Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.


Alhamdulillahirabbil’alamin Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memotivasi
dan mendukung kami dalam tersusunnya makalah ini.

Semoga dengan tersusunnya makalah ini, kita semua khususnya para mahasiswa
mendapat manfaat ilmu dan menambah pengetahuan serta dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu
serta pengetahuan yang didapat didalam kehidupan sehari-hari.
Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang sudah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah yang sederhana bisa dengan mudah di mengerti dan dapat di pahami
maknanya. Kami minta maaf bila ada kesalahan kata dalam penulisan makalah ini, serta bila ada
kalimat yang kurang berkenan di hati pembaca.
Wassalamu’alaikum wr. wb.

Kolaka November 2019

SYAHRUL SULTAN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan Teori ........................................................................................... 3
B. Penerapan Reformasi Birokrasi di BLUD RS BENYAMIN GULUH .............. 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................ 13
B. Saran .......................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan yang sangat luas.
Dalam kehidupan bernegara, maka pemerintah memiliki fungsi memberikan berbagai
pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari pelayanan dalam bentuk
pengaturan atau pun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan, utlilitas, dan lainnya. Berbagai gerakan
reformasi publik (public reform) yang dialami negara-negara maju pada awal tahun 1990-an
banyak diilhami oleh tekanan masyarakat akan perlunya peningkatan kualitas pelayanan
publik yang diberikan oleh pemerintah. Good Govermance telah menjadi kata kunci dalam
perumusan tujuan kebijakan reformasi birokrasi pemerintahan dalam rangka menuju
perubahan dan pendayagunaan sistem administrasi negara dalam arti yang seluas-luasnya.
Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan salah satu fungsi utama dalam
penyelenggaraan pemerintah yang menjadi kewajiban aparatur pemerintah, berdasarkan
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) No. 63/Kep/M.PAN/7/2003
tertanggal 10 Juli 2003 pada paragraf 1 butir c menyebutkan pengertian pelayanan umum
adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan orang, masyarakat, instansi pemerintah dan badan hukum
mapupun sebagai pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan publik merupakan masalah terkait dengan penyelenggaraan
pemerintahan dan akuntabilitas birokrasi dalam menjalankan kinerja dan fungsi-fungsi
administrasi. Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan publik yang memegang
peranan penting bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Rumah sakit dituntut
untuk dapat melayani masyarakat, mampu bersaing, memberikan pelayanan yang bermutu
dan terjangkau bagi masyarakat. Dengan semakin tingginya tuntutan bagi rumah sakit
untuk meningkatkan pelayanannya, banyak permasalahan yang terkait dengan terbatasnya
anggaran yang tersedia, alur birokrasi yang terlalu panjang dan sulitnya untuk mengukur
kinerja. Rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme, mendorong
enterpreneurship, transparansi, dan akuntabilitas dalam rangka pelayanan publik yang baik.

1
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai pelayanan rumah sakit
sebagai bentuk nyata peran birokrasi dalam memberikan pelayanan publik kepada
masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan dan karena Rumah Sakit merupakan ujung
tombak pelayanan kesehatan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
:
1. Apakah yang dimaksud Reformasi Birokrasi ?
2. Bagaimana penerapan Reformasi Birokrasi dalam pelayanan Kesehatan di BLUD RS
BENYAMIN GULUH KOLAKA ?

C. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah mengetahui definisi reformasi birokrasi dan
penerapannya dalam pelayanan kesehatan di BLUD RS BENYAMIN GULUH KOLAKA .

