Anda di halaman 1dari 8

BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

PERILAKU BULLYING SISWA KELAS VIII SMPN 2 GEDANGAN

Intan Fatmala
Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
intanfatmala@mhs.unesa.ac.id

Dr. Mochamad Nursalim, M. Si


Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
mochmadnursalim@unesa.ac.id

Abstrak

Perilaku bullying yang dilakukan siswa diakibatkan rendahnya pemahaman mereka tentang
bullying serta dampak yang ditimbulkan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
perilaku bullying pada siswa. Penelitian ini merupakan jenis pre-eksperimental design dengan model
pre-test dan post-test one group design. Subjek dalam penelitian ini adalah 6 siswa kelas VIII SMP yang
mempunyai pemahaman perilaku bullying rendah. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket pemahaman perilaku bullying. Metode analisis data menggunakan uji
statistik Wilcoxon. Hasil dari pengujian hipotesis menunjukkan perbedaan hasil sebelumdan sesudah
perlakuan dimana Asymp. Sig lebih kecil dari 0,05 (0,028 < 0,05) sehingga Ho ditolak. Hasil dari
penelitian ini adalah bimbingan kelompok teknik diskusi dapat meningkatkan pemahaman tentang
perilaku bullying pada siswa kelas 8 SMP.

Kata Kunci : Bimbingan Kelompok, Teknik Diskusi, Pemahaman Perilaku Bullying

Abstract

Bullying behavior which was carried out by students due to their low understanding about bullying
and the bad impact it has on. The aim of this research was to improve the understanding of bullying behavior in
students. This research was a kind of pre-experimental design with pre-test and post-test one group design. The
subjects in this study were six students of 8 th grade who had a low understanding of bullying behavior. Data
collection tools used in this study were questionnaires for understanding bullying behavior. The data analysis
method used Wilcoxon statistical test. The results of hypothesis testing showed differences in results before and
after treatment where Asypm. Sig was smaller then 0,05 (0,028 < 0,05) so Ho was rejected. The results of this
study are group guidance of discussion techniques can improve understanding of bullying behavior in 8 th grade
students of junior high school.

Key words : Group guidance, Discussion technique, Understanding of bullying behavior

