Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KONTRUKSI BANGUNAN SIPIL

MENENTUKAN JENIS – JENIS JEMBATAN


Dosen Pengajar: Dr. Ir. Fauzri Fahimuddin, M. Eng

Disusun Oleh :

NAMA : Muhammad Ikhsan


NIM : 1117020009
KELAS : 2 KONSTRUKSI SIPIL 3

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2019
A. Latar Belakang
Jembatan merupakan penghubung antara satu wilayah dengan yang lainnya, di rancang
dengan berbagai jenis dan material demi menunjang sarana dan prasarana yang memadai serta
efisien. Pengertian Jembatan itu sendiri adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk
meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya
jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Jembatan yang merupakan bagian dari jalan,
sangat diperlukan dalam sistem jaringan transportasi darat yang akan menunjang pembangunan
pada daerah tersebut. Perencanaan pembangunan jembatan harus diperhatikan seefektif dan
seefisien mungkin, sehingga pembangunan jembatan dapat memenuhi keamanan dan
kenyamanan bagi para pengguna jembatan.

B. Jenis-Jenis Jembatan
1. Jembatan Berdasarkan Fungsinya
a. Jembatan Jalan Raya (Highway Bridge)
Jembatan yang direncanakan untuk memikul beban lalu lintas kendaraan baik
kendaraan berat maupun ringan. Jembatan jalan raya ini menghubungkan antara jalan
satu ke jalan lainnya. Jembatan ini juga merupakan bagian dari infrastruktur
transportasi darat yang sangat vital dalam aliran perjalanan (traffic flows). Jembatan
sering menjadi komponen kritis dari suatu ruas jalan, karena sebagai penentu beban
maksimum kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut.

Gambar 1. 1 Jembatan Kelok Sembilan, Sumatera Barat


b. Jembatan Penyebrangan
jembatan yang digunakan untuk penyeberangan jalan. Fungsi dari jembatan ini
yaitu untuk memberikan ketertiban pada jalan yang dilewati jembatan penyeberangan
tersebut dan memberikan keamanan serta mengurangi faktor kecelakaan bagi
penyeberang jalan.

Gambar 1. 2 Jembatan Penyebrangan, Sudirman, Jakarta Pusat

c. Jembatan Kereta Api (Railway Bridge)


Jembatan yang dirancang khusus untuk dapat dilintasi kereta api. Perencanaan
jembatan ini dari jalan rel kereta api, ruang bebas jembatan, hingga beban yang
diterima oleh jembatan disesuaikan dengan kereta api yang melewati jembatan
tersebut.

Gambar 1. 3 Jembatan Terpanjang di Indonesia, Cikubang


2. Jembatan Berdasarkan Materialnya
a. Jembatan Kayu
Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana yang mempunyai panjang relatif
pendek dengan beban yang diterima relatif ringan. Meskipun pembuatannya
menggunakan bahan utama kayu, struktur dalam perencanaan atau pembuatannya
harus memperhatikan dan mempertimbangkan ilmu gaya (mekanika).

Gambar 2. 1 Jembatan Kayu Kecamatan Tabona

b. Jembatan Pasangan Batu


Jembatan pasangan batu dan bata merupakan jembatan yang konstruksi
utamanya terbuat dari batu dan bata. Untuk membuat jembatan dengan batu dan
bata umumnya konstruksi jembatan harus dibuat melengkung. Seiring
perkembangan zaman jembatan ini sudah tidak digunakan lagi.

Gambar 2. 2 Jembatan Talang Bululawang


c. Jembatan Beton
Jembatan dengan beton bertulang pada umumnya hanya digunakan untuk
bentang jembatan yang pendek. Untuk bentang yang panjang seiring dengan
perkembangan zaman ditemukan beton prategang. Dengan beton prategang bentang
jembatan yang panjang dapat dibuat dengan mudah.

Gambar 2. 3 Jembatan Panus

d. Jembatan Baja
Jembatan baja pada umumnya digunakan untuk jembatan dengan bentang yang
panjang dengan beban yang diterima cukup besar. Seperti halnya beton prategang,
penggunaan jembatan baja banyak digunakan dan bentuknya lebih bervariasi,
karena dengan jembatan baja bentang yang panjang biayanya lebih ekonomis.

Gambar 2. 4 Jembatan Juanda, Depok


3. Jembatan Berdasarkan Strukturnya
a. Beam Bridge
Jembatan alang adalah struktur jembatan yang sangat sederhana dimana
jembatan hanya berupa balok horizontal yang disangga oleh tiang penopang pada
kedua pangkalnya. Asal usul struktur jembatan alang berawal dari jembatan balok
kayu sederhana yang di pakai untuk menyeberangi sungai. Di zaman modern,
jembatan alang terbuat dari balok baja yang lebih kokoh. Panjang sebuah balok pada
jembatan alang biasanya tidak melebihi 250 kaki (76 m). Karena, semakin panjang
balok jembatan, maka akan semakin lemah kekuatan dari jembatan ini. Oleh karena
itu, struktur jembatan ini sudah jarang digunakan sekarang kecuali untuk jarak yang
dekat saja.

