Kejang Demam TGL 31 Des 2018
Kejang Demam TGL 31 Des 2018
Disusun Oleh :
YOGYAKARTA
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Praktikan,
( Fakhmi Nurrohmah )
Mengetahui,
(………………………) (…………………….)
BAB I
KONSEP DASAR MEDIS
A. Definisi
Kejang demam sederhana adalah kejang demam yang berlangsung
singkat kurang dari 15 menit, dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang
berbentuk umum tonik, dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak
berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam sederhana merupakan 80%
di antara seluruh kejang demam (Febry. 2010)
Kejang Demam adalah serangan kejang yang terjadi karena
kenaikan suhu tubuh (suhu rectal diatas 38°C) (Riyadi & Sukarmin, 2009)
Kejang merupakan suatu perubahan fungsi pada otak secara
mendadak dan sangat singkat atau sementara yang dapat disebabkan oleh
aktifitas yang abnormal serta adanya pelepasan listrik serebal yang sangat
berlebihan. Kejang Demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rectal diatas 38°C) yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium karena faktor yang berhubungan seperti usia, tingkatan suhu
tubuh (Sodikin, 2012)
B. Etiologi
Menurut Febry (2010), kejang demam di sebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu:
1. Infeksi saluran nafas
2. Infeksi saluran kemih
3. Infeksi saluran paru
4. Infeksi saluran cerna
C. Patofisiologi
Menurut Cendhikalistya (2018), proses terjadinya kejang demam di
awali dengan peningkatan suhu tubuh di atas normal (>38oC). kenaikan
suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan
dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium
akibat terjadinya lepas muatan listrik. Sehingga menyebabkan peningkatan
metabolisme tubuh meski sedang tidak beraktivitas. Peningkatan
metabolisme menyebabkan pasokan oksigen ke otak menurun. Karena
kakurangan oksigen menyebabkan kejang. Meningkatnya kebutuhan
oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi
hiposemia, hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme
anerobik, hipotensi, artenal disertai denyut jantung yang tidak teratur dan
suhu tubuh meningkat yang disebabkan makin meningkatnya aktivitas otot
dan mengakibatkan metabolisme otak meningkat
D. Pathway
Infeksi ekstrakranial
Inflamasi
Hipertermi
Metabolisme naik
Ketidakefektifan
perfusi jaringan O2 di otak menurun
otak
Input O2 menurun
Ketidakefektifan pola
nafas
E. Tanda Gejala
Tanda dan gejala yang timbul saat mengalami kejang demam antara
lain adalah mengalami demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu
tubuh yang terjadi secara tiba-tiba) kejang tonik, klonik, pingsan yang
berlangsung selama 30 detik-5 menit (hampir selalu pada anak-anak yang
mengalami kejang demam). Kejang demam dapat dimulai dengan kontraksi
yang tiba-tiba pada otot kedua sisi tubuh. Kontraksi pada umumnya terjadi
pada otot wajah, badan, tangan dan kaki. Anak dapat menangis atau
merintih akibat kekuatan kontraksi otot. Anak akan jatuh pada apabila
dalam keadaan berdiri.
Postur tonik (kontraksi dan kekuatan otot menyeluruh yang biasanya
berlangsung selama 10-30 detik), gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi
otot yang kuat dan berirama, biasanya berlangsung 1-2 menit), lidah atau
pipinya tergigit, gigi atau rahangnya terkatup rapat, inkontinensia
(mengeluarkan air kemih atau tinja diluar kesadarannya), gangguan
pernapasan, apneu (henti napas), dan kulitnya kebiruan (Sri,2013).
Setelah mengalami kejang, biasanya:
1. Akan kembali sadar dalam beberapa menit atau tertidur selama 1 jam
atau lebih
2. Terjadi amnesia (tidak ingat apa yang telah terjadi) dan sakit kepala
3. Mengantuk
4. Linglung sementara dan sifatnya ringan
F. Komplikasi
Pada pasien kejang demam sederhana, menurut Handy (2016) tidak
memiliki konsekuensi jangka panjang, tidak merusak otak, tidak
mengganggu tumbuh kembang anak, dan tidak menurunkan kecerdasan.
G. Diagnosa
1. Hipertermi
2. Pola nafas tidak efektif
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan
4. Risiko injury
H. Rencana Keperawatan