kelas B1 dan B2

Kesimpulan: Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa


rata-rata anak berangkat sekolah di antar oleh orangtua sebesar 94%.

4.5 Politik DanPemerintahan


4.5.1 Tata Tertib Siswa
a. Membiasakan mengucapsalam
- Sebelum masuk dan keluarrumah
- Sebelum masuk dan keluarkelas
- Bertemu dengan bunda dan paknda/orangtua/teman
b. Membiasakan menciumtangan
- Saat bertemu dan berpamitan dengan ayah-ibu danorangtua
c. Membiasakan adab yang baik saat mulai dan mengakhiribelajar
- Memulai belajar dengan membacabasmalah
- Mengakhiri belajar dengan membacahamdalah
- Segera menyelesaikan tugas dnganbaik
d. Membiasakan bicara denganbaik
- Selalu berkata dengan jujur dan tidak menyelapembicaraan
- Menghindari kata-kata yang kurangbaik
- Mendengarkan dan berbicara dengan menghadapkedepan
e. Membiasakan adab yang baik saat dikelas
- Tertib dan disiplin saat di dalamkelas
- Mendengarkan bunda dan paknda saatbelajar
- Segera menyelesaikantugas
f. Membiasakan adab yang baik saat makan dan minum
- Mencuci kedua tangan hinggabersih
- Makan dan minum sambilduduk
- Berdoa sebelum makan danminum
- Tidak berbicara saat makan danminum
g. Membiasakan adab yang baik saat berjalan
- Keluar masjid/rumah/ruang kelas mendahulukan kakikiri
- Masuk masjid/rumah/ruang kelas mendahulukan kakikiri
- Tidak berhenti ditengah jalan/ditengah tangga/didepanpintu

39
- Membungkukan badan jika melewati orang yang sedangduduk

40
h. Membiasakan adab yang baik dan merapikan barangditempatnya
- Meletakkan tas, buku, sepatu padatempatnya
- Selesai menggunakan barang/alat/mainandikembalikan
- Meletakan buku UMI di atas bangku/meja
i. Cara mengkomunikasikan dengan orangtua yaitu orangtua
dikumpulkan di awal tahun diberikan informasi dan buku panduan
sekolah.
4.5.2 Hukuman bagi yangmelanggar
a. Siswa akan disendirikan
b. Diminta untuk membaca istighfarsebanyak-banyaknya
4.5.3 Hadiah untuk yang berprestasi
a. Siswa yang berprestasi akan diberikan hadiah tersendiri oleh
sekolah
4.5.4 Kegiatan denganPuskesmas
a. Puskesmas Cisadea mengadakan pemeriksaan rutin di TKAr-Ridlo
b. Apabila ada anak yang sakit dibawa ke UKS lalu di rujuk ke
Puskesmas
c. Apabila ada siswa yang sakit guru kelas akan langsung memberikan
izin agar besok istirahat terlebihdahulu

4.6 Komunikasi
Dari Hasil pengkajian (wawancara dan observasi ) pada staf guru dan murid
di dapatkan:
a) Komunikasi Formal:
Melalui rapat wali murid, wagroub dengan wali murid, dan buku
penghubung
b) Komunikasi Informal :
Di lingkungan sekolah terdapat madding yang berisi informasi yang
ditujukan untuk murid dan orangtua, terdapat poster tentang kesehatan,
slogan tentang ilmu-ilmu pendidikan, dan tentang kebersihan
lingkungan.