85
I. PENDAHULUAN menghadapi kekerasan di sekolah. Angka tersebut
Menurut UU No 20 Th 2003 dikemukakan lebih tinggi di bandingkan tren yang ada di
bahwa pendidikan adalah sebuah usaha sadar dan kawasan Asia (Vietnam, Kamboja, Nepal,
terencana untuk membentuk lingkungan belajar dan Pakistan) yakni 70% (Qodar, 2015).
proses pembelajaran agar peserta didik dapat Menurut Davit (KPAI, 2017) data kekerasan
mengembangkan potensi dirinya secara aktif untuk yang diperoleh di sekolah semakin
mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, menggundahkan. Sebanyak 84% siswa pernah
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mengalami kasus kekerasan di sekolah (7 ddari 10
mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk siswaa), 45% siswa laki-lakii menuturkan bahwa
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. guru atau petugas sekolah adalah pelaku kekerasan.
Pendidikan berlangsung seumur hidup, dimulai Selain itu 40% siswa usia 13-15 tahun
sejak anak masih berada dalam kandungan ibunya mengungkapkan pernah menjadi korban kekerasan
sampai akhir hayat. Pendidikan dapat fisik oleh teman sabaya, 75% siswa mengakui
diselenggarakan baik secara formal maupun non- pernah menjadi pelaku kekerasan di sekolah, 22%
formal di sekolah atau di luar sekolah. siswa perempuan menuturkan bahwa guru atau
Sekolah adalah suatu lembaga pendidikan petugas sekolah merupakan pelaku kekerasan, dan
formal yang mengusahakan kegiatan belajar 50% anak menuturkan menghadapi bullying di
mengajar dalam mengembangkan bakat, minat sekolah.
serta keahlian yang dimiliki oleh siswa. Bukan Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
hanya menimba ilmu, sekolah juga merupakan BK di SMPN 2 Gedangan yang dilaksanakan pada
tempat berkumpul, bersosialisai, bermain, dan hari Sabtu 13 Oktober 2018 pukul 09:30 diperoleh
saling berhubungan antar siswa satu dengan yang dari data catatan perilaku siswa bahwa perilaku
lain maupun antar guru dan siswa. Dalam bullying yang terjadi di SMPN 2 Gedangan
pendidikan, proses belajar mengajar dapat sebanyak 75% yang terdiri dari bullying verbal
membentuk dan menghasilkan perubahan tingkah meliputi memberi julukan nama, mengejek,
laku siswa. Pada dasarnya tingkah laku diperoleh menyoraki, menghina, dan menyindir sebesar 35%,
dari hasil belajar. bullying fisik meliputi mengambil secara paksa
Oleh sebab itu, penyelenggara pendidikan barang milik orang lain, mendorong, memukul, dan
mengharapkan siswa dapat memiliki nilai luhur menginjak kaki sebesar 10%, bullying relasional
dalam berperilaku, memandang orang lain dalam meliputi mengucilkan, menyebar gosip,
keadaan setara, memandang orang yang lemah mengabaikan, dan memandang sinis sebesar 20%,
