Anda di halaman 1dari 7

Molekul, Vol. 10. No. 2.

November 2015: 97 - 103

PENENTUAN UREA DALAM SERUM DARAH DENGAN


BIOSENSOR KONDUKTOMETRI Screen Printed Carbon Electrode (SPCE) –
NATA DE COCO

DETERMINATION OF UREA IN BLOOD SERUM BY


CONDUCTOMETRIC BIOSENSOR Screen Printed Carbon Electrode (SPCE) –
NATA DE COCO

Sendy Kurniawan, Dian Nur Fajariati, Helmi Auliyah Istiqomah, Oki Mandalia
Antasari, Ani Mulyasuryani1
Program Studi Kimia FMIPA Universitas Brawijaya
email: 1mulyasuryani@ub.ac.id

ABSTRAK
Urea merupakan hasil samping degradasi protein pada serum normal berkisar 10,7 sampai
42,8 mg/dL. Biosensor konduktometri untuk penentuan urea dalam serum darah didasarkan
pada reaksi hidrolisis urea oleh urease menghasilkan amonia (NH3) dan karbon dioksida
(CO2) yang terionisasi dalam air. Pada penelitian ini, kondisi optimum dari massa urease,
ketebalan membran nata de coco, dan pH larutan urea dipelajari untuk menentukan kinerja
biosensor ketika biosensor diaplikasikan untuk sampel serum darah. Biosensor ini dibuat
dari SPCE (Screen Printed Carbon Electrode) yang dilapisi nata de coco teramobil urease.
Pengamatan kinerja biosensor dilakukan pada pH (6; 7; 8; 9), massa urease (0,1; 0,5 ; 1,0;
dan 1,5 µg), dan ketebalan membran (5; 10; 15 µm) pada kisaran konsentrasi urea yang 0
hingga 5 ppm dalam buffer fosfat 0,01 M pH 8 dan luas SPCE 5 mm2. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kinerja optimum dihasilkan pada massa enzim 1 µg; ketebalan
membran 5 µm; dan pH larutan 8, dengan kepekaan 14,8 µS/ppm, batas deteksi 0,035 ppm,
dan kisaran konsentrasi urea 0,035 ppm hingga 0,4 ppm. Biosensor ini memiliki akurasi 73
– 87% saat diaplikasikan dalam sampel serum darah.
Kata Kunci: Biosensor konduktometri, Membran nata de coco, Urea dalam darah,.

ABSTRACT
Urea is byproduct of protein degradation in normal serum about 10.7 – 42.8 mg/dL.
Conductometric biosensor for determination urea in blood serum based on hydrolysis
reaction of urea by urease produce ammonia (NH3) and carbon dioxide (CO2) which will
be ionized in water. The research, optimum condition of urease mass, nata de coco
membrane thickness, and pH urea solution were studied for determination performance of
biosensor while the biosensor was applied for blood serum sample. The biosensor was
made from Screen Printed Carbon Electrode (SPCE) which coated nata de coco
immobilized urease. Accordingly, various pH (6; 7; 8; 9), urease mass (0.1; 0.5; 1,0; 1.5
µg), and membran thickness (5; 10; 15 µm) was studied in detail with range
concentrations of urea solution were 0 to 5 ppm in phophate buffer 0.01 M pH 8 and SPCE
area 5 mm2. The result showed that the optimum performance in 1 µg urease mass, 5 µm
membrane thickness, and pH solution was 8, whereas the sensitivity was 14.8 µS/ppm,
detection limit was 0.035 ppm, and range concentrations of urea were 0.035 to 0.400 ppm.
The biosensor have 73 to 87 % accuration.when be applied in blood serum sample.
Keyword: Conductometric biosensor, Nata de coco membrane, Urea in blood.