41
4.7 Pendidikan
4.7.1 Kurikulum
Di TK Ar-Ridlo menggunakan kurikulum KTSP K13 RA. Dalam 1
tema berlangsung selama 17 minggu, dalam 1 semester terdapat 5 tema,
pada saat ini sedang berlangsung tema alat komunikasi. Kegiatannya
siswa-siswi akan berkunjung ke kantor pos dan berlanjut ke taman
alun-alun.
Tabel 16. Jadwal Kegiatan SIswa-siswi TK Ar-Ridlo
Hari Pukul Kelas A Kelas B
Senin 07.00-07.30 Upacara
07.30-08.50 Kelas UMMI dan Sholat Dhuha
08.50-09.00 Istirahat
09.00-10.00 Kegiatan inti
Kegiatan inti
10.00-10.30 Makan/minum/evaluasi
10.30-11.00 Makan/minum/evaluasi
Selasa 07.00-07.30 CircleTime
07.30-08.50 Kelas UMMI dan Sholat Dhuha
08.50-09.00 Istirahat
09.00-10.00 Kegiatan inti
Kegiatan inti
10.00-10.30 Makan/minum/evaluasi
10.30-11.00 Makan/minum/evaluasi
Rabu 07.00-07.30 CircleTime
07.30-08.50 Kelas UMMI dan Sholat Dhuha
08.50-09.00 Istirahat
09.00-10.00 Kegiatan inti
Kegiatan inti
10.00-10.30 Makan/minum/evaluasi
10.30-11.00 Makan/minum/evaluasi
Kamis 07.00-07.30 Jalan Sehat
07.30-08.50 Kelas UMMI dan Sholat Dhuha
08.50-09.00 Istirahat
09.00-10.00 Kegiatan inti
Kegiatan inti
10.00-10.30 Makan/minum/evaluasi
10.30-11.00 Makan/minum/evaluasi
Jum’at 07.00-08.30 Praktik Wudhu dan sholat Dhuha

42
08.30-09.30 Kelas UMMI
09.30-10.00 Makan/minum/evaluasi
Sabtu 07.00-07.30 Senam Ceria
07.30-09.00 Kegiatan Ekstra Sekolah

Tabel 17. Jadwal Kunjungan Perpustakaan


Hari Kelas
Senin B1
Selasa B2
Rabu B3

4.7.2 Ekstrakulikuler
Tabel 18 Kegiatan Ekstrakulikuler TK Ar-Ridlo
Kegiatan
Mewarnai
Drumband
Tari
Karate
Renang
Da’i Kecil
Komputer
Kegiatan ekstrakulikuler dilaksanakan setiap hari sabtu jam 07.30-
09.00.

43
4.8 Rekreasi
TK Ar-Ridlo beberapa kali mengada kegiatan rekreasi, kegiatan
rekreasi tidak hanya dilakukan di luar sekolah, tetapi beberapa kali juga
diadakan di dalam sekolah dengan mendatangkan narasumber professional
sesuai dengan tema yang diusung. Setiap melaksanakan rekreasi ada tema-tema
yang ditetapkan, misalnya dalam satu semester ada beberapa tema, salah satu
contohnya yaitu kesehatan keselamatan kerja (K3) dengan mendatangkan
pemadam kebakaran. Kegiatan rekreasi diberikan tugas kepada guru kelas
untuk menjadi penanggung jawab. Untuk kegiatan rekreasi di luar sekolah
yang akan dilaksanakan yaitu dengan tema komunikasi, para siswa akan diajak
untuk mengunjungi alun-alun atau kantor pos. pada setiap kegiatan rekreasi
orangtua tidak diharuskan untuk megikuti kegiatan tersebut.

44
ANALISA DATA

NO Data Etiologi Masalah


1 DS : Tingginya angka Kurangnya
- Kepala sekolah mengatakan bahwa hari karies gigi siswa pendidikan
rabu kemarin ada kunjungan dari kesehatan gigi
puskesmas Cisadea untuk memeriksa dan mulut
gigi, BB, TB anak-anak tetapi tidak tahu (menggosok
bagaimanakelanjutannya. gigi dengan baik
DO : danbenar)
- Dari hasil pemeriksaan didapatkan:
Nilai total karies gigi di kelas B1 dan B2
52% mengalami karies gigi sebanyak 22
siswa
- Hasil quisioner untuk kebiasaan
menggosok gigi siswa yang memadai
adalah : Menggosok gigi >2 x 59%
Menggosok gigi 2 x 41%
Tidak menggosok gigi 0%
- Hasil quisioner tentang kebiasaan jajan
anak:
Paling disukai siswa roti, susu, coklat,
buah sebesar 59%
2 DS : Kurangnya nilai Kurangnya
- Kepala sekolah mengatakan bahwa hari IMT padasiswa pengetahuan
rabu kemarin ada kunjungan dari guru dan
puskesmas Cisadea untuk memeriksa orangtua tentang
gigi, BB, TB anak-anak tetapi tidak tahu pentingnya gizi
bagaimanakelanjutannya. seimbang untuk
- Kepala sekolah mengatakan bahwa anak tumbuh
setiap harinya membawa bekal dari kembang anak
rumah, tetapi apabila ada siswa yang preschool
tidak membawa bekal dari rumahmakan
akan disiapkan makanan dari dapur.
45
DO:
- Nilai normal IMT pada anak usia
preschooladala 18. Dari hasil
pemeriksaan kesehatan didapatkan hasil:
<18 sebanyak 79% anak
18 sebanyak 5%
>18 sebanyak 16%
- Hasil quisioner tentang kebiasaan anak
membawa bekal ke sekolah:
Selalu membawa bekal sebanyak 65%
anak
Kadang-kadang membawa bekal 18%
Jarang membawa bekal 17%
- Hasil quisioner tentang kebiasaan
sarapan anak di rumah yaitu:
Selalu sarapan di rumah 82%
Kadang-kadang sarapan di rumah 12%
Tidak pernah sarapan di rumah 6%

