Anda di halaman 1dari 15

MUHAMMAD IQBAL FEBRIANSYAH

1117020046 / 3 SIPIL 3
Konstruksi Bangunan Sipil – Klasifikasi Jembatan

A. Pengertian Umum
Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route transfortasi
melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan adalah suatu
struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus
oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan
pembuang . Jalan ini yang melintang yang tidak sebidang dan lain-lain.

B. Klasifikasi Jembatan
Jembatan dapat diklasifkasikan berdasarkan beberapa faktor, yaitu :
a. Material
Jembatan yang ada saat ini dapat dikelompokkan menjadi berbagai jenis tergantung
dasar pengelompokkannya. Berdasarkan bahan bangunan utamanya, jembatan dapat
dikelompokkan menjadi jembatan kayu, pasangan batu dan batu bata, beton bertulang,
baja, dan komposit.
1. Jembatan Kayu
Jembatan kayu merupakan jembatan yang berbahan kayu. Jembatan ini biasanya
mempunyai panjang relatif pendek dengan beban yang diterima relatif ringan. Meskipun
terlihat sederhana, proses pembuatan struktur jembatan kayu harus memperhatikan dan
mempertimbangkan ilmu gaya (mekanika) agar jembatan yang dibuat menjadi lebih kokoh.
Gambar 1 Jembatan Kayu

2. Jembatan Pasangan Batu dan Batu Bata


Jembatan pasangan batu dan bata merupakan jembatan yang konstruksi utamanya terbuat
dari batu dan bata. Untuk membuat jembatan dengan batu dan bata, konstruksi jembatan
umumnya dibuat melengkung. Namun sayangnya, seiring perkembangan zaman jembatan
ini sudah tidak digunakan lagi.

Gambar 2 Jembatan Pasangan Batu


3. Jembatan Beton Bertulang dan Jembatan Beton Pratekan
Jembatan ini biasanya digunakan untuk bentang jembatan yang pendek. Namun, seiring
dengan perkembangan zaman ditemukan beton pratekan. Adanya beton pratekan
memungkinkan bentang jembatan yang panjang dapat dibuat dengan mudah.

Gambar 3 Jembatan Beton

4. Jembatan Baja
Jembatan ini berbahan dasar baja sebagai bahan konstruksi utamanya. Jembatan ini
umumnya digunakan untuk jembatan dengan bentang yang panjang dengan beban yang
diterima cukup besar. Seperti halnya beton pratekan, penggunaan jembatan baja banyak
digunakan dan bentuknya lebih bervariasi, karena dengan jembatan baja bentang yang
panjang biaya yang harus dikeluarkan menjadi lebih sedikit.
Gambar 4 Jembatan Baja

5. Jembatan Komposit
Jembatan komposit merupakan sebuah jembatan yang dibuat dari perpaduan dua bahan
yang sama ataupun berbeda dengan mempertimbangkan sifat kedua bahan tersebut
sehingga dihasilkan struktur jembatan yang lebih kuat.

Gambar 5 Jembatan Komposit


b. Berdasarkan Bentang
 Lebar Jalan dan beban
1.Jembatan Permanen Kelas A
Dirancang sebagai jembatan permanen dengan lebar total jembatan 9 m (badan
jalan 7 m dan lebar trotoar 1 m (kanan-kiri)) yang menggunakan beban lalu lintas
BM – 100 (100 % sesuai dengan pembebanan di Spesifikasi Pembebanan untuk
Jembatan & Jalan Raya No 12/1970 ( Revisi 1988) .

2.Jembatan Permanen Kelas B


Dirancang sebagai jembatan permanen dengan lebar total jembatan 7 m (badan
jalan 6 m dan lebar trotoar 0.5 m (kanan-kiri)) yang menggunakan beban lalu lintas
BM – 100 ( 100 % sesuai dengan pembebanan di Spesifikasi Pembebanan untuk
Jembatan & Jalan Raya No 12/1970 ( Revisi 1988) .