sebagai individu yang memiliki harga diri yang cyber bullying meliputi memberikan komentar
sama, mampu memperlakukan individu yang lemah negatif di postingan teman, dan menyindir teman
sebagai manusia yang seolah-olah lebih berharga melalui status sebesar 10%. Apabila perilaku
dan penting, serta tidak melakukan kekerasan baik bullying tidak segera ditangani maka akan
secara fisik maupun no fisik. Namun, pada menimbulkan dampak bagi korban, yaitu merasa
kenyataan yang ada justru berbanding terbalik cemas, takut, stress, depresi, menimbulkan rasa
dengan apa yang diharapkan. Berdasarkan fakta di tidak aman, sampai melakukan bunuh diri.
lapangan yang diperoleh, salah satu kejadian yang Sedangkan menurut guru BK dampak perilaku
sedang populer disekolah adalah perilaku bullying. bullying yang dilakukan oleh pelaku bullying di
Bullying yang terjadi di Indonesia menjadi sekolah adalah membuat korban menangis dan
perhatian lembaga internasional. Sehingga lembaga tidak mau masuk kelas karena dibully oleh
internasional tersebut melakukan penelitian. temannya.
Adapun data penting yang ditunjukkan penelitian Diperkuat dengan hasil studi pendahuluan
tersebut perlu dicermati. Salah satunya United yang dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2018
Nations Children Emergency Fund (UNICEF) yang dengan menyebarkan “Angket Perilaku Bullying”
melaporkan dua pertiga anak muda yang berasal yang diadopsi dari Steffani Tia Anjar Pratiwi.
dari 18 negara mengatakan mereka pernah menjadi Angket disebar ke dua kelas yaitu kelas VIII C (36
korban bullying (anak muda yang dimaksud adalah siswa) dan kelas VIII D (36 siswa). Alasan
yang berusia sekitar 13 hingga 30 tahun). Anak- pemilihan penyebaran angket ke dua kelas tersebut
anak muda ini berasal dari Negara seperti Senegal, karena perilaku bullying paling banyak terjadi di
Meksiko, Irlandia, Burkina faso, Pakistan, Nigeria, kelas VIII C dan VIII D. Hasil angket yang telah
Chili, Mozambik, Liberia, Swiss, Mali, Guinea, diisi siswa dan dianalisis diperoleh prosentase
Zambia dan Indonesia berpartisipasi dalam survei sebesar 51% siswa yang melakukan bullying.
tersebut (Unicef stories, 2016). Data dari Lembaga Didukung dengan hasil wawancara yang
Swadaya Masyarakat (LSM) Plan Internasional dilakukan pada siswa kelas VIII C sebanyak 4
dan Internationall Center for Researchh On orang, bullying biasanya dilakukan oleh
Woman (ICRW) yang yang diambil dari Oktober sekelompok siswa yang merasa dirinya paling kuat
2013 hingga Maret 2014 ini menunjukkan 80% dari dan mempunyai kekuasaan di kelas. Sehingga
total 9000 anak berusia 12-17 tahun di Indonesia apabila ada siswa yang dibully seperti itu, saksi