Diagnosa Keperawatan

1. Kurangnya pendidikan kesehatan gigi dan mulut (menggosok gigi dengan baik dan
benar) b/d Tingginya angka karies gigisiswa
2. Kurangnya pengetahuan guru dan orangtua tentang pentingnya gizi seimbang untuk
tumbuh kembang anak preschool b/d Kurangnya nilai IMT padasiswa

46
LAMPIRAN PEMERIKSAAN FISIK SISWA-SISWI KELAS B1 & B2

JENIS BB TB TB
NO IMT KARIES
KELAMIN (kg) (CM) (M)
1 L 18 111 1.11 14.61 TIDAK
2 L 19 107 1.07 16.60
3 L 28 116 1.16 20.81 TIDAK
4 L 18 108 1.08 15.43 YA
5 L 21 117 1.17 15.34 TIDAK
6 L 18 115 1.15 13.61 TIDAK
7 L 25 111 1.11 20.29 YA
8 L 17 110 1.1 14.05 TIDAK
9 L 26 113 1.13 20.36 YA
10 L 18 111 1.11 14.61 TIDAK
11 L 20 115 1.15 15.12 YA
12 L 22 128 1.28 13.43 TIDAK
13 L 19 107 1.07 16.60 YA
14 L 20 118 1.18 14.36 TIDAK
15 L 19 119 1.19 13.42 TIDAK
16 L 19 113 1.13 14.88 YA
17 L 20 101 1.01 19.61 YA
18 L 20 105 1.05 18.14 TIDAK
19 L 19 102 1.02 18.26 YA
20 L 20 111 1.11 16.23 YA
21 L 20 112 1.12 15.94 YA
22 L 31 117.5 1.175 22.45 TIDAK
23 L 19 106 1.06 16.91 YA
24 L 19 106 1.06 16.91 TIDAK
25 P 18 113 1.13 14.10 TIDAK
26 P 21 118 1.18 15.08 YA
27 P 17 109 1.09 14.31 YA
28 P 19 112 1.12 15.15 YA
29 P 18 110 1.1 14.88 YA
30 P 17 109 1.09 14.31 YA
31 P 21 110 1.1 17.36 YA
32 P 18 107 1.07 15.72 YA
33 P 20 113.5 1.135 15.53 YA
34 P 16 105 1.05 14.51 YA
35 P 17 107 1.07 14.85 TIDAK
36 P 17 105 1.05 15.42 TIDAK
37 P 25 106 1.06 22.25 TIDAK
38 P 20 112 1.12 15.94 TIDAK
39 P 16 99 0.99 16.32 TIDAK
40 P 19 108 1.08 16.29 YA
41 P 18 106 1.06 16.02 TIDAK
47
48
42 P 15 101 1.01 14.70 YA
43 P 24 111 1.11 19.48 TIDAK

49
Skoring USG
Urgensi
A:B = A A :6 B:3
Seriousness
A:B = A A :5 B :4
Growth
A:B = B A :4 B:5

Masalah U (lebih S (lebih serius) G (cepat tumbuh Total


mendesak) masalah)

