BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia
serta berperan sebagai warga negara yang demokratis, bertanggung jawab, mandiri,
mutu pendidikan dan peningkatan daya saing sumber daya manusia Indonesia.1.
bahwa sekolah sebagai penyelenggara pendidikan, dapat berjalan dengan baik dan
sejahtera.2
1
Aminatul Zahroh, Total Quality Manajemen;Capaian Kualitas Melalui Kontrol Mutu
Sekolah, Jurnal Cendikia,Vol.9.Nomor, Surakarta, (2015), hal. 80.
2
Jhon K Meyer, “The Effect of Education as an Institutions”, American Journal of
Sosiology, Vol. 83 No. 1 (2015), hal. 55.
2
pemerintah juga telah menetapkan bahwa semua sekolah memiliki kedudukan yang
sama menjadi wadah bagi setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan yang
lepas dari sekolah bermutu.3 Berkaitan dengan kedua aspek inilah (pendidikan
dan sekolah bermutu), banyak pakar dalam literatur kajian perbaikan dan
yang kurang efektif.4 Lebih jauh kajian efektivitas sekolah menurut Creemers,
dimulai dari perbedaan yang terjadi pada outcome siswa di sekolah. Dalam
memperbaiki outcome siswa tersebut, setiap sekolah berupaya untuk menjadi lebih
efektif. Namun menjadi lebih efektif berarti memiliki karakteristik umum tertentu
3
Furqon, Evaluasi Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan, dalam Prociding Seminar
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Yogjakarta, (2012), hal. 665.
4
David Reynolds dan Charles Tedlie, An Introduction to School Effectiveness Research,
dalam David Reynolds dan Charles Tedlie, The International Handbook of School Effectiveness
Research, Taylor & Francis e-Library, New York, (2003), hal. 3
5
Bert P.M. Creemers, Toward Theory on Educational Effectiveness, makalah yang di
presentasikan pada The Annual Meeting of the International Congress for School Effectiveness and
Improvement, Norrkoping, Swedia, ERICS(1993), hal. 2.
3
begitu penting dalam kebijakan perbaikan pendidikan.6 Bahkan telah menjadi tema
sentral kajian manajemen pendidikan pada lebih dari tiga dekade yang lalu hingga
output, proses dan konteks sekolah dan kemudian bermuara pada keberhasilan
yang dikelola secara efektif semakin mendesak untuk diwujudkan. Kajian tersebut
lebih diarahkan pada upaya menciptakan sekolah efektif, karena jika sekolah-
sekolah yang ada dalam sistem pendidikan nasional memiliki efektivitas tinggi,
keaktifan orang tua serta kualitas guru di sekolah.10 Sejalan dengan itu, hasil kajian
Faizal Ghani juga menyebutkan pula bahwa diantara faktor sekolah efektif yang
6
Robert E Klitgaard dan George Hall, Are There Unusually Effective School ?, Rand
Corporation, California, (1973), hal. 3-4.
7
Farhat Saleem (dkk), Determinant of School Effectiveness, A Study at Punjab Level,
International Journal of Humanities and Socials Science, Vol. 2, No. 14, (2012), hal. 234
8 Louise Ann Stoll, Making School Matter; Linking School Effectiveness and School
Improvement in A Canadian School District, disertasi Doktor yang tidak dipublikasikan, Institute
of Education, University of London, London, (1992), hal. 13.
9 Syafaruddin dan Chandra Wijaya (ed), Peningkatan Kontribusi Manajemen Pendidikan,
Prosiding Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sumatera Utara,
2015, hal. 127.
10Jelena Teodorovic, Classroom and School Factors Relate to Student Achievement,
Journal SchoolEffetiveness and School Improvement, Vol. 22. No. 2, (2011), hal. 217.
4
sekolah, pemerintah Kabupaten Siak sebagai daerah bekas kerajaan Melayu Siak,
peningkatan pencapaian dan outcome siswa melalui program tahfiz Al-qur'an. Hal
ini berarti pemerintah kabupaten Siak menempatkan unsur agama dalam kriteria
efektivitas sekolah, sebagaimana juga telah berlaku pada sistem pendidikan Arab
Saudi yang menetapkan menghafal Al-qur'an dan tafsir adalah faktor kunci dalam
berlebihan bila sejak awal Pemerintah Kabupaten Siak telah mendorong berdirinya
sistem pembelajaran.
Langkah ini dapat difahami, sebab bila ditilik dari akar sejarahnya Siak Sri
baik pada tatanan nilai, norma maupun budaya.13 Akar geneologis sejarah
11
Muhammad Faizal A. Ghani , Developmentof Effective School Model for Malaysian
School, Midle-East Journal of Scientific Reseach, Vo;. 19, No. 10, (2014), hal. 1344-1345.
