Anda di halaman 1dari 5

Pengertian:

Dislipidemia merupakan faktor risiko primer penyebab aterosklerosis yang menyebabkan


penimbunan lemak yang menyumbat pembuluh darah sehingga dapat menjadi penyakit
kardiovaskular. Dislipidemia disebabkan oleh terganggunya metabolisme lipid akibat interaksi
faktor genetik dan faktor lingkungan. Terdapat bukti kuat hubungan antara kolesterol LDL
dengan kejadian kardiovaskular berdasarkan studi luaran klinis sehingga kolesterol LDL
merupakan target utama dalam tatalaksana dislipidemia.

MANIFESTASI KLINIK
Hiperlipidemia tidak memberikan gejala klinis, namun terdapat gejala yang nyata yang disebut
xanthoma, yaitu penumpukan jaringan lemak didalam tendo (urat daging) dan di dalam kulit
yang sering dijumpai antara lain di lipatan kelopak mata. Jika kadar kolesterol tidak terkontrol
lama kelamaan akan menumpuk, menjadi aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.
Gejala hyperlipidemia diantaranya yaitu :
1. Merasa sakit
2. Berdebar
3. Berkeringat
4. Gelisah
5. Bernafas pendek
6. Kehilangan kesadaran atau sulit dalam berbicara atau bergerak
7. Sakit abnominal
8. Kematian secara mendadak
Pasien yang terkena sindrom metabolism kemungkinan memiliki tiga atau lebih komplikasi,
yaitu obesitas abdominal, atherogenic dyslipidemia, tekanan darah tinggi, resisten insulin,
keadaan prothrombotic atau keadaan proinflammatory.

Faktor resiko:

Individu dengan salah satu faktor dibawah ini, tanpa melihat usianya:

1 Perokok aktif
2 Diabetes
3 Hipertensi
4 Riwayat keluarga dengan PJK (penyakit jantung koroner) dini
5 Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia
6 Penyakit ginjal kronik
7 Penyakit inflamasi kronik
8 Lingkar pinggang > 90 cm untuk laki-laki atau lingkar pinggang >80 cm untuk wanita
9 Disfungsi ereksi
10 Adanya aterosklerosis atau abdominal aneurisma
11 Manifestasi klinis dari hiperlipidemia
12 Obesitas (IMT > 27 kg/m2). Untuk orang Asia IMT ≥ 25 kg/m2
13 Laki-laki usia ≥ 40 tahun atau wanita dengan usia ≥ 50 tahun atau sudah menopause
(level rekomendasi IIb/C)

Etiologi

Penyebab primer, yaitu keturunan (genetik)

Penyebab sekunder, seperti:

1. Usia → kadar lipoprotein, terutama LDL, meningkat sejalan dengan

bertambahnya usia

2. Jenis kelamin pria →memiliki kadar LDL lebih tinggi dalam keadaan normal, tetapi
menopause kadarnya pada wanita mulai meningkat.

3. keluarga dengan hiperlipidemia

4. Obesitas

5. Menu makanan yang mengandung asam lemak jenuh, seperti : mentega,margarin, whole milk,
es krim, keju, daging

6. Kurang melakukan olahraga

7. Penggunaan alkohol
8. Merokok

9. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik

10. Gagal ginjal

11. Kelenjar tiroid yang kurang aktif

12. Obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu metabolisme lemak sepertiestrogen, pil KB,
kortikosteroid, diuretik tiazid (pada keadaan tertentu)

Patofisiologi:

Patofisiologi terjadinya dislipidemia berkaitan dengan metabolisme lipid di dalam tubuh. Secara
umum, lemak di dalam darah di metabolisme di hati. Asupan lemak berlebih menyebabkan
terjadinya gangguan proses metabolisme kolesterol yang berujung pada penumpukan kolesterol
di hati. Akibatnya, kolesterol tidak dapat diangkut seluruhnya oleh lipoprotein menuju ke hati
dari aliran darah di seluruh tubuh. Hal ini terjadi berulang-ulang dan berlangsung cukup lama,
sintesis kolesterol di hati terus meningkat dan densitas reseptor LDL menurun sehingga akhirnya
kolesterol menumpuk di dinding pembuluh darah dan menimbulkan plak.

A. TERAPI NON-FARMAKOLOGI
1. Ativitas fisik = jalan cepat, bersepeda, berenang setidaknya 30 menit 4 sampai 6
kali seminggu dapat mengeluarkan 200 kkal/hari
2. Terapi nutrisi medis = diet rendah kalori dari buah buahan dan sayuran (≥5
porsi/hari), ikan daging tanpa lemak.
3. Berhenti merokok

B. TERAPI FARMAKOLOGI

Golongan Obat Efek Terhadap Efek Samping Kontraindikasi


lipid
Statin LDL ↓ 18-55 % Miopati, Absolut: penyakit hati
HDL ↑ 5-15 % peningkatan akut atau kronik
TG ↓ 7-30 % emzim hati Relatif : penggunaan
bersama obat tertentu

Bile acid LDL ↓ 15-30 % Gangguan Absolut :


sequestrant HDL ↑ 3-5 % pencernaan, disbetalipoproteinemia
TG tidak konstipasi, TG > 400 mg/dl
beubah penurunan Relatif : TG > 200
absorbsi obat mg/dL

Asam LDL ↓ 5-25 % Flushing, Absolut : penyakit


nikotinat HDL ↑ 15-35 % hiperglikemia, liver
TG ↓ 20-50 % hiperuricemia, kronik, penyakit gout
gangguan yang berat
pencernaan, Relatif: diabetes,
hepatotoksitas hiperuricemia, ulkus
peptikum
Fibrat LDL ↓ 5%–20% Dispepsia, Absolut : penyakit
(may be batu empedu, ginjal
increased in miopati dan hati yang berat
patients
with high TG)
HDL ↑ 10%–
20%
TG ↓ 20%–50%

Dislipidemia pada keadaan khusus


1. Diabetes mellitus : pemberian statin serta modifikasi gaya hidup dan
pengendalian glukosa darah.
2. Sindrome koroner akut : pemberian statin seperti Atorvastatin dosis tinggi
terutama untuk pasien SKA yang akan menjalankan PCI
3. Penyakit ginjal kronik : pemeriksaan profil lipid (kolesterol total, LDL, HDL)
serta pemberian obat terutama yang dieliminasi di hati seperti fluvastatin,
atorvastatin, pitavastatin dan ezetimibe
4. Usia lanjut yang terkena penyakit kardiovaskular : penceagahan sekunder dengan
pemberian statin. pencegahan primer, statin dapat diberikan sesuai dengan faktor
risiko yang ditemukan pada pasien
Peran Apoteker:

1. Monitoring pengobatan yang digunakan (parameter: prinsip pengobatan, efek samping


obat)
2. Mengoptimalisasi pengobatan
3. Konsultasi dan edukasi mengenai pola hidup yang sehat
4. Konseling hal-hal yang terkait dengan pengobatan
5. Konsultasi (dapat dilakukan di dalam rumah sakit ataupun di luar rumah sakit/ setelah
menjalani pengobatan di rumah sakit)

Anda mungkin juga menyukai