Kurangnya pendidikan kesehatan gigi dan 6 5 4 15


mulut (menggosok gigi dengan baik dan
benar) b/d Tingginya angka karies gigi
siswa (A)

Kurangnya pengetahuan guru dan orangtua 3 4 5 12


tentang pentingnya gizi seimbang untuk
tumbuh kembang anak preschool b/d
Kurangnya nilai IMT pada siswa (B)

Diagnosa Keperawatan

1. Kurangnya pendidikan kesehatan gigi dan mulut (menggosok gigi dengan baik dan benar) b/d Tingginya angka karies gigi siswa
2. Kurangnya pengetahuan guru dan orangtua tentang pentingnya gizi seimbang untuk tumbuh kembang anak preschool b/d Kurangnya nilai
IMT pada siswa

50
Intervensi Asuhan KeperawatanKomunitas

NO Diagnosa Tujuan Kriteria Rencana Sasaran Waktu Tempat

Keperawatan Umum Khusus Hasil Kegiatan Dan

Metode

1. Kurangnya Setelah Setelah 1. Siswa mampu 1. Berikan Sasaran: Selasa, Masjid


pendidikan dilakukan pertemuan 1 mengenal dan penyuluhan Ar-
- Siswa TK. 08-10-
kesehatan gigi dan promisi x 60 menit menyebutkan tentang Ridlo
- Guru 2019
mulut (menggosok kesehatan, dengan pengertian karies kesehatan gigi
sekolah.
gigi yang baik dan diharapkan siswa, gigi. dan mulut.
- Petugas
benar) berhubungan siswa mampu diharapkan 2. Siswa mampu 2. Demostrasikan
UKS.
dengan tingginya mengerti cara siswa menyebutkan cara
- Petugas
angka karies gigi merawat mengenal penyebab karies menggosok gigi
puskesmas.
siswa. kesehatan gigi karies gigi. gigi. dengan baik
Metode:
dan mulut. 2. Siswa 3. Siswa mampu dan benar.
mampu menyebutkan 3. Beri - Ceramah dan

menyebutka tanda dan gejala kesempatan diskusi.

n tentang karies gigi. anak-anak - Demonstrasi.

pengertian 4. Siswa mengetahui untuk bersama-

51
karies gigi. cara melakukan sama
3. Siswa gosok gigi yang Mempraktekkan
mampu baik dan benar. cara
menyebutka menggosok gigi
n penyebab yang baik dan
karies gigi. benar.
4. Siswa 4. Lakukan
mampu kerjasama
menyebutka dengan pihak
n tanda dan sekolah, tenaga
gejala karies kesehatan UKS,
gigi. di sekolah,
5. Siswa hingga ke
mampu puskesmas.
menyebutka
n
pencegahan
karies gigi
dengan
melakukan
gosok gigi

52
yang baik
dan benar
2. Kurangnya Setelah 1. Setelah 1. Guru dan orangtua 1. Berikan Sasaran: Selasa,
pengetahuan guru dilakukan pertemuan 1 mampu penyuluhan
- Orangtua 08-10-
dan orangtua promosi x 60 menit menyebutkan tentang asupan
siswa. 2019
tentang pentingnya kesehatan dengan guru tentang cara gizi seimbang.
- Guru
gizi seimbang untuk diharapkan dan pemberian asupan 2. Berikan contoh
sekolah.
tumbuhkembang guru dan orangtua, gizi untuk makanan sehat
- Petugas
anak preschool orangtua diharapkan meningkatkan gizi dengan gizi
UKS.
berhubungan mengerti guru dan seimbang anak seimbang yang
- Petugas
dengan kurangnya kebutuhan gizi orangtua preschool. sesuai untuk
puskesmas.
nilai IMT pada seimbang pada mengerti 2. Guru dan orangtua anak preschool.
Metode:
siswa. anak preschool tentang mampu 3. Beri
kebutuhan menyebutkan kesempatan - Ceramah dan
gizi asupan gizi untuk guru dan diskusi.
seimbang meningkatkan gizi orangtua untuk
pada anak seimbang anak bertanya.
preschool. preschool. 4. Berikan leaflet
2. Guru dan dengan
orangtua membahas
mampu asupan gizi