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Reformasi Birokrasi
Birokrasi berasal dari kata “bureau” yang berarti meja atau kantor; dan kata
“kratia” (cratein) yang berarti pemerintah. Pada mulanya, istilah ini digunakan untuk
menunjuk pada suatu sistematika kegiatan kerja yang diatur atau diperintah oleh suatu
kantor melalui kegiatan-kegiatan administrasi (Ernawan, 1988). Dalam konsep bahasa
Inggris secara umum, birokrasi disebut dengan “civil service”. Selain itu juga sering
disebut dengan public sector, public service atau public administration.
Definisi birokrasi telah tercantum dalam kamus awal secara sangat konsisten.
Kamus akademi Perancis memasukkan kata tersebut pada tahun 1978 dengan arti
kekuasaan, pengaruh, dari kepala dan staf biro pemerintahan. Kamus bahasa Jerman edisi
1813, mendefinisikan birokrasi sebagai wewenang atau kekuasaan yang berbagai
departemen pemerintah dan cabang-cabangnya memperebutkan diri untuk mereka
sendiri atas sesama warga negara. Kamus teknik bahasa Italia terbit 1823 mengartikan
birokrasi sebagai kekuasaan pejabat di dalam administrasi pemerintahan.
Birokrasi berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli adalah suatu
sistem kontrol dalam organisasi yang dirancang berdasarkan aturan-aturan yang rasional
dan sistematis, dan bertujuan untuk mengkoordinasi dan mengarahkan aktivitas-aktivitas
kerja individu dalam rangka penyelesaian tugas-tugas administrasi berskala besar
(disarikan dari Blau & Meyer, 1971; Coser & Rosenberg, 1976; Mouzelis, dalam
Setiwan,1998).
Birokrasi bukanlah suatu fenomena yang baru bagi kita karena sebenarnya telah
ada dalam bentuknya yang sederhana sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Namun demikian
kecenderungan mengenai konsep dan praktek birokrasi telah mengalami perubahan yang
berarti sejak seratus tahun terakhir ini. Dalam Masyarakat yang modern, birokrasi telah
menjadi suatu organisasi atau institusi yang penting. Pada masa sebelumnya ukuran
negara pada umumnya sangat kecil, namun pada masa kini negara-negara modern
memiliki luas wilayah, ruang lingkup organisasi, dan administrasi yang cukup besar
dengan berjuta-juta penduduk.

3
Reformasi adalah mengubah atau membuat sesuatu menjadi lebih baik daripada
yang sudah ada. Reformasi ini diarahkan pada perubahan masyarakat yang termasuk di
dalamnya masyarakat birokrasi, dalam pengertian perubahan ke arah kemajuan. Dalam
pengertian ini perubahan masyarakat diarahkan pada development (Susanto, 180). Karl
Mannheim sebagaimana dimaksud oleh Susanto menjelaskan bahwa perubahan
masyarakat adalah berkaitan dengan norma-normanya. Development adalah
perkembangan yang tertuju pada kemajuan keadaan dan hidup anggota masyarakat,
dimana kemajuan kehidupan ini akhirnya juga dinikmati oleh masyarakat. Dengan
demikian maka perubahan masyarakat dijadikan sebagai peningkatan martabat manusia,
sehingga hakekatnya perubahan masyarakat berkait erat dengan kemajuan masyarakat.
Dilihat dari aspek perkembangan masyarakat tersebut maka terjadilah keseimbangan
antara tuntutan ekonomi, politik, sosial dan hukum, keseimbangan antara hak dan
kewajiban, serta konsensus antara prinsip-prinsip dalam masyarakat(Susanto:185-186).
Reformasi ini harus dilakukan oleh pejabat tertinggi, seperti presiden dalam suatu
negara atau menteri/ kepala lembaga pada suatu departemen dan kementerian negara/
lembaga negara, sebagai motor penggerak utama. Reformasi birokrasi di Indonesia belum
berjalan dengan maksimal. Indikasinya adalah buruknya pelayanan publik dan masih
maraknya perkara korupsi.
Reformasi birokrasi merupakan salah satu cara untuk membangun kepercayaan
rakyat. Reformasi Birokrasi adalah suatu usaha perubahan pokok dalam suatu sistem
yang tujuannya mengubah struktur, tingkah laku, dan keberadaan atau kebiasaan yang
sudah lama. Ruang lingkup reformasi birokrasi tidak hanya terbatas pada proses dan
prosedur, tetapi juga mengaitkan perubahan pada tingkat struktur dan sikap serta tingkah
laku. Hal ini berhubungan dengan permasalahan yang bersinggungan dengan wewenang
dan kekuasaan.
Reformasi birokrasi adalah sebuah harapan masyarakat pada pemerintah agar
mampu memerangi KKN dan membentuk pemerintahan yang bersih serta keinginan
masyarakat untuk menikmati pelayanan publik yang efisien, responsif dan akuntabel.
Maka dari itu masyarakat perlu mengetahui reformasi birokrasi yang dilakukan saat ini
agar kehidupan bernegara berjalan dengan baik, msyarakat juga berposisi sebagai penilai
dan pihak yang dilayani pemerintah.