86
hanya diam saja karena takut dibully juga. bimbingan yang mengaitkan sekelompok orang
Pengakuan dari salah satu siswa, mereka dalam hubungan tatap muka, dimana setiap anggota
melakukan perilaku bullying hanya karna ingin kelompok akan memperoleh kesempatan untuk
mencairkan suasana kelas, sementara korban hanya berbagi pikiran, pengalaman atau informasi guna
diam saja sesekali ikut tertawa karena takut apabila memecahan masalah atau dalam pengambilan
dirinya semakin dibully. Sang pelaku dan korban keputusan. Menurut Irawan (2013) penggunaan
tidak menyadari bahwa perilaku tersebut diskusi kelompok dalam pelaksanaan bimbingan
merupakan perilaku bullying. Oleh karena itu sang kelompok mempunyai kelebihan, antara lain: a)
pelaku masih sering melakukan perilaku bullying membuatt anggota kelompok llebih aktif karena
dan sang korban tidak berani melawan. ttiap anggota memperoleh kesempatan untuk
Hasil wawancara dengan guru BK, berbicara dan memberi sumbangan kepada orang
penanganan yang dilakukan terhadap perilaku lain, b) anggota kelompok dapat saling bertukar
bullying di SMPN 2 Gedangan hanya berupa pengalaman, pikiran, perasaan, dan nilai-nilai, yang
teguran dan menulis surat penyataan tidak akan akan membuat persoalan yang akan dibicarakan
mengulanginya lagi. Selain itu juga guru BK sudah menjadi jelas, c) anggotaa kelompok belajarr
melaksanakan layanan bimbingan klasikal tentang mendengarkan dengann baik apa yang dikatakan
bullying untuk kelas VIII namun hasilnya belum anggotaa kelompok yangg lain, d) dapatt
maksimal pada saat pemberian layanan bimbingan meningkatkan pengertiann terhadap diri sendirii
klasikal karena masih ada 60% siswa yang masih dan pengertian kepadaa orang lain, e) memberii
melakukan bullying. Oleh karena itu diperlukan kesempatan anggota kelompok untuk belajarr
adanya sebuah bimbingan dalam setting kelompok menjadii pemimpin, baik menjadi pemimpin
untuk memberikan pemahaman mengenai perilaku kelompok maupun dengan meninjau perilaku
bullying siswa di sekolah pada siswa-siswi yang pemimpinn kelompok. Berdasarkan uraian di atas,
memiliki pemahaman perilaku bullying rendah. dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan
Siswa diberikan pemahaman tentang perilaku diskusi adalah untuk membimbing siswa agar dapat
bullying agar siswa dapat mencegah dan saling bertukar pikiran, dan pengalaman siswa,
mengurangi perilaku bullying di sekolah. Apabila serta memecahkan masalah mereka dalam
siswa memiliki pemahaman perilaku bullying maka kelompok.
siswa akan memahami bahwa perilaku bullying Oleh sebab itu pemberian layanan bimbingan
yang ditimbulkan memiliki dampak negatif yang kelompok teknik diskusi kelompok untuk kelas
berlebihan dan siswa akan mengurangi perilaku VIII dalam penelitian ini dapat berfungsi sebagai
bullying. upaya pencegahan (preventif) maupun
Salah satu fungsi bimbingan dan konseling penyembuhan (kuratif). Bullying dapat dicegah atau
adalah fungsi preventif atau pencegahan dimana disembuhkan pada siswa yang memiliki perilaku
fungsi ini berkaitan dengan upaya guru bimbingan bullying. Pada penelitian ini, pemberian layanan
dan konseling dalam mengantisipasi maupun bimbingan kelompok dengann teknik diskusi
mencegah terjadinya suatu masalah pada siswa. digunakan untuk meningkatkan pemahaman
Belum ada penanganan berupa strategi untuk perilaku bullying siswa. Dalam bimbingan
mengurangi perilaku bullying di SMPN 2 kelompok akan membentuk proses dinamika
Gedangan. Ada banyak teknik atau metode yang kelompok yang dapat mendorong terjadinya proses
terdapat dalam bimbingan dan konseling, dan salah pengembangan pikiran, sikap, presepsi,
satu yang dapat dilakukan adalah bimbingan penambahan wawasan, dan siswa lebih leluasa
kelompok. Menurut Prayitno dan Anti (1994) untuk mengekspresikan dirinya. Sedangkan melalui
bimbingan kelompok merupakan sebuah layanan teknik diskusi, siswa dapat saling bertukar pikiran
bimbingan konseling yang bertujuan agar siswa dan pengalaman serta memecahkan masalah
bisa bersikap tenggang rasa dengan orang lain, mereka dalam kelompok. Sehingga hasil dari
membantu siswa agar dapat mengenali dan pemberian layanan bimbingan kelompok teknik
memahami dirinya dalam interaksi dengan orang diskusi yang dikemas dengan suasana
lain, melatih siswa agar dapat mengendalikan diri menyenangkan, siswa akan tahu dan memahami,
dalam kegiatan kelompok, melatih siswa agar dapat mengurangi perilaku bullying, dan siswa
bersikap terbuka di dalam kelompok, melatih siswa diharapkan mampu meningkatkan pemahaman
untuk berani mengemukakan pendapat dihadapan perilaku bullying.
teman-temannya. Sehingga dalam bimbingan
kelompok akan membentuk proses dinamika II. METODE PENELITIAN
kelompok yang dapat mendorong terjadinya proses Sesuaii dengann tujuann yang ingin dicapai
pengembangan pikiran, sikap, presepsi, dan masalah yang akan ditanggulangi, bahwa
penambahan wawasan, dan siswa lebih leluasa penelitian ini mencarii pengaruh darii suatu
untuk mengekspresikan dirinya. perlakuan, makaa pendekatan penelitian yang
Hariyanto (2016) menjelaskan bahwa diskusi sesuai adalah penelitian kuantitatif dengan metode
kelompok adalah sebuah cara atau teknik eksperimen. Penelitian eksperimen ini bertujuan

