REFLEKS
GOLONGAN W
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS FARMASI
2019/2020
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui paleosensibilitas dan neosensibilitas pada indera rasa kulit.
2. Memahami gerakan refleks yang merupakan hasil kerja sama rangka dan
otot pada sendi tertentu.
B. LANDASAN TEORI
Untuk dapat merasakan segala rangsangan yang ada pada kulit,
dibutuhkan adanya reseptor. Dalam kulit kita terdapat beberapa jenis reseptor
rasa. Mekanisme sensoris pada reseptor-reseptor tersebut dibagi menjadi dua
golongan, yaitu paleo-sensibilitas dan neo-sensibilitas. Golongan pertama,
yakni paleo-sensibilities, meliputi rasa-rasa primitif atau rasa-rasa vital, antara
lain rasa raba, rasa tekan, nyeri, dingin, dan panas. Syaraf-syaraf afferen dari
rasa-rasa ini bersinap dengan interneuron-interneuron yang bersinap lagi
dengan motor-motor neuron dari medulla spinalis dan juga dengan thalamus
dan cortex cerebri melalui traktusspinotalamicus. Indera somatik merupakan
mekanisme saraf yang mengumpulkan informasi sensoris dari tubuh. Indera
somatik dapat digolongkan menjadi tiga jenis fisiologis yaitu indera somatik
mekanoreseptif yang dirangsang oleh pemindahan mekanis sejumlah jaringan
tubuh, indera termoreseptor yang mendeteksi panas dan dingin, dan indera
nyeri yang digiatkan oleh faktor apa saja yang merusak jaringan.
Golongan kedua adalah gnostic atau neo-sensibilities yang meliputi rasa-
rasa yang sangat dideferensiasikan, seperti pengenalan letak rasa tekan,
diskriminasi rasa tekan, diskriminasi kekuatan rangsang, diskriminasi
kekasaran, serta diskriminasi ukuran dan bentuk. Saraf-saraf afferen dari rasa-
rasa ini menghantarkan impuls-impuls yang terutama dialirkan melalui traktus
dorsospinalis kedaerah sensoris di dalam cortex cerebri setelah diintegrasikan
seperlunya.
ALAT DAN BAHAN
Alat: Palu plastik / kayu, senter, kaca pembesar, pengggaris, kapas, pinset,
kertas, pensil, stempel, handuk, bola, kubus, limas segi empat, kertas gosok
(00,1,2,3), uang koin (Rp.50, Rp.100, Rp. 200, Rp. 500, Rp.1000), anak
timbangan (5, 10,50,100, 200 Gram), jangka, alat Hardy-Wolff, stopwatch.
Bahan: Orang percobaan (probandus), air es, air panas, air suhu kamar, alkohol,
balsam.
Rasa panas dan dingin tidak ditentukan oleh suhu suatu benda yang
sebenarnya, melainkan oleh kecepatan hilangnya panas atau mendapatkan panas
oleh kulit.
1c. Segera masukkan kedua telunjuk saudara ke dalam bak III : air dengan suhu ±
300 C. Catatlah perasaan yang anda alami!
2b. Basahilah punggung tangan itu dengan air dahulu, kemudian tiuplah seperti
percobaan tersebut di atas. Catatlah perasaan yang anda alami!
2c. Oleskan punggung tangan dengan alkohol dahulu kemudian tiuplah lagi. Rasa
yang bagaimanakah yang anda alami sekarang? Jelaskan!
Pada percobaan dengan alkohol pada kulit mula-mula timbul perasaan dingin
dahulu kemudian disusul dengan rasa panas. Jelaskan mengapa demikian!
Pada kondisi tangan dibasahi dengan alkohol, punggung tangan terasa
sangat dingin seperti diberi es ketika ditiup. Hal ini dikarenakan titik uap
alkohol sangat rendah. Artinya dibutuhkan hanya sedikit panas untuk
mengubah bentuk cair alkohol menjadi uap. Ketika alkohol diteteskan di
punggung tangan, panas tubuh sudah cukup untuk mengubah wujudnya.
Dengan demikian panas dari tubuh mengalir ke alkohol. Sewaktu aliran panas
dari tubuh terjadi, di saat itulah kulit terasa dingin.
