Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA “An. Z”

DENGAN KEJANG DEMAM SEDERHANA DI RSUD SLEMAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Kegawatdaruratan

Dosen Pembimbing Linda Widyarani.,S. Kep., Ns., M. Kep

Disusun Oleh :

Fakhmi Nurrohmah (2720162952)

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Keperawatan Maternitas yang berjudul “ ASUHAN KEPERAWATAN


ANAK PADA “An. Z” DENGAN KEJANG DEMAM SEDERHANA DI RSUD
SLEMAN”, disusun untuk memenuhi tugas individu Pkk anak yang disahkan pada:

Hari :
Tanggal :
Tempat :

Praktikan,

( Fakhmi Nurrohmah )

Mengetahui,

CI Lahan, Pembimbing Akademik,

(………………………) (…………………….)
BAB I
KONSEP DASAR MEDIS

A. Definisi
Kejang demam sederhana adalah kejang demam yang berlangsung
singkat kurang dari 15 menit, dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang
berbentuk umum tonik, dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak
berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam sederhana merupakan 80%
di antara seluruh kejang demam (Febry. 2010)
Kejang Demam adalah serangan kejang yang terjadi karena
kenaikan suhu tubuh (suhu rectal diatas 38°C) (Riyadi & Sukarmin, 2009)
Kejang merupakan suatu perubahan fungsi pada otak secara
mendadak dan sangat singkat atau sementara yang dapat disebabkan oleh
aktifitas yang abnormal serta adanya pelepasan listrik serebal yang sangat
berlebihan. Kejang Demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rectal diatas 38°C) yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium karena faktor yang berhubungan seperti usia, tingkatan suhu
tubuh (Sodikin, 2012)

B. Etiologi
Menurut Febry (2010), kejang demam di sebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu:
1. Infeksi saluran nafas
2. Infeksi saluran kemih
3. Infeksi saluran paru
4. Infeksi saluran cerna
C. Patofisiologi
Menurut Cendhikalistya (2018), proses terjadinya kejang demam di
awali dengan peningkatan suhu tubuh di atas normal (>38oC). kenaikan
suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan
dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium
akibat terjadinya lepas muatan listrik. Sehingga menyebabkan peningkatan
metabolisme tubuh meski sedang tidak beraktivitas. Peningkatan
metabolisme menyebabkan pasokan oksigen ke otak menurun. Karena
kakurangan oksigen menyebabkan kejang. Meningkatnya kebutuhan
oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi
hiposemia, hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme
anerobik, hipotensi, artenal disertai denyut jantung yang tidak teratur dan
suhu tubuh meningkat yang disebabkan makin meningkatnya aktivitas otot
dan mengakibatkan metabolisme otak meningkat
D. Pathway

Infeksi ekstrakranial

Inflamasi

Hipertermi

perubahan sel neuron

Metabolisme naik

Ketidakefektifan
perfusi jaringan O2 di otak menurun
otak

Kejang lidah tergigit

Peningkata pola Risiko injuri


dipolarasi dan otot
cepat

Input O2 menurun

Ketidakefektifan pola
nafas
E. Tanda Gejala
Tanda dan gejala yang timbul saat mengalami kejang demam antara
lain adalah mengalami demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu
tubuh yang terjadi secara tiba-tiba) kejang tonik, klonik, pingsan yang
berlangsung selama 30 detik-5 menit (hampir selalu pada anak-anak yang
mengalami kejang demam). Kejang demam dapat dimulai dengan kontraksi
yang tiba-tiba pada otot kedua sisi tubuh. Kontraksi pada umumnya terjadi
pada otot wajah, badan, tangan dan kaki. Anak dapat menangis atau
merintih akibat kekuatan kontraksi otot. Anak akan jatuh pada apabila
dalam keadaan berdiri.
Postur tonik (kontraksi dan kekuatan otot menyeluruh yang biasanya
berlangsung selama 10-30 detik), gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi
otot yang kuat dan berirama, biasanya berlangsung 1-2 menit), lidah atau
pipinya tergigit, gigi atau rahangnya terkatup rapat, inkontinensia
(mengeluarkan air kemih atau tinja diluar kesadarannya), gangguan
pernapasan, apneu (henti napas), dan kulitnya kebiruan (Sri,2013).
Setelah mengalami kejang, biasanya:
1. Akan kembali sadar dalam beberapa menit atau tertidur selama 1 jam
atau lebih
2. Terjadi amnesia (tidak ingat apa yang telah terjadi) dan sakit kepala
3. Mengantuk
4. Linglung sementara dan sifatnya ringan