53
menyebutkan seimbang untuk

pemberian
gizi
seimbang
pada anak
preschool.
3. Guru dan
orangtua

54
IMPLEMENTASI

No Diagnose Kegiatan Waktu/tempat Peserta Pelaksana Hambatan Solusi


Implementasi
1 Kurangnya - Penyuluhan Selasa, 08 Siswa-siswi Mahasiswa - Siswa - Pemutaran
pendidikan tentang karies gigi Oktober 2019 kelas B Keperawata banyak video tentang
kesehatan gigi dan dan perawatan gigi Pukul 10.00- n UMM yang perawatan
mulut (menggosok (menggosok gigi selesai main gigi
gigi dengan baik dan dengan baik dan Tempat : Masjid - Demonstrasi
benar) b/d benar) Ar-Ridlo menggosok
Tingginya angka - Demonstrasi cara gigi dengan
karies gigi siswa menggosok gigi pantom gigi
dengan baik dan
benar

55
EVALUASI

No Hari /Tanggal Implementasi Evaluasi


5 Selasa, 8 Oktober 1. Memberikan penyuluhan S :
2019 tentang kesehatan gigi dan Siswa-siswi mengatakan mengetahui tentang
Pukul 10.00 WIB mulut penyebab karies gigi, tanda dan gejala munculnya
2. Mendemonstrasikan cara karies gigi, berapa kali melakukan sikat gigi dalam
menggosok gigi dengan baik sehari, (minimal 2 kali), tata cara menggosok gigi
dan benar dengan menggunakan dengan baik dan benar.
pantom O:
3. Memberikan kesempatan pada - Masyarakat sekolah (siswa dan guru) terlihat
siswa-siswi untuk antusias mengikuti health promotion tentang
mempraktekan secara bersama- kesehatan gigi dan mulut
sama cara menggosok gigi - Masyarakat sekolah (siswa dan guru) tahu
dengan baik dan benar dibantu tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
oleh mahasiswa keperawatan serta cara menggosok gigi dengan baik dan
benar.
A:
Kurangnya pendidikan kesehatan gigi dan mulut
teratasi sebagian
P :
- Lakukan kerjasama dengan puskesmas sekitar
untuk pemantauan karies gigi di sekolah
56
- Pantau karies gigi pada siswa-siswi di sekolah
dengan pemeriksaan rutin oleh guru UKS

57
BAB IV

KESIMPULAN DANSARAN

4.1 Kesimpulan
Keperawatan komunitas yaitu suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan
keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara kesinambungan.
Khususnya di Indonesia, terdapat Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang programnya ditujukkan
tidak hanya untuk murid tetapi juga semua warga sekolah dan lingkungannya. Terkait
healthpromotion, kita mengenal adanya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) termasuk tatanan
institusi Pendidikan atau Sekolah. Kondisi kesehatan gigi dan mulut yang tidak sehat dapat
mengakibatkan keterbatasan fungsi-fungsi sehingga aktivitas kerja dan belajar jadi menurun. Karies
yang sudah parah nantinya akan mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup yang menyebabkan
rasa sakit, sulit tidur dan makan. Riset kesehatan dasar depkes menunjukkan 72,1% penduduk
punya pengalaman karies dan sebanyak 46,5% diantaranya merupakan karis aktif yang belum
dirawat. Perawatan sejak dini akan meminimalkan komplikasi penyakit gigi yang membahayakan.
Dalam hal kebiasaan menggosok gigi kebanyakan penduduk usia anak 10 tahun keatas. Pencegahan
karies gigi yaitu dengan memelihara kebersihan mulut. Memelihara kesehatan mulut dapat
dilakukan dengan cara yang efektif. Mengurangi makanan yang manis dan lengket. Membiasakan
makanan yang berserat dan menyehatkan gigi.