97
Penentuan Urea dalam Serum Darah dengan Biosensor… (Sendy Kurniawan, dkk)

PENDAHULUAN sampel serum darah, yaitu biosensor urea


Urea merupakan hasil samping konduktometri.
degradasi protein dan komponen utama Pada penelitian ini dilakukan inovasi
nitrogen dari urin yang diproduksi di hati pembuatan biosensor konduktometri untuk
dan disaring oleh ginjal (Mei, et al., 2006; mendeteksi urea dalam darah
Chirizzi and Malitesta, 2011). Peningkatan menggunakan SPCE (Screen Printed
kadar urea dalam darah (uremia) Carbon Elektrode) dan membran nata de
merupakan gejala penyakit gagal ginjal. coco. Biosensor urea didasarkan reaksi
Konsentrasi BUN serum normal berkisar 5 hidrolisis urea oleh urease menghasilkan
sampai 20 mg/dL atau 10,7 sampai 42,8 ion hidronium, ion hidroksil, ion hidrogen
mg/dL urea (Sacher dan McPherson, karbonat, dan ion amonium yang dapat
2004). Hasil riset menteri kesehatan tahun mengubah daya hantar dalam larutan.
2013 terhadap responden umur ≥ 15 tahun, Reaksi enzimatis urea oleh urease sebagai
penyakit gagal ginjal merupakan salah satu berikut (Mulyasuryani, et al., 2010;
penyakit kronis di Indonesia, sehingga Marchenko, et al., 2015):
perlu dilakukan beberapa tindakan
preventif, diawali dengan mengetahui (NH ) CO + H O ⎯⎯⎯ 2NH + CO
kadar urea dalam darah.
+ ⇄ +
Metode standar yang digunakan
untuk pengukuran kadar urea dalam darah + ⇄ +
yaitu metode spektrofotometri. Metode ini Kinerja biosensor ureadipengaruhi
dapat digunakan untuk mengukur oleh jumlah enzim yang digunakan,
konsentrasi urea dalam kisaran normal dan ketebalan membran, dan pH. Menurut
memiliki batas deteksi 10-2 ppm (Janata, 2009), hasil hidrolisis amonia pada
(Nazaruddin, 2007). Namun kelemahan pH ≥ 9 menghasilkan ion amonium,
metode ini adalah membutuhkan jumlah hidrolisis karbondioksida pada pH ≥ 11
sampel yang cukup banyak dan tidak dapat menghasilkan ion bikarbonat dan ion
digunakan secara luas karena hidronium. Oleh karena itu, pH
pengoperasian alat tersebut membutuhkan berpengaruh dalam pengukuran daya
keahlian khusus. Oleh sebab itu diperlukan hantar larutan karena jumlah ion-ion hasil
metode analisis yang lebih cepat dan hidrolisis urea berbanding lurus dengan
akurat untuk menganalisis kadar urea daya hantar larutan.
dalam darah, yaitu dengan biosensor.
Menurut Eggins (2002) reaksi
Biosensor urea yang telah enzimatis berdasarkan persamaan
dikembangkan saat ini adalah biosensor Michaelis-Menten menyatakan bahwa
potensiometri berdasarkan amobilisasi jumlah enzim berbanding lurus dengan
enzim (Nazaruddin, 2007; Chirizzi and laju reaksi. Pada penelitian ini, enzim yang
Malitesta, 2011; Marchenko, et al., 2015; digunakan diamobilkan dalam membran
Mulyasuryani and Srihardiastutie, 2011). sehingga peningkatan massa enzim
Dari hasil penelitian tersebut, diketahui teramobil dalam membran berbanding
biosensor urea potensiometri memiliki lurus dengan peningkatan laju reaksi
waktu respon yang cepat, namun memiliki enzimatis. Karakteristik enzim sesuai
kepekaan rendah karena membutuhkan Michaelis-Menten memiliki harga KM dan
elektroda selektif ion spesifik. Berdasarkan Vmaks. KM menyatakan konsentrasi substrat
metode tersebut perlu dilakukan saat enzim mencapai setengah kecepatan
pengembangan biosensor urea untuk maksimum) dan Vmaks merupakan
meningkatkan kepekaan biosensor dengan kecepatan reaksi maksimum untuk
metode baru yang dapat diaplikasikan pada