4
Pada dasarnya Reformasi Birokrasi adalah suatu perubahan signifikan elemen-
elemen birokrasi seperti kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, ketatalaksanaan,
akuntabilitas, aparatur, pengawasan dan pelayanan publik, yang dilakukan secara sadar
untuk memposisikan diri (birokrasi) kembali, dalam rangka menyesuaikan diri dengan
dinamika lingkungan yang dinamis. Perubahan tersebut dilakukan untuk melaksanakan
peran dan fungsi birokrasi secara tepat, cepat dan konsisten, guna menghasilkan manfaat
sesuai diamanatkan konstitusi. Perubahan ke arah yang lebih baik, merupakan cerminan
dari seluruh kebutuhan yang bertitik tolak dari fakta adanya peran birokrasi saat ini yang
masih jauh dari harapan. Realitas ini, sesungguhnya menunjukan kesadaran bahwa
terdapat kesenjangan antara apa yang sebenarnya diharapkan, dengan keadaan yang
sesungguhnya tentang peran birokrasi dewasa ini.

Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan
layanan kesehatan kepada masyarakat. definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr.
Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan
kesehatan ) dengan sasaran masyarakat. Sedangkan menurut Levey dan Loomba (1973),
Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan
mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok,
atau masyarakat.
Definisi pelayanan kesehatan menurut (Depkes RI, 2009) adalah setiap upaya
yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atupun masyarakat. Sesuai
dengan batasan seperti di atas, mudah dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan
kesehatan yang ditemukan banyak macamnya. Karena kesemuanya ini ditentukan oleh:
 Pengorganisasian pelayanan, apakah dilaksanakan secara sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi.

5
 Ruang lingkup kegiatan, apakah hanya mencakup kegiatan pemeliharaan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan atau kombinasi
dari padanya.
Menurut Juanita dalam tulisannya tahun 2002, Pelayanan kesehatan dibedakan dalam
dua golongan, yakni :
1. Pelayanan kesehatan primer (primary health care), atau pelayanan kesehatan
masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang paling depan, yang pertama kali
diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami ganggunan kesehatan atau
kecelakaan.
2. Pelayanan kesehatan sekunder dan tersier (secondary and tertiary health care),
adalah rumah sakit, tempat masyarakat memerlukan perawatan lebih lanjut
(rujukan). Di Indonesia terdapat berbagai tingkat rumah sakit, mulai dari rumah. sakit
tipe D sampai dengan rumah sakit kelas A.
Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan
kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan
kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang preventif mencegah agar
masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari penyakit. Sebab itu pelayanan kesehatan
masyarakat itu tidak hanya tertuju pada pengobatan individu yang sedang sakit saja,
tetapi yang lebih penting adalah upaya- upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan
kesehatan (promotif). Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan hanya puskesmas
saja, tetapi juga bentuk-bentuk kegiatan lain, baik yang langsung kepada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, maupun yang secara tidak langsung berpengaruh
kepada peningkatan kesehatan.
Bentuk-bentuk pelayanan kesehatan tersebut antara lain berupa Posyandu, dana
sehat, polindes (poliklinik desa), pos obat desa (POD), pengembangan masyarakat atau
community development, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya peningkatan pendapatan
(income generating) dan sebagainya.
Menurut pendapat Hodgetts dan Casio, jenis pelayanan kesehatan secara umum dapat
dibedakan atas dua, yaitu:
1. Pelayanan kedokteran : Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok
pelayanan kedokteran (medical services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang
dapat bersifat sendiri (solo practice) atau secara bersama-sama dalam satu

6
organisasi. Tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan
kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat : Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam
kelompok kesehatan masyarakat (public health service) ditandai dengan cara
pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam suatu organisasi.
Tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit, serta sasarannya untuk kelompok dan masyarakat.
Azrul Azwar (1994) menyatakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan adalah
menunjuk pada tingkat kesempurnaan penampilan pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik
profesi yang telah ditetapkan.