87
untuk mengungkap ada atau tidaknya pengaruh dari b. Skor terendah, perintahh Insertt – Functionn
bimbingan kelompokk teknikk diskusii untukk – MIN = 124
meningkatkan pemahaman perilaku bullying siswa c. Mean, perintahh Insertt – Functionn –
SMPN 2 Gedangan. AVERAGE = 142,929
Jenis penelitian ini adalah pre-eksperimental d. Standard Deviasi, perintah Insert – Function
design dengan modell pre-test dan post-test one – STDEV = 8,326
group design, dimana dalamm rancangan ini Berdasar perhitungan tersebutt didapatkan
digunakan satu kelompok saja atau tanpa kelompok kategorii skorr sebagai berikut :
pembanding. Dengan rancangann tersebutt a) Kategori tinggi = (Mean + 1 SD) ke atas
digunakannkarena penelitian ini bertujuan untuk = (142,929 + 8,326) ke
mengetahui efek dari perlakuan dan subyek atas
penelitian yang tidak dipilih secara random. = (151,255)
Sehingga dalam penelitian ini pengukuran b) Kategori sedang = (Mean – 1
dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum SD) sampai (Mean + 1
pemberian perlakuan disebutt pre-test dann sesudah SD)
pemberian perlakuan disebutt post-test yang = (142,929 – 8,326)
digambarkann sebagai berikut: sampai (142,929 +
8,326)
Pre-Test Treatment Post-Test = (134,603) sampai
O1 X O2 (151,255)
c) Kategori rendah = (Mean – 1 SD) ke
Keterangan : bawah
O1 : Nilai pre-test (sebelum diberi = (142,929 – 8,326) ke
perlakuan) bawah
X : Treatment (bimbingan kelompok teknik = (134,603)
diskusi kelompok) Berdasarkan hasil pre-test dapat
O2 : Nilai post-test (sesudah diberi disimpulkan bahwa dari 71 siswa terdapat 12
perlakuan) siswa yang termasuk dalam kategori tinggi, 53
Sebelum diberikann perlakuan siswaa diberi siswa termasuk dalam kategori sedang, dan 6
pre-test dengan menggunakan angket yang siswa termasuk dalam kategori rendah. Dari
berkaitan dengan pemahaman perilaku bullying. hasil tersebut 6 siswa dalam kategori rendah
Kemudian pemberian perlakuan (treatment) yaitu dipilih untuk dijadikan sebagai subjek
bimbingan kelompokk teknik diskusii sesuai penelitian. Berikut daftar nama siswa yang
dengan tahapan. Setelah pemberian perlakuan, terpilih sebagai subjek dalam penelitian :
dilakukan pengukuran kedua dengan pemberian Tabel 3.1
post-test untuk mengetahui ada atauu tidaknyaa Data Hasil Pre-Test Subjek Penelitian
pengaruh treatment yangg diberikan kepadaa
subjek yangg diteliti. No Nama Skor Kategori
1.1. D APC 125 Rendah
III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 2. a DS 127 Rendah
A. Hasil Penelitian
3. t NA 124 Rendah
1. Data Hasil Pengukuran Pre Test
Pengukuran pre-test dilakukann untuk 4. ZAQ 124 Rendah
a
mengetahuii kondisi awall sampel yang akan 5. AP 126 Rendah
dijadikan subjek penelitian sebelumm 6. II 126 Rendah
diberikann perlakuan. Pre-test dilakukan pada
2. Hasil Post-Test
tanggal 12 April 2019 dengan menyebarkan
Setelahh selesai diberikan perlakuann yaitu
angket pemahaman perilaku bullying di kelas
selama empat kalii pertemuann berupa
VIII C dan VIII D yang terdiri dari 71 siswa.
bimbingan kelompokk teknik diskusi terhadap 6
Hasill dari pengukurann tersebut terdapat tiga
siswa yang memiliki tingkat pemahaman
kategori skor pemahamann siswa yaitu tinggi,
perilaku bullying rendah, 6 siswa tersebut
sedang, dan rendah. Siswa yang memiliki skor
diminta untuk mengisi angket pemahaman
pemahaman perilaku bullying rendah
perilaku bullying sebagai data post-test. Post-
dikumpulkan untuk diberikan perlakuan dalam
test dilakukan untuk mengetahuii adaa atauu
bimbingan kelompok. Berikut ini langkah-
tidaknyaa perubahann padaa siswa setelah
langkah untuk menentukan kategori skor
diberikann perlakuann tentang pemahaman
pemahaman perilaku bullying dengan Microsoft
perilaku bullying. Adapun data hasil post-test
Excel :
dapatt dilihat pada tabell dan diagramm sebagai
a. Skor tertinggi, perintahh Insertt – Functionn
berikut :
– MAX = 163