Apakah rasa-rasa panas atau dingin itu dirasakan terus menerus? Jelaskan
mengapa demikian!
Rasa panas dan dingin tersebut tidak dirasakan terus menerus. Lama kelamaan,
suhu pada jari telunjuk dan punggung tangan yang panas dingin akan mengilang
karena sudah bercampur dengan suhu normal di sekitar.
Kesimpulan
Rasa panas dan dingin tidak ditentukan oleh suhu suatu benda yang
sebenarnya, melainkan oleh kecepatan memperoleh panas atau dingin dan
kecepatan hilangnya panas/dingin di kulit.
Daftar pustaka
https://docplayer.info/61950231-Laporan-praktikum-indera-rasa-kulit.html
Kuduk Panas = 8
Dingin = 6
Tekanan = 11
Kesimpulan
Probandus akan berekasi dengan cepat bila kulit terkena dingin dibandingkan
terkena panas, dan tekanan.
B. NEO-SENSIBILITAS
1. Tutuplah mata probandus tekanlah ujung pensil dengan kuat pada ujung
jarinya.
2. Mintalah probandus menunjukkan dengan ujung pensil tempat yang telah di
rangasang itu.
3. Tunjukan antara tittik jarak rangsangan dan titik dalam mm.
4. Ulangi langkah ini 1-3 kali dan tentukan jarak-jarak rata-ratanya.
5. Lakukan langkah ini 1-4 untuk daerah telapak tangan, lengan bawah, lengan
atas.
Tabel Pengamatan Lokalisasi Rasa Tekan
Pertanyaan dan Pembahasan
Apakah ada perbedaan antara titik tekan dan titik tunjuk? Jelaskan mengapa
demikian!
Pada percobaan kali ini dilakukan dengan cara menekan ujung pensil dengan
kuat pada ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, pipi dan kuduk.
Orang coba menunjukan dengan tepat letak bagian tubuh yang dirangsang
tersebut dan dilakukan 3 kali. Berdasarkan rerata pada hasil percobaan yang
telah kita lakukan bagian yang paling peka terhadap rasa tekan adalah pada
kuduk. Hal ini ditunjukan dengan hasil rerata pada daerah kuduk yang paling
kecil yaitu sebesar 3.63 mm.
B.II. Diskriminasi Rasa Tekan
1. Tutuplah mata probandus kemudian tekanlah tekanlah kedua ujung jangka secara
serentak (stimulan) pada ujung jari.
2. Ambilah mula-mula pada jarak ujung jangka yang kecil sehingga probandus belum
dapat membedakan 2 titik. Kemudian perbesarlah jarak ujung jangka setiap kali
2mm,sehingga tepat dapat dibedakan 2 titikoleh probandus. Catat jarak antara ujung
jangka tersebut (X).
3. Ulangi percobaan ini dengan jarak jangka yang besar dahulu, kemudian kecilkan
kembali setiap 2mm sampai ambang diskriminasi. Catat antara ujung jangka tersebut
(Y).
5. ulangi langka 1-4 tetapi sekarang dengan menekan kedua ujung jangka secara
berturut-turut (suksesif).
Pada percobaan yang dilakukan sesuai hukum Weber-Frechner. Saat orang coba
melakukan percobaan ini ia harus mengenali kenaikan berat bendapada kotak
penimbang. Saat awal orang coba belum dapat mengenali kenaikan beban yang ada
pada kotak penimbang, Namun setelah ditambahkan beberapa beban lagi, Orang coba
mulai mengerti penambahan beban yang diberikan pada kotak penimbangnya
1. Tutuplah mata orang percobaan dan letakkan tanganya diatas meja dengan
telapak tangannya keatas.
2. Letakkan kotak timbangan dengan beban 10 gr. Didalamnya pada ujung
ujung jarinya.
3. Tambahkan setiap kali ke dalam kotak timbangan suatu beban, sampai
orang percobaan dapat dengan tepat membedakan penambahan berat.
Catatlah berat beban yang dapat dirasakan tersebut.
4. Ulangi langkah 1-3 sebanyak 3 kali.
5. Lakukan langkah 1-4 unbeban yang dapat dirasakan tersebut.
6. Ulangi langkah 1-3 sebanyak 3 kali.untuk beban 20gr, 50gr dan 100gr,dan
200gr.