12
Saeed Musaid H Alzahrani, Linda Hammersley-Fletcher, Geof Bright, Identifying
Characteristicsof a Good School in British and Saudi Arabiaa Education System, Journal of
Education and Practices, Vol. 7 , No. 27, (2016), hal. 138
13
Wilaela, Sultanah Latifah School di Kerajaan Siak, Jurnal Sosial Budaya, Vol.11, No.1,
Januari - Juni 2014, hal.
5
penghafalan (taḥfīẓ), penguasaan isi (tadrīs), tafsir, telah tampil sebagai wajah
adalah mencetak para ḥāfiẓ (penghafal; jmk. ḥuffāẓ) yang rāsikh fī al-‘ilm (yang
lekat lagi mendalam ilmunya).15 Walapun Program ini bersifat tambahan (ekstra
kurikuler) serta dilaksanakan di luar jam belajar formal, namun kebijakan dan
sokongan yang serius dari pihak pemerintah dan sekolah telah menjadikannya salah
sekolah umum. Kenyataan ini ditunjukkan oleh data dari Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Siak pada tahun 2018 yang menyebutkan adanya 28 lembaga
pendidikan madrasah, pondok pesantren, sekolah umum dan rumah tahfiz yang
tersebut.17
14
Mariam Alawi Ahmed Alhashmi, “A Theory of Islamic Education for Primary and
Secondary Levels: Implications for Curriculum Development”, disertasi doktoral yang tidak
dipublikasikan, The British University Dubai (2016), hal. 44.
15
Abdul Hafiz bin Haji Abdullah dan Hasimah binti Haji Muda, Kaedah Hafazan Al-
Qur’an yang Sistematik dan Praktikal dalam Melahirkan Para Huffaz yang Rasikh, dalam Ahmad
Sunawari (eds.), Islam: Past, Present and Future, Department of Theology and Philosophy,
Faculty of Islamic Study, University Kebangsaan Malaysia, (2004), hal. 94.
16
Yudhi Fachrudin, Pembinaan Tahfizh Al-Qur'an di Pesantren Daarul Qur'an
Tangerang, Jurnal Kordinat, Vol.XVI, No.2 ,(2017), hal. 327-328.
17
Kantor Kementerian Agama Kab. Siak, Seksi Pendidikan Islam, Data Sekolah,
Madrasah dan Pondok Pesantren yang Melaksanakan Program Tahfdz Qur'an Tahun 2018.
6
Tabel. 1
Jumlah Lembaga Pendidikan yang Menerapkan Program Tahfiz al-Qur’an
Kabupaten Siak pada Tahun 2018
JML
N
LEMBAGA SD MI SMP MTS SMA MA JML SISWA/
O
SANTRI
1 Sekolah Umum 4 - 3 - 3 - 10 446
Madrasah dan
2 - 7 - 5 - 6 18 868
Ponpes
Jumlah 4 7 3 5 3 6 28 1.314
Sumber: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Siak tahun 2018.
menjadi perhatian yang serius. Seperti hasil kajian Abdul Hafiz (dkk) menemukan
bahwa disamping pertumbuhan lembaga tahfiz yang meningkat, banyak pula para
siswa yang gagal karena tidak mampu menuntaskan hafalanya. 18 Sejalan dengan
itu, pelaksanaan program tahfiz di Kabupaten Siak juga belum menunjukkan hasil
yang gemilang. Observasi awal yang penulis lakukan mendapati bahwa target
keseluruhan diikuti oleh 1.314 orang siswa, bervariasi antara satu sama lain, yaitu:
Dari hitungan jumlah siswa yang hafiz sesuai dengan target terendah pada
sekolah atau madrasah di akhir tahun 2018, dapat ditunjukkan oleh Tabel 2 di
bawah ini, diketahui bahwa siswa tingkat SD/MI yang hafiz 1-3 juz hanya
berjumlah 279 dari 512 orang siswa, siswa SMP/MTs sederajat yang hafiz 4-5 juz
18
Abdul Hafiz bin H. Abdullah (dkk), Sistem Pembelajaran dan Kaedah Hafazan Al-
Qur'an yang Effektif: Satu Kajian di Kuala Lumpur dan Terengganu, Pusat Pengajian Islam dan
Pembangunan Sosial, Universiti Teknologi Malaysia, Johor,(2005), hal. 3.