88
Hasil perbandingan pre-testt dan post-test
Tabel 3.2 tersebut kemudiann dapat dianalisis dengan
Data Hasil Post-Test Subjek menggunakan SPSS 23 dan didapatkan hasil
Penelitian wilcoxonn signed rank k test. Hasil perhitungan
Ujii Wilcoxon dapat dilihatt pada tabel berikutt
No Nama Skor Kategori ini:
Tabel 3.4
1. APC 156 Tinggi Perhitungan Uji Wilcoxon
2. DS 152 Tinggi
Wilcoxon Signed Rank Test
3. NA 167 Tinggi
4. ZAQ 151 Tinggi Ranks
5. AP 164 Tinggi
6. II 162 Tinggi Mean Sum of
N
Rank Ranks

B. Analisiss Pree Test dan Postt Test Posttest- Negative 0a ,00 ,00
Setelah terkumpul semua data pre-testt Pretest Ranks
dan postt-test, langkah selanjutnya adalah
membandingkann skor keduanya untuk Positive 6b 3,50 21,00
mengetahui perbedaan sebelumm dan sesudah Ranks
diberikann perlakuan yaitu bimbingann Ties 0c
kelompokk teknikk diskusi. Adanya perubahan Total 6
pada subjek sebelum dan sesudah mendapat a. Posttest < Pretest
perlakuan bertujuan untuk mendapatkan data b. Posttest > Pretest
yang lebih akurat. Data yang telah didapat c. Posttest = Pretest
dianalisis dengan statistik non parametric.
Test Statistica
Teknik analisis dataa yang digunakann adalah
Uji Wilcoxon uuntuk mengetahui perbedaan Posttest - Pretest
sebelum dann sesudah diberi perlakuan, dan
untuk melihat selisih angka positif dan negatif. Z -2,201 b
Perbandigan hasil pre-test dan post-test angket
Asymp. Sig. (2-tailed) ,028
pemahaman perilaku bullying dapatt dilihatt
pada tabel berikut ini: a. Wilcoxon Signed Ranks Test
Tabel 3.3
Perbandingan Pre-test dan Post-test b. Based on negative ranks
Selisi
N Sub Post- C. Pembahasan
Pre-test h Keterangan
o jek test Berdasarkann hasill pre-testt padaa
Skor
1 APC 125 156 +31 Meningkat kelas VIII diketahuii 6 siswa memiliki
2 DS 127 152 +25 Meningkat pemahaman perilaku bullying rendah yang
3 NA 124 167 +43 Meningkat selanjutnya akann diberikann perlakuan
ZA yaitu bimbingan kelompokk teknik diskusii
4 124 151 +27 Meningkat untuk meingkatkan pemahaman perilaku
Q
5 AP 126 164 +38 Meningkat bullying siswa. Setelah diberikan perlakuan
6 II 126 162 +36 Meningkat pada 6 siswa dalam bimbingan kelompok
teknik diskusi maka dilakukan post-test
158,6
Mean 125,33 untuk membandingkan hasil perubahan yang
6
terjadi pada pemahamann siswa.
Setelah menentukan kelas penelitian,
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
selanjutnya melakukan pre-testt untuk
terdapat perbedaan hasil antara sebelum dan
mengetahui kondisi awal siswa yang akan
sesudah pemberian perlakuann yaitu
dijadikan subjek penelitian. Hasil angket
bimbingann kelompok teknikk diskusi pada 6
pre-test yang telah disebarkan terdapat 6
subjek penelitian APC, DS, NA, ZAQ, AP, dan
siswa yang memiliki pemahaman perilaku
II. Diketahui mean pre-test 125,33 yang
bullying rendah yang kemudian 6 siswa ini
termasuk dalam kategorii rendah dan mean
akan dijadikann subjek penelitian. Siswa
post-test 158,66 yang termasuk kategorii tinggi.
tersebut akan diberikan perlakuan
Sehingga dapat disimpulkann bahwa setelah
bimbingan kelompokk teknik diskusii untuk
mengikuti layanan bimbingann kelompok
meningkatkan pemahaman perilaku
teknikk diskusi pemahamann perilaku bullying
bullying. Perlakuan dilakukan selama empat
siswa meningkat.