Gambar 3. 1 Jembatan Ponchatrain, Causeway

b. Arch Bridge
Jembatan lengkung memiliki dinding tumpuan pada setiap ujungnya. Jembatan
lengkung yang paling awal diketahui dibangun oleh masyarakat Yunani, contohnya
adalah Jembatan Arkadiko. Beban dari jembatan akan mendorong dinding tumpuan
pada kedua sisinya.
Gambar 3. 2 Jembatan Teluk Palu

c. Suspension Bridge
Jembatan gantung adalah jembatan yang berfungsi sebagai pemikul langsung
beban lalu lintas yang melewati jembatan tersebut, terdiri dari lantai jembatan,
gelagar pengaku, batang penggantung, kabel pemikul dan pagar pengaman.Seluruh
beban lalu lintas dan gaya-gaya yang bekerja dipikul oleh sepasang kabel pemikul
yang menumpu di atas 2 pasang menara dan 2 pasang blok angkur.(Surat Edaran
Menteri PU, 2010)

Gambar 3. 3 Jembatan Gantung Sukabumi

d. Cable Stayed Bridge


Jembatan cable stayed adalah salah satu dari beberapa tipe jembatan bentang
panjang. Jembatan yang mengandalkan kabel sebagai penahan beban jembatan
diperuntukkan bagi lintasan antar wilayah yang biasanya terpisah oleh sungai,
lembah ataupun diatas tanah datar. Konstruksi yang kompleks membuat jembatan
sulit untuk dibangun. Namun keindahan kabel bentangan menjadi daya tarik
tersendiri bagi jembatan.

Gambar 3. 4 Jembatan Merah Putih

e. Jembatan Beton Bertulang dan Prategang


Jembatan dengan beton bertulang pada umumnya hanya digunakan untuk
bentang jembatan yang pendek. Untuk bentang yang panjang seiring dengan
perkembangan zaman ditemukan beton prategang. Dengan beton prategang bentang
jembatan yang panjang dapat dibuat dengan mudah.

Gambar 3. 5 Jembatan Suramadu


f. Truss Bridge
Jembatan kerangka adalah salah satu jenis tertua dari struktur jembatan modern.
Jembatan kerangka dibuat dengan menyusun tiang-tiang jembatan membentuk kisi-
kisi agar setiap tiang hanya menampung sebagian berat struktur jembatan tersebut.
Kelebihan sebuah jembatan kerangka dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya
adalah biaya pembuatannya yang lebih ekonomis karena penggunaan bahan yang
lebih efisien. Selain itu, jembatan kerangka dapat menahan beban yang lebih berat
untuk jarak yang lebih jauh dengan menggunakan elemen yang lebih pendek
daripada jembatan alang. Jembatan rangka umumnya terbuat dari baja, dengan
bentuk dasar berupa segitiga. Elemen rangka dianggap bersendi pada kedua
ujungnya sehingga setiap batang hanya menerima gaya aksial tekan atau tarik saja.

Gambar 3. 6 Jembatan M-Truss Tangerang

g. Cantilever Bridge
Berbeda dengan jembatan alang, struktur jembatan penyangga berupa balok
horizontal yang disangga oleh tiang penopang hanya pada salah satu pangkalnya.
Pembangunan jembatan penyangga membutuhkan lebih banyak bahan dibanding
jembatan alang. Jembatan penyangga biasanya digunakan untuk mengatasi masalah
pembuatan jembatan apabila keadaan tidak memungkinkan untuk menahan beban
jembatan dari bawah sewaktu proses pembuatan. Jembatan jenis ini agak keras dan
tidak mudah bergoyang, oleh karena itu struktur jembatan penyangga biasanya
digunakan untuk memuat jembatan rel kereta api. Jembatan penyangga terbesar di
dunia saat ini adalah jembatan penyangga Quebec Bridge di Quebec, Kanada.
Jembatan ini memiliki panjang 549 meter (1.801 kaki).
Gambar 3. 7 Quebec Bridge

4. Jembatan Berdasarkan Bentangnya


a. Jembatan Bentang Pendek (kurang dari 40 m) – Jembatan Orthotropic
Jembatan orthotropic adalah jembatan yang lantai kendaraannya menjadi satu
kesatuan dengan rusuk memanjang dan rusuk melintangnya. Kekakuan rusuk
memanjang dan rusuk melintangnya tidak sama (anisotropic). Rusuk memanjang
biasanya tegak lurus dengan rusuk melintangnya (orthogonal). Sisi atas lantai
kendaraan perlu diberi lapisan aus dan lapisan anti karat. Rusuk memanjang bisa
berupa rusuk terbuka atau rusuk tertutup. Lantai orthotropic rusuk terbuka rusuk
tertutup.

Gambar 4. 1 Jembatan Orthotropic


b. Jembatan Bentang Menengah (40 m – 125 m) – Beam Bridge
Jembatan alang atau beam bridge merupakan struktur jembatan yang sederhana.
Hal ini dikarenakan jembatan ini hanya berupa balok horizontal dan disangga tiang
penopang di kedua pangkalnya. Di zaman modern seperti sekarang ini, jembatan
alang dibuat dari balok baja yang terbukti lebih kokoh. Panjang balok pada
jembatan ini biasanya tak lebih dari 250 kaki atau sekitar 76 meter. Hal ini
dikarenakan semakin panjang balok jembatannya, maka semakin lemah kekuatan
jembatan ini. Struktur jembatan ini memang sangat cocok untuk jarak dekat.

Gambar 4. 2 Jembatan Beam Bridge

c. Jembatan Bentang Panjang (>125 m)


Jembatan Tukad Bangkung berada di Kabupaten Badung, Provinsi Bali.
Tingginya mencapai 71,14 meterdan Panjang total 306 m, menjadikannya jembatan
tertinggi di Indonesia. Jembatan ini bersistem balok kotak atau box girder dengan
teknologi balanced cantilever. Jembatan ini memangkas jarak yang sebelumnya
harus memutar sepanjang 6 kilometer.

Gambar 4. 3 Jembatan Box Girder

Anda mungkin juga menyukai