7
sebanyak 132 dari 456 orang siswa, dan siswa SMA/MA yang hafal 6 -10 juz
Tabel. 2
Pencapaian Hafalan al-Qur’an Siswa/Santri Lembaga Tahfiz al-Qur’an
Menurut Target dan Basis Pendidikan Kabupaten Siak Tahun 2018
SEKOLAH MADRA JML TOTAL
NO TARGET PONPES %
UMUM SAH HAFIZ SISWA
1 1-3 Juz 71 org 83 org 125 org 279 org 512 org 54%
2 4-5 Juz 52 org 41 org 39 org 132 org 456 org 28%
3 6-10 Juz 38 org 27 org 47 org 112 org 346 org 32%
Jumlah 175 160 223 548 1.314 42%
% 31,0% 29,0% 40,0% 100%- - -
Sumber : Data olahan hasil observasi penulis.
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa yang hafiz pada sekolah umum
lebih banyak (31%) dibandingkan dengan siswa madrasah (29%), sedangkan pada
pondok pesantren yang jumlah lembaganya lebih banyak dari sekolah umum dan
madrasah hanya sebesar 40%, suatu jumlah yang lebih banyak dari keduanya tetapi
42% dari target yang diharapkan. Implikasinya terdapat ruang yang masih dapat
madrasah/sekolah bercirikan tahfiz ini agar semua siswa dapat mencapai tujuan
yaitu menjadikan sekolah bercirikan tahfidz Al-qur'an sebagai sekolah efektiv atau
Sammons dan Bakkum, sekolah efektiv dapat memberikan tambahan nilai pada
mutu kelembagaan dari segi kompetensi lulusan yang lebih bernilai (adds extra
value) dari yang diperoleh oleh siswa pada sekolah lain yang setingkat.19 Karena
itulah, sesuai dengan Syafaruddin, "saat ini diperlukan sekolah-sekolah efektif yang
memiliki keunggulan",20 dan kajian tentang sekolah efektif di lembaga tahfiz ini
masa kini.
sekolah efektif pada sekolah umum dan madrasah yang melaksanakan program
apakah sumberdaya sekolah yang terdiri dari sarana sekolah, siswa, guru dan
kepemimpinan kepala sekolah telah memiliki kinerja yang efektif atau apakah
pengelolaan sekolah yang bercirikan tahfiz ini telah efektif atau kurang efektif,
melalui penemuan dari kajian tersebut akan dapat menunjukan berbagai faktor yang
pembelajaran, pengajaran dan pencapaian hasil ujian sekolah atau evaluasi hasil
belajar siswa.21
19
Pam Sammon dan Linda Bakkum, Effective School, Equity and Teacher Effectiveness; A
Review to the Literature, Jurnal Profesorado, Vol.15, No.3, (2011), hal. 11.
20
Syafaruddin, Op. Cit, hal. 130
21
Muhamad Faizal A. Ghani, (dkk), "Cabaran Keberkesanan Sekolah: Perspektif Sekolah
Kebangsaan Agama Berprestasi Tinggi", Jurnal Isu Dalam Pendidikan, Vol. 40, (2016), hal. 23
9
sekolah yang merupakan gabungan dari kualitas dan kuantitas sumberdaya sekolah
baik dan efektiv adalah sekolah yang berhasil membangun mutu kelembagaan yang
ditunjukan oleh pencapaian tujuan yaitu keberhasilan siswa.23 Kajian Tedlie, Kirby
sekolah efektif atau dapat menunjukan bentuk pengelolaan sekolah yang kurang
efektif.24
Sejalan dengan Tedlie (dkk) pada penelitian ini penulis ingin mengkaji
efektivitas sekolah yang melaksanakanya yaitu di SMP dan MTS berdasarkan teori
yang dibangun oleh Shahril Marzuki, karena dapat memberikan gambaran yang
sekolah efektif atau sekolah cemerlang yang dicadangkan oleh Shahril Marzuki
berdasarkan rumusan dari konsep Mortimore dan Edmonds, yang juga banyak
kajian ini sejalan dengan konsep sekolah cemerlang Shahril Marzuki, yaitu sekolah
Pengertian sekolah efektif ini juga sejalan Mortimore dan Stoll dengan
Sebagaimana Stoll dan Fink dan Townsend27, dalam mengukur efektivitas sekolah
dari Edmonds.29 Dengan mendasarkan diri pada hasil temuan kajian sekolah efektif
26 Shahril bin Marzuki, Pembentukan Kerangka Teori Sekolah Cemerlang, Jurnal Masalah
Pendidikan, Jilid. 27, hal. 24. Lihat juga, Muhammad Faizal A Ghani dan Shahril Hj.Marzuki,
Model Sekolah Berkesan: Satu Perubahan Berdasarkan Tuntutan Semasa, Jurnal Masalah
Pendidikan, Vol.31, No. 1, hal. 18
27 Tony Townsend, Goals for Effective School: The View from the Field, jurnal School
Context of National Secondary Schools From The Perceptions of Principals, Heads of Department
and Teachers in Kuala Lumpur, Malaysia, Disertasi Doktor, University of Leicester, (2008), hal.60.