98
Molekul, Vol. 10. No. 2. November 2015: 97 - 103

menghasilkan produk optimal sesuai Preparasi Nata de Coco


persamaan berikut (Gajera, et al, 2008): Nata de coco dinetralkan hingga pH
[ ] 7. Setelah itu, nata de coco diblender,
V= [ ] disaring dan diperas. Hasil perasan
Pada konsentrasi urea tetap,dan ditimbang 0,1 gram dan dimasukkan ke
waktu tetap, jumlah urease yang digunakan dalam tabung eppendorf. Selanjutnya
mempengaruhi potensial urea yang terukur ditambahkan buffer fosfat 0,2 M pH 8 dan
(Kuralay, et al., 2005). Urease yang urease dengan volume total sebanyak 100
diamobilkan dalam nata de coco µL, divortex, dan dilapiskan ke SPCE.
berbanding lurus dengan ketebalan Pembuatan dan Pengukuran Kinerja
membran. Namun peningkatan ketebalan Biosensor
membran dapat menurunkan kecepatan
difusi ion hasil hidrolisis ke permukaan Screen Printed Carbon Electrode
elektroda dalam sehingga menyebabkan (SPCE) diberikan batas menggunakan
membutuhkan waktu lebih lama untuk selotip dengan ukuran lebar 1 mm dan
terdeteksi oleh konduktometer panjang 5 mm. Kemudian masing-masing
(Mulyasuryani, et al., 2010). Oleh karena elektroda dilapisi dengan membran nata de
itu pada penelitian ini dipelajari pengaruh coco hasil vortex untuk dilakukan
pH, massa urease, dan ketebalan membran pengukuran daya hantar urea pada
untuk menghasilkan kinerja biosensor pengaruh ketebalan membran, massa
konduktometri maksimum dalam enzim, dan pH.
menganalisis kadar urea dalam darah. Pengukuran dilakukan dengan
mencelupkan elektroda ke dalam 300 µL
METODE PENELITIAN larutan urea. Elektroda dengan enzim dan
Alat membran sebagai elektroda kerja
dihubungkan ke kutub negatif, sedangkan
Peralatan yang digunakan pada elektroda pembanding menggunakan SPCE
penelitian ini di antaranya: alat-alat gelas tanpa enzim dan membran dihubungkan ke
yang ada di laboratorium, pipet mikro kutub positif. Pengukuran dilakukan pada
Biohit proline (0,5-10µL) dan (20-200 µL), massa urease yang ditambahkan 0,1; 0,5 ; 1
microplate, tabung eppendorf, tabung ; dan 1,5 µg, ketebalan membran 5 µm; 10
vacutainer, pH meter senz-pH, blender µm; dan 15 µm, dan larutan urea pH 6; 7;
(Miyako), Screen Printed Carbon 8; dan 9. Masing-masing pengukuran
Electrode (SPCE), vortex, konduktometer. dilakukan sebanyak 2 kali ulangan.
Bahan Karakterisasi
Nata de coco, larutan NaOH 1 M dari Berdasarkan cara kerja 4,
NaOH (p.a), larutan buffer fosfat 0,2 M pH dihasilkan kondisi optimum dari biosensor,
8 dari KH2PO4 (merck) dan K2HPO4 sehingga kondisi optimum tersebut
(merck), larutan buffer fosfat 0,01 M pH 6; dilakukan karakterisasi dengan membuat
7; 8; dan 9 dari KH2PO4 (merck) dan elektroda baru untuk mengetahui kinerja
K2HPO4 (merck), urease hasil isolasi dari biosensor terbaik. Elektroda dibuat dengan
Schizosaccaromyces pombe (UGM PAU ketebalan membran 5 µm, massa urease 1
Pangan & Gizi) dengan kadar protein µg, dan pengukuran larutan urea dilakukan
82,267 ppm dan aktivitas spesifik 0,25 pada pH 8 dengan konsentrasi 0; 0,2; 0,4;
unit/mL, urea,sampel serum darah (Griya 0,6; 0,8; dan 1 ppm dengan volume
Melati Diagnostik Malang), dan masing-masing 300 µL. Data yang
aquademin (Hydrobat) diperoleh, dibuat kurva hubungan
konsentrasi urea dengan daya hantar untuk