3.Jembatan Permanen Kelas C


Dirancang sebagai jembatan permanen dengan lebar total jembatan 4.5 m (badan
jalan 3.5 m dan lebar trotoar 0.5 m (kanan-kiri)) yang menggunakan beban lalu
lintas BM – 70 ( 70 % sesuai dengan pembebanan di Spesifikasi Pembebanan untuk
Jembatan & Jalan Raya No 12/1970 (Revisi 1988).
 Panjang Bentang
1. Jembatan Culverts (bentang < 8,00 m)

Gambar 6 Culverts
2. Jembatan pendek (bentang 8,00 – 30 m)

Gambar 7 Mane Tunong

Contoh : Jembatan Mane Tunong


Jumlah Bentang :1
Panjang Jembatan : 16 m
Tahun Pembuatan : 1979
Lebar Jembatan : 7,4 m

3. Jembatan panjang (bentang 30 m – 120 m)

Gambar 8 Juanda

CONTOH : JEMBATAN JUANDA DEPOK


Jumlah Bentang :1
Panjang Jembatan : 48 m
Lebar jembatan :7m
Tinggi jembatan : 6 m
4. Jembatan bentang sangat panjang ( > 120 m)

CONTOH : JEMBATAN MAHAKAM ULU


Panjang Bentang : 400 m
Lebar Jalan : 10 m
Tinggi Jembatan :5m
c. Berdasarkan Struktur

1) Jembatan Gelagar Biasa


Jembatan seperti ini digunakan pada jembatan bentang pendek sampai
sedang dan beban hidup yang lewat relative kecil seperti jembatan penyebrang
orang dan sebagainya.
Gelagar induk jembatan ini merupakan struktur balok biasa yang menumpu
pada kedua abutment dengan susunan struktur. sperti pada jembatan gelagar biasa
dengan material kayu dan baja atau beton.
Jembatan balok adalah jenis jembatan yang paling sederhana yang dapat
berupa balok dengan perletakan sederhana (simple spans) maupun dengan
perletakan menerus (continous spans).
Jembatan balok terdiri dari struktur berupa balok yang didukung pada kedua
ujungnya, baik langsung pada tanah/batuan atau pada struktur vertikal yang disebut
pilar atau pier. Jembatan balok tipe simple spans biasa digunakan untuk jembatan
dengan bentang antara 15 meter sampai 30 meter dimana untuk bentang yang kecil
sekitar 15 meter menggunakan baja (rolled-steel) atau beton bertulang dan bentang
yang berkisar sekitar 30 meter menggunakan beton prategang.

Gambar 9 Beam Bridge


2) Jembatan Portal
Merupakan jembatan rangka baja yang sisi kiri kanan dan atasnya, memiliki
konstruksi yang menyambung dari batang satu ke batang lainya. Struktur portal
adalah suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian struktur yang saling
berhubungan yang berfungsi menahan beban sebagai suatu kesatuan lengkap yang
berdiri sendiri dengan atau tanpa dibantu oleh diafragma-diafragma horisontal atau
sistem-sistem lantai.
Gambar 10 Jembatan Portal

3) Jembatan Rangka
Jembatan rangka batang mempunyai tipe rangka yang banyak jenisnya.
Stuktur jembatan jenis ini terbuat dari material baja digunakan untuk bentang
jembatan yang relative panjang, biasanya yang umum ditemukan struktur rangka
batang dipasang di bagian kiri – kanan.
Jembatan rangka dibuat dari struktur rangka yang biasanya terbuat dari
bahan baja dan dibuat dengan menyambung beberapa batang dengan las atau baut
yang membentuk pola-pola segitiga. Jembatan rangka biasanya digunakan untuk
bentang 20 m sampai 375 m. Ada banyak tipe jembatan rangka yang dapat
digunakan diantaranya sebagai berikut:
a. pratt truss,
b. parker pratt truss,
c. baltimore pratt truss,
d. pennsylvania-petit pratt truss,
e. warren truss,
f. subdivided warren truss,
g. howe truss,
h. whicert truss,
i. cantilever through top truss,
j. cantilever through top and bottom truss

Gambar 11 TRUSS.

Gambar 12 TRUSS BRIDGE WARREN

4) Jembatan Gantung (SUSPENSION BRIDGE)


Jembatan gantung merupakan struktur jembatan yang terdiri dari struktur
penopang yang berupa tiang, pilar atau menara, struktur jembatan berupa gelagar
induk dan gelagar melintang, lantai kendaraan, pejangkar kabel dan kabel
penggantung yang membentang sepanjang bentang sejajar dengan arah memanjang
jembatan, dimana kabel sebagai struktur utama yang mentransfer seluruh beban ke
bagian bawah jembatan yang berupa abutment, penjangkar kabel dan tiang
penopang.
Jembatan gantung terdiri dari dua kabel besar atau kabel utama yang
menggantung dari dua pilar atau tiang utama dimana ujung-ujung kabel tersebut
diangkurkan pada fondasi yang biasanya terbuat dari beton.
Dek jembatan digantungkan pada kabel uatma dengan mengunakan kabel-kabel
yang lebih kecil ukurannya. Pilar atau tiang dapat terbuat dari beton atau rangka
baja. Struktur dek dapat terbuat dari beton atau rangka baja. Kabel utama
mendukung beban struktur jembatan dan mentransfer beban tersebut ke pilar utama
dan ke angkur. Jembatan gantung merupakan jenis jembatan yang digunakan untuk
betang-bentang besar yaitu antara 500 m sampai 2000 m atau 2 km.