89
kali pertemuan selama 40 menit setiap satu pemahaman perilaku bullying siswa
kali pertemuan. Hal ini dilakukan agar siswa meningkat.
mampu meningkatkan pemahaman perilaku Peningkatan skor tertinggi dialami oleh
bullying. subjek NA, karena pada saat proses
Berdasarkan hasil pre-test didapatkan 6 perlakuan berlangsung NA termasuk subjek
siswa yang dijadikan sebagai subjek yang aktif dalam mengikuti diskusi
penelitian antara lain APC, DS, NA, ZAQ, kelompok, saling bertanya, memberikan
AP, dan II. APC mendapat skor pre-test jawaban, mengungkapkan ide, pendapat dan
125, DS mendapat skor pre-test 127, NA megikuti kegiatan dengan sungguh-sungguh.
mendapat skor pre-test 124, ZAQ mendapat Sedangkan peningkatan skor terendah
skor pre-test 124, AP mendapat skor pre- diperoleh oleh subjek DS. Selama kegiatan
test 126, dan II mendapat skor pre-test 126. diskusi berlangsung, DS lebih suka
Ke enam siswa tersebut adalah yang mendengarkan dan hanya memberikan
memiliki skor angket pemahaman perilkau pendapatnya ketika diminta.
bullying kategori rendah. Penentuan Pertemuan pertama dalam pelaksanaan
kategori tinggi, sedang, dan rendah pada bimbingan kelompok adalah pembentukan
angket didapatkan dari perhitungan mean hubungan dengan anggota kelompok,
dan standar deviasi (SD). Nilai kategori penjelasan tujuan diadakannya bimbingan
tinggi yaitu 151 ke atas, kategori sedang kelompok teknik diskusi dan diberikan
yaitu 134 sampai 151, dan kategori rendah materi pemahaman perilaku bullying yaitu
yaitu 134 ke bawah. pengertian, karakteristik, dan macam-
Setelah diketahui hasil skor pre-test, macam perilaku bullying serta subjek
selanjutnya adalah perlakuan yaitu diminta untuk menceritakan pengalamannya
bimbingan kelompok teknik diskusi. Pada terkait tindakan bullying. Pertemuan kedua,
awal pertemuan, 6 siswa yang menjadi pemberian materi tentang bullying verbal,
subjek penelitan belum mengerti dan non verbal, relasional, dan cyberbullying.
bertanya-tanya mengapa mereka Pada pertemuan ketiga membahas tentang
dikumpulkan untuk mengikuti kegiatan faktor penyebab dan pihak yang terlibat
diskusi dalam setting bimbingan kelompok. dalam bullying. Pertemuan terakhir yaitu
Namun setelah dijelaskan mereka mengerti pertemuan ke empat, membahas tentang
dan bersedia mengikuti kegiatan bimbingan dampak dari bullying dan bagaimana tips
kelompok teknik diskusi untuk atau cara untuk mengatasi bullying. Materi-
meningkatkan pemahaman perilaku materi tersebut dipilih dalam bimbingan
bullying. Pada umumnya mereka belum kelompok teknik diskusi berdasarkan
mengetahui bullying itu apa sehingga dalam permasalahan yang dialami oleh siswa.
kehidupan sehari-hari ketika terjadi tindakan Permasalahan tersebut antara lain sering
bullying mereka diam saja dan hanya memberi julukan nama kepada teman, sering
menganggap tindakan itu adalah sebuah mengejek teman, dan menganggap bahwa
candaan. tindakan mereka hanyalah sebuah candaan
Setelah diberikan perlakuan yaitu untuk mencairkan suasana tanpa
bimbingan kelompok teknik diskusi, ke memikirkan perasaan si korban. Beberapa
enam siswa tersebut diberikan angket post- permasalahan tersebut dikarenakan siswa
test untuk membandingkan hasil skor kurang memiliki pemahaman perilaku
sebelum dan sesudah perlakuan. APC bullying yang menyebabkan permasalahan
mendapat skor post-test 156 dengan dan permusuhan antar teman
peningkatan 31 poin, DS mendapat skor Ada beberapa kendala pada proses
post-test 152 dengan peningkatan 25 poin, pemberian perlakuan bimbingann kelompok
NA mendapat skor post-test 167 dengan teknikk diskusii yang dilakukan sebanyak
peningkatan 43 poin, ZAQ mendapat skor empatt kalii pertemuann ini. Antara lain
post-test 151 dengan peningkatan 27 poin, keterbatasan waktu karena jadwal BK dalam
AP mendapat skor post-test 164 dengan satu minggu hanya satu kali pertemuan
peningkatan 38 poin, dan II mendapat skor dengan durasi waktu 40 menit,
post-test 162 dengan peningkatan 36 poin. mencocokkan waktu kegiatan karena
Berdasarkan hasil perbandingan pre-test dan perbedaan kelas siswa yangg menjadii
post-test pada tabel 4.4 diketahui mean pre- subjekk penelitian, sertaa perilaku beberapa
test 125,33 yang termasuk dalam kategori siswaa yang kurang fokus pada saat diskusi
rendah dan mean post-test 158,66 yang berlangsung. Kendala waktu kegiatan dapat
termasuk kategori tinggi. Sehingga dapat diatasi dengan cara mencocokkan waktu
disimpulkan bahwa setelah mengikuti kelas VIII C dan VIII D yang terdapat
layanan bimbingan kelompok teknik diskusi jadwal sedikit senggang, kendala