Tabel Pengamatan Diskriminasi Kekuatan Rangsangan
150
100
50
0
10 50 100 200
Sesuai , Karna menurut hukum tersebut didapatkan bahwa sebuah rangsang yang
didapatkan akan lebih rendah daripada stimulus yang diberikan sehingga beban akan
terasa lebih ringan dari beban asalnya.
ALAT BAHAN
Pembahasan
Berdasarkan percobaan, dapat dikatakan bahwa jari tangan, telapak tangan,
lengan bawah, dan kuduk memiliki keakuratan rasa yang berbeda. Hal ini dikatakan
karena jari tangan berhasil menebak 11 jawaban dengan benar, telapak tangan 10
jawaban benar, lengan bawah 9 jawaban benar dan kuduk 6 jawaban benar. Jari
tangan merupakan bagian tubuh yang paling akurat menebak kekasaran benda,
sedangkan kuduk merupakan bagian tubuh yang paling susah menebak kekasaran
benda.
Kesimpulan
Saraf sensoris yang bekerja pada tubuh manusia mempunyai sensibilitas
yang berbeda dan tergantung dari letak pemberian rangsangan tersebut.
Pengamatan Diskriminasi Ukuran
1. Tutuplah mata probandus dan letakkan koin di atas meja dengan telapak tangan ke
atas.
2. Tekanlah pada jari tangan pronadus uang koin dengan berbagai macam ukurn.
3. Mintalah probandus untuk menyebut jenis koin.
4. Catat hasilnya.
5. Lakukan 1-5 pada bagian telapak tangn, lengan bawah dan atas, kuduk.
Jenis dan
Jari Telapak Lengan
No diameter koin Kuduk
Tangan Tangan Bawah
(cm)
I II III I II III I II III I II III
1 Koin Rp. 50 S B B S B B B S S B S B
2 Koin Rp. 100 S S S B S B S S B S B B
3 Koin Rp. 200 B B B B B B B B S B B S
4 Koin Rp. 500 B B S B S B S B S S S B
1. Tutuplah mata probandus dan letakkan tanganya diatas meja dengan telapak
tangannya keatas.
2. Mintalah probandus untuk meraba benda percobaan dengan ujung jarinya.
3. Mintalah probandus untuk menyebutkan benda tersebut.(bola, balok,
kubus,limas)
4. Catat hasil pengamatan pada probandus, berikan tanda B bila jawaban
benar dan S bila jawaban salah.
5. Ulangi langkah 1-4 sebanyak tigakali.
6. Lakukan langkah 1-5 pada bagian telapak tangan lengan bawah dan kuduk.
Kesimpulan
Proses terjadinya gerak refleks ini tentunya diawali dengan adanya rangsangan,
kemudian rangsangan tersebut akan di teruskan ke otak atau sumsum tulang belakang
melalui neuron sensorik dengan kecepatan yang sangat tinggi kemudian menuju ke
efektor (luar tubuh) melalui neuron motorik sebagai tanggapan terhadap rangsangan
yang diperoleh. Serta diketahui bahwa pada 6 titik pengujian, umumnya probandus
memiliki gerak refleks pada daerah tersebut.
Normal 56
Pengalihan perhatian 58
Hiperemia 40
2.5 kesimpulan
Pada keadaan normal probandus dapat merasakan rasa nyeri pada saat 56 detik.
Berbeda dengan keadaan pengalihan perhatian, probandus sedikit lebih lama
merasakan nyeri pada tangan yang telah di beri tanda spidol hitam, karena ketika kita
sedang mengalihkan perhatian dengan cara kita tidak terlalu fokus pada titik yang
sedang di amati maka akan lebih lama rasa nyeri itu muncul dibanding dengan
keadaan normal saat ketika kita fokus pada bagian tangan yang diuji untuk merasakan
rasa nyeri.
DAFFTAR PUSTAKA
http://bandoqueen-blogspot.com/2012/05/pengujian-sistem-saraf-gerak-refleks.html
() http://Blog.uad.ac.id/priatiningsih/category/lengkung-refleks/
http://bandoqueen-blogspot.com/2012/05/pengujian-sistem-saraf-gerak-refleks.html
() http://Blog.uad.ac.id/priatiningsih/category/lengkung-refleks/