99
Penentuan Urea dalam Serum Darah dengan Biosensor… (Sendy Kurniawan, dkk)

mengetahui kepekaan dan batas deteksi kecepatan maksimum, massa enzim dan
dari biosensor yang telah dibuat. substrat ditingkatkan, maka kecepatan
enzim menjadi konstan, sehingga kepekaan
Analisis sampel serum darah
menjadi menurun. Selain itu, terdapat
Sampel serum darah yang diperoleh kemungkinan terjadi kelebihan enzim
dari laboratorium klinik (konsentrasi urea menyebabkan difusi hasil reaksi hidrolisis
telah diketahui), dipipet 10 µL, urea menuju elektroda menjadi terhambat,
dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, sehingga menurunkan kepekaan biosensor.
ditambahkan larutan urea 5 ppm dengan
Pada massa urease 0,1 µg dan 0,5 µg
variasi volume 0; 0,4; 0,8; dan 1,2 mL,
kepekaan biosensor menghasilkan nilai
kemudian diencerkan dengan buffer fosfat
yang rendah pada tiga kali ulangan yaitu
pH 8, 0,01 M hingga tanda batas, dan
jumlah enzim 0,1 µg memiliki kepekaan
dikocoh hingga homogen. Hasil
2,5 µS/ppm dan pada 0,5 µg memiliki
pengukuran menggunakan biosensor
kepekaan 2 µS/ppm. Hal ini disebabkan
dibandingkan dengan hasil pengukuran
pada massa urease 0,1 µg dan 0,5 µg
laboratorium klinik.
menggunakan kondisi yang belum
HASIL DAN PEMBAHASAN optimum.
Pengaruh Massa Urease Pengaruh pH
Pengukuran pengaruh massa urease Berdasarkan Tabel 2, pH optimum
dilakukan sebanyak tiga kali ulangan pada diperoleh pada pH 8 ditunjukkan dengan
massa urease 0,1 µg; 0,5 µg; 1,0 µg; dan kepekaan paling tinggi.. Nilai kepekaan
1,5 µg. Hasil pengukuran ditunjukkan dihasilkan dari nilai kemiringan (a) kurva
dalam Tabel 1. hubungan konsentrasi urea dengan daya
Tabel 1. Pengaruh massa urease terhadap hantar, sehingga diperoleh persamaan garis
kinerja biosensor pada kisaran hubungan daya hantar dengan konsentrasi
konsentrasi urea 0 hingga 1 ppm urea G= aC+b.

Kepekaan Tabel 2. Pengaruh pH larutan urea


Massa urease (µg) terhadap kinerja biosensor
(µS/ppm)
0,1 2,5 pada kisaran konsentrasi urea
0,5 2,0 0 hingga 1 ppm
1,0 6,0 Kepekaan
pH larutan
1,5 1,5 (µS/ppm)
6 8,3
Hasil pengukuran pengaruh massa 7 2,5
urease ditunjukkan Tabel 1. dihasilkan 8 17,2
massa urease optimum pada 1 µg dengan 9 0,8
kepekaan 6 µS/ppm. Menurut Michaelis-
Menten, peningkatan jumlah enzim Biosensor dipengaruhi oleh pH,
berbanding lurus dengan kecepatan reaksi karena aktivitas urease dan laju reaksi
sehingga meningkatkan kepekaan hidrolisis urea dipengaruhi oleh pH. Maka
biosensor. pH berpengaruh terhadap jumlah ion hasil
hidrolisis. Pada kondisi pH optimum (pH
Pada massa urease 1,5 µg mengalami 8) memiliki kepekaan yang tinggi. Hal ini
penurunan kepekaan menjadi 1,5 µS/ppm. disebabkan urease bekerja maksimal
Hal ini disebabkan kecepatan reaksi enzim sehingga urea dapat terhidrolisis sempurna
dipengaruhi oleh konsentrasi substrat dan menjadi ion-ion dan pada saat konsentrasi
jumlah enzim. Sesuai Michaelis-Menten urea bertambah, daya hantar larutan juga
terdapat kondisi saat enzim mencapai bertambah.