Rumah Sakit
Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan
upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan
terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan
pemeliharaan kesehatan yang baik. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi melakukan
upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Upaya
kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan.

B. Penerapan Reformasi Birokrasi dalam Pelayanan Kesehatan di BLUD RS BENYAMIN


GULUH KOLAKA

Sistem birokrasi yang digencar – gencarkan pemerintah menurut saya masih


sangat jauh dari apa yang di inginkan oleh rakyat Indonesia. Padahal pemerintah sudah

7
menetapkan satu kementerian khusus yang mengatur masalah birokrasi tersebut yaitu
Kementrian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi namun masih
banyak pekerjaan rumah yang belum terselesaikan terutama masalah birokrasi dalam
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Beberapa masalah yang ada dari pihak rumah sakit karena biasanya pihak rumah
sakit tidak merespon cepat terhadap pasien yang menggunakan kartu jamkesmas dalam
berobat bahkan mereka membedakan tempat – tempat pasien yang rawat inap yang
menggunakan kartu jamkesmas dengan orang – orang kaya yang membayar seluruh biaya
pengobatannya. Biasanya orang – orang kaya ditempatkan disebuah ruangan khusus yang
memilika banyak fasilitas – fasilitan penunjang kesehatan, sedangkan orang – orang
miskin ditempatkan di tempat yang sederhana bahkan mereka menghuni tempat tersebut
bersama – sama dengan para pasien lainnya sehingga membuat tempat tersebut menjadi
sempit dan sulit bagi para keluarga pasien tersebut.
Juga dalam pengurusan obat – obatan ada banyak prosedur yang berbelit – belit
yang harus dilakukan oleh keluarga pasien dalam mengambil obat – obatan tersebut
kalau tidak mampu ujung – ujungnya keluarga pasien tersebut diharuskan membayar
obat – obatan tersebut untuk memperoleh kemudahan mandapatkan obat.
Selanjutnya dalam memperoleh perawatan dari rumah sakit, biasanya pasien
dari golongan menengah kebawah hanya di rawat oleh seorang dokter umum dan
perawat bahkan mereka biasanya hanya diurus oleh mahasiswa – mahasiswa yang
sementara coas/praktek sehingga mereka tidak mendapatkan perawatan yang maksimal
dari pihak rumah sakit dibandingkan dengan orang – orang kaya yang mendapatkan
perawatan dari dokter – dokter spesialis yang ahli dibidang penyakit pasien tersebut.
Mereka mendapatkan pelayanan yang sangat maksimal dari pihak rumah sakit.
Sehingga apabila dibandingkan pelayanan yang orang – orang golongan menegah
kebawah yang memakai kartu jamkesmas sebagai alat untuk memperoleh pengobatan
gratis dengan pelayanan yang orang – orang kaya dapatkan seperti sebuah pepata “
bagaikan langit dan bumi” perbandingannya masih sangat jauh padahal didalam undang –
undang sudah dijelaskan secara rinci bahwa setiap warga Negara berhak memperoleh hak
yang sama baik itu dari segi kesehatan dll.
Mungkin itulah sebagian kecil masalah – masalah birokrasi yang terjadi yang
terjadi dinegara kita ini terutama masalah yang menyangkut tentang pelayanan –