Lihat juga Ronald Edmonds, “Effective School for the Urban Poor”, Educational Leadership
Journal, Vol. 37 No. 1 (1979), hal. 15-27.
11
Lebih lanjut Shahril berpendapat bahwa terdapat tiga faktor utama yang
dalam proses pengajaran dan pembejaran serta kesediaan siswa untuk belajar. Bila
tidak ada ketiga faktor ini dalam suatu sekolah, maka sekolah tersebut bukanlah
Sampai di sini ada dua gambaran besar yang perlu digarisbawahi. Pertama,
isu Program Tahfiz yang sejak 5 tahun penerapannya di Kabupaten Siak masih
Pendidikan Bercirikan Tahfiz Al-qur'an: Studi Kasus Pada SMP Sains Tahfiz
Islamic Center dan Madrasah Tsanawiyah Negeri I Siak Sri Indrapura, Kabupaten
Siak”.
B. PENEGASAN ISTILAH
dasar yang terkait dengan dan selalu digunakan dalam penelitian yang diajukan ini:
30
Shahril Charii bin Marzuki, Op. Cit ,hal.29
31
Shahril Charii bin Marzuki, Op. Cit ,hal.30.
32
Donovan F Downer, "Review of Reseach on Effective School", Mac Gill Journal of
Education, Vol. 26, No. 3, (1991), 324-325.
12
siswa dan guru sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan yang
baik atau unggul (excellent school), sekolah yang satu ini merupakan
organisasi sekolah.
C. PERMASALAHAN
1. Identifikasi Masalah
sekitar 88,5 % dari total keseluruhanya 417.000 jiwa34, pendidikan tahfidz Al-
qur'an di sekolah atau madrasah dapat dipandang sebagai pilihan yang baik
untuk membentuk karakter siswa menjadi insan yang beriman dan berakhlak
harus dilaksanakan sejak dini, dan sarana paling efektiv adalah melalui
33
Bustomi Ibrohim, “Keefektifan Organisasi dalam Pemberdayaan Sekolah”, Jurnal
Tsaqafah, IAIN Banten, Vol.5, (1430/2009), 124.
34 Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Siak, Kabupaten Siak Dalam Angka Tahun
oleh dua jenis lembaga yaitu sekolah umum dan madrasah pada semua
tingkatan. Ditingkat SMP dan MTs yang bercirikan tahfiz Al-qur'an, SMP Sains
Tahfiz Islamic Center dan Madrasah Tsanawiyah Negeri I Siak Sri Indrapura
dapat dijadikan contoh karena kedua sekolah ini telah menjadi pilihan
masyarakat. Setiap tahun kedua lembaga pendidikan ini selalu dipenuhi oleh
calon siswa yang mendaftar, namun tidak semua dapat diterima mengingat daya
sekolah ini merupakan sekolah efektif dan dapat memberikan pendidikan yang
baik bagi anak-anak mereka. Dan sejalan dengan gerak pembangunan dan
sekolah umum, walaupun masih belum berhasil, ternyata lebih unggul dari
pencapaian itu adalah melakukan kajian terhadap sekolah dan madrasah yang
bercirikan tahfiz Al-qur'an dengan mengambil contoh kasus di dua buah sekolah
yang paling populer di Kabupaten Siak, yaitu SMP Sain Tahfiz Islamic Center
Secara umum beberapa permasalahan yang dihadapi oleh dua sekolah ini
praktis.
adalah:
16
2. Batasan Masalah
faktor penentu dalam Sekolah Efektif, maka batasan permasalahan yang akan
1) Kepemimpinan sekolah;
2) Dukungan guru;
3. Rumusan Masalah
Program Tahfiz al-Qur’an di SMP Sains Tahfiz islamic Center dan MTs
Negeri I Siak ?
Islamic Center dan MTs Negeri I Siak yang bercirikan Program Tahfiz
al-Qur’an ?
36
Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Siak Tahun 2005-2025, Bab 3 Pasal 1.
17
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
Sain Tahfiz Islamic Center dan MTs Negeri I Siak dalam mengikuti
kabupaten Siak.
E. KEGUNAAN PENELITIAN
Pertama, dari segi teoretis, penelitian terhadap Sekolah Efektif dalam konteks
applied studies pada program studi Manajemen Pendidikan Islam, sehingga bisa
institusionsal pula penelitian yang diajukan ini merupakan langkah awal bagi
kelemahan sekolah dari segi pencapaian siswa, sehingga layak menjadi salah satu
alternatif dari ragam warna penelitian pada Program Studi Manajemen Pendidikan
18
sesuai dengan kondisi dan situasi geografis dan demografis kabupaten Siak,