100
Molekul, Vol. 10. No. 2. November 2015: 97 - 103

Hasil kepekaan yang tidak sama Karakterisasi


dalam berbagai pH larutan dikarenakan Berdasarkan Tabel 4, biosensor
laju reaksi enzimatis bekerja spesifik pada konduktometri urea yang telah dibuat
pH yang sesuai, sehingga jumlah ion-ion memiliki kisaran konsentrasi urea linier
hasil hidrolisis urea yang terukur juga pada 0 hingga 0,4 ppm. Hal ini ditunjukkan
berbeda-beda. Maka menghasilkan pada Tabel 4, peningkatan daya hantar urea
kepekaan yang berbeda-beda pada setiap terjadi pada 0 hingga 0,4 ppm.
pH.
Tabel 4. Daya hantar urea hasil
Pengaruh ketebalan membran karakterisasi menggunakan
Pengaruh ketebalan membran pada kondisi optimum biosensor
pembuatan biosensor dipelajari pada
ketebalan 5 µm, 10 µm, dan 15 µm. Hasil Konsentrasi Daya Hantar
pengukuran ditunjukkan Tabel 3. Urea (ppm) (µS)
0,0 248,89
Tabel 3. Pengaruh ketebalan membran
0,1 250,69
terhadap kinerja biosensor pada 0,2 251,65
kisaran konsentrasi urea 0 0,3 254,11
hingga 1 ppm 0,4 254,58
Ketebalan Kepekaan 0,5 253,71
Membran (µm) (µS/ppm) 0,6 247,08
5 0,7 0,7 247,57
10 0,7 0,8 247,42
15 -2,7 0,9 246,12
1,0 247,26
Hasil pengukuran pengaruh
ketebalan membran dihasilkan optimum Pada konsentrasi urea 0,5 ppm
pada 5 µm. Namun pada ketebalan 10 µm hingga 1 ppm telah mencapai kondisi
memiliki nilai kepekaan yang sama besar, jenuh, sehingga laju reaksi enzimatis
tetapi konsistensi nilai daya hantar yang konstan dan tidak berbanding lurus dengan
dihasilkan lebih rendah daripada ketebalan konsentrasi urea. Selain itu, dimungkinkan
5 µm. Hal ini disebabkan membran urease telah lepas dari media amobilisasi,
merupakan jalur difusi ion-ion hasil sehingga menyebabkan tidak terjadi
hidrolisis urea ke permukaan elektroda perubahan daya hantar pada konsentrasi
dalam untuk terdeteksi oleh urea 0,5 hingga 1 ppm.
konduktometer, sehingga tebal membran Pengukuran sampel nyata dengan
berbanding terbalik dengan laju difusi ion. kisaran konsentrasi 5 hingga 20 mg/dL
Oleh sebab itu, peningkatan tebal membran atau 50 hingga 200 ppm dilakukan
hingga 15 µm membuat difusi ion-ion pengenceran sebanyak 1000 kali. Untuk
hasil hidrolisis urea menuju permukaan batas pemakaian biosensor adalah 5 kali
elektroda dalam semakin lambat sehingga pemakaian. Hal ini dapat dilihat pada
kepekaan biosensor semakin rendah. Tabel 4, konsentrasi urea 0 hingga 0,4
Berdasarkan hasil penelitian dan ppm daya hantar yang dihasilkan
uraian di atas, maka dihasilkan massa meningkat sedangkan 0,5 hingga 1 ppm
urease optimum adalah 1 µg, pH larutan menurun.
urea 8, ketebalan membran 5 µm pada Berdasarkan Tabel 4, maka
kisaran konsentrasi urea 0 hingga 1 ppm diperoleh persamaan matematis hubungan
untuk luas SPCE 5 mm2, sehingga daya hantar dengan konsentrasi urea
dilakukan karakterisasi. G=14,8C + 249. Berdasarkan persamaan
tersebut dihasilkan kinerja biosensor yaitu