4.2 Saran

Menurut kelompok saya, Kondisi kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting karena jika
kesehatan gigi dan mulut tidak sehat dapat mengakibatkan fungsi-fungsi aktivitas kerja menurun.
Karies yang sudah parah nantinya akan mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup yang
menyebabkan rasa sakit, sulit tidur dan makan. Sedangkan menurut riset kesehatan dasar depkes
menunjukkan 72,1% penduduk punya pengalaman karies dan sebanyak 46,5% diantaranya
merupakan karies aktif yang belum dirawat. Jadi cara untuk memelihara kesehatan mulut dapat
dilakukan dengan cara efektif dapat megurangi makanan yang manis dan lengket dan membiasakan
makanan yang berserat dan menyehatkan gigi.

58
DAFTAR PUSTAKA

Baginska, J., Rodakowska, E., Wilkzynska-Borawska, N. dan Jamiolkowski, J., (2015). Indeks Of
Clinical Consequences Of Untreated Dental Caries (Pufa) In
PrimaryDentitionOfChildrenFormNorth-East Poland. MedicalUniversityofBialystok, 58(2):
442-447.

Carneiro, L., Kabulwa, M., Makyao, M., Mrosso, G., dan Choum, R., (2011). Oral
HealthKnowledgeandPracticesofSecondarySchoolStudents, Tanga, Tanzania. Internasional
JournalofDentistry, 11: 1-7.

Fallen, R., Dwi R. Budi.2010.Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas.Yogyakarta:Nuha Medika

Sumawinata, Narlan., Faruk, Safrida., 2009. Dasar-Dasar Karies Penyakit dan


Penanggulangannya. Jakarta : EGC.

Swarjana, I Ketut.2016.Keperawatan Kesehatan Komunitas.Yogyakarta:Andi

Kemenkes RI.(2016). Cara Mencegah Penyakit Gigi dan Mulut.Diakses pada

http://www.depkes.go.id/development/site/depkes/pdf.php?id=1-

16101000003

Notoatmodjo, S. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Yulianti , Rizka Puji. 2011. Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Kesehatan Gigi Dan
Mulut Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Di Sdn V Jaten Karanganyar. Diploma
thesis, Universitas MuhammadiyahSurakarta.

59
Lampiran 1

SOP SIKAT GIGI

Universitas Muhammadiyah Malang


Fakultas Ilmu Kesehatan
Program Studi D-3 & S-1 Keperawatan
Kampus II : JL. Bendungan Sutami No. 188-A Tlp. (0341) 551149 Fax.0341-
582060 Malang 65145 E-mail : fikes@umm.ac.idWebsite : fikes.umm.ac.id

StandarOperasionalProsedur (SOP)
ORAL HYGIENE

No No Revisi Halaman TanggalTerbit


Dokumen --- 23 September 2019
002
Disetujui oleh Mengetahui,
Kepala Departemen Komunitas Kepala Laboratorium

Anggraini Dwi Kurnia., S.Kep., Ns., MNS


NIP UMM 11413120523
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut
Pengertian
merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada
anak. Menyikat gigi adalah membersihkan sisa-
sisa makanan yang melekat pada gigi
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut
merupakan suatu proses pendidikan yang
timbul atas dasar kebutuhan kesehatan gigi dan
mulut yang bertujuan untuk menghasilkan
kesehatan gigi dan mulut yang baik dan
meningkatkan taraf hidup.
Untuk mencapai kesehatan gigi dan
mulut yang optimal, maka harus dilakukan
perawatan secara berkala. Perawatan dapat
dimulai dari memperhatikan diet makanan,
jangan terlalu banyak makanan yang
mengandung gula dan makanan yang lengket.
Pembersihan plak dan sisa makanan yang
60
tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan
caranya jangan sampai merusak struktur gigi
dan gusi. Pembersihan karang gigi dan
penambalan gigi yang berlubang oleh dokter
gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak
bisa dipertahankan lagi. Kunjungan berkala ke
dokter gigi hendaknya dilakukan teratur setiap
enam bulan sekali baik ada keluhan ataupun
tidak ada keluhan. Dengan perawatan yang
tepat pada gigi, maka akan dapat menghindari
berbagai masalah gigi dan gusi seperti gigi
berlubang dan karang gigi serta masalah bau
mulut.
Tujuan TujuanMenggosok Gigi :
1. Untukmenjagagigi tetap bersih.
2. Untuk menambah percaya diri karena memiliki gigi putih, bersih, dan
senyum yang sehat.
3. Untukmenghindaripenyakit gigi dan mulut.