Gambar 13 Suspension Bridge SUKABUMI


5) Jembatan Kabel Penahan ( CABLE STAYED )
Jembatan kabel merupakan suatu pengembangan dari jembatan gantung
dimana terdapat juga dua pilar atau tower. Akan tetapi pada jembatan kabel dek
jembatan langsung di hubungkan ke tower dengan menggunakan kabelkabel yang
membentuk formasi diagonal, Kalau pada jembatan gantung struktur dek dapat
terbuat dari rangka baja maupun beton, pada jembatan kabel umumnya deknya
terbuat dari beton.
Jembatan kabel ini juga digunakan untuk bentang-betang besar tetapi tidak
sebesar bentang pada jembatan gantung. Besar bentang maksimum untuk jembatan
kabel sekitar 500 m sampai 900 m.

Gambar 14 Cable Stayed

6) Jembatan Pelengkung/Busur
Merupakan suatu tipe jembatan yang menggunakan prinsip kestabilan
dimana gaya-gaya yang bekerja di atas jembatan di transformasikan ke bagian akhir
lengkung atau abutment.
Jembatan lengkung dapat dibagi menjadi 11 macam yaitu:
a) fixed arch,
b) one-hinged arch,
c) two-hinged arch,
d) three-hinged arch,
e) solid ribbed arch (tied arch),
f) spandrel braced (cantilever) arch,
g) trussed deck arch,
h) trussed through arch (tied arc),
i) trussed through arch,
j) closed spandrel deck arch,
k) open spandrel deck arch.
Jembatan lengkung dapat dibuat dari bahan batu, bata, kayu, besi cor, baja
maupun beton bertulang dan dapat digunakan untuk bentang yang kecil maupun
bentang yang besar. Jembatan lengkung tipe closed spandrel deck arch biasa
digunakan untuk bentang hanya sekitar 0.5 m sampai 2 m dan biasa disebut dengan
gorong-gorong. Untuk bentang besar jembatan lengkung dapat digunakan untuk
bentang sampai 500 m.

Gambar 15 Arch Bridge Indonesia

7) Jembatan Kantilever (Cantilever Bridges)


Jembatan kantilever adalah merupakan pengembangan jembatan balok.
Tipe jembatan kantilever ini ada dua macam yaitu tipe cantilever dan tipe cantilever
with suspended span. Pada jembatan kantilever, sebuah pilar atau tower dibuat
dimasing-masing sisi bagian yang akan disebrangi dan jembatan dibangun
menyamping berupa kantilever dari masing-masing pilar atau tower. Pilar atau
tower ini mendukung seluruh beban pada lengan kantilever.

Gambar 16 Kantilever

8) Jembatan Kombinasi (Combination Bridges)


Jembatan kombinasi adalah jembatan yang menggunakan lebih dari satu
jenis jembatan. Hal ini terutama untuk jembatan dengan bentang sangat besar
dimana penggunaan s satu jenis jembatan tidak ekonomis.

Gambar 17 Kombinasi
d. Berdasarkan Fungsi

1) Jembatan Untuk Lalu Lintas Kereta Api


Jembatan yang digunakan untuk menhubungkan rel yang leintasi rintangan seperti
sungai, jalan untuk dilewati kereta api.

2) Jembatan untuk lalu lintas biasa atau umum


Jembatan yang digunakan untuk menghubungkan jalan raya yang melintasi sungai
atau jalan lain dengan tujuan agar bisa dilintasi oleh kendaraan darat.

3) Jembatan Berfungsi Ganda


Jembatan dimana sisi atas dan bawah digunakan untuk melintasi dengan objek yang
berbeda, seperti jembatan cirahong, bagian atas digunakan untul rel perlintasan
kereta api, sementara dibawah untuk mobill, motor.

4) Jembatan Khusus
Jembatan khusus dibuat untuk pipa – pipa perusahaan minyak dari satu daerah ke
daerah lainya, Karena pipa tersebut tidak selamanya harus tertanam didalam tanah.

Anda mungkin juga menyukai