8
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit, sehingga masih banyak
terjadi kesenjangan – kesenjangan antara orang – orang golongan menengah kebawah –
dengan orang – orang golongan menegah keatas yang mengakibatkan timbulnya masalah
– malasalah lainnya. Masalah-msalah tersebut yang mendorong masyarakat unruk
menuntut dilaksanakannya reformasi birokrasi terutama di bidang pelayanan kesehatan.
BLUD RS BENYAMIN GULUH KOLAKA adalah Rumah Sakit milik pemerintah yang
selama ini juga tidak luput dari identik dan imej negatif yang melekat pada Rumah Sakit
milik Pemerintah diantaranya yakni pelayananan yang kurang bagus, lamban dan
lingkungannya yang kotor. Pihak manajemen BLUD RS BENYAMIN GULUH KOLAKA sudah
berusaha melakukan reformasi birokrasi dengan melakukan pembenahan diberbagai
bidang supaya terjadi perubahan dalam imej negatif pelayanan kesehatan milik
pemerintah.
Kesan serem, ketus dan lamban dalam pelayanan berusaha diminimalkan, pihak
managemen telah memastikan bahwa semua pegawai akan melayani pasiennya dengan
senyuman yang ramah. Terkait dengan pelayanan tersebut, BLUD RS BENYAMIN GULUH
KOLAKA telah membuka hotline telepon pengaduan. Pasien yang mendapatkan
pelayanan yang kurang bagus dapat mengadukannya ke saluran tersebut. Berbagai aduan
baik langsung ataupun via telepon dan media sosial akan dilakukan klarifikasi oleh pihak
manajemen BLUD RS BENYAMIN GULUH KOLAKA.
Pihak manajemen BLUD RS BENYAMIN GULUH KOLAKA juga mulai melakukan
beberapa pembenahan terhadap lingkungan rumah sakit. Begitu memasuki lingkungan
BLUD RS BENYAMIN GULUH KOLAKA, akan tampak lingkungannnya bersih dan tertata
rapi. Semua sudut-sudut ruangan mencerminkan sebuah penataan yang bagus. Tak
nampak sama sekali kesan lingkungan yang kotor.
Pelayanan prima Rumah Sakit yang paling urgen adalah kecepatan penanganan
pasien. Dulu, seorang pasien yang baru masuk ke UGD, harus melalui beberapa tahap
sebelum memperoleh pengobatan. Begitu masuk, seorang pasien akan diperiksa dan
diberi resep. Sebelum diobati, pasien harus membeli resep terlebih dahulu ke Apotik.
Namun sekarang rantai pertolongan pertama untuk pasien tersebut telah di potong.
Sekarang, begitu pasien masuk ke UGD akan langsung diperiksa dan diberi pengobatan.
Pasien tidak harus membeli obat terlebih dahulu ke Apotik. UGD telah menyediakan obat-
obat lengkap untuk pertolongan pertama.

9
BLUD RS BENYAMIN GULUH KOLAKA juga menerapkan komunikasi efektif dalam
memberikan pelayanan dengan mengajari semua karyawannya untuk melayani pasien
dengan senyum yang tulus tanpa pamrih. Sebuah senyuman, selain akan menyehatkan
bagi diri sendiri juga dapat menciptakan kebersamaan yang erat, bahwa melayani dengan
hati dan pikiran yang bersih merupakan salah satu kunci untuk menciptakan pelayanan
yang tulus. Surga dan nerakanya dunia ini kuncinya pada hati dan pikiran setiap manusia.
Bila hati dan pikiran kotor, penuh permusuhan, mudah marah, pendendam, dengki, iri,
negatip thingking, sering berkata yang menyakitkan orang lain, sering menggunjingkan
orang lain, memfitnah, itulah orang yang telah memasuki neraka dunia.
Sebelumnya pengelolaan keuangan di BLUD RS BENYAMIN GULUH KOLAKA menggunakan
SIM RS tetapi masih secara manual. Pada Tahun 2017 BLUD RS BENYAMIN GULUH
KOLAKA menggunakan SIM RS baru yang menggunakan Billing System terintegrasi. Semua
pelayanan, misalnya Apotik, Laboratorium, UGD dan lain-lainnya dipangkas menjadi pola
satu pintu . Semua pemasukan dan pengeluaran harus melalui satu pintu yakni Bank.
Dengan akan diberlakukannya digunakannya billing system komputer tersebut
dampaknya, pengelolaan keuangan menjadi lebih transparan dan terkontrol. Direksi
dapat memonitor langsung pengelolaan keuangan melalui komputer on line. Hasil dari
pelaksanaan reformasi birokrasi di BLUD RS BENYAMIN GULUH KOLAKA adalah
meningkatnya jumlah pendapatan ini bukan dikarenakan faktor pengelolaan satu pintu
saja, namun juga disebabkan meningkatnya jumlah pasien sebagai dampak meningkatnya
kualitas pelayanan. Selain itu juga dilakukan pembenahan terhadap beberapa
infrastruktur di BLUD RS BENYAMIN GULUH KOLAKA.
Peningkatan pendapatan rumah sakit secara otomatis dapat meningkatkan
insentif para karyawannya. Bagi masyarakat sendiripun sebagai pengguna layanan juga
menuai keuntungan. Karena dengan adanya efisiensi pengelolaan keuangan, biaya
pelayanan baik rawat jalan maupun rawat inap pasien dapat ditekan serendah mungkin
tanpa menurunkan kualitas pelayanan.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Reformasi birokrasi bukan merupakan upaya jangka pendek yang parsial, tetapi
merupakan upaya jangka panjang yang dilakukan secara bertahap, sistematis dan
substansial dari waktu ke waktu, dengan hasil yang telah diprediksi sesuai dengan cakupan
yang telah direncanakan. Perubahan-perubahan dalam proses Reformasi Birokrasi
mencakup aspek ketatalaksanaan, sumber daya manusia dan kelembagaan itu perlu
dikelola dengan penyiapan prakondisi, disamping perubahan yang tidak kalah penting dan
fundamental adalah penataan perubahan pada sisi mental pegawai. Karena itu, diperlukan
adanya konsistensi dan komitmen serta kesabaran yang tinggi, dalam melakukan
perubahan mind set dan culture set tersebut tidak hanya dari kalangan pimpinan organisasi
pemerintah semata tetapi juga dari seluruh kalangan pegawai bahkan dari masyarakat
sebagai pengguna jasa pelayanan, selaku stakeholder perubahan.
Fenomena birokrasi selalu ada bersama kita dalam kehidupan kita sehari-hari
dan setiap orang seringkali mengeluhkan cara berfungsinya birokrasi sehingga pada
akhirnya orang akan beranggapan bahwa birokrasi tidak ada manfaatnya karena banyak
disalahgunakan oleh pejabat pemerintah (birokratisme) yang merugikan masyarakat. Oleh
karena itu diperlukan adanya reformasi birokrasi.
Bahwa BLUD RS BENYAMIN GULUH KOLAKA selaku birokrasi pelayanan publik di
bidang kesehatan telah berusaha untuk melaksanakan reformasi di bidang pelayanan, baik
dari segi Sumber Daya Manusia maupun sarana dan prasarana yang ada dengan tujuan
meningkatkan pelayanan guna peningkatan kepuasan pasien.