F. Komplikasi
Pada pasien kejang demam sederhana, menurut Handy (2016) tidak
memiliki konsekuensi jangka panjang, tidak merusak otak, tidak
mengganggu tumbuh kembang anak, dan tidak menurunkan kecerdasan.
G. Diagnosa
1. Hipertermi
2. Pola nafas tidak efektif
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan
4. Risiko injury
H. Rencana Keperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1. Hipertermi berkaitan Setelah di lakukan tindakan 1. Pengaturan suhu 1. Pengaturan suhu
dengan sepsis selama 3x24jam di harapkan 3900 a. Dapat di ketahui
Domain 11, kelas 6, hipertermi dapat teratasi a. Monitor suhu per perkembangan
00007 dengan kriteria hasil: 2 jam perbaikan suhu
1. Termoregulasi b. Berikan dan ajari b. Dapat membantu
a. Suhu tubuh keluarga cara suhu tubuh
menurun (36.5- kompres hangat menguap
37.5) c. Edukasi keluarga c. Dapat membantu
dan anak untuk penguapan dan
banyak mencegah
mengkonsumsi air dehidrasi
putih d. Dapat
d. Kolaborasi dan menurunkan suhu
kelola obat tubuh
antipiretik
2. Risiko Setelah di lakukan tindakan 1. Pencegahan kejang 1. Pencegahan kejang
ketidakefektifan keperawatan selama 3x 24 2690 a. Dapat
perfusi jaringan otak jam di harapkan risiko a. Naikkan pagar meningkatkan
Domain 4, kelas 4, ketidakefektifan perfusi tempat tidur keamanan
00201 jaringan otak dapat teratasi b. Instruksikan b. Agar dengan
dengan kriteria hasil: kepada keluarga segera dapat di
1. Perfusi jaringan bila ada tanda lakukan
cerebral tanda akan kejang pertolongan
a. Sakit kepala maka lapor ke pertama
hilang perawat c. Keluarga menjadi
b. Tidak terjadi c. Edukasi tau dan tidak
kejang penanganan panik
pertama kejang d. Dapat mengurangi
d. Kolaborasi kejang
dengan dokter dan
kelola obat
3. Pola nafas tidak Setelah du lakukan tindakan 1. Monitor pernafasan 1. Monitor pernafasan
efektif berhubungan keperawatan selama 3x24 3350 a. Dapat
dengan posisi tubuh jam di harapkan a. Monitor RR menandakan
enghambat ekspansi ketidakefektifan pola nafas b. Berikan posisi adanya sesak atau
paru dapat teratasi dengan kriteria setengah duduk tidak
Domain4, kelas 4, hasil: c. Pasang O2 b. Dapat membuka
00032 1. Frekuensi nafas ventilasi nafas
dalam batas normal c. Dapat membantu
2. Kepatenan jalan pernafasan
nafas
DAFTAR PUSTAKA

Cendhikalistya. 2018. Ibuku, Dokterku. Jakarta:


ElexMediaKompitundoGramedia
Febry. 2010. Smart Parents. Jakarta: GagasMedia
Handy. 2016. A-Z Penyakit Langganan Anak. Jakarta: Pustaka
Bunda(IKAPI)
Judha.2011.sistem persyarafan dalam asuhan keperawatan.
Yogyakarta
Krisanty, P. dkk .2008. Asuhan Keperawatan Gawat darurat. Jakarta:
Trans info Media,
Munir, Badrul. 2015. Neurologi Dasar. Jakarta: Sagung Seto.
Ngastiyah. 2007. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas: Anak,
Bedah, Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha MedikaPelajar
Riyadi S dan Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak, edisi
1. Yogyakarta: Graha ilmu
Rudolph, Abraham M, et al. 2007. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Ed.
20, Vol. 3 ( alih bahasa).Jakarta: EGC.
Sodikin.2012.Prinsip Perawatan Demam Pada
Anak.Yogyakarta:Pustaka
Sri, M. 2013. Kejang Demam pada Anak. Jakarta : EGC
Rahil H. 2011. Sistem Persyarafan Dalam Asuhan Keperawatan.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Waskitho, Punguh A.(2013).Asuhan keperawatan hipertermi.Jakarta:
Selemba Medika

Anda mungkin juga menyukai