90
selanjutnya yaitu ketika ada siswa atau berhubungan dengan penggunaan
anggota kelompok yang kurang fokus, bimbingan kelompok teknik diskusi dan
konselor mengarahkan siswa tersebut untuk pemahaman perilakuu bullying.
menyampaikan pendapatnya. Kendala dapat b. Berdasarkan penerapan bimbingan
diatasi tanpa memberikan hambatan yang kelompok teknik diskusi, disarankan kepada
berarti. peneliti lain untuk dapat menambah waktu
dan mempersiapkan kondisi siswa ssebelum
IV SIMPULAN DAN SARAN mendapatkann bimbingann kelompok
A. Simpulan dengann teknikk diskusi, sehingga
Penelitiann ini bertujuann untuk menguji memungkinkan tercapainya tujuan untuk
keefektifan bimbingann kelompok teknik meningkatkan pemahaman perilaku
diskusi untuk meningkatkann pemahaman bullying.
perilaku bullying siswa kelass VIII SMPN 2
Gedangan. Berdasarkan hasil pre-test diperoleh DAFTAR PUSTAKA
6 siswaa yang memiliki pemahaman perilaku
bullying rendah yang kemudian 6 siswa tersebut Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian;
menjadi subjek penelitian. Selanjutnya subjek Suatu Pendekatann Praktik. Edisi Revisi.
diberikan perlakuan yaitu bimbingan kelompok Jakarta: PT. Rineka Cipta.
teknik diskusi untuk meningkatkan pemahaman
perilaku bullying. Setelah diberikan perlakuan Borba,, M. 2010. Thee Big Book k of Parenting
pada subjek dalam bimbingan kelompok teknik Solution.. Jakarta:: Elexx Mediaa
diskusi maka diberikan angket post-test untuk Komputindo.
membandingkan hasil perubahan yang terjadi
pada pemahaman siswa. Hariyanto. 2016. Bentuk -Bentuk Diskusi Kelompok.
Hasil dari post-test rata-rata subjek (Online), (http://belajarpsikologi.com/bentuk-
mengalami peningkatan skor. Hasil bentuk-diskusi-kelompok/, diakses tanggal 2
perbandingan pre-test dann post-testt pada Desember 2018)
penelitiann ini diketahuii mean pre-testt 125,33
yang termasuk dalamm kategori rendah dan Kemendikbud.. 2016. Panduann Operasional
mean post-testt 158,66 yang termasuk kategori Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling
tinggi. Setelah mendapatkan hasilll skor pre- Sekolah Menengah Pertama (SMP) . Jakarta:
testt dann post-testt selanjutnyaa dilakukann Uji Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Wilcoxon yang bertujuan untuk mengetahui Direktorat Jendral Guru dan Tenaga
perbandingan sebelum dan sesudah Kependidikan.
dilaksanakan perlakuan. Berdasarkan hasil pre-
test dann post-testt menggunakan Ujii Wilcoxon Permendikbud. 2014. rRambu-Rambu
dengann menggunakann SPSS 23 diketahuii Penyelenggaraann Bimbingann dan
Asymp.. Sig (2-tailed)) bernilai 00,028 dengan Konselingg dalamm Jalur Pendidikan
taraf kesalahan 0,05. Sehingga 0,028 < 0,05 Formal. Jakartaa
atau 0,028 lebihh kecil darii 0,05 makaa dapatt
diputuskan Ha diterimaa dan Ho ditolak. Prayitno. 1994. Layanan Bimbingan dann
Artinya bimbingann kelompok teknikk diskusi Konseling Kelompok . Padang: Ghalia
dapatt meningkatkann pemahaman perilaku Indonesia
bullying siswa kelass VIII SMPNN 2
Gedangan. Qodar, N. 2015. Survei ICRW: 84% Anak
Indonesia Alami Kekerasan di Sekolah.
B. Saran (Online).
1. Bagi konselor atau guru BK (http://m.liputan6.com/news/read/2191106/sur
Berdasarkan penelitiann ini yaitu vei-icrw-84-anak-indonesiaalami-kekerasan-
bimbingann kelompokk teknik diskusii dapat di-sekolah , diakses pada tanggal 5 November
meningkatkann pemahaman perilaku bullying 2018)
siswa, sehingga disarankan pada konselor atau
guru BK diharapkan dapatt menerapkan Setyawan, Davit. 2017. Kekerasan Anak di Sekolah
bimbingann kelompok teknikk diskusi Semakin Memprihatinkan, (Online),
khususnya untukk meningkatkann pemahaman (www.kpaii.go.id/berita/kekerasan-anak-dii-
perilaku bullying siswa. sekolah-semakin-memprihatinkan, diakses
2. Bagi peneliti lain pada tanggal 5 November 2018)
a. Penelitian ini dapat digunakan menjadi
acuan atau referensi untuk mengembangkan Unicef Stories. 2016. Bullying A Pervasive
penelitian-penelitian selanjutnya yang Problem For Majority Of Young People.

91
(Online),
(http://www.unicefstories.org/2016/08/12/bull
ying-a-pervasive-problem-for-majority-of-
young-people-un/, diakses pada 5 November
2018)

92

Anda mungkin juga menyukai