No : 112/KAP.MABS/XII/2009
Lampiran : 3 eksemplar
Perihal : Laporan Hasil Audit Manajemen
Kepada
Yth. Manajer PT Indojewel
di Bandar Lampung
Kami telah melakukan audit atas program pelatihan karyawan yang telah
dilakukan oleh PT Indojewel pada tahun 2008. Audit kami hanya mencakup di bidang
personalia untuk menilai ekonomisasi, efisiensi dan efektivitas atas kegiatan program
pelatihan karyawan terhadap proses produksi yang terdapat pada PT Indojewel. Kami
telah memberikan saran perbaikan atas kelemahan kegiatan program pelatihan
karyawan sehingga diharapkan di masa yang akan datang dapat dicapai perbaikan atas
kekurangan tersebut dan perusahaan dapat melaksanakan proses produksi dengan
lebih ekonomis, efisien, dan lebih efektif sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan.
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi :
Bab I :Informasi latar belakang
Bab II :Kesimpulan Audit yang didukung dengan temuan audit
Bab III :Rekomendasi
Bab IV :Ruang Lingkup Audit
Mr.Kris Palguna
A. Dasar Audit
1. Surat Permintaan dari PT Indojewel nomor S-16/PTIJ/SDM/XX/2009 tanggal
1 Januari 2009.
2. Kontrak Audit dengan nomor kontrak K-333/AUDITSDM/PTIJ/XX/2009 tanggal
1 Maret 2009
3. Surat tugas nomor ST-052/KAP.MABS/XII/2009 tanggal 1 April 2009 tentang
Audit Sumber Daya Manusia Pada PT Indojewel Tahun berakhir 2008.
B. Tujuan Audit
Adapun tujuan dilakukan Audit ini diantaranya:
1. Memberikan rekomendasi agar perusahaan dapat menurunkan tingkat
kegagalan produksi yang disebabkan oleh kurang terampilnya karyawan dalam
mengoperasikan mesin baru.
2. Memberikan rekomendasi agar perusahaan dapat meningkatkan keterampilan
karyawan dalam mengoperasikan mesin baru melalui program pelatihan
karyawan.
D. Alokasi Anggaran
Anggaran untuk pelatihan pegawai PT Indojewel pada tahun 2008 adalah
sebesar Rp650,75 miliar yang didasarkan pada laba bersih setelah pajak tahun 2007.
Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang dilakukan,
kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Kondisi :
1. Pelatihan hanya diklakukan secara klasikal di kelas untuk memahami petunjuk
(manual mesin) tanpa melakukan kegiatan praktik di lapangan secara langsung.
2. Pelatihan hanya bersifat situasional tidak dilakukan secara priodik.
3. Biaya pelatihan sangat kecil sebesar 0.25% selama satu tahun dari laba bersih
setelah pajak tahun sebelumnya
4. Tidak adanya indikator keberhasilan pelatihan
5. Waktu pelatihan sangat singkat dan tidak cukup waktu untuk memahami materi
tersebut.
6. Kegagalan produk terbesar terjadi pada proses produksi (40%), proses pengepakan
(35%) dan proses penggudangan (25%).
7. Besarnya pengembalian produk oleh pelanggan yng terjadi selama tahun 2008
sebesar 7,5% dari total penjualan Rp7,5 triliun.
Kriteria :
1. Tujuan pelatihan dan pengembangan karyawan harus dirumuskan dengan jelas dan
disosialisasikan ke seluruh manajer tim.
2. Rencana pelatihan dan pengembangan karyawan harus disusun secara
periodik bersama dengan penyusunan anggaran perusahaan.
3. Program pelatihan dirumuskan berdasarkan hasil identifikasi terhadap kebutuhan
pelatihan sebelum program ditetapkan, meliputi:
a. Penentuan jenis dan bentuk keterampilan yang dibutuhkan karyawan sehingga
mampu bekontribusi maksimal kepada perusahaan,
b. Melakukan penilaian secara periodik untuk mengindentifikasi topik pelatihan
yang tepat,
Penyebab :
1. Pelatihan tidak dilakukan secara intensif hanya bersifat klasikal di kelas.
2. Waktu pelatihan sangat singkat dan peserta tidak memiliki cukup waktu untuk
memahami materi yang diberikan.
3. Perusahaan tidak memiliki rencana pelatihan periodik dan menentukan program
pelatihan hanya berdasarkan permintaan manajer lini yang harus terealisasi dalam
waktu singkat tanpa melalui identifikasi untuk menentukan pelatihan apa yang
sesungguhnya dibutuhkan karyawan.
4. Biaya pelatihan yang dianggarkan sangat kecil hanya sebesar 0,25% selama satu
tahun dari laba bersih setelah pajak tahun sebelumnya.
5. Tidak adanya indikator keberhasilan terhadap program pelatihan karyawan.
6. Kegagalan produksi secara terus menerus dan pemborosan pada proses produksi.
Akibat :
1. Karyawan tidak terampil dalam menggunakan mesin baru.
2. Proses produksi tidak berjalan sesuai dengan standar produksi yang seharusnya,
tidak sesuai dengan prinsip efisien, efektif dan ekonomis.
3. Hasi produksi tidak sesuai dengan standa mutu yang ditetapkan oleh perusahaan
sehingga banyak pengembalian produk oleh pelanggan.
4. Hasil produksi dan penjualan menurun.
5. Pembororsan sumber daya akibat kurang terampilnya karyawan dalam
menggunakan mesin baru.
Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi
perhatian manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan ini dapat dikelompokan
menjadi :
1. Kelemahan yang terjadi atas ketidaktuntasannya program pelatihan karyawan atas
pengoperasian mesin baru karena kurang memadainya anggaran yang diberikan.
2. Kelemahan atas kurangnya evaluasi atas peningkatan hasil program
pelatihan karyawan guna kepentingan peningkatan kualitas produk yang dihasilkan.
Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi
atas langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan
tersebut.
Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya
meliputi kegiatan program pelatihan karyawan yang telah dilakukan perusahaan tahun
2008. Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan rencana program pelatihan
karyawan, pengendalian manajemen atas pengelolaan program pelatihan karyawan
dan evaluasi karyawan atas hasil keterampilan yang diperoleh selama pelatihan.
Referensi:
Bayangkara, IBK. 2015. Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi. Jakarta:
Salemba Empat, hlm 59-66.