101
Penentuan Urea dalam Serum Darah dengan Biosensor… (Sendy Kurniawan, dkk)

kepekaan 14,8 µS/ppm dan batas deteksi DAFTAR PUSTAKA


0,035 ppm. Chirizzi, D., and C. Malitesta, 2011,
Penentuan urea dalam sampel serum Potentiometric Urea Biosensor
darah Based on Urease Immobilized by
an Electrosynthesized Poly(o-
Hasil pengukuran sampel serum
phenylenediamine) Film with
darah dengan biosensor konduktometri
Buffering Capability, Sensors and
Screen Printed Carbon Electrode (SPCE)
Actuators B: Chemical, 157:211-
– Nata de coco memiliki akurasi 73 hingga
215.
87 %. Persen akurasi tersebut diperoleh
Eggins, B. R., (2002). Chemical Sensor
dari perbandingan konsentrasi urea yang
and Biosensors, John Wiley &
dihasilkan dari pengukuran menggunakan
Sons, Chichester.
biosensor dengan hasil laboratorium klinik.
Florinel, G B, (2012). Chemical Sensors
Hasil akurasi ini menunjukkan bahwa
and Biosensors, John Wiley &
biosensor urea konduktometri berbasis
Sons, Ltd, United Kingdom.
SPCE – Nata de Coco dapat digunakan
Gajera, H. P., S. V. Patel, B. A. Golakiya.
sebagai alternatif untuk penentuan urea
(2008). Fundamentals of
dalam darah.
Biochemistry A Textbook,
KESIMPULAN International Book Distributing
CO, India.
Kondisi optimum pembuatan Janata, J., (2009). Principles of Chemical
biosensor konduktometri urea dalam Sensors, Second Edition, Springer
sampel serum darah berbasis SPCE – Nata Science, New York.
de Coco pada massa urease 1µg; ketebalan Kuralay, F., H. Ozyoruk, dan A. Yildiz,
membran 0,5 µm; pH larutan uji 8. Pada 2005, Potentimetric Enzyme
kondisi tersebut, kinerja biosensor Electrode for Urea Determination
ditunjukkan kepekaan 14,81 µS/ppm, batas Using Immobilized Urease in
deteksi 0,035 ppm, dan kisaran konsentrasi Poly(vinylferrocenium) Film,
urea linier 0,035 hingga 0,4 ppm. Sensors and Actuators, B 109, 194-
Biosensor ini diaplikasikan dalam 199.
penentuan urea dalam sampel serum darah Marchenko, S. V., I. S. Kucherenko, A. N.
memiliki akurasi 73 hingga 87%. Dengan Hereshko, I. V. Panasiuk, O. O.
demikian biosensor ini dapat digunakan Soldatkin, A. V. El’skaya, and A.
sebagai alternatif penentuan urea dalam P. Soldatkin, 2015, Application of
sampel serum darah dan mengurangi Potentiometric Biosensor Based on
ketergantungan Indonesia dengan produk Recombinant Urease for Urea
luar negeri, Determination in Blood Serum and
Hemodialyzate, Sensors and
UCAPAN TERIMAKASIH Actuators B: Chemical, 207:981-
Terima kasih kepada DIKTI yang 986.
telah memberikan dana hibah untuk Mei, K. S., L. Y. Heng, and M. Ahmad,
penelitian dalam program PKM-P tahun 2006. Pemegunan Enzim Urease
2015 dan kepada dosen pembimbing yang dalam Bahan Hidrogel Metakrilat
telah memberikan berbagai saran serta untuk Menghasilkan Membran
motivasi untuk keberhasilan penelitian ini Biosensor Urea, Jurnal Teknologi,
45:53-66.
Mulyasuryani, A., A. Roosdiana, and A.
Srihardyastutie, 2010, The
Potentiometric Urea Biosensor

102
Molekul, Vol. 10. No. 2. November 2015: 97 - 103

using Chitosan Membrane, Indo. J. Matriks Immobilisasi, Jurnal


Chem., vol. 10, no. 2, pp 162-166. Rekayasa Kimia dan Lingkungan,
Mulyasuryani, A., and A. Srihardiastutie, vol. 6, no. 1, pp. 41-44.
2011, Conductimetric Biosensor for Sacher, R. A. dan R. A. McPherson,
the Detection of Uric Acid by (2004). Tinjauan Klinis Hasil
Immobilization Uricase on Nata de Pemeriksaan Laboratorium, Edisi
Coco Membrane-Pt Electrode, 11, (Diterjemahkan oleh: dr. Brahm
Analytical Chemistry Insight, pp. U. Pendit dan dr. Dewi Wulandari),
47-51. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Nazaruddin, 2007, Biosensor Urea
Berbasis Biopolimer Khitin sebagai

103

Anda mungkin juga menyukai