Prosedur Persiapan Alat :


1. Air
2. Pasta Gigi
3. Gelas
4. Tisu/Saputangan

PersiapanPerawat:
1. Menuntunberdoamenurutkeyakinan
2. Mencucitangan

PersiapanPasien:
1. Memberitahutindakan yang akandilakukan
2. Memposisikanpasiensenyamanmungkin
3. Melengkapi informed consent

PersiapanLingkungan:
1. Ciptakanlingkungan yang tenangdanaman
2. Jaga privasidaripasien

PelaksanaanTindakan

1. Siapkan pasta gigipadasikatgigi


61
2. Berkumurlahdengan air yang sudahdisiapkan di gelas
3. Tempatkan sikat pada sudut 45° terhadap gusi.
4. Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
5. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.
6. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk
mengunyah.
7. Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan gerakan
atas ke bawah.
8. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.
9. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit.
10. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang
asam. Efek gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi.
11. Laluberkumurdengan air bersih yang sudahdisiapkan di gelas
12. Keringkanmulutdengantisuatausaputangan

Evaluasi EvaluasiTindakan :
1. Pasiendapatmempraktekancaramenyikatgigidenganbenar
2. Pasienmerasabersihdannyaman

Dokumentasi DokumentasiTindakan :
Padahari…..(tgl/jam) telahdilakukantindakanlatihanmencucitanganpada
An/Tn/Ny……. Usia…….olehperawat/terapis (namaterang&tandatangan)
1. Mencatatsemuatindakan yang
dilakukandanresponpasienselamatindakandankondisipasiensetelahtindakan
2. Catatdenganjelas, mudahdibaca, ditandatanganidisertainamajelas.

Referensi Pratiwi.2010. Gigi Sehat – Merawat Gigi Sehari- Hari. Kompas, Jakarta.
Departemen kesehatan RI (2010). Standart pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Di puskesmas Jakarta : Departemen kesehatan.
World HealthOrganization. 2012. Oral heath .http://www.who.int/mediacentre.
(diakses 22 September 2019)

62
Lampiran 2
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Tampak Depan TK AR-RIDLO

Tampak Depan Kelas

63
Ruangan Kelas

Ruangan Bermain Indoor

64
Tempat Bermain Outdoor

Ruang Berenang

65
Ruang Mandi

Ruang Bermain

66
Mini Kantin

Ruang UKS

67
Masjid

Toilet

68
Tangga Menuju Lantai 2

Handrub

69
Rak Penyimpanan Tas

Rak Penyimpanan Sandal

70
Pagar Pengaman Di Lantai 2

Area Mencuci Tanga/Berwudhu

71
Madding

Tmpat Sampah

72
Ruang Dapur

Gerbang Depan

73
Halaman Sekolah

Ruang Guru

74
Taman Sekolah

Ruang Kepala Sekolah

75
Lampiran 3

Lembar Partisipasi Kelompok

No. Nama NIM TTD

1. Muhammad Wahyu Samudra 201610420311001


2. Arlia Safitri 201610420311002
3. Tasya Aprilia 201610420311003
4. Sinta Dewi Permataningsih 201610420311004
5. Verdatus Solehah 201610420311005
6. Vina Husna Rahmawati 201610420311006
7. Oktika Khoirunnisa 201610420311007
8. Esthi Wahyu Priyaningdyah 201610420311008
9. Aprillyanti Izzah 201610420311009
10. Muhammad Mariadi Firdaus 201610420311010
11. Yunika Era Pratiwi 201610420311011
12. Aprillya Prihatine Fitria Usfah 201610420311012
13. Nur Fitri Firamadani 201610420311013
14. Alma Nedia Rahman 201610420311014
15. Achmad Rizki Putra Pratana 201610420311015
16. Muhammad Ilham Fadyllah 201610420311016
17. Sahruni Anugrah P. 201810420312071
18. Ridzka Ayu Liventia N. 201810420312073

Fasilitator Ketua

AnggrainiDwiKurnia, MNS Muhammad Mariadi Firdaus

76
7
7

Anda mungkin juga menyukai