B. SARAN
Ketergantungan dengan birokrasi itu terus berlanjut, seiring dengan
bertambahnya usia seseorang atau sejalan dengan ragam aktivitas yang dilakukan ditengah
masyarakat. Sementara itu, jenis pelayanan umum yang diselenggarakan birokrasipun
sangat kompleks dan bahkan memasuki hampir setiap aspek kehidupan bermasyarakat,

11
berbangsa dan bernegara.Intervensi birokrasi yang demikian ini, sah-sah saja adanya,
karena justru untuk menyelenggarakan fungsi itulah birokrasi dibentuk.
Reformasi birokrasi tidak akan pernah berhenti demi tercapainya suatu
pelayanan yang afektif dan efesien untuk masyarakat, saran yang dapat penulis berikan
pada makalah ini adalah menghimbau kepada para elit penguasa bahwa pemberian
pelayanan kesehatan kepada masyarakat Indonesia tidak perlu ada tebang pilih sehingga
pemberian pelayanan kesehatan itu bisa maksimal baik itu kepada orang miskin maupun
kepada orang kaya dan jangan hanya dijadikan sebagai slogan – slogan kampaye dalam
pemilihan kepala daerah sehingga apabila mereka terpilih mereka melupakan slogan –
slogan tersebut yang seharusnya bisa menjadi prioritas yang paling utama dalam
pembangunan daerah. Karena apabila sumber daya manusia yang dimiliki oleh sebuah
daerah itu mengalami gangguan kesehatan peningkatan hasil pendapatan asli daerah juga
bisa mengalami penurunan karena menurunnya kualitas sumber daya manusia.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. http://kwantoniuslimin.blogspot.co.id/2013/11/makalah-reformasi-birokrasi-dalam.html
2. https://antoniawdy.wordpress.com/category/makalah/
3. https://www.scribd.com/doc/124871039/Tinjauan-Pustaka-Pelayanan-Kesehatan
4. https://syukriy.wordpress.com/2010/02/08/reformasi-birokrasi-ciptakan-pelayanan-
prima-di-rsud-sragen/

iii

Anda mungkin juga menyukai